Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOTERAPI PEDIATRI

PEMERIKSAAN REFLEKS PRIMITIF

AYU FERATYWI
PO714241181009
PRODI D.IV/A TK.III

JURUSAN FISIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah akhirnya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemeriksaan Refleks Primitif” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan makalah ini.

Meskipun sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah disusun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
saya mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat bagi pembaca.

Makassar, 16 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.LATAR BELAKANG................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C.TUJUAN....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.DEFINISI REFLEKS PRIMITIF...............................................................................2
B.JENIS-JENIS REFLEKS PRIMITIF..........................................................................2
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A.KESIMPULAN........................................................................................................12
B.SARAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Refleks primitif adalah aksi refleks yang berasal dari dalam pusat sistem
saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak
lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Refleks
ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang karena
dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal.
Refleks primitif pada dasarnya terdapat pada pertumbuhan yang normal
dan refleks-refleks ini melatarbelakangi perkembangan motorik anak seperti
berguling, duduk, merangkak, berdiri, dll. Pemeriksaan sistem saraf pada bayi dan
anak-anak memiliki beberapa ciri yang khas. Pemeriksaan tersebut meliputi teknik
yang sangat spesifik untuk usia tertentu, khususnya untuk bayi. Pengujian refleks
primitif sangat penting pada bayi, refleks ini hanya terdapat pada usia tertentu dan
kemudian menghilang. Refleks primitif yang negatif atau menetap dapat
menandakan abnormalitas.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami
mengenai pemeriksaan refleks primitif yang pada akhirnya dapat digunakan
sebagai literatur dalam memahami tentang refleks primitif pada anak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud refleks primitif?


2. Apa saja jenis-jenis refleks primitif?

C. TUJUAN

1. Dapat memahami dan mengetahui definisi refleks primitf.


2. Dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis refleks primitif.
3.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI REFLEKS PRIMITIF


Refleks primitif adalah gerakan reflektorik yang bangkit secara fisiologik
pada bayi dan tidak dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah besar. Bilamana
pada orang dewasa reflesks tersebut masih dapat ditimbulkan, maka fenomena itu
menandakan kemunduran fungsi susunan saraf pusat. Tanpa refleks primitif ini,
skill kompleks yang sekarang kita dianugrahi, seperti berjalan atau menai,I
sepeda, dapat menjadi sulit atau lambat untuk berkembang.

Refleks primitif merupakan pola gerakan yang secara spontan dapat


terjadi pada bayi baru lahir. Fungsi refleks sangat penting untuk bayi yaitu untuk
bertahan hidup hingga kognitif anak terbentuk dengan sempurna.

Refleks harus diintegrasikan sebagai perkembangan motorik matang.


Normalnya refleks akan menghilang sesuai dengan usia anak dan kemampuannya
yang telah ia dapatkan. Jika seorang anak tidak mendapatkan refleks sesuai
dengan usianya, maka patut dicurigai anak tersebut memiliki gangguan dalam
tumbuh kembang yang dikarenakan cedera otak. Retensi refleks primitif dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Proses kelahiran adalah faktor kunci dalam
interaksi refleks ini.

B. JENIS-JENIS REFLEKS PRIMITIF


1. Moro Refleks (0-4 bulan)

2
Refleks ini timbul ketika si kecil terkejut, umumnya karena ia
merasa akan jatuh atau karena ada suara yang sangat keras. Reaksi yang timbul
setelah terkejut adalah membuka kedua lengan dan tungkainya dan kepala
bergerak ke belakang. Terkadang tangannya menggapai benda-benda yang ada di
dekatnya. Biasanya akan menangis terlebih dahulu saat dikejutkan. Refleks ini
mulai menghilang antara usia 3-6 bulan.
 Cara Pemeriksaanya:
Letakkan bayi di tempat tidur, fisioterapis lalu bertepuk tangan
dengan suara yg sedikit keras, lalu perhatikan reaksi bayi, apakah reaksi moro
muncul/tidak. Atau dapat pula dilakukan dengan cara dekap bayi dengan kedua
tangan anda, lalu secara tiba-tiba gerakkan sedikit kedua lengan bawah anda
sehingga bayi merasakan sedang terjatuh ata merasa tidak ditopang.
 Reaksi: Kedua lengan terentang ke samping, dab kedua tungkai
terentang panjang atau full length. Lengan dan tungkai selanjutnya kembali ke
posisi normal disamping badan.
 Interpretasi:
1.      Reaksi positif adalah normal pada usia bayi 3-6 bulan
2.     Reaksi positif setelah usia 6 bulan merupakan suatu indikasi ketelambatan
refleksif kematangan.
3.      Reaksi negative adalah normal setelah usia 6 bulan
Jika seorang anak mengalami retensi refleks motoric diluar 4 bulan,
maka ia menjadi lebih sensitive dan over reaktif terhadap rangsangan sensoris
mengakibatkan control impuls menurun, overload sensoris, serta
ketidakseimbangan social dan emosional.
Refleks moro asimetri menunjukkan adanya gangguan sistem
neuromuskular, antara lain pleksus brakhialis. Apabila asimetri terjadi pada
tangan dan kaki kita harus mencurigai adanya hemiparesis. Selain itu juga perlu
dipertimbangkan bahwa nyeri yang hebat akibat fraktur klavikula atau humerus
juga dapat memberikan hasil refleks moro asimetri. Sedangkan refleks moro
menurun dapat ditemukan pada bayi dengan fungsi SSP yang tertekan misalnya
pada bayi yang mengalami hipoksia, perdarahan intrakranial dan laserasi jaringan

3
otak akibat trauma persalinan, juga pada bayi hipotoni, hipertoni dan prematur.
Refleks moro menghilang setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan.

2. Rootig Refleks (0-4 bulan)

Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Reflex


ini menjamin bayi untuk mendapatkan makanan hingga ia secara sadar mampu
menghisap sendiri. Reflex ini ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah mulut
atau pipi bayi dengan puting / tangan. Bibir bayi akan maju ke depan dan lidah
melingkar ke dalam untuk menyedot Menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan.
 Cara Pemeriksaanya:
Sentuhkan jari tangan anda dengan usapan pada pipi bayi.
 Reaksi: Rooting refleks menyebabkan bayi menoleh ke sisi pipi
yang diusap dan membuka mulutnya.
 Interpretasi:
Bayi akan langsung menghisap jari fisioterapis. Bila taka ada
respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf.
Retensi refleks rooting diluar usia 4 bulan, dapat mengakibatkan
kesulitan dengan makanan padat, artikulasi menurun dan menghisap jempol.

3. Palmer Refleks (0-6 bulan)

4
Palmer refleks adalah refleks gerakan jari-jari tangan
mencengkram benda-benda    yang disentuhkan ke bayi, indikasi   saraf
berkembang   normal. Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika anda
menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam tejadi ketika
sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara
menggenggamnya kuat.
 Cara Pemeriksaanya:
Sentuhkan jari tangan anda ke telapak tangan bayi, maka ia akan
menggenggam tangan anda.
 Reaksi: Palmer refleks merupakan gerakan fleksi otomatis dari
jemari untuk menggeggam objek.
 Interpretasi:
Reaksi positif adalah normal pada usia awal kelahiran hingga usia
5-6 bulan pertama kehidupan.
Reaksi negatif setelah usia 6 bulan.
Jika refleks palmer terus berlanjut, maka seorang anak mungkin
memiliki kesulitan dengan keterampilan motoric halus, menjulurkan lidah saat
menulis dan menunjukkan tulisan tangan yang semrawut.

4. Asymetrical Tonic Neck Refleks (ATNR) (0-6 bulan)

Merupakan refleks mempertahankan posisi leher / kepala. Timbul


bila kita membaringkan bayi secara telentang. Ketika dibaringkan dan

5
wajahnya dipaling ke salah satu arah, misalnya kanan, tangannya akan
membentuk posisi seperti pemain anggar dalam posisi siap, tangan kanannya lurus
dan tangan kiri ditekuk. Refleks ini sering juga disebut fencing reflex (posisi
pemain anggar).
 Cara Pemeriksaanya:
Posisikan bayi telentang, kepala dalam mid-posisi dan kedua
lengan dan kedua tungkai ekstensi. Lalu palingkan kepalanya ke satu sisi.
 Reaksi: Lengan dan tungkai terlihat terentang pada sisi dimana
kepala dipalingkan, sementara sisi yang berlawanan tertekuk. Refleks ini
berfungsi sebagai precursor untuk koordinasi mata-tangan dan hilang pada usia 6
bulan.
 Interpretasi:
 Reaksi negatif : Tidak ada reaksi dari anggota badan pada salah satu
sisi
Reaksi positif : Kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi pada arah
sisi wajah, atau peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan
tungkai sisi yang berlawanan, atau peningkatan tonus fleksor
Bila tak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. 
Sebaliknya bila gerak refleks itu menetap kemungkunan ada kelainan otak. Jika
asymmetrical tonic neck reflex (ATNR) terus berlanjut, maka dapat
mengakibatkan koordinasi mata-tangan kurang baik, kesulitan menulis dengan
tangan, penurunan visual untuk membaca dan menulis.

5. Spinal Galant Refleks (0-9 bulan)

6
Reflex ini terlihat saat punggung tengah atau punggunggung bawah
bayi di bagian kanan atau kiri tulang punggung di usap. Tubuh bayi akan
melengkung ke sisi yang diusap.
 Cara Pemeriksaanya:
Sentuhkan jari tangan anda dengan mengusap salah satu sisi
sepanjang spinal (punggung) dari bayi.
 Reaksi: Bayi akan meliukkan tubuhnya kea rah sisi yang diusap
dan reaksi ini berangsur-angsur hilang antara 3-9 bulan.
 Interpretasi:
Respons normal adalah perlengkungan lateral dari badan ke
arah sisi yang distimulisasi dengan bahu dan sendi panggul bergerak ke arah sisi
yang    digosok.
Jika refleks spinal galant terus berlanjut, maka dapat
memepengaruhi postur anak, perhatian koordinasi anak dan kemampuan untuk
duduk tenang. Retensi refleks spinal galant juga berhubungan dengan
mengompol.

6. Tonic Labyrinthine Reflex (TLR)

Adalah reflex yang diinisiasi setelah organ    vestibular telah


merasakan bahwa tubuh sedang tidak tegak. Reflex ini muncul sebagai reaksi
untuk mengembalikan tubuh ke posisi berdiri.
 Cara Pemeriksaanya:
Test refleks ini diawali ketika anda mencondongkan kepala bayi ke
belakang sewaktu memposisikan telentang.

7
 Reaksi: TLR menyebabkan punggung tampak kaku dan bahkan
melengkung ke belakang, kedua tungkai nampak diluruskan, kaku, dan
mendorong bersamaan, juga kedua tangan mengepal dan siku ditekuk.
 Interpretasi:
Reaksi negatif : Kepala tidak terangkat secara otomatis ke posisi
normal
Reaksi positif : Kepala terangkat ke posisi normal, wajah vertikal,
mulut horizontal
Jika TLR terus dipertahankan, dapat menyebabkan tonus otot
menurun, kecenderungan untuk berjalan berjinjit, dan keseimbangan menurun

7. Landau Refleks (3-12 bulan)

Landau reflex (land-ow) adalah reflex yang terlihat pada


bayi normal dari 3 bulan hingga 1 tahun ketika ia mulai hilang. Jika bayi dipegang
horizontal dengan wajahnya ke bawah, ia akan meluruskan kedua kaki dan
punggungnya dan mencoba untuk mengangkat kepalanya.  
 Cara Pemeriksaanya:
Letakkan bayi pada tangan anda dalam posisi tengkurap dengan
fiksasi pada thoraks.
 Reaksi: Ketika bayi mengangkat kepalanya, maka spine dan kedua
tungkai akan ekstensi. Jika kepala difleksikan, maka pinggul, lutut dan siku juga
ikut fleksi.
 Interpretasi:
Reaksi Negatif : Punggung dan kedua tungkai tetap dalam posisi
fleksi.

8
Reaksi Positif : Punggung dan kedua tungkai (jika kepala
ventrofleksi/fleksi ke depan, punggung dan kedua tungkai fleksi)

1. Reaksi positif adalah normal pada usia 6 bulan


2. Reaksi negative setelah usia satu setengah tahun
3. Reaksi negative adalah normal dari lahir sampai usia 6 bulan
Jika refleks landau berlangsung diluar usia 1 tahun, maka anak mungkin
mengalami masalah dengan memori jangka pendek, perkembangan motoric
yang buruk dan tonus otot menurun.

8. Symmetrical Tonic Neck Refleks (STNR)(6-11 bulan)

Refleks ini sangat penting sebagai fungsional anak dalam fase


peralihan dari berbaring di lantai ke merangkak dan berdiri. Pada usia 6-8 bulan
anak akan mulai merasakan pengaruh besar dari perubahan fisiologis dari Refleks
Primitif ini.
 Cara Pemeriksaanya:
Letakkan bayi di atas pangkuan anda dalam posisi duduk. Lalu
tengadahkan kepala bayi ke atas.
 Reaksi: Sebagaimana kepala bayi menengadah ke arah atas, kedua
lengan direntangkan lurus ke depan dan kedua tungkai ditekuk.
 Interpretasi:

Reaksi positif adalah normal pada usia 6 bulan hingga 11 bulan

9
Reaksi negative setelah usia satu tahun
Reaksi negative adalah normal dari lahir sampai usia 6 bulan
Tanda – tanda retensi berupa keterlambatan perkembangan terkait
dengan tonus otot menurun, kecenderungan merosot sewaktu duduk, koordinasi
tangan-mata kurang baik, ketidakmampuan untuk duduk tenang dan
berkonsentrasi.

9. Refleks Automatic Walking (Stepping Reflex)(0-2 bulan)

Timbul ketika kita memegangi bayi pada posisi berdiri dan sedikit
menekan. Bayi akan mengangkat kakinya secara bergantian seakan -akan
berjalan. Refleks ini mulai berkurang setelah 1 minggu dan akan menghilang
setelah 2 bulan.
 Cara Pemeriksaanya:
Pegangi bayi di ketiak/dibawah lengannya. Biarkan jari-jari
kakinya menyentuh lantai. Lalu perhatikan reaksinya.
 Reaksi: bayi meluruskan (ekstensi) kakinya seolah-olah ia akan
berdiri. Kemudian jika badannya dimiringkan, maka bayi akan bergerak seolah-
olah ingin berjalan.
 Interpretasi:
Bila tidak ada respons, menunjukkan ada kelainan pada motorik
kasar, cidera perifer (semua saraf selaian otak dan saraf tulang belakang) atau
kemungkinan ada retak pada tulang atau tulang di betis.

10
10. Refleks Babinski (0-7 bulan)

Babinski Refleks merupakan salah satu refleks penting dalam


proses berdiri dan berjalan anak.
 Cara Pemeriksaanya:
Dengan menggoreskan telapak kaki bayi dengan menggunakan
benda yang agak tajam atau ujung jari pemeriksa dari ujung tumit ke arah pangkal
jari kelingking di bagian lateral.
 Reaksi: Terdapat dorsofleksi bagian ibu jari kaki dan mekarnya jari
kaki lain bila diberikan rangsangan goresan pada telapak kaki
 Interpretasi:
Refleks ini dinyatakan positif jika ada elevasi pada jempol disertai
dengan adduksi pada jari jari lainnya.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Refleks primitif adalah gerakan reflektorik yang bangkit secara fisiologik
pada bayi dan tidak dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah besar. Fungsi
refleks sangat penting untuk bayi yaitu untuk bertahan hidup hingga kognitif anak
terbentuk dengan sempurna.

Ada beberapa jenis refleks primitif diantaranya yaitu Moro Refleks (0-4
bulan), Rootig Refleks (0-4 bulan), Palmer Refleks (0-6 bulan), Asymetrical
Tonic Neck Refleks (ATNR) (0-6 bulan), Spinal Galant Refleks (0-9 bulan),
Tonic Labyrinthine Reflex (TLR), Landau Refleks (3-12 bulan), Symmetrical
Tonic Neck Refleks (STNR)(6-11 bulan, Refleks Automatic Walking (Stepping
Reflex)(0-2 bulan), dan Refleks Babinski (0-7 bulan)

B. SARAN

Diharapkan makalah ini dapat membantu dan menjadi literatur dalam


menambah ilmu pengetahuan kita mengenai pemeriksaan refleks primitif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aras, Djohan dkk. 2016. The New Concept Of Physical Therapist Test And
Measurement. Jawa Timur: Widya Physio Publishing.

Indonesia Skill Laboratory Network and Develoment. 2020. Panduan


Keterampilan Klinis Bagian 2 Cetakan I. Sidoarjo:Zifatama Jawara.

Juwono. 1996. Pemeriksaan Klinik Neorologik dalam Praktek Cetakan IV.


Jakarta:EGC.

Naufal, Adnan Faris. 2019. Mengenal dan Memahami Fisioterapi Anak.


Surakarta:Muhammadiyah University Press.

Puspita, W.A., 2014. Pengembangan Program Stimulasi Gerak Untuk


Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 0-< 12
Bulan. Jurnal Ilmiah Visi, 9(1).

Pusponegoro, H.D., 2013. Deteksi Dini Kelainan Neurologis pada Bayi


Bermasalah.

Rhomawati, W.S. and Estiwidani, D., 2017. Pengaruh Kombinasi Pijat Bblr Dan
Kmc Terhadap Rooting-Sucking Reflex Neonatus Bblr Di Rsud Sleman
Tahun 2016 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Soetomenggolo, Taslim S. Dan Sofyan Ismael. 2000. Buku Ajar Neurologi Anak

Cetakan ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai