Anda di halaman 1dari 50

PERSIAPAN RESUSITASI

Kapan kita harus melakukan persiapan


resusitasi bayi baru lahir ?

Pada keadaan keadaan apa saja kita


harus siap melakukan persiapan
resusitasi BBL?
• KITA HARUS SELALU SIAP UNTUK MELAKUKAN
RESUSITASI BBL PADA SETIAP PERSALINAN
• ASFIKSIA BISA TERJADI PADA KEADAAN
APAPUN, WALAUPUN IBU DAN JANIN DALAM
KEADAAN NORMAL
Komunikasi dan Informasi Tim Resusitasi

Penyampaian - Pembagian tugas


komunikasi tim Mengurangi risiko
dan informasi - Informasi Ibu kesalahan resusitasi
- Informasi Bayi
yang efektif
PEMBENTUKAN TIM RESUSITASI
Komunikasi dan informasi
Pengumpulan informasi tentang faktor resiko
dan keadaan terakhir ibu dan janin
Pembagian tugas yg jelas perlu diingatkan sesaat
sebelum melakukan resusitasi
Contoh: bayi dg kondisi terakhir ketuban campur
mekoneum, maka diinformasikan hal tsb
keseluruh tim utk memeriksa kembali
ketersediaan aspirator mekoneum atau suction
ukuran terbesar dan memastikan alat hisap
berfungsi baik.
Informasi yang harus diketahui Tim Resusitasi:

a. Informasi mengenai ibu


- Riwayat kehamilan
- Riwayat kesehatan
- Hasil pemeriksaan ultrasonografi antenatal
- Riwayat kesehatan janin
- Risiko infeksi ibu

b. Informasi Janin
- Usia gestasi
- Jumlah janin
- Janin risiko tinggi
- Mekoneum pada cairan ketuban
- Variasi denyut jantung janin
- Kelainan kongenital janin
Anggota Tim
• Resusitasi dapat dilakukan SPA, Sp Anestesi,
SpOG, dokter umum, perawat, bidan
• Tapi tidak mungkin seorang diri
• Sebaiknya penolong sdh menguasai pelatihan
resusitasi neonatus dasar dengan anggota tim
idealnya minimal 3 orang
Anggota Tim Resusitasi:
1. Penolong pertama = Pemimpin
jalannya resusitasi
2. Penolong kedua = Asisten sirkulasi
3. Penolong ketiga = asisten peralatan
dan obat
• Penolong pertama = kapten/pemimpin
jalannya resusitasi
- Posisi diatas kepala bayi
- Memiliki pengetahuan dan kompetensi
resusitasi yang paling tinggi dan lengkap
serta dapat menginstruksikan tugas kepada
anggota tim lainnya.
- Tanggung jawab utama:ventilasi ( airway dan
breathing)
• Penolong kedua = asisten sirkulasi
- Posisi : sisi kiri bayi
- Tanggung jawab : sirkulasi bayi
- Meliputi: mendengarkan denyut jantung
bayi, mengatur kebutuhan tek. inspirasi
positif (Positive inspiratory pressure/PIP) dan
fraksi oksigen (FiO2), memberikan kompresi
jantung, memasang kateter umbilikal utk
resusitasi cairan.
• Penolong ketiga= asisten peralatan dan obat
- Posisi: sisi kanan bayi ( posisi ini tidak
mengikat, boleh bertukar tempat dg penolong
kedua, asal fungsi tidak tumpang tindih
- Tanggung jawab: menyalakan tombol
pencatat waktu, memasang monitor saturasi,
monitor suhu, menyiapkan peralatan suction,
persiapan obat2an dan alat2 lainnya
• Tim resusitasi sebaiknya memiliki
personil yang tetap dan siap
kapanpun ada persalinan dengan
resiko bayi lahir memerlukan
resusitasi
Faktor risiko antepartum
 Hipertensi kehamilan  Kehamilan lewat waktu
 Diabetes maternal  Kehamilan ganda
 Berat janin tidak sesuai masa
 Hipertensi kronik
kehamilan
 Anemia
 Terapi obat-obatan,
 Riwayat kematian janin
mis: karbonat, Litium, Magnesium,
 Perdarahan trimester 2 atau 3
B bloker
 Infeksi maternal
 Ibu pengguna obat bius
 Ibu dengan peny. jantung,  Malformasi janin
ginjal, paru, tiroid, atau
kelainan neurologi  Berkurangnya gerakan janin
 Tanpa pemeriksaan antenatal
 Polihidramnion
 Usia < 16 atau > 35
 Ketuban pecah dini
Faktor risiko intrapartum
 Operasi kaesar darurat  Bradikardia
 Kelahiran dengan  FJ janin tak beraturan
ekstraksi vakum  Penggunaan anestesi umum
 Letak sungsang  Tetani uterus
 Kelahiran prematur  Penggunaan obat narkotik dlm
4 jam sebelum persalinan
 Persalinan presipitatus
 Air ketuban hijau kental
 Korioamnionitis
bercampur mekonium
 Ketuban pecah lama  Prolaps tali pusat
(> 18 jam)
 Solusio plasenta
 Partus lama ( > 24 jam)
 Plasenta previa
 Kala lama 2 (> 2 jam)
PERSIAPAN
RESUSITASI BBL

1. Persiapan keluarga
2. Persiapan ruangan dan tempat resusitasi
3. Persiapan alat
4. Persiapan diri/penolong
1.PERSIAPAN KELUARGA

• Memberi tahu keluarga bahwa kita yang akan


melakukan pertolongan pada bayinya jika telah lahir
• Memberitahu keluarga keadaan ibu dan janin
• Meskipun ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik2
saja, bisa saja bayi mengalami kesulitan bernafas,
kami akan berusaha menolongnya
• Meminta keluarga menandatangani persetujuan
tertulis
2.PERSIAPAN RUANGAN
DAN TEMPAT
• Ruang resusitasi harus sangat berdekatan
dengan ruang bersalin/kamar operasi agar tim
resusitasi dapat segera melakukan
pertolongan
• Ruangan harus terang, hangat, tak ada angin
yang masuk, AC dimatikan
• Infant radiant warmer yang sudah dinyalakan
½ jam sebelum persalinan
Lanjutan.....
• Ruangan harus cukup besar utk tim bisa
bergerak
• Bila terdapat persalinan multipel maka
diperlukan ruangan yg lebih besar dengan
pemancar panas dan set resusitasi sebanyak
bayi yg akan dilahirkan.
SUHU
• Keadaan hipotermi atau hipertermi akibat
proses konduksi, konveksi, evaporasi , radiasi
harus dicegah
• Jaga suhu 36,5-37,5oC
Upaya Pengaturan Suhu:
Mengatur suhu ruangan yang hangat
(24 – 26 ° C )

Meletakan bayi tidak dibawah


pendingin ruangan

Infant warmer dihangatkan sebelum


bayi lahir

Menggunakan kain yang hangat


dan kering

Menggunakan plastik bening untuk


membungkus bayi dengan
berat ≤ 1500 gr
Upaya Pengaturan Suhu:

Memakaikan topi pada kepala bayi


sesuai dg ukurannya

Bayi dibawah 1000 gram


menggunakan matras penghangat /
blanket roll

Menggunakan inkubator transpor yg


sudah dihangatkan atau transportasi
dg metode kanguru pada fasilitas
terbatas utk memindahkan bayi
keruang perawatan.
Gambar 2.4. Infant warmer
Menghangatkan bayi
Gambar 2.6 Transpor dengan Gambar 2.7 Inkubator Transpor
Metode kangguru
Gambar 2.3. Metode menghangatkan bayi dengan topi, plastik pembungkus
Dan matras penghangat
3.PERSIAPAN ALAT
1.Sedikitnya 3 helai kain yang bersih dan hangat
 1 helai diletakkan diatas perut ibu bila
persalinan per vaginam untuk mengering
kan bayi( sebaiknya bahan yang mudah
menyerap misal handuk)
Bila persalinan dengan SC kain diletakkan
diatas tempat untuk menerima bayi
 1 helai untuk membungkus bayi
 1 helai digulung setinggi + 5 cm, untuk
mengganjal bahu bayi
 Kantung plastik untuk neonatus < 1500 gram
2. Perlengkapan penghisap :
– Bulb syringe
– Penghisap mekanik dg tekanan negatif (tidak boleh
melebihi 100 mmHg)
– Kateter penghisap, 5F, 6F, 8F, 10F, 12F
– Pipa lambung no.8F & semprit 20 ml
– Penghisap mekonium
3. Peralatan ventilasi :
- -T- piece resuscitator
– Balon resusitasi
– Sungkup laryng/Laryngeal Mask Airway(LMA)
– Sungkup wajah
– Oksigen
T-piece resuscitator Mixsafe T-piece resuscitator Neopuff
Jackson-Rees Sungkup laring
Jenis balon resusitasi
1. Balon tidak mengembang sendiri
(disebut juga balon anestesi)

terisi bila dialiri O2 dari sumber yang


dimampatkan.

2. Balon mengembang sendiri

terisi secara spontan setelah diremas,


menarik O2 atau udara ke dalam balon
30
Jenis balon resusitasi
1. Balon tidak mengembang sendiri
(disebut juga balon anestesi)

terisi bila dialiri O2 dari sumber yang


dimampatkan.

2. Balon mengembang sendiri

terisi secara spontan setelah diremas,


menarik O2 atau udara ke dalam balon
31
Balon tidak mengembang sendiri

32
Balon mengembang sendiri

33
Balon tidak mengembang sendiri
Keuntungan
• Memberikan O2 100% setiap saat.
• Mudah mengetahui lekatan pada wajah pasien.
• Kekakuan paru dapat terasa bila balon diremas.
• Dapat digunakan untuk memberikan O2 aliran bebas 100%.
Kerugian
• Membutuhkan lekatan ketat antara sungkup dan pasien u/
mempertahankan balon tetap mengembang.
• Membutuhkan sumber gas u/ mengembang
• Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan u/
pengaman.
34
Balon mengembang sendiri
Keuntungan:
• Selalu akan terisi setelah diremas, walau tanpa sumber
gas.
• Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang
berlebihan

Kerugian :
• Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan
antara sungkup dan wajah pasien.
• Memerlukan pemasangan reservoar O2 untuk dapat
memberikan O2 mendekati kadar 100%.
• Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.

35
Karakteristik balon resusitasi untuk
ventilasi BBL
• Ukuran balon:  750 mL
 Bayi perlu: 15-25 mL tiap ventilasi (5-8 mL/kg)

• Dapat memberikan O2 90%-100%


 Sumber O2 100% disambungkan ke B.T.M.S atau B.M.S +
reservoar
 Catatan: udara kamar

• Dapat menghindari tekanan yang ber >>an


 alat penyelamat

• Ukuran sungkup sesuai


 menutupi dagu, mulut, hidung
 tidak menutupi mata 36
Balon Tidak Mengembang Sendiri
Bagian2 B.T.M.S. 3
4
1. Tempat masuk O2 1

2. Tempat keluar O2 ke
1
pasien
3. Katup pengontrol
aliran
4. Tempat untuk
memasang 2
manomater

37
CARA KERJA Balon tidak mengembang sendiri
• Balon tak mengembang, bila
1. Sungkup tidak melekat baik
2. Terdapat robekan pada balon
3. Katup pengontrol aliran terbuka terlalu lebar
4. Manometer tidak terpasang atau pipa oksigen
terlepas atau tersumbat
• Balon mengembang bila O2 dialirkan dari
sumber O2 yang dimampatkan
• Kadar O2 yang masuk ke balon
 kadar O2 yang didapat bayi
38
… CARA KERJA Balon tidak mengembang sendiri
• Cara mengatur tekanan  juga mengatur
pengembangan balon:
Menyesuaikan pengatur aliran
 mengatur volume O2 ke balon
Menyesuaikan katup pengontrol aliran
 mengatur juml. O2 dibuang dari balon

• Bisa u/ O2 aliran bebas


39
Balon Mengembang Sendiri
Bagian2 B.M.S.:
1. Pintu masuk udara &
tempat memasang
reservoar O2 1 6
2. Pintu masuk O2
3. Pintu keluar O2 4

4. Susunan katup
5. Reservoar O2 5
6. Katup pelepas tekanan 2
7
(pop-off valve) 3
7. Tempat memasang
manometer (bagian ini
mungkin tidak ada) 40
Reservoar Oksigen

Reservoar

Ujung tertutup

Ujung terbuka

41
Konsentrasi oksigen pada balon dan
sungkup
Konsentrasi Sumber Reservoir
Oksigen oksigen oksigen
21 % (-) (-)
40% (+) (-)
100% (+) (+)
… CARA KERJA Balon mengembang sendiri
• Besarnya tekanan & volume yang
diberikan pada setiap napas
tergantung pada:
Kekuatan meremas balon
Adanya kebocoran antara sungkup &
wajah bayi.
Batas tekanan yang dipasang pada katup
pelepas tekanan

43
Alat Pengaman
Tiap balon resusitasi harus memiliki:

1. Manometer & katup pengontrol aliran

2. Katup pelepas tekanan

44
Balon dan sungkup dengan katup PEEP
SUNGKUP
• Ukuran
• Tepi

• Bentuk

 
46
4. Peralatan intubasi :
– Laringoskop dengan lidah lurus no 0 (bayi
kurang bulan) dan no 1 (bayi cukup bulan)
– Lampu cadangan dan baterai utk laringoskop
– Pipa ET no. 2,5-, 3,0-, 3,5-, 4,0 mm-
– (Stilet)
– Gunting, plester/alat fiksasi ET, kapas alkohol
– (Alat pendeteksi CO2)
– (Sungkup larings)

5. Alat oximetri
Untuk menilai oksigenasi karena penilaian warna
kulit tidak dapat diandalkan.
6. Obat-obatan
- Epinefrin 1:10.000
- Natrium bikarbonas 4,2%
- Naloxon hidroklorid
- Aqua bidest
- NaCl fisiologis
- Dextrose 10%
7. Lain-lain
Disposable spuit 1 cc, 10 cc, 20 cc
Kateter umbilikalis
Abbocath no 26
Pipa orogastric 5F
4.PERSIAPAN DIRI/PENOLONG
Pencegahan kontak dgn darah & cairan
tubuh pasien/bayi  potensial menularkan
infeksi
 Sarung tangan
 Celemek
 Pelindung mata
 Penutup hidung & mulut
 Resusitasi mulut ke mulut tidak dilakukan

Anda mungkin juga menyukai