Anda di halaman 1dari 22

DOSIS DAN TAKARAN OBAT

Perhitungan obat
Rute pemberian obat:
Per oral: melalui mulut
Parenteral (suntikan)
Inhalasi
Selaput lendir: mata, telinga, hidung, vagina, dubur
Kulit/ topikal
Bentuk obat dikelompokkan berdasarkan:
Per oral:
Bentuk padat: tablet, kapsul, serbuk
Bentuk cair: eliksir, sirup, emulsi
Parenteral:
Cair
Inhalasi:
gas

Pemakaian melalui selaput lendir:
Bentuk padat dalam mulut (sub-lingual) bentuk tablet isap, pastiles,
troches, tablet bukal, dan sub-lingual
Bentuk cair : tetes mata, tetes telinga,tetes hidung
Bentuk setengah padat : salep, supositoria
Pemakaian topikal (kulit)
Bentuk padat:
Serbuk tabur
Bentuk cair:
Larutan
Lotion
Bentuk setengah padat:
Salep, krim, jelly
Bentuk gas :
Aerosol

Dosis (takaran)
Dosis adalah banyaknya suatu obat yang dapat
digunakan atau diberikan kepada seorang pasien
baik digunakan sebagai obat dalam maupun obat
luar
Di dalam farmakope indonesia:
Dosis maksimal (dosis/takaran terbesar yang dapat
diberikan kepada pasien dewasa untuk sekalin pakai
dan sehari tanpa membahayakan)
Dosis lazim (dosis yang diberikan dalam keadaan biasa
dan diharapkan dapat menyembuhkan pasien.

Dalam percobaan:
ED
50
: dosis yang menyebabkan kematian 50 %. hewan coba
LD
50
: dosis yang menyebabkan kematian 100% hewan coba
Perhitungan dosis maksimal sehari dihitung 24 jam, dosis
maksimal (DM), berlaku untuk dewasa 20 60 tahun.
Perhitungan dosis untuk lansia disesuaikan dengan umur:
60 70 tahun: x dosis dewasa
71 80 tahun: x dosis dewasa
81 90 tahun: x dosis dewasa
5
4
4
3
3
2
Bagi < 20 tahun sesuaikan dengan:
Umur
Berat badan
Luas permukaan
Berdasarkan umur:
1. Rumus young: dosis dewasa
n= umur anak ( 8 tahun)
2. Rumus Dilling : dosis dewasa
dipergunakan untuk 8 tahun 20 tahun
3. Rumus Fried: dosis dewasa
Dipergunakan untuk bayi dalam bulan
x
n
n
12
x
n
20
x
n
150
DOSIS DAN TAKARAN
Setiap obat mempunyai satuan dosis/takaran
Dosis/takaran suatu bukan hanya dosis
terapeutik
Jenis-jenis dosis:
Dosis medicinalis/terapeutik/usual
Dosis maksimal
Dosis toxica
Dosis lethalis
Dosis medicinalis:
Dosis yang umum digunakan yang dapat
menyembuhkan pasien
Dosis maksimalis:
Dosis terbesar/optimum yang dapat diberikan pada
orang dewasa tanpa menimbulkan keracunan
Dosis toxica:
Dosis yang dapat menyebabkan keracunan tapi
tidak sampai menyebabkan kematian
Dosis lethalis:
Dosis yang dapat menyebabkan kematian
DOSIS MAKSIMAL
Dosis maksimal (DM) berlaku untuk:
Obat oral (dalam)
Obat melalui anus (suppositoria)
Obat melalui vagina (ovula)
Obat suntik mempunyai DM sendiri, kalau
tidak ada maka pakai DM per oral
Obat topikal pada kulit tidak ada, kecuali
kreosol, guajakol, dan beta naftol
Obat tetes mata yang mengandung sublimat
tidak boleh lebih dari 1:4000 (!!), bila lebih
akan terjadi pengendapan protein mata
DOSIS MAKSIMAL
DM seharusnya tidak boleh dilampaui,
bila dilampaui:
Dengan sengaja, kemungkinan karena
dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk
penyakitnya harus diberi tanda seru
dibelakang dosis (!)
Dengan tidak sengaja/kelalaian, harus
dikonfirmasikan ke dokter pembuat resep.
Hanya dokter yang dapat mengubah dosis
obat.


DOSIS MAKSIMAL
Menghitung dosis maksimal:
DM berlaku untuk orang dewasa (>20
tahun)
DM terbagi atas pemakaian per kali atau
per hari
DM untuk anak (<20 Tahun), harus dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus DM
untuk anak



Menghitung dosis maksimal
A. Berdasarkan Berat badan terdiri dari:
A. Clark (USA):
DM anak = BB (lbs) X DM Dewasa
150

B. Thremish Fuer (Jerman)
DM anak = BB (Kg) X DM Dewasa
70

C. Block (Belanda)
DM anak = BB (Kg) X DM Dewasa
62
(BB orang dewasa rata-rata: 60 kg)

Menghitung dosis maksimal
B. Umur terdiri dari:
A. Young (anak < 8 tahun):
DM anak = n X DM Dewasa
n+12

B. Dilling (anak > 8 tahun)
DM anak = n X DM Dewasa
20

C. Fried (anak < 2 tahun)
DM anak = n X DM Dewasa
150


BB= 2N+8
2.3 + 8 = 14 KG
AMPISILIN=14X100mg/hari
= 1400mg/hari
DM ampisilin 4 g/hari
DM ampisilin anak:
n/n+12 x DM dewasa
3/15 x 4000mg/hari=800mg/hari

DP/DM = 1400mg/800mg X 100%
= 175% !!!

Menghitung dosis maksimal
C. Berdasarkan luas permukaantubuh:
A. Ausberger
DM anak = 4n + 20 X DM Dewasa
150
(n = umur dalam bulan)

NB:
Paling tepat adalah berdasarkan luas permukaan tubuh
Paling sering dilakukan berdasarkan umur

Daftar DM beberapa obat

Nama obat
Dosis maksimal
Per kali Per hari
Luminal 300 mg 600 mg
Kodein 60 mg 300 mg
Ext.belladona 20 mg 80 mg
Ext.Hyoscyani 125 mg 500 mg
Ctm 8 mg 32 mg
Ampicillin 4 g
Cara dan waktu pemberian obat
Agar mencapai tujuan pengobatan , maka cara
atau tehnik pemakaian/penggunaan obat haruslah
tepat
Cara pemberian obat:
Peroral
Sub-lingual
Parenteral
Rectal
Topikal

Contoh:
Tablet sublingual: tablet diletakan di bawah lidah
sampai larut semua
Tablet salut enteric: harus langsung ditelan tidak
boleh dikunyah
Tablet kunyah (antasida): tablet dikunyah terlebih
dahulu baru ditelan
Tablet isap (lozenges): tablet ditaruh di atas lidah
dan diisap sampai habis, tidak dikunyah
Tablet effervescent, tablet dilarutkan dalam satu
gelas air yg sudah direbus, setelah larut segera
diminum
Dasar dasar yang perlu diingat dalam
menentukan waktu pemberian obat:
Lambung kosong (ac): absorbsi obat cepat
Lambung berisi (pc): umumnya absorbsi obat
dihambat/diganggu
Secara rectal : sebaiknya sesudah defikasi
Obat cacing : sebelum makan
Obat yang menyebabkan mual: sesudah makan
Laksansia (pencahar): yang kerjanya cepat
diberikan pagi hari (garam inggris)
Landasan pemilihan bentuk sediaan obat
Faktor penyakit:
Berat/ringannya penyakit
Penyakit berat,perlu efek obat segera injeksi
Bila ringan/sedang oral (tablet, kapsul,sirup,dll)
Lokasi penyakit
Di kulit salep, krim
Di anus/vagina suppositoria/ ovula
Faktor penderita
Umur penderita
Bayi tetes
Anak pulveres, sirup
Dewasa relatif semua bentuk sediaan obat bisa dipilih
Keadaan penderita
Tidak sadar, muntah, pasca operasi supp atau injeksi
Keadaan sosial ekonomi
Landasan pemilihan bentuk sediaan obat
Faktor obat
Rasanya tidak enak (pahit) pilih kapsul atau
sirup
Yang sangat merangsang lambung/rusak oleh
asam lambung atau enzim pencernaan supp
atau injeksi

Anda mungkin juga menyukai