Anda di halaman 1dari 29

Infeksi

TORCH

Oleh Kelompok 2 (Kelas F)

EKA N.ADRIYANTI – REGI T.GAHARA – SITI ROKAYAH – YASINTA M.KLOATUBUN


(AK.1.15.064) (AK.1.15.085) (AK.1.15.097) (AK.1.15.108)
Infeksi TROCH
TORCH sekumpulan infeksi.

Dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak


sampai orang dewasa, baik pria maupun
wanita dan juga wanita hamil.

Infeksi TORCH pada kehamilan merupakan


gangguan pada kehamilan yang bisa
membahayakan bagi janin karena wanita
hamil yang sudah terinfeksi dapat menularkan
pada janinnya.

Infeksi TORCH pada kehamilan dapat


mengakibatkan 5-10% keguguran dan cacat
bawaan pada janin.
Continue . . .

Infeksi TORCH dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem
saraf pusat dan perifer yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan,
pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh (Wordpres, 2012).

Infeksi TORCH pada kehamilan mengganggu tumbang anak mulai dari dalam
kandungan sampai lahir.

Penyakit TORCH bukanlah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus
diwaspadai terutama pada ibu hamil karena akibat yang dapat terjadi pada janin
seperti cacat fisik, cacat mental atau pun abortus spontan.
TOXOPLASMA
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang termasuk
kelas sporozoa. Parasit ini ditemukan pada kosmopolis pada hewan dan
manusia. Taxoplasmosis penyakit zonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat
ditularkan ke manusia.

Toxo bukanlah penyakit yang menular kepada pasangan, tetapi ia menular pada
keturunan.

Terdapat 3 bentuk toxoplasma gondi


• Takizoit (bentuk proliferatif)
• Kista (berisi bradizoit) beredar dalam darah
• Ookista (berisi sporozoit) melalui tinja hewan
Continue . . .

• Risiko bayi Ibu tertular infeksi toxoplasma semakin meningkat seiring dengan usia
kandungan.
• Jika Ibu terinfeksi parasit toksoplasma pada usia trimester pertama kehamilan
(15% beresiko), pada trimester ke dua sebesar 30%, dan 60% pada trimester ke
tiga. Walaupun kemungkinan tingkat penularan pada akhir semester sangat
besar, namun jika janin telah terinfeksi dari awal trimester kehamilan, infeksi akan
semakin parah dan kemungkinan bisa terbawa seumur hidup

• Risiko penularan semakin rendah bila Ibu terinfeksi beberapa bulan sebelum
memasuki masa kehamilan
Penularan Toxoplasma
Hewan pembawa : kucing, anjing, tikus, burung, ayam, dan
hewan ternak yang terkontamintasi (dari feses)

• Tertelannya ookista infektif yang berasal dari kucing


• Toksoplasmosis akuisitas, tertelannya kista jaringan atau
kelompok takizoid yang terdapat didalam daging mentah
atau pun yang dimasak kurang sempurna.
• Pada Toksoplasmosis trasmisi kepada janin melalui
placenta, bila ibu mendapatkan infeksi primer saat hamil.
• Kecelakan dilaboratorium karena terkontaminasi melalui
luka.
• Penyuntikan merozid secara tidak sengaja.
• Tranfusi leukosit penderita toxoplasma
(Gandahusada,2006).
• Transplantasi organ dan transfusi darah
• Terkontaminasi mukosa (mulut dan mata)
Manifestasi

• Bisa tanpa gejala, tidak spesifik. Kalau ada seperti infeksi pada umumnya.
• Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati). Pada infeksi akut demam,
kaku leher, nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), ruam kulit, gidu
(urticaria), hepatosplenomegali atau hepatitis dan sering memberikan gejala flu
ditahap awal.

• Gejala yang berat mungkin terjadi seperti kerusakan otak dan mata yang
terutama terjadi pada penderita kekurangan daya tahan tubuh seperti HIV/AIDS
atau penyakit keganasan (Dr. I Made Arya, 2009).
Berbahaya kah ? Pengaruhnya pada janin

• Biasanya tidak berbahaya jika • Abortus spontan


mengenai orang dewasa dan anak-
anak dengan sistem imun yang baik.
• Bayi lahir meninggal

• Berbahaya dengan sistem imun yang


buruk (spt : AIDS, kanker, dan • Hydosepalus, gangguan mata, telinga
penderita dengan transplantasi organ) (pendengaran), pengapuran di otak,
dan konvulsi.

• Janin, berbahaya jika ibu mengalami


infeksi primer atau infeksi pertama
selama hidupnya.
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah, pemeriksaan laboratorium : pem. Antibodi (IgM, IgG, IgA


meningkat jika terjadi infeksi dan IgG Avidity untuk memprediksi kapan infeksi
terjadi)

• Wanita hamil (+) TORCH : pem. PCR (Protein C Reaktif), mniosintesis dengan
sampel air ketuban penderita saat usia kehamilan di atas 15 minggu utk lihat
janin terinfeksi tidak. Uji Ultrasound melihat akibat infeksi pada janin seperti
adanya kumpulan cairan pada otak (hidrosefalus), jk normal maka perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan pada bayi setelah lahir.
RUBELLA (CAMPAK JERMAN)
• Merupakan virus yg ditandai dengan ruam merah pada kulit.

• Jika menyerang wanita yang sedang hamil, usia kehamilan lima


bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom
rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan.

• Ibu hamil menderita infeksi virus rubella dapat keguguran, virus


tersebut dapat menular ke janin yg menyebabkan kelainan
jantung, tuli, gangguan penglihatan, gangguan saraf pusat,
kelainan sistem imun, dan gangguan tiroid setelah bayi tersebut
lahir dan tumbuh (hidrosefalus, mikrosefalus).

• Penularannya : bisa lewat udara, ludah, kontak kulit, dan dapat


juga lewat kotoran manusia,
Manifestasi Pemeriksaan Penunjang

• 30-50% tidak bergejala • Pemeriksaan lab darah, pemeriksaan


serologi : IgM, IgG, IgA, IgG Aviditas

• Demam ringan, sakit kepala, rasa • Isolasi virus pada kultur jaringan (urine,
lelah dan perasaan tidak karuan, sekresi nasofaring)
sakit tenggorokan dan batuk.
• Deteksi RNA, dan air liur
• Ruam akan timbul setelah 16-18 hari
setelah terpapar • Amniosentesis : prosedur pengambilan
dan analisis sampel cairan ketuban untuk
mendeteksi kelainan pada janin.
Pencegahan

• Vaksinasi : Bayi 1 thn, Anak remaja 11-12 thn, Wanita subur dengan seronegatif.
Sebelum hamil dan sesudah melahirkan (tdk boleh kalau sedang hamil)
• Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil
yang belum menerima vaksin MR atau MMR dan orang dengan sistem kekebalan
tubuh lemah.
• Pindahkan penderita ke ruangan terpisah/ isolasi yang jauh dari anggota keluarga.
• Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah
bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita
CMV (CYTO MEGALO VIRUS)

Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang karakteristik sehingga terlihat sel
membesar (sitomegali). Merupakan infeksi kongenital (bawaan dari lahir). Jenis virus
yang umumnya menginfeksi orang dewasa, namun jarang menyebabkan gangguan
kesehatan serius.

Ibu hamil dapat menularkan ke janin dan menyebabkan gangguan pada janin yaitu
keguguran terus-menerus, atau bayi yang dikadungnya lahir dalam keadaan cacat fisik,
seperi hydrosefalus, mikrosefalus, kehilangan pendengaran, gangguan penglihatan,
pneumonia, kejang-kejang.

Sumber infeksi : saliva/droplet, urin, sekresi servi/vagina, sperma, ibu yang terinfeksi saat
hamil, melalui transfusi dan transplantasi, secara vertikal dari ibu ke janin : prenatal
(plasenta), perinatal (saat kelahiran), post natal (ASI, kontak langsung)
HSV (HERPES SIMPLEX VIRUS )

Merupakan virus HSV-1 (wajah) Dan HSV-2 (kelamin) yang dapat menyebabkan herpes,
baik oral maupun genital, pada orang dewasa. Penyebabnya kasus penyakit kelamin.

Bayi dapat tertular virus herpes dari ibunya selama proses persalinan, terutama jika
ibunya menderita herpes genitalia. Infeksi virus herpes dapat merusak sistem saraf pusat
pada bayi.

Sumber infeksi : saliva, cairan vesikel, ibu yang terinfeksi saat hamil

Penularan : kontak tidak langsung, kontak dengan lesi, secara vertikal dari ibu ke janin
Manifestasi

Gejala Klinis
Lesu
Gg. Persarafan
Bisul berair
Suhu panas dingin
Pendarahan
Hepatomegali
Radang selaput lendir mata
Kelainan jaringan saraf pusat
Kematian

• Sumber : Solusi Tepat Bagi Penderita TORCH, pengarang Ir. H, A Juanda Hal : 46
Penularan TORCH
Aktif/di dapat : Pasif/bawaan :
• Makan daging yg dimasak setengah • Ibu hamil yang TORCH menularkan
matang.
infeksi ke janinnya melalui plasenta.
• Memakan makan yg telah tercemat
ookista dari feses kucing yg menderita • Melalui ASI
TORCH.
• Transfusi darah dan transplantasi organ
• Hubungan seksual
• Keringat penderita
• Makan makanan yang tidak di cuci, tdk di
tutup.
• Droplet (air liur)
Gejala TORCH

• Timbul flek berkepanjangan pada wanita hamil, janin tidak berkembang, hamil anggur,
atau bayinya meninggal pada trimester akhir kehamilan, dan seringkali menimbulkan
keguguran.
• Namun ada juga kasus dimana infeksi yang terjadi pada ibu hamil tidak disertai dengan
gejala dan akan berlalu begitu saja tanpa diketahui.
• Pengantar Kemungkinan terinfeksi TORCH pada trimester pertama cukup kecil (sekitar
15 %), namun tingkat kerusakannya cukup parah, seperti janin cacat bahkan kematian.
• Pada trimester kedua kemungkinan terinfeksi TORCH lebih besar, namun tingkat
kerusakannya tidak separah bila terinfeksi pada trimester pertama.
• Sedangkan kemungkinan terinfeksi TORCH pada trimester ketiga cenderung paling
besar, namun resiko kerusakan atau bahaya yang ditimbulkan lebih kecil, namun tetap
berbahaya. Bahaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi


Toxoplasma)
• Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
• Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
• Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
Pengobatan

• Pengobatan scr medis pada kehamilan menggunakan obat spiramisin


(spiromicine), azithromizin, dan klidamizin untuk menurunkan resiko infeksi
jaringan.
• Tidak perlu diobati (IgG (+) IgM (-), artinya infeksi terjadi dimasa lampau dan
tubuh sudah membentuk antibodi.
• Harus diobati IgG (-) Ig M (+) ,artinya infeksi baru terjadi dan harus diobati.
Selama pengobatan tidak dianjurkan untuk hamil karena ada kemungkinan infeksi
ditularkan ke janin. Kehamilan ditunda sampai 1 bulan setelah pengobatan
selesai (umumnya pengobatan memerlukan waktu 1 bulan).
• IgG (+) IgM (+) IgG Aviditas (tinggi = tidak perlu pengobatan) tapi IgG aviditas
(rendah = perlu pengobatan dan tunda kehamilan)
Continue . . .

• Toksoplasma, jika dalam pengobatan terjadi kehamilan,teruskan kehamilan dan


lanjutkan terapi sampai melahirkan. Ibu (+) janin (-) berikan antibiotik spiramycin. Jika
janin (+), berikan pyrimethamine dan sulfadiazine bisa mengurangi risiko gangguan
kesehatan jangka panjang.

• Rubella dan CMV, jika terjadi kehamilan saat terapi,pertimbangkan utk menghentikan
kehamilan dengan konsultasi kondisi kehamilan bersama dokter kandungan.
• Rubella dapat mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk menurunkan demam
dan meredakan nyeri pada sendi. Vaksin sebelum dan sesudah hamil.

• HSV diberikan antivirus seperti acyclovir, amoksisilin antibiotik (untuk peng. infeksi
bakteri), parasetamol utk meredakan demam dan nyeri, sedangkan CTM berfungsi
untuk meredakan gatal dan peradangan kulit.
Pencegahan TORCH

Makan Jaga Hindari kontak


makanan kebersihan dengan
bergizi tubuh penderita

Periksa
kehamilan vaksinasi
secara teratur
ASUHAN KEPERAWATAN TORCH
Pengkajian
• Lingkungan tempat tinggal
• Identitas klien • Data psikologis
• Keluhan utama: demam • Data psikospiritual
• Riwayat kesehatan : • Data social dan ekonomi
Suhu tubuh meningkat, malaise, sakit • Pemeriksaan fisik
tenggorokan, mual dan muntah, nyeri otot. mata, nyeri, acites, diare
• Riwayat kesehatan dahulu : mual dan muntah
Klien sering berkontak langsung dengan binatang • Integument
Klien sering mengkonsumsi daging setengah atang suka berkeringat malam, suhu tubuh
Klien pernah mendapatkan transfusi darah meningkat, timbulnya rash pada kulit
• Riwayat Obsteri (GPA) • muskuloskletal
• Riwayat kehamilan sekarang Nyeri, kelemahan
• Riwayat imunisasi • hepar
Hepatomegali, ikterus
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri b/d proses infeksi/inflamasi.


• Ansietas b/d stress.
• Hipertermia b/d peningkatan tingkat metabolisme penyakit
Intervensi
Nyeri b/d proses infeksi/inflamasi

• Kaji tingkat nyeri klien (PQRST)


R : Memperoleh data untuk merencanakan intervensi selanjutnya.
• Ajarkan teknik relaksasi.
R : Menggunakan teknik non farmakologi untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
sampai pada tingkat yang diinginkan.
• Informasikan kepada klien atau keluarga klien untuk meberi kompres air hangat pada
saat nyeri datang.
R : klien dang keluar berpartisipasi dalam rencana keperawatan untuk mengurangi
nyeri.
• Berikan analgesic.
R : menggunakan teknik farmakologi untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri.
Continue . . .
Ansietas b/d stres

• Kaji tingkat kecemasan klien.


R : Memperoleh data untuk merencanakan intervensi selanjutnya.
• Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan emosinya.
R : Dengan mengungkapkan perasaan dan emosinya diharapkan kecemasan klien
berkurang.
• Diskusikan kepada klien tentang teknik yang berhasil mengatasi kecemasan dimasa lalu.
R : teknik yang pernah digunakan klien pada masa lalu dalam mengatasi kecemasnnya
kemungkinan juga dapat berhasil untuk mengatasi kecemasannya sekarang.
• Fasilitasi media hiburan seperti tv, radio dan lai-lain.
R : dengan adanya hiburang setidaknya klien dapat melupakan sejenak maslahnya dan
mengurangi kecemasannya.
Continue . . .
Hipertermia b/d peningkatan tingkat metabolisme penyakit.

• Monitor tanda-tanda vital : suhu tubuh


R : Sebagai indikator untuk mengetahui status hipertermi
• Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat sedikitnya 2000ml/ hari untuk
mencegah dehidrasi
R : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
• Berikan kompres dengan air biasa pada lipatan ketiak dan femur
R : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan.
• Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur, juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
Daftar Pustaka

• https://www.slideshare.net/hendymasjayanto/torch-pada-kehamilan
• https://www.slideshare.net/resiy/ppt-bu-ayu-torch
• https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Torch
• http://www.kalyanamitra.or.id/wp-content/uploads/2012/07/TORCH-Waspadai-
Bahaya-dan-Infeksinya-Januari.pdf
• http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256204/pendidikan/Pediatri-Infeksi+TORCH.pdf
• Doengos Merlyn E. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta
• https://www.alodokter.com/pemeriksaan-torch-ini-yang-harus-anda-ketahui
• http://baguselek.blogspot.co.id/2011/05/askep-kehamilan-dengan-infeksi-torch.html
THE END

Anda mungkin juga menyukai