Anda di halaman 1dari 46

PENYAKIT YANG

BERHUBUNGAN DENGAN
PERSALINAN DAN BBL

Nama : Debi Silvia Rahma Diana


Kelas : 2B
NIM : 194110323
PENYAKIT INFEKSI
TORCH
TORCH  sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi
yang menyebabkan kelainan bawaan, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.

 Toxoplasma (penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia)


 Rubella (suatu infeksi menular yang dapat dicegah oleh vaksin atau dikenal dengan ruam
merah yang khas)
 Cyto Megalo Virus (CMV) (kelompok virus yang menginfeksi manusia dan menimbulkan
penyakit)
 Herpes Simplek (kelompok virus yang menyebabkan infeksi pada manusia, virus herpes ini
cukup sering menyerang manusia)
Penyebab TORCH
Penyebab utama : hewan yang ada di sekitar,seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi,
anjing, babi dan lainnya. namun juga bisa disebabkan oleh karena perantara (tidak langsung) seperti
memakan sayuran, daging setengah matang dan lainnya.
 Toxoplasma Gondii. disebabkan : Toxoplasma gondi
 Rubella. disebabkan : virus Rubella
 Cyto Megalo Virus (CMV). disebabkan : virus Cytomegalo
 Herpes Simplek. disebabkan : Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II)
Gejala TORCH
 Toxoplasma Gondii. gejala : rasa lelah, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
 Rubella. Gejala : demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening.
 Cyto Megalo Virus (CMV). Gejala : Demam, Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), Letih,
Lesu, Kulit berwarna kuning, Pembesaran hati dan limpa, Kerusakan atau hambatan pembentukan
organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain-lain
 Herpes Simplek. Gejala : demam, salivasi, mudah terangsang dan menolak untuk makan,.
Etiologi TORCH
 Toxoplasma Gondii
◦ Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu
(misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun).

◦ Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati
(3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelinan
mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dn ensefalitis.

 Rubella
◦ Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi
terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama
maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981).

 Cyto Megalo Virus (CMV)


◦ Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya
pembesaran hati, kuning, pekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.

 Herpes Simplek
◦ Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapt membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis
yang ada searing sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun ada yang memberi gejala ini tidak
muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk
membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.
Cara Penularan TORCH
 Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista)
 Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH.
 Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan
TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka
 Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH
 Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya
terkena penyakit TORCH melalui plasenta.
 Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH
 Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH
 Kebiasaan makan sayuran mentah dan buah - buahan segar yang dicuci kurang bersih
 Air liur bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH.
Cara Pencegahan TORCH
 Makan makanan bergizi
 Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
 Melakukan vaksinasi
 Makan makanan yang matang
 Periksa kandungan secara terartur
 Jaga kebersihan tubuh
 Hindari kontak dengan penderita penyakit
Pengobatan TORCH
• Jika IgG positif dan IgM negative (infeksi terjadi dimasa lampau dan tubuh sudah membentuk
antibody).

• Jika IgG negatif dan Ig M positif (infeksi baru terjadi dan harus diobati). Pengobatan TORCH secara
medis bisa dengan menggunakan obat-obatan seperti isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine,
spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin, alancicovir, dan lainnya.

Diagnosa TORCH
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, bahkan bisa jadi sama
sekali tidak merasakan sakit. Secara umum keluhan yang dirasakan adalah mudah pingsan, pusing,
vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri
lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan keluhan lainnya.

Untuk kasus kehamilan: sulit hamil, keguguran, organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun
mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya. Namun begitu,
gejala tersebut, belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji
laboratorik.
MALARIA
Malaria  penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam
dan menggigil.
Gejala Malaria                      
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam :

• Menggigil

• Demam

• sakit kepala

• mengeluarkan banyak keringat

• lemas

Penyebab Malaria

Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk
tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang
sel darah merah.

Parasit malaria ini bernama Plasmodium. Jenis Plasmodium bermacam-macam, dan akan berpengaruh terhadap gejala yang
ditimbulkan serta pengobatannya
Diagnosis Malaria

◦Bila seseorang mengalami gejala malaria, tenaga kesehatan akan menanyakan apakah ia tinggal
atau baru saja bepergian ke daerah yang banyak kasus malaria. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan darah.

◦Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat malaria (RDT
malaria) dan pemeriksaan darah penderita di bawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di bawah
mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu
diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu demam
muncul.

Pengobatan Malaria

◦Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Penanganan
malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria.

◦Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau
riwayat area geografis yang pernah ditinggali penderita. 
Komplikasi Malaria

• anemia berat

• hipoglikermia

• kerusakan otak

• banyak organ gagal berfungsi

Pencegahan Malaria

◦meresepkan obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal di
area yang banyak kasus malarianya

◦menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu pada tempat tidur

◦ menggunakan pakaian lengan panjang dan celana Panjang

◦menggunakan krim atau semprotan antinyamuk


ASCARIASIS
Ascariasis  infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides/cacing gelang. 

Cacing gelang adalah parasit yang hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia.

Ascariasis dapat ditemukan di mana saja, tetapi lebih sering terjadi di wilayah dengan fasilitas kebersihan
yang kurang memadai.

Gejala Ascariasis

tidak menimbulkan gejala apa pun. sebagian orang yang terinfeksi cacing gelang mengalami :

Gejala tahap awal (larva cacing berpindah dari usus ke paru-paru. Fase ini terjadi 4-16 hari)

• Gejala : demam tinggi, batuk kering, sesak napas dan mengi

◦ Gejala tahap lanjut (larva cacing berjalan ke tenggorokan dan kembali tertelan ke usus, serta
berkembang biak. Fase ini berlangsung 6-8 minggu)
• Gejala : sakit perut, diare, terdapat darah pada tinja, serta mual dan muntah.
Penyebab Ascariasis

◦ Ascariasis terjadi bila telur cacing Ascaris lumbricoides masuk ke dalam tubuh. Telur cacing tersebut dapat ditemukan di
tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia. Oleh karena itu, bahan makanan yang tumbuh di tanah tersebut dapat menjadi
penyebab ascariasis.

Faktor Risiko Ascariasis

 Iklim yang hangat


 Kondisi lingkungan
 Usia
Diagnosis Ascariasis
Untuk mendiagnosis ascariasis, tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan feses atau tinja pasien untuk mengetahui ada atau
tidaknya telur cacing pada tinja pasien. Meski demikian, telur cacing baru dapat terlihat pada tinja 40 hari setelah infeksi. Pada
penderita yang hanya terinfeksi cacing jantan, telur cacing tidak akan ditemukan pada feses.
Hal lain juga dapat menjalankan tes darah untuk melihat apakah ada kenaikan kadar eosinophil, salah satu jenis sel darah putih.
Akan tetapi, tes darah tidak bisa memastikan infeksi ascariasis, karena kenaikan kadar eosinophil juga dapat disebabkan oleh
kondisi medis lain. Selain dua tes di atas, dokter juga dapat menjalankan tes pencitraan seperti:
 Foto Rontgen

 USG

 CT scan atau MRI
Pengobatan Ascariasis

Dengan meresepkan obat cacing, seperti:

 Mebendazole

 Piperazine

 Albendazole

Pada ascariasis berat, jumlah cacing di usus sampai menyebabkan usus dan saluran empedu tersumbat. Dalam
kondisi tersebut, dokter akan menjalankan operasi, untuk membuang cacing dari dalam usus, dan memperbaiki
kerusakan usus pasien.

Pencegahan Ascariasis
 Selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun tiap sebelum makan, sebelum memasak dan menyediakan
makanan, setelah buang air besar, dan setelah menyentuh tanah
 Cuci buah dan sayuran hingga bersih sebelum dikonsumsi
 Pastikan masakan benar-benar matang sebelum dikonsumsi
 Usahakan hanya minum air dalam kemasan yang masih disegel ketika bepergian. Jika tidak tersedia, masaklah
air hingga mendidih sebelum meminumnya.
HEPATITIS
Hepatitis  peradangan pada hati atau liver
Hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi (kebiasaan mengonsumsi alkohol,
penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun)
Gejala Hepatitis
• Mual dan muntah feses berwarna pucat

• Demam urine berwarna gelap

• nyeri sendi penyakit kuning.

• nyeri perut

Penyebab Hepatitis

Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun, penyebab yang paling sering adalah infeksi
virus. Berikut adalah beberapa jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus:

 Hepatitis A sebab : infeksi virus hepatitis A (HAV). Ditularkan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi feses penderita hepatitis A

 Hepatitis B sebab : infeksi virus hepatitis B (HBV).  Ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh
penderita hepatitis B.
 Hepatitis C sebab :Infeksi virus hepatitis C (HCV). Ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat
berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis C.

 Hepatitis D sebab : infeksi virus hepatitis D (HDV). Ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

 Hepatitis E sebab : infeksi virus hepatitis E (HEV). Ditularkan lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah
satunya melalui kontaminasinya pada sumber air.

Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh beberapa hal kondisi berikut:

 Konsumsi alkohol secara berlebihan


 Obat-obatan tertentu
 Penyakit autoimun
Faktor Risiko Hepatitis
 Kurang menjaga kebersihan
 Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus hepatitis atau makanan yang tidak dimasak hingga matang
 Berbagi penggunaan barang pribadi dan jarum suntik dengan orang lain
 Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan penderita hepatitis akibat infeksi virus
 Memiliki penyakit infeksi akut dan kronis
 Memiliki penyakit autoimun
 Memiliki riwayat hepatitis dalam keluarga
 Sering menerima transfusi darah
Diagnosis Hepatitis
menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan
untuk mencari perubahan warna pada kulit dan bagian putih mata (sklera), serta melakukan penekanan di
area perut pasien untuk mendeteksi pembesaran hati dan nyeri tekan pada perut sisi kanan atas. Untuk
memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa:

 Tes fungsi hati


 Tes antibodi virus hepatitis
 Pemindaian dengan USG perut
 Biopsi hati
Pengobatan Hepatitis
Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan infeksi, serta kondisi
pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan
tubuh yang baik. Secara umum, pengobatan yang dilakukan meliputi:

 Pemberian obat interferon


 Pemberian obat imunosupresan
 Pemberian obat antivirus
 Transplantasi hati
Komplikasi Hepatitis

• gagal hati

• sirosis

• kanker hati

Pencegahan Hepatitis
 Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun
 Lakukan hubungan seks yang aman
 Hindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi
 Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan
beristirahat yang cukup
 Jangan mengonsumsi alkohol dan NAPZA
 Hindari mengonsumsi makanan yang belum dimasak hingga matang dan air minum yang tidak terjamin
kebersihannya atau belum direbus hingga mendidih.
 Lakukan vaksinasi hepatitis sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.
TBC
TBC (Tuberkulosis)  penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis.
TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya
berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.

Gejala Tuberkulosis

• batuk yang berlangsung

• Demam

• lemas

• berat badan turun

• tidak nafsu makan

• nyeri dada dan berkeringat pada malam hari


Pengobatan Tuberkulosis

TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux).

TBC dapat disembuhkan. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat
untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa: Isoniazid, Rifampicin,
Pyrazinamide dan Ethambutol. Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan
biaya yang tidak sedikit. 

Pencegahan Tuberkulosis

• TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin,

• Mengenakan masker saat berada di tempat ramai

• Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa

• Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan


HERPES
Herpes  kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit
kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus (HSV) dan varicella- zoster virus adalah dua jenis virus
herpes yang sering menyerang manusia.

Penyebab Herpes 

 Herpes simplex virus type 1 (HSV 1)

HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral (mulut) atau herpes labial (bibir). Akan tetapi, HSV
1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin (genital) pada orang yang
menerima seks oral dari penderita herpes oral.

 Herpes simplex virus type 2 (HSV 2)

HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh, frekuensi kekambuhannya akan
bervariasi pada tiap penderitanya. Virus HSV 2 menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang dimiliki penderita herpes,
misalnya saat hubungan seksual. Selain itu, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan. 

 Varicella-zoster virus (VZV)
VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air (varicella) dan cacar ular (herpes zoster). Cacar air terjadi
ketika varicella-zoster virus menginfeksi seorang untuk pertama kali. VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan
penderita cacar air.   
1. Faktor Risiko
Faktor resiko virus herpes simplex tipe 2 :
• Menderita penyakit menular seksual
• Berjenis kelamin perempuan
• Melakukan hubungan seksual di usia muda   
• Bergonta-ganti pasangan seksual

• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

Faktor risiko virus VZV : • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik
akibat penyakit maupun obat-obatan
• Berusia di bawah 12 tahun
• tinggal bersama anak-anak yang mengalami cacar air
• Pernah kontak langsung dengan penderita cacar air

• Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak,


terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar •
air
Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau
menggunakan obat imunosupresan
Faktor risiko virus herpes zoster :
• Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem
• Pernah menderita cacar air kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker

• Berusia 60 tahun ke atas


1. Gejala Herpes
Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral :

 Nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi

 Blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh berukuran kecil dan berwarna abu kemerahan yang dapat pecah dan
mengering dalam beberapa hari
 Blister yang pecah dapat menimbulkan luka dengan rasa nyeri sehingga bisa mengganggu proses makan
Gejala infeksi HSV 2 atau herpes genital :

 Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar

 Luka yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha

 Sakit pada saat buang air kecil

 Keluarnya cairan dari vagina

 Kulit penis kering, perih, dan gatal   

Gejala infeksi herpes zoster virus :

• cacar air

• akan muncul ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang gatal


Diagnosis Herpes 

melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien.
Selanjutnya, akan dilakukan  pemeriksaan untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam atau
lesi kulit yang timbul, serta pola penyebaran lesi. Serta melakukan beberapa pemeriksaan
lanjutan, seperti: Kultur virus, Pemeriksaan Tzank, Tes antibodi

Selain tes yang disebut, pada beberapa kasus, dokter bisa mempertimbangkan pemeriksaan
PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terutama yang telah
menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat.
Pengobatan Herpes 

Fokus pengobatan herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penyebaran herpes,
serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi virus herpes adalah: Acyclovir, Valacyclovir dan Famciclovir

Selain obat antivirus, ada beberapa hal yang bisa Anda dilakukan untuk meredakan keluhan dan
mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes, yaitu:

 Konsumsi paracetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda nyeri

 Gunakan air suam kuku untuk mandi

 Kompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin

 Gunakan pakaian dalam berbahan katun

 Gunakan pakaian longgar

 Jaga area luka tetap kering dan bersih


Komplikasi Herpes 

• Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain

• Hepatitis

• Radang paru-paru

• Radang otak dan selaput otak

• Esofagitis dan Kematian jaringan retina mata

Pencegahan Herpes 
 Sebisa mungkin hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama yang memiliki luka terbuka
 Selalu cuci tangan secara rutin
 Jika diberikan obat oles untuk mengatasi ruam, oleskan obat dengan menggunakan kapas agar kulit
tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes
 Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk,
pakaian, dan peralatan makeup
 Jangan melakukan oral seks, ciuman atau aktivitas seksual lainnya, selama munculnya gejala penyakit
herpes
PENYAKIT SISTEMIK
DIABETES MELITUS
Diabetes  penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa
merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang
terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai
kebutuhan tubuh.
Jenis-Jenis Diabetes

Diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

◦ Diabetes tipe 1 (diabetes autoimun) terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa
darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih
belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang
dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

◦ Diabetes tipe 2 merupakan disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin,
sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin).

Terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil (diabetes gestasional). Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh
perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes

 Sering merasa haus


 Sering buang air kecil, terutama di malam hari
 Sering merasa sangat lapar
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
 Berkurangnya massa otot
 Terdapat keton dalam urine
 Lemas
 Pandangan kabur
 Luka yang sulit sembuh
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih
Faktor risiko diabetes

Faktor risiko diabetes tipe 1 :

• Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1

• Menderita infeksi virus

• Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain

• Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator)

• Terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun

Faktor risiko diabetes tipe 2 :

• Kelebihan berat badan

• Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2

 Kurang aktif.

 Bertambahan usia.

 Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

 Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal.

 Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dan memiliki Riwayat penyakit
polycystic ovarian syndrome (PCOS) dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.
Diagnosis Diabetes

Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-
orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya
adalah orang yang berusia di atas 45 tahun, wanita yang pernah mengalami diabetes
gestasional saat hamil, orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 dan orang
yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis
diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang
menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula
darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh
pasien, antara lain:

 Tes gula darah sewaktu


 Tes gula darah puasa
 Tes toleransi glukosa
 Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)
Pengobatan Diabetes

• Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi
buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak.

• Pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari

• Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah
sehari-hari.

• Pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula
darah.

• Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi
pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami
kerusakan.

• Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah 
metformin,.
Komplikasi Diabetes

 Penyakit jantung  Depresi


 Stroke  Demensia
 Gagal ginjal kronis  Gangguan pendengaran
 Neuropati diabetik  Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
 Gangguan penglihatan  Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan
 Katarak jamur, termasuk bakteri pemakan daging
Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi
pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah
Kelebihan BB saat lahir, Kelahiran premature, hipoglikemia, Keguguran, Penyakit kuning dan
Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa
Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes
gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat.
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
 Menjaga berat badan ideal
 Rutin berolahraga
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun
PENYAKIT KARDIOVASKULER
PENYAKIT JANTUNG
Penyakit jantung  kondisi ketika jantung mengalami gangguan

Jenis-jenis penyakit jantung :

• Penyakit jantung korone (penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di
jantung)

• Penyakit jantung bawaan (masalah jantung yang ditemukan sejak bayi (kebocoran katup
jantung))

• Infeksi jantung/endocarditis (suatu infeksi pada lapisan dalam jantung)

• Gagal jantun (suatu kegagalan otot jantung untuk memompakan darah secara memadai ke
seluruh tubuh)

• Aritmia, merupakan suatu gangguan irama jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak
normal
Gejala Penyakit Jantung
 Penyakit jantung koroner, gejala : nyeri dada yang dapat disertai dengan
sesak napas, nyeri yang menjalar ke lengan kiri atau ke rahang
 Penyakit jantung bawaan, gejalanya : sesak dan terlihat membiru saat
menangis atau menyusu, bengkak di sekitar mata dan di tungkai, serta berat
badan tidak bertambah
 Infeksi jantung (endokarditis), gejalanya : demam, denyut jantung tidak
teratur, sesak napas, bengkak di perut atau tungkai, serta batuk-batuk
 Gagal jantung, gejalanya : sesak napas yang makin berat saat beraktivitas,
sesak napas yang makin berat saat berbaring, tungkai bengkak, dan perut
membesar
 Aritmia, gejala : jantung berdebar-debar, rasa tidak nyaman di dada, sesak
napas, sensasi melayang, bahkan hingga pingsan.
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Jantung
 Penyakit jantung coroner, sebab : penyempitan pembuluh darah di jantung. Dan faktor risikonya : gaya hidup
tidak sehat, seperti makan makanan tinggi karbohidrat atau lemak, obesitas, jarang melakukan aktivitas fisik,
serta kebiasaan merokok
 Penyakit jantung bawaan, sebab : belum diketahui dengan pasti.Dan faktor risikonya : ibu terinfeksi rubella
saat hamil, ibu mengonsumsi obat tertentu saat hamil, atau adanya kelainan gen
 Infeksi jantung (endokarditis) sebab : virus atau bakteri (bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A)
 Gagal jantung, sebab : penyakit jantung koroner, infeksi, atau adanya kelainan katup jantung
 Aritmia, sebab : kelainan bawaan, adanya otot jantung yang mati karena penyakit jantung koroner, konsumsi
alkohol atau kafein yang berlebihan, stres, atau efek samping obat tertentu.
Diagnosis Penyakit Jantung
Diawali wawancara medis lengkap, yang diikuti dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, serta pemeriksaan
penunjang jika diperlukan. Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, antara lain:

 Elektrokardiogram (EKG) (pemeriksaan untuk melihat aliran listrik dan irama jantung).

 Treadmill test (pemeriksaan irama jantung yang dilakukan sembari pasien melakukan aktivitas fisik
(treadmill)).

 Angiografi (pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara memasukkan suatu alat yang berfungsi sebagai
kamera ke dalam pembuluh darah jantung untuk melihat adanya sumbatan di dalam pembuluh darah jantung)
Pencegahan Penyakit Jantung

 Mengonsumsi makanan tinggi serat, rendah gula, dan rendah lemak


 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok
 Memeriksa tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara berkala
 Melakukan latihan fisik, seperti jogging, bersepeda, dan berenang, setidaknya 30 menit setiap hari
Pengobatan Penyakit Jantung
 Penyakit jantung bawaan, pengobatan : tindakan pembedahan untuk menutup kebocoran pada katup
atau sekat jantung.
 Penyakit infeksi jantung, pengobatan : pemberian antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman yang
menginfeksi, antiradang, serta pengencer darah
 Penyakit gagal jantung, pengobatan : mengurangi cairan di dalam tubuh, sehingga menurunkan kerja
jantung.
 Penyakit jantung aritmia, pengobatan : mengendalikan irama jantung, dengan memberikan obat-obatan
yang mempengaruhi irama jantung, seperti beta blocker, diltiazem, dan verapamil.
PENYAKIT IMUNOLOGI/ALERGI
ASMA
Asma  jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan
yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas.

Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain
seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua
golongan usia, baik muda atau tua.

Penyebab Asma
◦belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang memicunya,
seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi
virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Diagnosis asma

• mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa yang dirasakan, waktu kemunculan gejala
tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya. setelah itu, dokter melakukan sejumlah tes.

• Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka selanjutnya
dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya: Spirometri, Tes Arus Puncak
Ekspirasi (APE), Uji Provokasi Bronkus, Pengukuran Status Alergi, CT Scan, Rontgen

Pengobatan asma

Tujuan dalam pengobatan penyakit asma yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh.

Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat
menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.

Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan atau
cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus segera
mendapatkan penanganan di rumah sakit. Serangan asma di rumah sakit bisa menyebabkan pasien
mengalami gagal napas dan perlu mendapatkan pertolongan secepat mungkin (code blue asthma).
Komplikasi asma

 Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi)

 Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan

 Tubuh sering terasa lelah

 Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak

 Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal)

 Pneumonia

 Gagal pernapasan

 Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru dan atelektasis

 Kematian
HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus)  virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. semakin banyak dihancurkan maka semakin lemah kekebalan
tubuh.

AIDS  stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
sudah hilang sepenuhnya.

Tipe HIV

Terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa
subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe
M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.

Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1
orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita
HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.
Gejala HIV dan AIDS

Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu, yang meliputi:
 Pembengkakan kelenjar getah bening
• Demam hingga menggigil
 Sakit kepala
• Muncul ruam di kulit
 Sakit perut
• Muntah  Sakit tenggorokan dan sariawan

• Nyeri pada sendi dan otot

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade..
 Pembengkakan kelenjar getah bening
Gejala :
 Sakit kepala
• Berat badan turun  Tubuh terasa lemah

• Berkeringat di malam hari  Mual dan muntah

• Demam

• Diare • Diare kronis

Gejala AIDS meliputi: • Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan

 Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya • Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina

 Berkeringat di malam hari • Mudah memar atau berdarah tanpa sebab

 Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus


• Mudah marah dan depresi
 Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. 
• Ruam atau bintik di kulit
 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari

 Sesak napas
Komplikasi HIV dan AIDS

 Tuberculosis (TB)
 Toksoplasmosis
 Cytomegalovirus.
 Candidiasis. 
 Infeksi ini disebabkan oleh parasit yang hidup di sistem pencernaan
 Meningitis kriptokokus
 Wasting syndrome
 HIV-associated nephropathy (HIVAN)
 Gangguan neurologis.
Penyebab HIV dan AIDS
 Hubungan seks
 Berbagi jarum suntik
 Transfusi darah
 Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.
Penularan virus HIV pada anak juga dapat terjadi pada proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat
Faktor Risiko AIDS

 Hubungan seks tanpa mengenakan kondom


 Menderita infeksi menular seksual
 Berbagi suntikan
Pengobatan HIV dan AIDS
◦Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis obat yang
dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). Beberapa jenis
obat ARV, antara lain: Efavirenz, Etravirine, Nevirapine, Lamivudin dan Zidovudin. Pengobatan HIV
perlu dilakukan secara bertahap dan berlangsung dalam durasi yang cukup lama..

Pencegahan HIV dan AIDS

 Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks


 Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan
 Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda menjalani tes HIV
 Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV dalam masa kehamilan, mengenai
penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin
 Bagi pria, disarankan bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai