Anda di halaman 1dari 19

KEGAWATDARURATAN PADA INFEKSI MASA

KEHAMILAN DAN NIFAS


“SIFILIS, RUBELLA DAN CYTOMEGALOVIRUS”
Oleh : Atika Fatmala Sari (PBD22019)
SIFILIS
DEFINISI

 Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat
menyerang hamper semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai
masa laten, dan dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan
genitogenital (kelamin-kelamin) maupun orogenital (seks oral). Infeksi ini juga dapat
ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.
ETIOLOGI

 Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema pallidum
yang termasuk dlam ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema. Bentuknya
sebagai spiral teratur, panjangnya 6,15um, lebar 0,15um, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat
lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak
secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam. Pembiakan pada umumnya
tidak dapat dilakukan di luar badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah
untuk transfusi dapat hidup 72 jam.
 Penularan sifilis dapat melalui cara sebagai berikut :
 Kontak langsung
 sexually tranmited diseases (STD)
 non-sexually
 Transplasental, dari ibu yang menderita sifilis ke janin yang dikandungnya.
 Transfusi
GEJALA

Ada lima tahapan gejala penyakit ini, yaitu:


 Sifilis Primer, Umumnya muncul berupa luka dengan 10 hingga 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam
tubuh. Pemulihannya memakan waktu sekitar 3 hingga 6 minggu.
 Sifilis Sekunder, Jenis ini bisa terjadi beberapa minggu setelah luka menghilang, dengan ruam yang
terdapat di bagian tubuh manapun khususnya di telapak tangan dan kaki. Ditambah dengan penyakit flu,
rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, dan demam umumnya menjadi contoh gejala lain yang
dialami pengidap. Segera tangani kondisi ini dengan tepat, agar infeksi tak berlanjut ke tahap berikutnya.
 Sifilis Laten, terjadi tanpa gejala, tapi dalam 12 bulan pertama, infeksi masih bisa menular. Jika tidak
ditangani, kondisi ini akan berubah menjadi tersier.
 Sifilis Tersier, merupakan jenis yang paling berbahaya. Gejala yang terjadi akan sangat dipengaruhi oleh
bagian tubuh mana dimasuki bakteri sifilis. Jenis tersier memiliki dampak terhadap mata, jantung, otak,
pembuluh darah, tulang, persendian, dan juga hati. Hal tersebut menyebabkan pengidap akan mengalami
kebutaan, penyakit jantung dan juga stroke akibat dari terjadinya infeksi menular seksual tersebut.
 Sifilis Kongenital, Jika kondisi ini terjadi pada ibu hamil, maka janin wanita tersebut bisa juga tertular.
Infeksi bisa metular kepada janin jika seorang ibu hamil yang mengidap sifilis.
DIAGNOSIS

 Diagnosis di tegakan dengan diagnosis klinis di konfirmasi dengan pemeriksaan


labolatorium berupa pemeriksaan lapangan gelap (pemeriksaan lapangan gelap, mikroskop
fluorensi) menggunakan bagian dalam lesi gunamenemukan T.pallidum. Selain itu
menggunkan penentuan antibody dalam serum (tes menentukan anti body nonspesifik, tes
menentukan antibodi spesifik, antibody46 terhadap kelompok antigen yaitu tes Reiter
Protein Complement Fixation) (Sjaiful, 2014)
PENGOBATAN

 Bagi primer dan sekunder, pengobatan dapat kamu lakukan dengan antibiotik melalui
pemberian suntikan dengan biasanya bisa kamu lakukan selama kurang lebih 14 hari.
Untuk sifilis tersier dan pada wanita hamil, waktu pengobatan akan lebih lama dan
menggunakan antibiotik yang dokter berikan melalui infus. Pengidapnya akan menjalani
tes darah untuk memastikan agar infeksi telah sembuh dengan total, setelah menjalani
pengobatan antibiotik.
KOMPLIKASI PADA JANIN

 Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan dan pada kehamilan dini,
dimana Treponema telah dapat menembus barier plasenta. Akibatnya kelahiran mati dan
partusprematurus.
 Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki,
serta kelainan mulut dan gigi. Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi
lues konginetal.
RUBELLA
DEFINISI

 Rubella, juga dikenal sebagai campak Jerman, termasuk dalam genus Rubivirus dari
keluarga Togavirus, dan manusia adalah satu-satunya reservoir infeksi rubella. Rubella
menyebabkan infeksi yang sembuh sendiri di sebagian besar inang, tetapi dapat ditularkan
ke janin (yaitu, infeksi rubella kongenital atau CRI) yang pada gilirannya dapat
menyebabkan konsekuensi yang berpotensi merusak seperti keguguran, lahir mati, atau
malformasi kongenital (yaitu, rubella kongenital).sindrom, CRS)
ETIOLOGI

 Virus rubella ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin.
Sindroma kongenital terjadi pada 25% atau lebih pada bayi yang lahir dari ibu menderita
rubella. Kelainan bawaan yang ditemukan seperti tuli, katarak, keterbelakangan mental,
kelainan jantung bawaan, terhambatnya pertumbuhan janin, hepatitis dan ikterus. Rubella
juga merupakan penyakit yang jelas meningkatkan angka kematian bayi baru lahir,
terutama apabila infeksi terjadi dalam kehamilan trimester I. (Rukiyah, 2010)(Kenneth J,
2015)
TANDA DAN GEJALA

 Gejala infeksi rubella dapat dikenali dari demam tiba-tiba, ruam kulit, dan pembengkakan
kelenjar getah bening. Virus rubella bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun
dewasa muda. Jika terjadi pada ibu hamil muda, infeksi rubella dapat membahayakan bayi
yang dikandungnya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, risiko kelainan
bayi mencapai 50%, sedangkan jika terjadi pada trimester pertama, risikonya mencapai
25% (sesuai dengan American College of Obstetricians and Gynecologists, 1981).
 Pada janin : (1 ) infeksi tanpa gejala; (2) efek pada perkembangan janin, mengakibatkan
keguguran atau lahir mati, hambatan pertumbuhan intrauterin, dan berat badan lahir sangat
rendah; (3) CRS mengacu pada konstelasi variabel cacat lahir (misalnya, ketulian, katarak
kongenital, dan anomali jantung).
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana


IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan
pada saat sebelum hamil.
PENCEGAHAN

 Melakukan imunisasi pada orang dewasa ,terutama wanita usia reproduksi. vaksinasi
member imunitas yang bertahan hingga 10 tahun.
 Vaksinasi seluruh petugas RS yang beresiko/kontak dengan pasien dan berhubungan
dengan wanita hamil.
 Memakai masker penutup pernapasan
 Jika tidak memiliki antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah
penyuntikan.
 Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang
mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker
CYTOMEGALOVIRUS
DEFINISI

 Cytomegalovirus (CMV) adalah virus cytomegalovirus yang


termasuk keluarga virus herpes. Virus CMV bersifat membahayakan
bagi janin yang kondisi ibu yang mengandungnya dalam status
terinfeksi. Jika terjadi infeksi saat ibu dalam keadaan mengandung,
maka ada risiko janin terinfeksi dan mengalami gangguan seperti
pembesaran hati, tuli, penyakit kuning, opasitas otak, disabilitas
intelektual dan lain-lain.
ETIOLOGI

 Penyebaran CMV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh


penderita, seperti air seni, salliva, darah, air mata, sperma, dan ASI.
Sebagian besar infeksi terjadi disebabkan karena adanya cairan tubuh
pasien yang menyentuh kulit seseorang yang rentan, kemudian diserap
melalui hidung dan tangan.
 Infeksi yang terjadi saat berhubungan intim juga dapat terjadi melalui air
mani atau lender serviks. Virus ini juga dapat menular pada bayi melalui
cairan vagina saat lahir atau selama menyusui. Namun, infeksi ini
umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala klinis. Risiko infeksi CMV
kongenital paling tinggi pada wanita yang belum pernah terinfeksi dan
yang pertama kali terinfeksi.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
 Pemberian Ganciclovir pada dewasa: dosis induksi 5 mg/kg dua kali sehari, intra vena selama 2 minggu,
dipertahankan dengan dosis 5 mg/kg/hari. Pemberian oral untuk mempertahankan dosis dalam sirkulasi
darah adalah 1 gram 3 kali sehari, perlu diperhatikan efek samping yaitu gangguaan fungsi ginjal.
Pemberian Ganciclovir 12mg/kg/hr pada bayi dapat mengurangi progresivitas ketulian dalam 2 tahun
pertama kehidupannya.
 Belum didapatkan obat yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi CMV pada ibu dan janin yang
dikandungnya. Dapat diusahakan :
 Memberikan penerangan cara hidup yang higienis, menjauhi kontak dengan cairan yang dikeluarkan
oleh penderita CMV : urine, saliva, semen dlsb.
 Hati-hati pada transfusi, darah harus dari donor sero-negatif.
 Vaksinasi mempunyai harapan dimasa dating
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai