Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat
menyerang hamper semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai
masa laten, dan dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan
genitogenital (kelamin-kelamin) maupun orogenital (seks oral). Infeksi ini juga dapat
ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.
ETIOLOGI
Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah Treponema pallidum
yang termasuk dlam ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema. Bentuknya
sebagai spiral teratur, panjangnya 6,15um, lebar 0,15um, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat
lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak
secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam. Pembiakan pada umumnya
tidak dapat dilakukan di luar badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah
untuk transfusi dapat hidup 72 jam.
Penularan sifilis dapat melalui cara sebagai berikut :
Kontak langsung
sexually tranmited diseases (STD)
non-sexually
Transplasental, dari ibu yang menderita sifilis ke janin yang dikandungnya.
Transfusi
GEJALA
Bagi primer dan sekunder, pengobatan dapat kamu lakukan dengan antibiotik melalui
pemberian suntikan dengan biasanya bisa kamu lakukan selama kurang lebih 14 hari.
Untuk sifilis tersier dan pada wanita hamil, waktu pengobatan akan lebih lama dan
menggunakan antibiotik yang dokter berikan melalui infus. Pengidapnya akan menjalani
tes darah untuk memastikan agar infeksi telah sembuh dengan total, setelah menjalani
pengobatan antibiotik.
KOMPLIKASI PADA JANIN
Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan dan pada kehamilan dini,
dimana Treponema telah dapat menembus barier plasenta. Akibatnya kelahiran mati dan
partusprematurus.
Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki,
serta kelainan mulut dan gigi. Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi
lues konginetal.
RUBELLA
DEFINISI
Rubella, juga dikenal sebagai campak Jerman, termasuk dalam genus Rubivirus dari
keluarga Togavirus, dan manusia adalah satu-satunya reservoir infeksi rubella. Rubella
menyebabkan infeksi yang sembuh sendiri di sebagian besar inang, tetapi dapat ditularkan
ke janin (yaitu, infeksi rubella kongenital atau CRI) yang pada gilirannya dapat
menyebabkan konsekuensi yang berpotensi merusak seperti keguguran, lahir mati, atau
malformasi kongenital (yaitu, rubella kongenital).sindrom, CRS)
ETIOLOGI
Virus rubella ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang janin.
Sindroma kongenital terjadi pada 25% atau lebih pada bayi yang lahir dari ibu menderita
rubella. Kelainan bawaan yang ditemukan seperti tuli, katarak, keterbelakangan mental,
kelainan jantung bawaan, terhambatnya pertumbuhan janin, hepatitis dan ikterus. Rubella
juga merupakan penyakit yang jelas meningkatkan angka kematian bayi baru lahir,
terutama apabila infeksi terjadi dalam kehamilan trimester I. (Rukiyah, 2010)(Kenneth J,
2015)
TANDA DAN GEJALA
Gejala infeksi rubella dapat dikenali dari demam tiba-tiba, ruam kulit, dan pembengkakan
kelenjar getah bening. Virus rubella bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun
dewasa muda. Jika terjadi pada ibu hamil muda, infeksi rubella dapat membahayakan bayi
yang dikandungnya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, risiko kelainan
bayi mencapai 50%, sedangkan jika terjadi pada trimester pertama, risikonya mencapai
25% (sesuai dengan American College of Obstetricians and Gynecologists, 1981).
Pada janin : (1 ) infeksi tanpa gejala; (2) efek pada perkembangan janin, mengakibatkan
keguguran atau lahir mati, hambatan pertumbuhan intrauterin, dan berat badan lahir sangat
rendah; (3) CRS mengacu pada konstelasi variabel cacat lahir (misalnya, ketulian, katarak
kongenital, dan anomali jantung).
DIAGNOSIS
Melakukan imunisasi pada orang dewasa ,terutama wanita usia reproduksi. vaksinasi
member imunitas yang bertahan hingga 10 tahun.
Vaksinasi seluruh petugas RS yang beresiko/kontak dengan pasien dan berhubungan
dengan wanita hamil.
Memakai masker penutup pernapasan
Jika tidak memiliki antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah
penyuntikan.
Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang
mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker
CYTOMEGALOVIRUS
DEFINISI