TUGAS HER
FISIOLOGI PENYAKIT RUBELA YANG MENYERTAI KEHAMILAN
OLEH :
NI MADE NIAPRIANTI
(105017048)
NUR SAFITRI
(105017050)
1.1.3 PENYEBAB
Virus yang ditularkan melalui kontak udara maupun kontak badan. Virus ini
bisa menyerang usia anak dan dewasa muda.
Pada ibu hamil bisa mengakibatkan bayi lahir tuli. Penularan virus
rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan
orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari
sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus
rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital
biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia
maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung
kemampuan virus untuk masuk dalam barier bayi-bayi lain, disamping bagi orang
dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.
1.1.4 DIAGNOSA
Diagnosis Ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang timbul, dan dari
pemeriksaan darah di laboratorium dengan melihat kadar antibodi IgG dan IgM-
nya terhadap rubela. Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM akan
cepat memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian akan menurun dan hilang
dalam waktu 4 – 8 minggu, IgG juga memberikan respon setelah keluar ruam dan
tetap tinggi selama hidup.
Diagnosa ditegakkan dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari
hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang diperoleh dua
kali selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM. Diagnosa Rubella juga dapat
ditegakkan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Ditemukannya IgM
dalam darah talipusat atau IgG pada neonatus atau bayi 6 bulan mendukung
diagnosa infeksi Rubella.
2.2.2 PENCEGAHAN
Vaksinasi sejak kecil atau sebelum hamil. Untuk perlindungan terhadap
serangan virus Rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang
sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal
sebagai vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella).
Vaksin Rubella diberikan pada usia 15 bulan. Setelah itu harus mendapat
ulangan pada umur 4-6 tahun. Bila belum mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun,
harus tetap diberikan umur 11-12 tahun, bahkan sampai remaja. Vaksin tidak dapat
diberikan pada ibu yang sudah hamil.
Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil sebaiknya
memeriksa kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap infeksi
TORCH lainnya. Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah
terinfeksi atau sudah divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena
Rubella lagi, dan janin 100% aman. Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau
anti-Rubella IgM dan anti-Rubella IgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella
atau baru divaksinasi terhadap Rubella.
Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan sampai IgM
menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella
IgM negatif berarti anda tidak mempunyai kekebalan terhadap Rubella. Bila anda
belum hamil, dokter akan memberikan vaksin Rubella dan menunda kehamilan
selama 3-6 bulan. Bila anda tidak bisa mendapat vaksin, tidak mau menunda
kehamilan atau sudah hamil, yang dapat dikerjakan adalah mencegah anda terkena
Rubella. Bila sudah hamil padahal belum kebal, terpaksa berusaha menghindari
tertular Rubella dengan cara berikut: Jangan mendekati orang sakit demam Jangan
pergi ke tempat banyak anak berkumpul, misalnya Playgroup sekolah TK dan SD.
Jangan pergi ke tempat penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat 100%
dilaksanakan karena situasi atau karena orang lain yang terjangkit Rubella belum
tentu menunjukkan gejala demam.
Kekebalan terhadap Rubella diperiksa ulang lagi umur 17-20 minggu.
Bila ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella.
Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik merah, pastikan
apakah benar Rubella dengan memeriksa IgG dan IgM Rubella setelah 1 minggu.
Bila IgM positif, berarti benar infeksi Rubella baru. Bila ibu hamil mengalami
Rubella, pastikan apakah janin tertular atau tidak Untuk memastikan apakah janin
terinfeksi atau tidak maka dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik
PCR (Polymerase Chain Reaction). Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban
(cairan amnion). Pengambilan sampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli
kandungan & kebidanan, dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih
dari 22 minggu.
2.2.3 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan rubella harus dikerjakan pada semua pasien hamil dengan
mengukur IgG . Mereka yang non-imune harus memperoleh vaksinasi pada masa
pasca persalinan. Tindak lanjut pemeriksaan kadar rubella harus dilakukan oleh
karena 20% yang memperoleh vaksinasi ternyata tidak memperlihatkan adanya
respon pembentukan antibodi dengan baik. Infeksi rubella tidak merupakan kontra
indikasi pemberian ASI.
Tidak ada terapi khusus terhadap infeksi Rubella dan pemberian
profilaksis dengan gamma globulin pasca paparan tidak dianjurkan oleh karena
tidak memberi perlindungan terhadap janin.Pemeriksaan Laboratorium yang
dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-
rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat
sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk
divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk
diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella
bawaan.
DAFTAR PUSTAKA