Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2

INFEKSI PADA KEHAMILAN


RUBELLA DAN
CYTOMEGALOVIRUS

Dosen Pengampu :
Alfiah Rahmawati,S.SiT.,M.Keb
Disusun Oleh
Citra Mutiara Julianti
Elisa Nila Desi Maharani
Fatya Angesti Ningrum
Leni Afiyatun
Nurul Auliya Handayani
Rizki AmalyaSyajidah
Yunita Setiya Aryani
Balqis Mega Artistya
Dian Salsabila
Suci Indah Permata
Putri Yuliana
Pokok
Pembahasan

Rubella Cytomegalovirus

Definisi Etiologi Patofisiologi Tanda Gejala

pengaruh
pencegahan diagnosis kajian jurnal
kehamilan
Definisi
Rubella atau cacar jerman adalah penyakit virus yang meletus, sangat menular,
dan umumnya ringan yang tanpa disadari dan tanpa konsekuensi dalam banyak
kasus. Infeksi primer biasanya terjadi selama masa kanak-kanak dan memberikan
kekebalan jangka panjang. Infeksi selama trimester pertama kehamilan dapat
menyebabkan sindrom malformasi janin dikenal sebagai Congenital Rubella
Syndrome (CRS).
Etiologi
Rubella atau campak Jerman disebabkan
oleh infeksi virus Rubella yang menular dari satu
orang ke orang lain. Seseorang bisa terserang
rubella ketika menghirup percikan air liur yang
dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
Seseorang yang terinfeksi rubella dapat menularkan
virus dalam 1–2 minggu sebelum gejala pertama kali
muncul, hingga 7 hari setelah gejala ruam
menghilang.
Etiologi
Perjalanan virus rubella diawali oleh penyebaran droplet di udara
yang berasal dari manusia terkena virus rubella pada tahap
keluarnya ruam atau setelah 14 hari lamanya terkena. Droplet
akan dihirup oleh manusia normal. Virus tersebut akan
bereplikasi di mukosa bukal dan menyebar melalui jaringan
limfoid dan ke sistemik. Kemudian, terjadilah maternal viremia,
pasien merasa tidak enak pada faring dan hari ke 8 merasakan
ada pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati). Setelah itu pasien
akan terjadi kenaikan suhu tubuh atau demam yang meningkat
sampai 390C pada hari ke 14, diikuti dengan munculnya ruam
serta terdapat nyeri sendi pada hari ke 18 setelah pajanan.
Tanda Gejala

Gejala berupa demam, batuk, pilek, serta mata merah dan


berair yang diikuti oleh ruam yang merata diseluruh
permukaan tubuh

Pencegahan
Pencegahan rubella dapat dilakukan berupa jaga kebersihan diri
dan lingkungan, cuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah bepergian atau kontak dengan penderita.
Deteksi status kekebalan Bila ibu sedang hamil
tubuh sebelum hamil dan mengalami demam
ibu hamil tidak boleh kontak disertai bintik bintik
dengan penderita Rubella merah, pastikan apakah
benar rubella dengan
memeriksa lgG dan lgM
Cek anti-rubella igG saja
Pencegahan yang positif memberikan
rubella setelah 1 minggu

gambaran jbu pernah


terinfeksi atau sudah Bila ibu hamil mengalami
pernah vaksin rubella, pastikan apakah janin
tertular atau tidak, untuk
memastikan apakah janin
Cek anti-rubella igM yang
terinfeksi atau tidak maka
positif atau anti rubella igM
dilakukan pendeteksian virus
dan anti igG positif
rubella dengan teknik PCR.
menggambarkan bahwa
Bahan pemeriksaan diambil dari
baru terinfeksi rubella atau
air ketuban (cairan amnion).
baru di vaksin rubella.
Diagnosis
Ruam kemerahan pada rubella memiliki
kemiripan dengan beberapa penyakit
kulit lain. Oleh sebab itu, dokter akan
melakukan tes darah untuk mendeteksi
keberadaan antibodi rubella. Antibodi
rubella dalam darah menjadi tanda
bahwa seseorang sedang atau pernah
terinfeksi rubella
Pengaruh Terhadap Kehamilan
Infeksi virus rubella berbahaya apabila
infeksi terjadi pada awal kehamilan. Virus
dapat berdampak di semua organ dan
menyebabkan berbagai kelainan bawaan.
Janin yang terinfeksi rubella berisiko besar
meninggal dalam kandungan, lahir
prematur, abortus serta merta (spontan)
dan mengalami malabentuk (malformasi)
sistem organ.
Kajian Jurnal
Sumber : Sari, R. D. P. (2019). Kehamilan dengan Infeksi TORCH.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1), 176-181.

Hasil : Infeksi Rubella menyebabkan kerusakan janin karena proses


pembelahan terhambat. Dalam rembulan (secret) tekak (faring) dan
air kemih (urin) bayi dengan CRS, terdapat virus Rubella dalam jumlah
banyak yang dapat menginfeksi bila bersentuhan langsung. Virus
dalam tubuh bayi dengan CRS (Congenital Rubella Syndrom) dapat
bertahan hingga beberapa bulan atau kurang dari 1 tahun setelah
kelahiran.
Materi kedua
galovirus
Cytome
01

DEFINISI
Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi manusia dan
menimbulkan penyakit. CMV disebabkan oleh infeksi Cytomegalovirus yang dapat
menyebar dengan mudah melalui cairan tubuh seperti darah, air liur, urin dan air
susu ibu yang dapat menyerang otak, paru-paru, usus, lambung, ginjal, hati, jantung,
mata dan organ lain.
02
ETIOLOGI

Cytomegalovirus adalah suatu jenis virus yang termasuk dalam keluarga


Herpesviridae. Virus lain dalam famili yang sama dan seringkali menginfeksi
manusia adalah herpes simpleks virus, varicella zoster virus, dan Epstein-Barr
virus. Virus CMV dapat ditemukan dalam cairan tubuh, seperti air liur, urine,
darah, air mata, air mani, dan ASI. Cytomegalovirus erat kaitannya dengan
virus yang menyebabkan herpes, cacar air, dan juga mononukleosis. Virus
yang masuk ke dalam tubuh akan tetap tinggal meskipun dalam keadaan yang
tidak aktif.
03
PATOFISIOLOGI
CMV diduga menginfeksi sel-sel epitel dan dapat ditemukan pada berbagai
organ, misalnya kelenjar air liur, paru, hati, ginjal, usus, pankreas, kelenjar
adrenal, dan sistem saraf pusat. Adanya infeksi CMV akan mengaktivasi
respons peradangan seluler, salah satunya reaksi granulomatosa. Proses
inilah yang menyebabkan munculnya manifestasi klinis, seperti infeksi
CMV kongenital. Apabila janin dilahirkan dari ibu yang mengalami infeksi
CMV, maka dapat terjadi infeksi CMV kongenital atau infeksi CMV
perinatal. Perbedaan keduanya terletak pada metode penularannya.
Infeksi CMV kongenital ditularkan ke anak melalui sel imun ibu yang
diberikan kepada anak dalam masa kehamilan, sedangkan infeksi CMV
perinatal ditularkan dalam proses persalinan melalui jalan lahir yang
terinfeksi atau adanya kontak dengan air susu ibu yang mengalami infeksi
CMV.
04
DIAGNOSIS
Sebagian besar anak yang lahir dengan infeksi CMV kongenital tidak
menunjukkan gejala (asimptomatik) saat lahir. Asimptomatik dalam hal tersebut
didefinisikan sebagai terdeteksinya CMV di dalam cairan tubuh mana pun pada
anak dalam 3 minggu pertama kehidupan, namun tidak menunjukkan kelainan
pada klinis, hasil laboratorium, dan hasil pemeriksaan radiologi. Gold standard
diagnosis infeksi CMV kongenital adalah isolasi atau kultur virus pada anak
dalam usia tiga minggu pertama. Sampel yang diambil untuk isolasi virus dapat
berupa sampel urin, saliva, sekret servikovaginal, cairan amnion, darah, dan
cairan serebrospinal (CSS). Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan
berupa pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) dari sampel urin atau
saliva dengan sensitivitas 89% dan spesifisitas 96%.
09
PENCEGAHAN
Sulit mencegah infeksi kongenital CMV dari ibu ke bayi, karena
isolasi virus dari ibu tidak dapat secara rutin. Dilakukan.
Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan untuk mendeteksi
adanya infeksi CMV pada bayi. Pemeriksaan darah donor dapat
mencegah bayi mendapat transfusi darah penderita CMV. Ibu
yang seri sgatif CMV dapat dievakuasi secara hati hati dengan
menggunakan CMV hidup ( sinopsis kedokteran tropis).
Pengaruh Terhadap Kehamilan

Ibu hamil yang terinfeksi virus CMV dapat menularkan infeksi ini pada janin atau bayi
dengan gejala yang lebih buruk, antara lain kematian janin dalam kandungan, kelahiran
prematur dengan berat badan lahir rendah, ukuran kepala bayi kecil atau mikrosefali
serta kematian bayi yang baru lahir karena perdarahan, anemia maupun gangguan pada
hati atau otak.
09
KAJIAN JURNAL
Sumber : Gugun, A. M. (2012). Prevalensi Seropositif IgM/IgG Cytomegalovirus
pada Populasi Wanita Pra-nikah dengan Riwayat Konsumsi Makan Lesehan.
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 12(2), 124-131.

Hasil : Hasil uji Chi square untuk menganalisis hubungan antara riwayat makan
lesehan dan seropositif CMV menunjukkan nilai Risiko Prevalensi sebesar
0.967, (IK;95%: 0.785 – 1.191, p=0.751). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat
hubungan antara riwayat konsumsi makan lesehan dengan prevalensi
seropositif IgM/IgG CMV pada populasi wanita pra-nikah. Menurut beberapa
penelitian tersebut terdapat hubungan antara riwayat kontak sekret dan
kontak erat dalam hal meningkatkan prevalensi infeksi CMV.
09
KESIMPULAN
Rubella atau cacar jerman adalah penyakit virus yang meletus, sangat menular,
dan umumnya ringan yang tanpa disadari dan tanpa konsekuensi dalam banyak
kasus. Infeksi primer biasanya terjadi selama masa kanak-kanak dan memberikan
kekebalan jangka panjang. Infeksi selama trimester pertama kehamilan dapat
menyebabkan sindrom malformasi janin dikenal sebagai Congenital Rubella
Syndrome (CRS).
Sedangkan cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi
manusia dan menimbulkan penyakit. CMV disebabkan oleh infeksi Cytomegalovirus
yang dapat menyebar dengan mudah melalui cairan tubuh seperti darah, air liur, urin
dan air susu ibu yang dapat menyerang otak, paru-paru, usus, lambung, ginjal, hati,
jantung, mata dan organ lain. Orang yang beresiko terkena CMV antara lain bayi
belum lahir yang ibunya terinfeksi CMV, anak-anak dan orang dewasa yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lemah
09
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui tentang
infeksi pada kehamilan yaitu seperti Rubella dan cytomegalovirus serta
mengetahui pencegahan,cara memberikan asuhan dan pemantauan
yang sesuai supaya dapat meminimalisir dampak buruk terhadap
kehamilan sehingga persentasi kasus tersebut semakin kecil.
09
DAFTAR PUSTAKA
1.Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Rubela dan Campak Penyebab Penyakit Berat dan Kecacatan
Janin, Politeknik kesehatan Jogja, 2017
2.A. Plotkin S., Review Rubela eradication, Elsevier Science Ltd., 2011, 3311-3319
3.Kotton CN, Hirsch MS. Cytomegalovirus and human herpesvirus types 6, 7, and 8. In: Jameson JL, Kasper DL, Longo DL, Fauci AS, Hauser
SL, Loscalzo J, editors. Harrison;s principles of internal medicine. 20th New York: McGraw Hill Education; 2018. P.1361-5
4.Marlynda Happy Nurmalita Sari dkk (2022) Penyakit Dan Kelainan Dari Kehamilan. Get Press.
5.Sharely Nursy Siringorigo dkk, (2022) Asuhan Keperawatan Anak dengan Penyakit Infeksi. Yayasan Kita Menulis.
6.Buonsenso D, Serranti D, Gargiullo L, Ceccarelli M, Ranno O, Valentini P. Congenital Cytomegalovirus infection: current strategies and
future perspectives. Eur Rev Med Pharmacol Sci 2012; 16:919-35.
7.Stehel EK, Sanchez PJ. Cytomegalovirus infection in the fetus and neonate. NeoReviws 2005; 6:38-45.
8.Buonsenso D, Serranti D, Gargiullo L, Ceccarelli M, Ranno O, Valentini P. Congenital Cytomegalovirus infection: current strategies and
future perspectives. Eur Rev Med Pharmacol Sci 2012; 16:919-35.
9.Stehel EK, Sanchez PJ. Cytomegalovirus infection in the fetus and neonate. NeoReviws 2005; 6:38-45.
10. Gandhoke I, Aggarwal R, Hussain SA, Pasha ST, Sethi P, Thakur S, et al. Congenital CMV infection: diagnosis in symptomatic infants.
Indian Journal of Medical Microbiology 2009; 27(3):222-5.
11. Akhter K, Wills TS. Cytomegalovirus [cited on November 17th, 2016]. Available from: emedicine.medscape.com/article/215702
12. Gugun, A. M. (2012). Prevalensi Seropositif IgM/IgG Cytomegalovirus pada Populasi Wanita Pra-nikah dengan Riwayat Konsumsi Makan
Lesehan. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 12(2), 124-131.
13. R. D. P. (2019). Kehamilan dengan Infeksi TORCH. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1), 176-181.
14. Prastika, S. (2016). Mewaspadai virus zika dan virus ganas lainnya pada wanita. Jakarta: Banana Books.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai