KEHAMILAN
Pembimbing :
dr. Ipung Puruhito, Sp.PD
Disusun oleh:
HEIDY PUTERI R
201620401011098
TOXOPLASMA
RUBELLA
CYTOMEGALOVIRUS
HERPES
TOXOPLASMA
• Toxoplasma gondii dapat menular ke manusia melalui
beberapa rute, yaitu :
1. Pada toxoplasmosis kongenital transmisi melalui
plasenta bila ibu mengalami infeksi primer saat hamil
• Resiko bayi lahir memperoleh infeksi kongenital adalah sebesar 4-7/1000 ibu hamil.
• Resiko meningkat menjadi 50/1000 ibu hamil bila ibu tidak mempunyai antibodi spesifik
• Hypertermi
• Cephalgia
• Fatigue
• Bumil Infeksi primer 50% bayi dilahirkan
toksoplasmosis kongenital.
• Transmisi penyakit ke janin Hidrosefalus,
Korioretinitis dan Kalsifikasi intrakranial.
GEJALA KLINIS
• Kehamilan dengan imun seropositif antibodi IgG anti-
toksoplasma dengan titer 1/20 – 1/1000
• Kehamilan dengan antibodi IgG/IgM spesifik titer tinggi
seropositif reinfeksi kehamilan toksoplasmosis
eksaserbasi akut.
• Kehamilan dengan seronegatif antibodi spesifik (-)
uji serologik tiap trimester.
• Kehamilan dengan serokonversi (seronegatif ~>
seropositif) resiko tinggi transmisi vertikal dari
maternal ke janin (toksoplasmosis kongenital)
DIAGNOSIS
• Kehamilan dengan infeksi akut Spiramisin 2-4 g/hari
(mencegah transmisi transplasental), Piremitamin 50-100
mg/kg/hr/p.o.
TERAPI
• Makan sayur-sayuran dan daging yang dimasak.
• Skrining serologik pramarital dilanjutkan skrining
bulanan selama kehamilan bagi bumil seronegatif.
PENCEGAHAN
• German measles penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Rubella virus.
• Rubella salah satu virus teratogenik dan menyebabkan
Kongenital Rubella Sindrom,
• Dikarakteristikkan oleh IUGR, kalsifikasi intrakranial,
mikrosepali, katarak, defek pada jantung (tersering: PDA)
RUBELLA
• Gejala yang muncul pada rubella saat kelahiran sangat
bervariasi. Hampir seluruh komplikasi ini terjadi pada
bayi yang lahir dari ibu yang terkena infeksi rubella saat
usia kehamilan 16 minggu.
• Ditemukan kongenital rubella sindrom 90% pada bayi,
jika infeksi terjadi pada 12 minggu pertama, dan 20% jika
terjadi diantara 12-16 minggu kehamilan.
Hematogen
Sistem vaskular
(infeksi pada
fetus
fetus)
Kerusakan
pemb.darah &
iskemik pd organ
yg berkembang
Ketika pajanan infeksi maternal terjadi pada trimester pertama, infeksi ke fetus akan terjadi
sekitar 80%, menurun 25% pada trimester kedua, dan meningkat lagi pada trimester ketiga.
• Infeksi primer pembesaran KGB
• Ruam pada daerah muka dan menyebar ke seluruh tubuh
dalam waktu 1 hari.
• Gejala klinis primer
• IgM spesifik rubella ELISA
• Prenatal memeriksa adanga IgM dari darah janin
melalui CVS (chorionic villus sampling)
DIGNOSIS
• Virus ini menyebabkan pembengkakan sel terlihat sel
membesar (sitomegali) dan tampak seperti gambaran
mata burung hantu.
• Infeksi sitomegalovirus dapat ditularkan melalui kontak
dengan saliva, urin / cairan tubuh lain, termasuk melalui
kontak seksual, transplantasi organ, transmisi
tansplasenta, transmisi melalui ASI dan transfusi darah
CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
• Di negara-negara maju, CMV merupakan penyebab
infeksi kongenital yang paling utama dengan angka
kejadian 0,3-2% dari kelahiran hidup.
• Dilaporkan pula bahwa 10-15% bayi lahir yang terinfeksi
secara kongenital adalah simptomatis yakni dengan
manifestasi klinis akibat terserangnya SSP dan berbagai
organ lainnya. Hal ini menyebabkan kematian perinatal
20-30% serta timbulnya cacat neurologik berat lebih dari
90% pada kelahiran.
• Sebanyak 10-15% bayi yang terinfeksi bersifat
asimptomatis serta tampak normal pada waktu lahir
Jaringan Sel & Eksaserb
Infeksi Primer Hospes Jaringan asi
• Infeksi CMV primer
Infeksi CMV maternal :
(asimtomatik) :
• Demam ringan
• Mononukleosis
• Malaise
• Demam
• Myalgia
• Lelah
• limfadenopati
GEJALA KLINIS
• Infeksi CMV kongenital, terjadi pada 5-10% bayi
baru lahir :
• jaundice
• hepatosplenomegali,
• rash ptekial
• respiratory distress,
• gangguan neurologi : mikrosefali, motor delay,
kalsifikasi serebral, letargy dan kejang.
• Metode serologis diagnosa infeksi maternal primer
dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari
seronegatif menjadi seropositif (tampak adanya IgM dan
IgG anti CMV)
• Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan
dengan menggunakan uji immuno fluoresen.
DIAGNOSIS
• Obat yang digunakan untuk CMV saat ini adalah
Ganciclovir, Foscarnet, Cidofivir, Valaciclovir, tapi
sampai saat ini belum dilakukan evaluasi mengenai
intoksikasi dan resistensi terhadap obat-obatan tersebut.
TERAPI
• Herpes disebabkan oleh infeksi dari Herpes simplex
virus. Walaupun HSV-1 dan HSV-2 dapat menyebabkan
herpes neonatal, HSV-2 bertanggungjawab 70% dari
kasus. Infeksi herpes neonatal didefinisikan sebagai
infeksi dalam 28 hari kelahiran dan 90% infeksi
perinatally transmitted melalui jalan lahir
HERPES
• Sekitar 30-60% wanita yang mendapatkan perawatan
obstetri memiliki riwayat infeksi HSV
• Survey di India, kejadian IgM pada kelompok pasien
dengan riwayat obstetri buruk (lahir mati, kematian
neonatal) ditemukan hanya 3,6%.
• Herpes dapat di transmisikan ke fetus pada periode
peripartum (saat bayi melalui jalan lahir, 80%), transmisi
melalui intrauterin (dari asending infeksi melalui kanalis
servikalis atau transplasenta, 5%), atau melalui transmisi
postnatal 10%
Perjalanan penyakit selama kehamilan
• 80% wanita yang terjangkit infeksi herpes genitalis
mengalami kekambuhan simtomatik sebanyak 2-4 kali
selama hamil
• Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering pada
kehamilan tahap lanjut.
HEPATITIS B
Gejala Klinis
• Pada ibu hamil dengan Viral Load tinggi dapat
dipertimbangkan pemberian HBIG atau Lamivudin pada
1-2 bulan sebelum persalinan. (pengaruh teratogenik dari
lamivudin)
• HbsAg positif seksio sesarea. (persalinan lama
meningkatkan penularan HBV intrauterin).
Penanganan kehamilan
dan persalinan
KOMPLIKASI :
• Hepatitis B kronik Sirosis dan karsinoma
Hepatoseluler.
PROGNOSIS :
• Resiko terkena hepatitis kronik sangat tinggi diantara
individu dengan infeksi hepatitis B yang didapat saat
perinatal
• Kewaspadaan universal : hindari hubungan seksual dan
pemakaian alat atau bahan dari pengidap. Vaksinasi
Hepatitis B bagi seluruh tenaga kesehatan sangat penting,
terutama yang sering terpapar dengan darah.
• Skrining HBsAg pada ibu hamil
• Imunisasi
PENCEGAHAN
MALARIA
ETIOLOGI
• 300-500 juta orang terinfeksi.
• 1,2 juta kematian pada 2010.
• Afrika ¼ wanita hamil terinfeksi
• Indonesia Papua, NTT, Maluku, Maluku Utara dan
Sulawesi Utara.
• Gejala malaria yang tidak umum sering terjadi pada
kehamilan, terutama pada trimester II, seperti:
• Panas: umumnya panas tinggi sampai menggigil
• Anemia: akan menjadi parah pada kehamilan karena
hemolisis dengan akibat asam folat menurun, di samping
karena perubahan pada kehamilan
• Pembesaran lien: umumnya pada trimester II
• Pada infeksi yang berat biasa terjadi: ikterus, kejang,
kesadaran menurun, koma, muntah dan diare
GEJALA KLINIS
• Pasien dengan dugaan malaria P.falsiparum sebaiknya
dirawat
• Periksa jenis plasmodium untuk memberi pengobatan
yang tepat
• Pengawasan ketat pada ibu dan janin
• Pilih obat berdasarkan: berat ringannya penyakit, hindari
obat yang merupakan kontraindikasi, pilih dosis yang
adekuat, beri cairan yang adekuat, perhatikan nutrisi yang
cukup kalori.
PENANGANAN
• Lini pertama:
• Artesunat injeksi sediaan 1 ampul berisi 60 mg serbuk
kering asam artesunik dilarutkan dalam 0,6 ml natrium
bokarbonat 5%, diencerkan dalam 3-5 ml dekstrose 5%.
Pemberian secara bolus iv selama 2 menit. Loading dose:
2,4 mg/kg iv setiap hari sampai hari ke-7, jika penderita
sudah dapat minum obat, ganti peroral.
• Artemeter 1 ampul berisi 80 mg artemeter. Pemberian
secara im selama 5 hari. Dosis dewasa 160 mg (2 ampul) im
pada hari pertama, diikuti 80 mg im pada hari kedua sampai
kelima
Antimalaria pada
kehamilan
• Lini kedua
• Kuinin (kina) per infus (drip) kina 25% dosis
10mg/kg atau 1 ampul (2ml=500mg) dilarutkan dalam
500 ml dekstrose atau dalam NaCl dalam 8 jam,
diulang setiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai
penderita bisa mium obat, atau dengan dosis yang
sama diberikan selama 4 jam kemudian, infus tanpa
obat 4 jam, diulang obat selama 4 jam, kemudian tanpa
obat selama 4 jam. Demikian 3 kali dalam 24 jam,
sampai penderita dapat minum obat.
KOMPLIKASI
• Profilaksis klorokuin (pelancong ke endemik)
Klorokuin dosis 5 mg/kg/minggu habis makan, diminum
1 minggu sebelum datang ke daerah endemik malaria
sampai 4 minggu setelah kembali, diulang kalau kembali
ke daerah endemik setelah 3-6 bulan.
• Pada daerah yang resisten klorokuin, dapat diberikan
Meflokuin 15 mg/kg dosis tunggal untuk daerah yang
sensitif. Meflokuin 25 mg/kg diteruskan dengan 10
mg/kg 6-24 jam kemudian untuk daerah yang mulai
resisten
PENCEGAHAN