7112080127
1
tidak khas, seperti:hematemesis, ikterus, hemoptoe atau gangguan
neurologik,oleh karena itu TTG sering pula disebut sebagai "The Great
Imitator".
b. Umur
PTG sering terjadi pada penderita pasca MH dengan umur lebih dari 35
tahun. Sehingga pada penderita MH yang berumur 35 tahun atau lebih dengan
jumlah anak cukup dianjurkan untuk dilakukan histerektomi dan pemantauan
yang lebih ketat, walaupun tindakan profilaktik ini tidak dapat mencegah
terjadinya keganasan di luar uterus.
2
untuk menjadi PTG. Semakin besar uterus menunjukkan bahwa semakin
banyak jumlah sel trofoblas. Peningkatan sel trofoblas tersebut akan
mengakibatkan semakin tingginya kadar -hCG. Peningkatan kadar -hCG
tersebutakan menimbulkan hiperstimulasi ovarium sehingga tampak sebagai
kista lutein bilateral.
d. Gambaran Histopatologi
3
Adalah suatu tumor ganas trofoblas yang terjadi tanpa didahului oleh
suatu fertilisasi, tetapi berasal dari germ sell ovarium. Brewer
mengatakan bahwa non gestasional choriocarcinoma juga merupakan
bagian teratoma. Oleh Internasional Union Against Cancer (UICR)
diadakan klasifikasi sederhana dari penyakit trofoblas, yang mempunyai
keuntungan bahwa ngka yang diperoleh dari berbagia negara didunia
dapat dibandingkan. Klasifikasi itu adalah :
a. Ada hubungan dengan kehamilan
b. Tidak ada hubungan dengan kehamilan
i. Diagnosis klini
- Non Metastase
- Metastase
Lokal (pelvis)
Diluar pelvis
ii. Diagnosa histolgy
- PTG jenis villosom
- PTG jenis non-villosom
- PTG jenis yang tidak jelas
iii. Diagnosa morfologik
- Mola hidatidosa
- Koriokarsinoma
- Tidak dapat ditentukan (unclassified)
-
5. Diagnosis Penyakit Trofoblastik Ganas (PTG)
a. Klinisi
Secara klinis pada kasus Kr yang berasal dari MH, sebetulnya mudah
untuk membuat diagnosisnya, bahkan dapat dibuat secara dini. asal
penderitanya mau memeriksakan diri secara teratur, karena mereka se-
sungguhnya sudah diberi informasi tentang adanya kemungkinan
keganasan, dan diharuskan untuk melakukan follow up selama satu tahun.
4
Apabila selama pemantauan ditemukan distorsi dari kurva regresi dar i-
hCG sebelum minggu ke-12 atau kenaikan lagi setelah pernah mencapai
kadar normal, hal tersebut sudah dapat ditegakkan sebagai suatu Tumor
Trofoblastik Gestasional (TTG) hanya saja pada kondisi tersebut
disebutkan sebagai Persistent Trofoblastik Disease (PTD) oleh karena tidak
dibuat pemeriksaan histopatologis. Pada kondisi yang didahului oleh jenis
kehamilan lain, seperti abortus, kehamilan ektopik dan atau aterm diagnosis
lebih sukar untuk ditegakkan oleh karena tidak dilakukan pemantauan kadar
-hCG.
5
i. Pemeriksaan darah lengkap termasuk hitung darah tepi, platelets, PT,
PTT, fibrinogen, BUN, kreatinin, dan test fungsi liver.
j. CT scan liver jika ada indikasi. Whole body CT scan pada pasien yang
ditemukan adanya metastasis di paru-paru.
b. USG
Gambaran USG pada TTG pada uterus tampak adanya gambaran massa
komplek dan disertai dengan adanya neovaskularisasi.
c. Histopatologis
6. Stadium
6
WHO (Scoring System)
7
7. Penatalaksanaan Tumor Trofoblastik Gestasional (TTG)
Kemoterapi diberikan pada semua kasus TTG. Pada kasus TTG yang
bertujuan untuk mempertahankan fungsi reproduksi, maka pemberian
kemoterapi diberikan pada kasus-kasus seperti tersebut di bawah ini.
a. wanita muda dengan paritas rendah, atau yang masih menginginkan anak.
b. besar uterus di bawah 14 minggu
c. tidak ada tanda-tanda perforasi atau ancaman perforasi
d. protokol terapi disesuaikan menurut Skor Faktor Risiko FIGO
1. PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari FIGO Stadium I, II, dan III :
a. Methotreksate 0,4 mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2
minggu
b. Methotreksate 1,0mg/KgBB selang satu hari sampai 4 dosis dengan
ditambahkan Leukovorin 0,1 mg/KgBB 24 jam setelah MTX, diulang
tiap 2 minggu.
c. Methotrexate 50 mg/m2 diberikan secara weekly.
d. Actinomycin-D 1,25 mg/m2 diberikan tiap 2 minggu
e. Actinomycin-D 12 ug/KgBB IV tiaphari selama 5 hari diulang tiap 2
minggu. Protokol ini digunakan pada pasien engan gangguan fungsi hati.
f. Methotreksate 250 mg infuse selama 12 jam, diulang tiap 2 minggu
g. Kemoterapi dilanjutkan 1 atau 2 kali setelah kadar hCG normal.
2. PTG risiko tinggi, FIGO stadium I, II, III dengan skore WHO lebih dari atau
sama 7 atau stadium IV.
Terapi primer adalah EMA-CO (Etoposide, MTX, Actinomysin,
Cyclophospamid dan Oncovin (Vincristine). Jika respon kurang baik atau
resisten alternatif lain adalah :
- EMA PA (Etoposide,MTX, Actinomysin Cis Platin dan Adriamysin)
- EMA EP (Etoposide, MTX, Actinomysin Etoposide Platinum).
8
Jika EMA-EP resisten dapat diberikan alternatif :
- Paklitaxel Cisplatin
- Paklitaxel Etoposide
- Paklitaxel 5 FU
- ICE ( Iphosphamid , Cisplatin, dan Etoposide)
- BEP regimen.
9
Daftar pustaka :
Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC
Kohorn, Ernest I. FIGO 2002 Staging and Risk Factor Scoring System for
gestational trophoblastic disease.Update and critical discussion:2015
Ngan, HYS; Seckl, MJ; Berkowitz, RS; Xiang, Y; Golfier, F;Sekharan, PK;
Lurain, JR. Citation. International Journal of Gynecology & Obstetrics, v. 131
n.S123-S126, http://hdl.handle.net/10722/227479. 2015.
10