Virus ini sampai kepada janin melalui ibu, melewati tiga cara:
Ganggu pertumbuhan janin. Virus rubella fatal bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Janin
akan terancam terkena kelainan jantung, kehilangan pendengaran atau tuli ketika dilahirkan,
retardasi mental, kelainan pada bentuk dan fungsi mata, katarak, hidrosefalus atau pembesaran
kepala akibat berisi cairan, mikrosefalus atau tengkorak janin tidak berkembang sehingga
ukurannya lebih kecil dari normal, hipoplasia atau gangguan perkembangan pada sejumlah organ
tubuh janin (seperti jantung, paru-paru dan limpa), bayi lahir dengan berat badan rendah,
hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, gangguan perkembangan sistem saraf seperti
meningosefalitis. Bahkan janin terancam lahir dalam keadaan sudah meninggal di dalam
kandungan.
Gejala infeksi virus Rubella tidak spesifik. Kebanyakan ibuhamil tidak merasakan gejala apa
pun, hanya demam ringan (37,5C), pusing, pilek ringan, mata merah dan nyeri pada persendian.
Sepintas mirip gejala flu sehingga seringkali diabaikan. Selama rentang masa inkubasi 14-21 hari
setelah terinfeksi, gejala klinis infeksi virus Rubella belum muncul. Walaupun sebenarnya
serangan virus sudah menyerang beberapa organ tubuh ibu hamil, seperti tenggorokan, jaringan
lendir lubang hidung, saluran kemih dan usus besar.
Infeksi virus Rubella dapat menular. Penularannya lewat udara, air liur, kontak atau fese.
Bahkan kini kaum pria bisa terkena infeksi virus ini. Bila kondisi tubuh Anda tidak fit, segera
jauhi orang yang terkena infeksi virus Rubella
Hanya sedikit ibuhamil yang bisa diindentifikasi. Biasanya yang muncul di kulit adalah ruamruam kemerahan, terutama di bagian wajah, lengan dan kulit kepala. Itu sebabnya infeksi Rubella
disebut juga sebagai campak Jerman, karena ruam kulitnya mirip seperti campak. Ruam-ruam ini
tidak akan berlangsung lama, 2-3 hari saja sudah hilang dengan sendirinya. Kemudian diikuti
dengan pembengkakan kelenjar limpa di leher bagian belakang, yang disertai rasa kaku dan nyeri
pada persendian
Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu
dipertimbangkan. Setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8%
dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III.
Tanda dan Gejala klinis:
Demam-ringan
Merasa mengantuk
Sakit tenggorok
Kemerahan sampai merah terang atau pucat, menyebar secara cepat dari wajah ke seluruh
tubuh, kemudian menghilang secara cepat
Hingga kini tidak ada obat-obatna yang dapat mencegah viremia pada orang yang tidak
kebal.. manfaat gamaglobulin dalam hal ini masih diragukan, yang lebih manjur ialah vaksin
rubella. Akan tetapi, vaksinasi ini sering menimbulkan artralgia atau arthritis, dan pula vaksinasi
yang dilakukan tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat
menyebabkan infeksi janin. Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan.
Pemberian vaksin pada wanita selam kunjungan prekonsepsi dianjurkan untuk uji serologi
varicella apabila klien selama masa kanak-kanaknya tidak mempunyai riwayat infeksi,
kontraindikasi pada kehamilan adalah menghindari konsepsi selama 3 bulan setelah vaksinasi.