Anda di halaman 1dari 8

KENALI PENYAKIT CAMPAK, RUBELLA, DAN ROSEOLA

Campak, Rubella dan Roseola mempunyai kesamaan gejala klinis yaitu deman dan ruam.
Seringnya orangtua mengira ruam tersebut adalah DBD atau alergi. Apalagi jika anak sudah
diimunisasi, tak mengira itu campak. Yah, lebih tepatnya memang harus segera ke dokter.
Yuk, ketahui Campak, Roseola dan Rubella. Penanganan yang tepat memudahkan anak
kembalisehat.

CAMPAK

Campak atau dikenal juga dengan nama Morbilli, Rubeola atau Measles ini adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang dimaksud disini adalah virus
Morbilli dari keluarga Paramyxoviridae. Campak atau masyarakat sering menyabutnya
'tampek' , penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab
kesakitandan kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan
insiden tertinggi usia terkena campak adalah pada anak usia 1-2 tahun.

Penyakit Campak disebabkan oleh virus Morbilli atau virus Rubeola yang terdapat dalam
sekret nasofaring dan darah penderita. Penularannya melalui droplet atau percikan
ludah/batuk penderita. Timbul gejala penyakit setelah 10 sampai 20 hari anak kontak dengan
penderita. Penyakit Campak mempunyai 3 stadium yaitu stadium permulaan
(prodromal,kataral), stadium erupsi dan stadium penyembuhan (konvalesen).

Stadium permulaan yang berlangsung kurang lebih, 4-5 hari, gejalanya mirip dengan
influenza (flu) batuk-pilek, demam disertai radang pada selaput lendir hidung, mulut,
tenggorokan, nyeri sendi/otot, sakit kepala, silau bila terkena sinar matahari (fotophobia),
kadang kala ada diarenya juga. Pada mata ditemukan mata yang merah (injeksi silier). Tanda
khas yang dapat ditemukan pada stadium ini adalah bercak Koplik.

Stadium erupsi gejala demam, batuk pilek dan radang bertambah berat. Mulai timbul bercak
kemerahan (ruam makulopapular) yang timbul secara berurutan mulai kepala/wajah, badan,
tangan sampai kaki secara berurutan. Yang khas adalah awal timbul ruam selalu mulai dari
belakang telinga, tengkuk, batas rambut dan muka. Ruam akan mencapai anggota bawah
pada hari ketiga. Ruam selanjutnya akan menghilang sesuai dengan urutan timbulnya,
bersamaan dengan turunnya demam selama stadium ini anak masih infeksius atau
menularkan.

Stadium konvalesen (penyembuhan) dimulai setelah ruam timbul merata, suhu badan
berangsur turun dan normal kembali. Ruam akan menghilang dan menjadi bercak kehitaman
(hiperpigmentasi) dengan kulit yang mengelupas seperti bersisik (ganti kulit).
Hiperpigmentasi ini akan menghilang dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu. Yang harus
diingat hiperpigmentasi adalah ciri khas pada campak.

Karena penyebab Campak adalah virus, maka disebut self-limiting disease (dapat sembuh
sendiri) karena itu kesembuhan sangat tergantung pada daya tahan tubuh penderitanya.

Pengobatan hanya bersifat suportif berupa :

1. Istirahat, sebaiknya pasien ditempatkan pada ruangan hangat dan lembab serta hindari
paparan sinar yang kuat. Biasanya anak anda akan dirawat dalam ruang isolasi untuk
mencegah penyebaran penyakit hingga empat hari setelah bercak muncul, setelah itu
anak dapat beraktivitas biasa.
2. Obat penurun panas.
3. Asupan cairan yang cukup
4. Vitamin A (100.000IU untuk usia 6 bulan- 1 tahun, dan 200.000IU untuk usia > 1 tahun).
Vitamin A diberikan bila usia anak 6 bulan sampai 2 tahun saat terkena campak, atau
anak dengan daya tahan tubuh rendah atau memiliki penyakit yang menghalangi
penyerapan vitamin A.

Campak umum sebelum tahun 1966, maka kebanyakan orang yang lahir sebelum itu
mempunyai kekebalan. Orang yang menghadapi risiko campak termasuk:

Orang yang lahir pada atau sejak tahun 1966 yang belum pernah menderita campak dan
belum pernah menerima dua dosis vaksin CampakGondong-Rubela (MMR) dari usia 12
bulan
Orang yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah (mis. orang yang sedang
menerima kemoterapi atau radioterapi untuk kanker atau orang yang sedang menerima
dosis besar obat steroid) meskipun telah diimunisasi sepenuhnya atau menderita infeksi
campak sebeumnya
Orang yang tidak mempunyai kekebalan dan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Vaksin adalah cara untuk mencegah Campak. Bahkan di Indonesia, setiap anak wajib
untuk imunisasi campak saat anak berusia 9 bulan. Vaksin yang diberikan dapat hanya
campak saja yaitu saat usia 9 bulan (cukup sekali saja), atau gabungan campak, gondongan
dan campak jerman (MMR) saat usia 12-15 bulan. Untuk vaksin MMR, akan diberikan dosis
kedua saat anak berusia 4-6 tahun. Orang dewasa dapat mengulang imunisasi caampak saat
masuk kuliah atau saat mau bekerja.
Virus Morbilli pada ibu hamil muda (1-2 bulan pertama) kemungkinan besar mengalami
abortus (keguguran), bila terinfeksi pada kehamilan selanjutnya, maka bayi yang dilahirkan
kemungkinan mengalami kelainan kongenital, berat badan lahir rendah atau lahir mati.
Karenanya pada wanita yang merencanakan kehamilan dan belum pernah divaksin Campak,
dianjurkan untuk divaksin Campak terlebih dulu, atau diberikan vaksin gabungan yang ada
komponen campaknya seperti MMR (measles, mumps,rubella).

Campak adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Hampir 95% anak yang
mendapat vaksin tidak akan terkena campak, jadi kecil kemungkinan terkena lagi. Tetapi
kadar kekebalan tubuh terhadap virus campak semakin menurun seiring bertambahnya usia,
karena itu vaksin diulang lagi saat dewasa. Bila tidak diulang maka kemungkinan terkena lagi
akan ada.

Komplikasi timbul pada 5-15% dari keseluruhan kasus campak. Komplikasi yang dapat
muncul adalah otitis media (radang telinga), pneumonia (radang paru), laryngitis, dan
eksaserbasi (munculnya infeksi dari kuman yang dorman) Tuberkulosis. Tapi yang paling
ditakutkan adalah komplikasi pada system saraf anak, komplikasi tersebut berupa
ensefalitis/radang otak (paling sering), sindroma Guillain-Barr,kelumpuhan, neuritis
retrobulbar/radang saraf mata (jarang terjadi). Biasanya kematian timbul akibat komplikasi
yang timbul.

Komplikasi ini akan lebih mudah terjadi pada anak yang memang sebelum sakit sudah
mempunyai daya tahan tubuh yang lemah seperti pada anak dengan gizi buruk, tbc, penyakit
keganasan(mis.leukemia)dll.

Jaga tubuh anak agar tetap bersih sehingga dia tetap merasa nyaman. Boleh saja anak
dimandikan atau dilap seluruh tubuhnya. Pendapat yang mengatakan kalau anak campak
tidak boleh dimandikan adalah keliru karena bila tubuhnya kotor dan berkeringat akan
menimbulkan rasa lengket dan gatal luar biasa. Dorongan menggaruk kulit yang gatal bisa
menimbulkan infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Gunakan sabun bayi yang tak terlalu
merangsang kulit dan gosoklah kulitnya perlahan. Sehabis mandi, keringkan dan taburi
denganbedaksalycyltalc.

RUBELLA

Rubella atau Campak Jerman atau Campak 3 hari adalah infeksi yang menyerang terutama
kulit dan kelenjar getah bening. Campak Jerman umumnya memiliki dampak lebih ringan
dan tidak fatal. Umumnya pun terjadi pada anak usia 5 sampai 14 tahun. Hal ini disebabkan
oleh virus Rubella, berbeda dengan Campak yang disebabkan virus Rubeola.
Virus Rubella, sebuah togavirus yang menyelimuti dan memiliki genom RNA beruntai
tunggal. Virus ini ditularkan melalui jalur pernapasan dan bereplikasi di nasofaring dan
kelenjar getah bening. Virus ini ditemukan di dalam darah 5 sampai 7 hari setelah infeksi dan
menyebar ke seluruh tubuh. Virus memiliki sifat teratogenik dan mampu melintasi plasenta
dan menginfeksi janin yang mana menghentikan sel dari berkembang atau menghancurkan
mereka.

Setelah masa inkubasi 14-21 hari, gejala utama infeksi virus Rubella adalah munculnya ruam
(exanthem) pada wajah yang menyebar ke batang tubuh dan anggota badan dan biasanya
memudar setelah tiga hari. Gejala lain termasuk demam ringan, pembengkakan kelenjar
(limfadenopati leher rahim pasca), nyeri sendi, sakit kepala dan konjungtivitis, umumnya
nafsu makan anak akan menurun karena terjadi pembengkakan pada limpa. Kelenjar bengkak
atau kelenjar getah bening bisa bertahan sampai seminggu dan demam jarang naik di atas
38 C (100,4 F). Ruam menghilang setelah beberapa hari tanpa pewarnaan atau mengupas
kulit.

Rubella dapat menyerang siapa saja dari segala usia dan umumnya merupakan penyakit
ringan, jarang terjadi pada bayi atau mereka yang berusia di atas 40. Semakin tua seseorang
adalah gejala yang mungkin lebih parah. Sampai dengan sepertiga anak perempuan lebih tua
atau wanita mengalami nyeri sendi atau gejala jenis rematik dengan Rubella. Virus ini
dikontrak melalui saluran pernafasan dan memiliki masa inkubasi 2 sampai 3 minggu.
Selama periode inkubasi, pembawa virus dapat menular walau mungkin tidak menunjukkan
gejalanya.

Lebih mengkhawatirkan bila Rubella menyerang wanita hamil karena virusnya bisa menular
pada janin melalui plasenta. Bisa terjadi keguguran. Bila janin tertular maka anak yang
dilahirkan akan mengalami Sindrom Rubella Kongenital dengan kelainan-kelainan, misalnya
mata bayi mengalami katarak, tidak bisa mendengar, terjadi pengapuran di otak, juga banyak
terjadi anak-anak tumbuh dengan keterbelakangan perkembangan.
Pencegahan dan Penanganan Penyakit Rubella :

Berikan imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Vaksin rubella merupakan bagian
dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin MMR diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun
Walau Rubella tidak seberapa menular, tetap karantina penderita supaya tidak menulari
orang lain, selama selang waktu 7 hari sebelum dan sesudah ruam muncul.
Berikan parasetamol saat demam diatas 38,5 C dan anak gelisah atau rewel
Berikan banyak cairan. Bisa minuman, atau makanan berkuah banyak.
Uapi ruangan/kamar untuk meredakan hidung tersumbat.

Pencegahan dan penanganan khusus penderita wanita usia subur/ibu hamil adalah

Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan serologi untuk Rubella. Jika tidak memiliki
antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikan.
Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang
mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi
penyinaran.

Sebaiknya setiap anak perempuan harus mendapat vaksinasi Rubella. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya Rubella serta melindungi janin yang dikandungnya kelak. Tak
hanya pada perempuan, vaksinasi Rubella pun penting bagi kaum pria. Gunanya mencegah
agar tidak terserang Rubella dan menulari sang istri yang mungkin tengah hamil nanti.
Tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang menderita penyakit Rubella
karena banyak orang bahkan tidak menyadari penyakit ini. Jika berada dalam keraguan
apakah terinfeksi penyakit Rubella, pemeriksaan antibodi dalam darah akan memberikan
jawabannya.

ROSEOLA

Roseola sering juga dikenal dengan Sixth Deases, Eksantema Subitum dan Roseola Infantum.
Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Herpes tipe 6 dan 7. Virus ini
disebarkan melalui percikan ludah penderita. Masa inkubasi (mada dari mulai terinfeksi
sampai timbulnya gejala) adalah sekitar 5-15 hari. Biasanya penyakit ini berlangsung selama
1 minggu.
Roseola Infantum sering disebut sebagai penyakit ke-6 atau sixth disease. Sebab, gejalanya
yang berupa bercak kemerahan pada kulit, mirip dengan lima jenis penyakit lainnya. Urutan
lima jenis penyakit yang memiliki gejala serupa itu adalah campak (penyakit ke 1),
penyakit Dukes (penyakit ke 2), campak Jerman (penyakit ke 3), penyakit Scarlet (penyakit
ke 4) dan eritrema infeksiosum (penyakit ke 5). Dari kelima jenis penyakit tersebut, Roseola
Infantum kerap salah didiagnosa dan dianggap penyakit Campak Jerman (Rubella).

Penyakit yang ini sering diderita pada bayi dari usia 6 bulan sampai 3 tahun. Penyakit ini
sempat membuat para ibu khawatir dan cemas berlebihan, karena pada awalnya (fase
prodromal) anak ini mengalami panas tinggi mendadak 39,4 - 40,6 Celsius. Bahkan, 5-15%
diantara mereka mengalami kejang disebabkan demam.

Gejala- gejala Roseola Infantum :

Demam antara 3940 C selama 3 hari. Bila ada riwayat kejang dalam keluarga, demam
dapat disertai kejang. Bayi seringkali terlihat lemah tidak bertenaga, rewel, dan cepat
mengantuk.
Ruam kemerahan muncul setelah demam turun. Ruam bisa muncul di seluruh tubuh, atau
hanya pada bagian tertentu seperti sekitar wajah, leher dan dada. Bila bercak tersebut
ditekan, akan terlihat bekas seperti halo (berbentuk bulat berwarna putih seperti awan).
Ruam ini tidak berubah menjadi bernanah atau timbul cairan, dan tidak gatal. Mata bayi
biasanya berair dan terlihat kemerahan, bibir pecah-pecah. Umumnya, bercak akan
berubah warna menjadi hitam kecokelatan, hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2
minggu.
Lainnya : diare, batuk, pilek dan radang tenggorokan.
Komplikasi. Selain kejang, komplikasi lain yang mungkin timbul meski sangat jarang
terjadi adalah pembengkakan kelenjar limfa di leher dan radang selaput otak (meningitis).
Selain itu, dapat pula terjadi komplikasi yang berat seperti radang paru (pneumonia) yang
dapat
Cara-cara menangani Roseola Infantum adalah,

Turunkan demamnya. Beri obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti
asetominofen dan ibuprofen, baik dalam bentuk obat tetes atau sirup. Jangan gunakan
aspirin, sebab bila bereaksi dengan virus dapat memicu timbulnya sindroma Reye
(menyebabkan pembengkakan hati dan otak).
Kompres si kecil. Gunakan handuk atau lap bersih yang dibasahi air hangat. Tidak
disarankan mengompres dengan es batu, air dingin, atau alkohol. Juga jangan memandikan
si kecil dengan air dingin.
Beri banyak cairan, untuk mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan berkeringat.
Cairan yang diberikan bisa berupa ASI, air putih, larutan gula garam, cairan elektrolit
(oralit) atau kaldu.
Bawa ke dokter atau rumah sakit, bila si kecil kejang, kesadarannya menurun, sesak napas,
atau tidak mau makan dan minum.
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 515 hari, dan umumnya akan sembuh dalam waktu
sekitar 1 minggu.

Karena tidak ada vaksin untuk mencegah Roseola, hal terbaik yg bisa anda lakukan untuk
mencegah penyebaran Roseola ini adalah dengan menjaga agar anak anda tidak terlalu dekat
dengan anak yg terinfeksi. Sebaliknya, jika anak anda sedang mengalami Roseola, sebaiknya
tidak terlalu dekat dengan anak lain. Sebagian besar orang memiliki antibody terhadap
Roseola saat mereka masuk usia sekolah, hal ini menyebabkan mereka tidak akan terinfeksi
ulang terhadap Roseola ini (sudah imun). Namun demikian, jika salah satu keluarga terpapar
virus, pastikan seluruh anggota keluarga sering mencuci tangan sampai bersih untuk
menghindari penyebaran virus kepada seseorang yang belum imun terhadap penyakit ini.
Orang dewasa yang belum pernah terkena Roseola saat masih anak-anak masih dapat
terinfeksi. Namun begitu, penyakit ini akan lebih ringan jika dialami oleh orang dewasa yang
sehat. Yang penting diperhatikan, orang dewasa yang terinfeksi Roseola dapat menularkan
virus kepada anak anak.

Tambahan Informasi

Siapa yang tidak boleh mendapatkan Vaksin MMR atau Rubella?

Mereka yang alergi terhadap antibiotik neomicyn.


Wanita yang sedang hamil atau bertujuan hamil dalam waktu satu bulan setelah imunisasi.
Mereka yang menderita penyakit apa saja atau menerima pengobatan yang menekan
sistem kekebalan, seperti cortisone atau prednisolone.

Siapa saja yang menderita infeksi yang akut.Semoga informasi diatas berguna, mengetahui
gejala-gejalanya agar orang tua tidak panik dan mengetahui penyebabnya agar lebih mudah
dihindari. Penanganan yang tepat menjauhkan penderita dari terjadinya komplikasi yang
tidak diharapkan

Anda mungkin juga menyukai