Anda di halaman 1dari 7

Campak dan Rubella

Perbedaan Utama
Campak ( rubeola ) : ruamnya banyak & rapat, lamanya > 7 hari, lbh berbahaya dr rubela,
komplikasinya berat jika tidak di obati
Rubela ( campak jerman ) : ruamnya jarang, lamanya 3 hr,
Istilah Campak digunakan untuk infeksi virus yang disebut rubeola. Hasil campak lebih serius karena
bisa menyebabkan kerusakan permanen pada korban penyakit itu. Rubela, di sisi lain, juga disebut
campak Jerman dan ini adalah masalah kenyataan terbuka bahwa hasil yang dihasilkan dari penyakit
ini relatif tidak terputus. Rubella dikenal sebagai penyakit tiga hari hadir pada anak-anak namun tidak
mampu menimbulkan komplikasi sama sekali. Campak Jerman bukanlah kondisi yang
menguntungkan bagi wanita hamil pada khususnya karena dapat menimbulkan beberapa
konsekuensi berat dengan bayi yang diharapkan yang terdiri dari katarak, tuli atau keterbelakangan
mental. Kemungkinan keguguran wanita hamil yang mengandung rubella tinggi. Tanda-tanda utama
pasien yang memiliki penyakit rubella adalah ruam merah khas pada tubuh. Campak adalah penyakit
yang akan terjadi lebih dari beberapa hari dan oleh karena itu, ini lebih berbahaya daripada rubella.
Vaksin yang efektif untuk tujuan utama mendapatkan pencegahan dari virus Rubella adalah vaksin
rubella sedangkan vaksin MMR tersedia untuk tujuan yang sama.

Campak
Campak terkenal dengan nama morbilli, rubeola, atau campak merah juga. Sifat campak adalah
infeksi yang sangat menular dan ini disebabkan oleh virus campak. Tanda dan gejala awal campak
adalah adanya demam yang akan lebih besar dari 40 ° C (104,0 ° F) pada sebagian besar kasus
seiring dengan kondisi batuk, pilek, dan mata merah pada korban. Setelah mempertahankan kondisi
ini selama dua atau tiga hari, penampilan bintik putih kecil di dalam mulut mungkin dimulai yang
disebut bintik Koplik pada umumnya. Ruam datar berwarna merah akan muncul di wajah hampir
sepanjang waktu namun menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu tiga sampai lima hari. Gejala utama
campak akan berkembang dalam rentang waktu 10 sampai 12 hari sehingga terpapar orang yang
terinfeksi sepenuhnya. Pada campak, komplikasi akan datang di depan dalam bentuk diare,
kebutaan, radang otak, disamping pneumonia pada pasien. Pilihan paling efektif yang tersedia untuk
menyingkirkan masalah ini adalah penggunaan vaksin MMR.

Rubella
Rubela terlihat sangat mirip dengan campak dan biasanya disebut campak Jerman atau campak tiga
hari. Sesuai dengan namanya, infeksi rubella disebabkan oleh virus rubella pada korban. Secara
alami, penyakit rubella ringan pada sebagian besar pasien dan merupakan fakta nyata bahwa sekitar
50% pasien tidak menyadari adanya penyakit ini. Setelah inisiasi rubela, korban mungkin merasakan
ruam yang bisa dimulai sekitar dua minggu dan akan dirubuhkan setelah tiga hari. Titik awal ruam ini
biasanya wajah dan setelah itu bagian tubuh lainnya menghadapi kondisi yang sama. Munculnya
ruam ini jauh lebih ringan daripada campak dan bisa menyebabkan situasi tidak nyaman bagi pasien.
Gejala yang paling umum dari Rubella adalah demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan serta nyeri
sendi orang dewasa. Jika pasien Rubella menghadapi Komplikasi, maka mereka mungkin mengalami
masalah pendarahan, pembengkakan testis, dan radang saraf. Bagi wanita yang mengharapkan bayi,
Rubella bukanlah masalah ringan karena mampu menghasilkan sindrom rubella bawaan (bawahan)
atau keguguran pada anak yang baru lahir, menyebabkan mereka memiliki masalah mata seperti
katarak, telinga memiliki Masalah tuli, jantung, dan otak. Tapi setelah melewati minggu ke 20
kehamilan, kemungkinan masalah ini pada anak diminimalkan. Menggunakan vaksin rubella adalah
teknik yang paling bagus untuk mendapatkan pencegahan infeksi ini karena dosis tunggal vaksin ini
mampu mencapai tingkat keberhasilan lebih dari 95%.

Ringkasan Perbedaan
 Campak Jerman disebabkan oleh virus rubella namun sumber penyakit campak dikenal
sebagai virus rubeola.
 Dibandingkan dengan campak Jerman, campak lebih berbahaya.
 Penyakit Rubela terus ada selama tiga hari. Campak, di sisi lain, akan tetap bertahan selama
berminggu-minggu di sebagian besar kasus.
 Rubela menjadi dapat dicegah setelah diperkenalkannya vaksin rubella sedangkan vaksin
MMR efektif untuk mendapatkan pencegahan penyakit campak.

Rubella, Gejalanya Mirip Campak Namun Beda


Penyebab
Posted by: Admin in Info Penyakit Jumat, 27 November 2015 13,412 Views

R ubella atau biasa dikenal sebagai campak Jerman umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit
ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Virus ini menyerang kulit dan
kelenjar getah bening. Biasanya ditandai dengan ruam yang khas berwarna merah serta adanya pembengkakan
pada kelenjar getah bening (inflamasi). Walaupun tergolong penyakit yang ringan jika mengenai anak-anak,
namun cukup berbahaya untuk wanita yang sedang hamil, bahkan bisa mengakibatkan kematian pada sang bayi.
Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella
yang tercatat secara global berkurang secara signifikan. Pada tahun 2012, penderita rubella di Asia Tenggara
yang tercatat oleh WHO adalah sekitar 6.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, Riskesdas melaporkan bahwa terdapat
lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat di Indonesia pada tahun 2011.
Gejala dan Keluhan Utama
Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita
dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun dan tetap dapat menularkan
rubella. Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai
menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
 Demam
 Sakit kepala
 Hidung tersumbat atau beringus
 Tidak nafsu makan dan mual
 Iritasi ringan pada mata
 Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher
 Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan,
dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-4 hari
 Nyeri pada sendi, terutama pada penderita wanita
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.
Sumber dan Cara Penularan
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Masa penularan tertinggi
penderita rubella biasanya pada 1-5 hari setelah ruam muncul. Penularan utamanya dapat melalui titik-titik air di
udara yang berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga
dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang
benda yang terkontaminasi virus rubella.
Langkah Penanganan Rubella
Rubella yang tanpa diserta infeksi sekunder lainnya tidak membutuhkan penanganan medis khusus dari dokter.
Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan langkah-langkah sederhana. Tujuannya adalah untuk
meringankan gejala dan bukan mempercepat penyembuhan rubella. Berikut ini beberapa langkah sederhana
yang dapat dilakukan.
 Beristirahatlah sebanyak mungkin
 Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi
 Mengurangi nyeri dan demam, penderita dapat mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan
panas dan meredakan nyeri pada sendi
 Minum air hangat bercampur madu dan lemon untuk meredakan sakit tenggorokan dan hidung beringus.
Namun perlu diingat, jika gejala dan keluhan yang dialami tidak kunjung mereda atau bahkan bertambah berat,
segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pencegahan Rubella
Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk
hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella. Vaksin rubella biasanya
tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong. Vaksin ini termasuk dalam
daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia. Vaksin MMR dapat dijalani kapan saja, tapi umumnya diberikan
saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan diulangi saat anak berusia enam tahun.
Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes
menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya
untuk mendapatkan vaksinasi MMR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal empat minggu untuk hamil. Harap
diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh diberikan saat sedang hamil.
Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
 Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin
MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
 Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
 Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi
kontak dengan penderita.
Rubella dan Kehamilan
Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini
biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama
sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital
atau bahkan kematian bayi dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di
dunia yang terlahir dengan sindrom ini.
Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung
kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1, hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta
pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.

Apa Bedanya Penyakit Roseola, Campak


dan Rubella?
Muhammad Sukardi, Jurnalis · Senin 05 Juni 2017 16:00 WIB

 Share on Facebook
 Share on Twitter
 Share on Google
 Share on linkedin
 Share on Path
 Share on Pinterest
 whatsapp
 Share on mail
 copy link
 Toggle
Ilustrasi (Foto: Boldsky)
 Share on Facebook
 Share on Twitter
 Share on Google
 Share on Path
 whatsapp
 Toggle
 TOTAL SHARE

 Share on Pinterest
 Share on linkedin
 Share on mail
 copy link

AAA

0 Komentar

Ads by AdAsia
You can close Ad in {5} s

RUAM pada kulit bayi jangan dianggap sepele. Pemeriksaan yang tepat akan menentukan
pengobatan yang benar.
Walau memiliki ciri yang sama, yaitu munculnya ruam pada kulit, nyatanya terdapat perbedaan
penyakit yang menyerang bayi Anda. Secara kasat mata memang serupa, tetapi ketika mengenali
lebih jauh mengenai awal munculnya ruam tersebut, Anda akan menemukan perbedaan penyakit
yang diderita si buah hati.

BERITA TERKAIT+
 Muncul Anggapan Imunisasi Itu Haram, Apa Kata Menkes Nila?
 Baru Tersedia Sarana dan Prasarana, Imunisasi MR Kini Mulai Dilaksanakan Serentak
 Tangkal Penyakit Campak dan Rubella, Ratusan Siswa di Yogyakarta Diimunisasi MR

Seperti yang diungkapkan Dokter Spesialis Anak RS Siloam Lippo Village, Tangerang, dr Elvie
C Sangian. Menurutnya, ada perbedaan mendasar dari gejala ruam yang muncul di kulit anak.
Beberapa penyakit seperti Roseola, Campak, dan Rubella memiliki gejala awal yang sama yaitu
muncul ruam. "Tapi, pada kenyataannya tiga penyakit serupa tapi tak sama itu berbeda,"
ungkapnya, saat diwawancarai di RS Siloam Lippo Village, beberapa hari yang lalu.
Elvie menuturkan, perbedaan dari ketiga penyakit tersebut adalah proses munculnya ruam.
1. Roseola
Saat akan menderita penyakit ini, anak akan merasakan demam tinggi sampai 39 derajat selsius.
Setelah itu suhu badan anak akan turun, dan saat tubuh anak kembali normal, ruam pertama pun
muncul di sekitar leher belakang sampai ke badan. Penyakit ini biasanya diderita anak satu
sampai dua tahun.
2. Campak
Tanda awal penyakit ini adalah mata memerah, kemudian muncul batuk pilek. Setelah itu demam
tinggi disertai batuk parah. Kemudian ruam pun muncul.
Yang menjadi perhatian pada penyakit ini adalah hilangnya ruam di sekujur tubuh. Ruam baru
akan hilang keseluruhan setelah seluruh ruam sudah keluar mulai dari ujung kaki sampai ujung
tangan. Demam tubuh pun belum akan turun kalau ruam belum keluar semua.
3. Rubella
Gejala ini juga diserita anak-anak. Ada tiga keadaan munculnya ruam pada kasus ini. Yang
pertama, ruam muncul tanpa suhu badan harus panas. Kedua, ruam muncul saat badan sudah
mencapai suhu 39 derajat selsius. Yang terakhir, ruam muncul beriringan saat tubuh anak mulai
panas.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah penyakit ini membuat kelenjar getah bening
membengkak. Keadaan itu dirasakan ketika ada benjolan cukup besar di belakang telinga.
Penyakit ini juga harus diwaspadai ibu hamil. Sebab, akan menggangu kesuburan pertumbuhan
janin.
PERBEDAAN CAMPAK (RUBEOLA) dan CAMPAK JERMAN (RUBELLA)

Belakangan ini tengah di galakan vaksin MMR ( MumpsMeaslesRubella ) untuk anak dan ibu hamil.
Emak mungkin bingung apa yang dimaksud dengan campak dan campak Jerman. Walaupun pada
campak dan campak Jerman sama-sama menimbulkan ruam merah pada kulit, tapi antara campak
dan campak Jerman ada perbedaannya. Apakah perbedaannya?
•Campak (Rubeola).

- Campak atau tampek (dalam bahasa Jawa) disebabkan oleh virus campak (Paramiksovirus).
Penularannya melalui percikan ludah dari mulut penderita akibat pilek atau batuk.

- Gejala campak dibagi dalam 3 fase yaitu, fase pertama disebut fase inkubasi, di mana anak
belum tampak gejala apapun, hanya suhu badan agak naik (hangat). Fase kedua keluar gejala
demam, pilek, batuk, mata kemerahan atau berair, pada mulut sebelah dalam timbul bintik putih.
Pada fase ketiga timbul bercak merah (ruam) diikuti demam tinggi mencapai 40°C. Bercak merah
(ruam) akan muncul bertahap mulai dari kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki.

- Komplikasi dari penyakit campak ini adalah, radang pada telinga, infeksi paru-paru
(Pneumonia) dan infeksi otak. Yang beresiko tinggi terkena adalah bayi berusia di bawah usia satu
tahun, anak dengan kondisi kesehatan yang buruk serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

•Campak Jerman (Rubella)

- Campak Jerman disebabkan oleh virus Rubella, melalui percikan ludah atau menghirup
butiran halus air ludah dari penderita akibat pilek atau batuk. Dan terdapat pembengkakan pada
kelenjar getah bening.

- Gejala sama dengan campak hanya pada campak Jerman tidak separah seperti campak dan
ruam dapat cepat hilang dalam waktu 3 hari.

- Campak Jerman umumnya ringan pada anak-anak namun berbahaya pada ibu hamil, karena
dapat menyebabkan sindrom Rubella kongenital yang mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi.
Kelainan tersebut seperti tuli bawaan, keterbelakangan mental, cacat jantung bawaan, katarak dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai