PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi dalam kehamilan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau
bakteri yang sangat membahayakan bagi ibu hamil. Penyakit ini akan semakin berisiko dan
dapat menyebabkan kematian pada janin yang dikandung ibu hamil Penyakit ini menjadi
suatu masalah dalam kesehatan reproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena penyakit
infeksi kehamilan dapat mengganggu kesehatan reproduksi dan perkembangan janin dalam
tubuh ibu hamil.
Dampak yang timbul akibat infeksi dalam kehamilan ini, khususnya bagi ibu hamil
tidak dapat diabaikan begitu saja. Masalah tersebut merupakan masalah besar yang
memerlukan penanganan khusus dengan biaya mahal tapi hasilnya tidak begitu memuaskan.
Penyakit infeksi dalam kehamilan menjadi perhatian dari semua pihak, mengingat
pengaruhnya terhadap keselamatan manusia pada saat ini maupun keselamatan generasi
penerus atau keturunan. Maka dari itu diperlukan penanganan sedini mungkin dengan cara
menjaga kebersihan lingkungan dan makanan serta menghindarkan hubungan seksual yang
tidak sehat.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang ada seputar penyakit infeksi dalam kehamilan yang akan dibahas pada
makalah ini adalah :
1. Infeksi Virus
4. Infeksi Protozoa
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui serta dapat memahami mengenai permasalahan dalam penyakit
infeksi dalam kehamilan serta upaya penanggulangannya
2. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui serta dapat memahami upaya yang harus dilakukan dalam
penanggulangan penyakit infeksi dalam kehamilan di Indonesia secara menyuluruh
dan terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFEKSI VIRUS
Efek infeksi virus terhadap kehamilan tergantung pada apakah virus dapat melewati barier
plasenta. Di antara virus yang dijumpai dalam tubuh janin ada 3 yang menyebabkan pengaruh
teratogenik: (1) Rubella, (2). Sitomegalovirus dan (3). Herpesvirus hominis.
Di luar kehamilan rubella tidak berbahaya, namun dalam kehamilan penyakit ini
menyebabkan kelainan bawaan janin.
a. Wanita hamil dengan rubella disthbusi angka cacad bawaan pada janin bergantung pada
tuanya kehamilan:
Triwulan II 6,8%;
3. Telinga tuli.
d. Bayi dengan rubella bawaan akan menjadi sumber infeksi bagi anak- anak dan orang
dewasa lain selama beberapa bulan.
Penanganan:
a. Wanita yang baru menderita atau menderita rubella dalam kehamilan triwulan I; dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan abortus buatan:
b. Terapi: tidak ada obat-obat pencegah rubella, hanya diberikan terapi simtomatis.
Penanganan: gamma globulin dan vaksin rubella
b. dari vagina naik ke atas pada janin bila ketuban sudah pecah (dari herpes genitalis) dan
c. kontak langsung.
Pengaruhnya pada janin adalah kematian janin dalam rahim. Pada bayi dijumpai gelembung-
gelembung pada kulit dan badan atau pada konjuntiva dan selaput lendir mulut.
(4). Cacar (variola atau small pox)
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) beberapa tahun lalu mengumumkan bahwa seluruh
dunia termasuk Indonesia telah bebas cacar.
Bila di deiita ibu dalam kehamilan dapat menyebabkan kematian janin. Hal mi disebabkan
kelainan/infekis jantung (miokarditis) atau infeksi otak (esenfalomielitis).
(7). Rubeola
Morbilli atau campak biasanya menyerang anak-anak. Rubeola bila di derita pada masa
dewasa biasanya jalan penyakit lebih berat. Wanita hamil dan menderita campak akan
berakibat buruk terhadap janin: abortus dan kematian janin dan bisa pula cacad bawaan.
Jarang dijumpai pada orang dewasa. Bila wanita menderita parotitis pada triwulanl
dapatmembahayakan balk ibu maupun janin. Terhadap hasil konsepsi dapat terjadi abortus,
partus prematurus dan cacad bawaan.
B. PENYAK1T KELAMIN DAN KEHAMILAN
- Lues sekunder
- Lues laten
Diagnosis : Luka primer di daerah genitalia atau tempat lain seperti di mulut dan sebaiknya.
Path lues sekunder kadang-kadang timbul kondilomata lata. Lues laten dan
telah lama dapat mengenai organ- organ tubuh lainnya.
1. Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan, di mana treponema telah
dapat menembus barier plasenta
3. Bayi lahir dengan lues kongenital: pemfigus sifilitus, deskuamasi telapak tangan-
kaki, kelainan mulut dan gigi
4. Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues kongenital.
(b). Pengobatan:
1. Wanita hamil dengan sifiuis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil
atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin
2. Suami harus diperiksa reaksi Wassennanu dan VDRL, kalau perlu diobati.
3. Terapi:
- Lues kongenita pada neonatus : penisilia G 100.000 satuan per kg berat badan
sekaligus.
(2) Gonorrhoea
Gonorrhoea akut:
Gejala klinis: disuria, uretritis, servisitis, kolpitis dengan keputihan banyak seperti nanah
encer, berwama kuning atau kuning-hijau. bila lebih meluas vuvokolpitis dan bartholinitis
akut.
Gonorrhoea kronik :
1. Sering dijumpai kemandulan anak satu (one child sterility) pada penderita atau bekas
penderita gonorrhoea.
Pengobatan:
1. Wanita yang menderita tifus dalam kehamilan apalagi dalam nifas, angka kematian ibu
lebih tinggi, dapat mencapai 15% atau lebih.
1. Pencegahan kalau ada wadah dengan vaksinasi ibu hamil. Untuk bayi yang ibunya
kenapenyakit dianjurkan untuk tidak menyusukan bayinya.
(2). Kholera
Gejala utama adalah muntah-mencret, demain dan kekurangan cairan dan elekirolit. Ibu
hamil menderita kholera atau penyakit muntah mencret angka kematian ibu tinggi (57%) dan
angka kematian janin tinggi. Dalain 54% kehamilan berakhir dengan abortus dan partus
prematurus.
(3). Tetanus
- dalam nifas, bila persalinan di tolong dukun atau karena manipulasi yang tidak suci hama.
b). Pengaruh terhadap basil konsepsi bila sedang hamil juga buruk.
Penanganan:
1. Tempat luka dibersihkan, disuci hamakan dan dibiarkan terbuka (luka kecil).
2. Berikan antitoksin tetanus dosis terapetik: 100.000 satuan (unit) intravena atau
intramuskuler.
4. Kejang-kejang otot diberantas dengan obat anti kejang dan obat penenang.
6. Bila sumber infeksi dan luka adalah uterus; misalnya abortus pruvakatus kriminalis dan
uterus mfas; beberapa saijana/institut mempertimbangkan mengangkat sumber infeksi
dan toksin: histerektomi.
(4). Erisipelas
a). Pengaruh kehamilan terhadap infeksi adalah kuman menjadi lebih patogen menyebabkan
sepsis, dan dapat terjadi infeksi nifas yang mengancam jiwa ibu.
c). Penanganan:
(5). Skarlatina
Jarang pada orang dewasa atau pada wanita hamil. Penyebab streptokokus hemolitikus. Pada
hamil muda wanita menderita skarlatina dapat menyebabkan abortus. Penobatan seperti
erisipelas.
(6). Difteri.
Inipun jarang dijumpai pada orang dewasa dan ibu hamil. Bila diderita juga waktu hamil
dapat menyebabkan aboris dan prematunis sekitar 30%. Harus segera diobati dengan
antibiotika (pemsilin karena kuman dapat masuk kedalam luka yang teijadi waktu
persalinan, menyebabkan infeksi nifas.
Dalam penanganan yang penting adalah pemisahan bayi dan ibunya supaya tidak terjadi
penularan. Apabila tidak dipisah kira-kira 25% anak ketularan lepra.
Sebaiknya wanita sakit kusta tennama dalam stadium aktif, dilarang hamil, dianjurkan pakai
kontrasepsi.
D. INFEKSI PROTOZOA
(1) Malaria
Malaria masih mempakan penyakit rakyat di Indonesia. balk di daerah perkotaan apalagi
dipedesaan angka indeks malaria masih tinggi. Karena itu pengaruhnya terhadap segala
aspek kehidupan begitu, pula pada kesehatan reproduksi cukup penting. Walaupun di
daerah-daerah endemik kekebalan masyarakat cukup tinggi, namun masih banyak terjadi
wabah-wabah malaria.
1. Dalam kehamilan kekebalan ibu akan berkurang, maka akan terjadi serangan-
serangan demam malaria ada yang berat ada pula yang enteng.
2. Di daerah non-endemik wanita hamil lebih sering diserang malaria jenis serebral
(otak); dengan angka
3. Dismaturitas;
6. Dalam persalinan ibu menjadi lemah, karena itu dapat terjadi atonia uteri/inertia uteri,
partus akan berlangsung lama.
7. Kalau ibu terlalu lemah persalinan kala II dapat di tolong dengan ekstraksi vakum
atau forseps.
c). Penanganan:
1. Pencegahan:
1.1. Di daerah endemik sebaiknya setiap wanita hamil diberikan pengobatan obat anti
malaria: khloroquin atau obat-obat lainnya. Pemberian obat sedini mungkin
dalam kehamilan (jangan diberikan pil kina, bisa abortus), diteruskan 6 minggu
postpartum.
1.2. Profilaksis diberikan daraprim setiap hari satu tablet selama 6 minggu.
1.3. Pencegahan malaria pada bayi perlu pula diberikan, karena kekebalannya
benlangsung selama 3 bulan, setelah itu berikanlah obat anti malaria dalam
bentuk sirup selama 6 bulan.
2. Pengobatan:
2.1. Lebih cepat di obati lebih baik prognosa baik untuk ibu maupun bagi hasil
konsepsi.
Gejala: nyeri pada kelenjar limfe yang membesar. Dapat disertai pnemonia, polimiositis dan
miokarditis serta limfangitis. Jalannya penyakit: akut atau menahun.
Penyakit dapat menular kepada janin dengan akibat: abortus, partus prematurus dan
kematian janin dalam rahim serta meninggikan kematian nonatal Dapat terjadi cacad
bawaan: hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalitis dan kelainan pada
mata. Bahkan bisa menyebabkan hidrops.
Pengobatan yang tepat belum diketahui. Obat-obat yang diberikan adalah kemasan-kemasan
sulfa.
(3). Trikhomoniasis
Disebabkan oleh trikhomonas vaginalis yang dapat menyebabkan keluhan keputihan dan
perlukan pada serviks dan vagina. Hal ini telah dibicarakan pada peradangan alat
kandungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa penyebaran penyakit infeksi dalam kehamilan telah sangat menghawatirkan dan
perlu penanganan yang serius
2. Penyakit infeksi dalam kehamilan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang
dan kondisi kesehatan reproduksi
B. Saran
1. Agar penyakit Penyakit infeksi dalam kehamilan dapat dicegah hendaknya ditingkatkan
upaya konseling melalui program KIE kepada masyarakat luas khususnya mereka yang
mempunyai risiko tinggi. Sehingga masyarakat menyadari bahaya yang ditimbulkan dari
penyakit tersebut.
2. Hendaknya kita menjaga agar diri kita bisa terbebas dari penyakit ini, serta petugas
kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan penekanan pada aspek perubahan
perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Alibbirwin, SKM. M, Epid. 2001. Aplikasi Epidemiologi Penyakit Menular. FKM UHAMKA
Jakarta. Jakarta.
Dirjen P2 M Depkes RI, 1996. Pedoman Surveillance Epidemiologi Penyakit Menular. Depkes
RI
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirhardjo. Jakarta.
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1995. Sinipsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.