Anda di halaman 1dari 7

TEORI FISIOTERAPI NEUROMUSCULAR

“BRACHIAL PALSY ( BRACHIAL PLEXUS INJURY )”

DOSEN PENGAMPU :

Luh Putu Ayu Vitalistyawati,SST,Ft.,M.Fis.

DISUSUN OLEH :

Anak Agung Ketut Indra Christina ( 19121001037 )


I Putu Godwin Nararya Ananda Sukarsa ( 19121001044 )

FAKULTAS KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2021
A. Definisi
Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang terbentuk
antara ventral rami (akar) dari empat nervus cervical (C5-C8) dan nervus thoracal
pertama (T1). Pleksus brachialis bertanggung jawab atas persarafan motor dari semua
otot ekstremitas atas, kecuali otot trapezius dan levator scapula. Brachial Plexus Injury
merupakan istilah umum yang menjelaskan berbagai kondisi yang dapat mengganggu
fungsi dari jaringan saraf tepi pada brachial plexus yang disebabkan oleh trauma atau
cedera pada bahu, adanya tumor, dan peradangan. Brachial Plexus ini cederanya terjadi
dari setiap bagian plexus saraf brachialis mulai dari akar saraf sampai dengan cabang dari
spinal cord yang menghubungkan bahu sampai dengan jari-jari sehingga dapat
menyebabkan kelemahan ataupun kelumpuhan dari anggota gerak atas baik bahu,
pergelangan tangan dan jari-jari. Akar saraf yang dimaksud adalah C5 – T1.
Secara klinis Brachialis Plexus Injury dibagi sesuai lokasi trauma yaitu Pleksus
Brachialis tipe upper (Erb`s Palsy) dan Pleksus Brachialis tipe lower (Klumpke`s palsy).

a. Erb’s Palsy

Salah satu bentuk dari brachial plexus palsy dimana level saraf yang


terkena ialah C5-C6. Jenis palsy ini paling sering terjadi pada bayi, terutama
akibat kesulitan saat proses persalinan sehingga leher sedikit meregang.
Erb’s palsy pada bayi umumnya ditandai dengan keterbatasan gerak pada
bahu, lengan kaku dan berotasi ke arah dalam dengan pergelangan tangan
bengkok namun masih mampu menggerakkan jari-jari tangan. Pada kondisi
Erb’s Palsy ini memiliki ciri khas pada lengannya yaitu mengalami internal
rotasi, abduksi shoulder, ekstensi siku, pronasi dan fleksi pada jari tengah.
Kondisi ini biasanya dikenal dengan Waiter’s tip

 Tanda dan Gejala


1. Posisi Lengan internal rotasi, ekstensi siku & fleksi pada jari-jari
tangan ( waiter’s tip )
2. Hilangnya reflex grasp dan moro
3. Penurunan kekuatan otot lengan atas dan bahu
4. Gangguan sensoris area lengan
5. Atrofi atau mengecilnya otot lengan atas

b. Klumpke Palsy

Kerusakan cabang-cabang C8 sampai T1 Pleksus Brachialis yang


menyebabkan kelemahan otot-otot pergelangan sehingga terdapat kesulitan
untuk mengepal. Penyebabnya adalah penarikan lengan yang berlebihan.
Pada bayi dapat dijumpai pada bayi dengan posisi sungsang atau letak kepala
dengan distosia bahu. Sedangkan pada orang dewasa dijumpai pada orang
yang jatuh dari pohon dan untuk menyelamatkan dirinya ia memegang
tangkai pohon dan dengan demikian bergantung dengan tangan memegang
tangkai tersebut terlalu lama.
 Tanda dan Gejala
1. Kelemahan otot pada lengan bawah dan jari tangan
2. Reflek pada tangan lemah
3. Mengalami gangguan sensoris
4. Nyeri, kesemutan hingga mati rasa pada lengan
5. Kesulitan menggerakkan tangan
6. Posisi tangan Claw hand ( posisi lengan bawah supinasi dengan
telapak tangan mengarah ke posisi lateral )
7. Horner’s Syndrome ( terjadi kelemahan pada salah satu kelopak
mata )

B. Faktor Resiko
- Malposisi Janin
Malposisi Janin adalah posisi abnormal dari Verteks Kepala Janin dengan posisi
anterior yang tidak mengalami fleksi secara sempurna, contohnya defleksi kepala,
posisi oksipitolateral dan oksipitoposterior dengan oksiput sebagai penentu posisi.

- Distosia Bahu
Distosia bahu adalah suatu kondisi saat proses persalinan di mana kepala bayi telah
berhasil keluar, namun bahunya menyangkut di jalur lahir. Kondisi ini membuat
proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama

- Disproporsi Cephalopelvic
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ketidaksesuaian antara ukuran kepala
janin dan kapasitas panggul ( pelvic ) ibu. Cephalopelvic disproportion atau CPD
adalah satu dari berbagai komplikasi yang bisa terjadi saat persalinan. Komplikasi
persalinan ini bisa terjadi entah karena ukuran kepala bayi yang terlalu besar atau
ukuran panggul ( pelvic ) ibu yang terlalu kecil. Meski ukuran pelvic ibu dapat
memengaruhi proses kelahiran bayi, cephalopelvic disproportion tidak selalu berarti
ukuran panggul ibu kurang memadai untuk melahirkan. Posisi janin yang tidak tepat
menjelang proses persalinan adalah salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya
cephalopelvic disproportion atau ( CPD ).

- Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional dapat menyebabkan gula darah tinggi yang dapat memengaruhi
kehamilan dan kesehatan bayi dalam kandungan. Diabetes gestasional diakibatkan
oleh naiknya kadar berbagai hormon di dalam tubuh saat hamil. Bertambahnya
jumlah hormon kehamilan ini bisa menghambat kerja insulin, akibatnya, gula darah
naik dan disimpan sebagai lemak oleh tubuh ibu. Kadar gula darah yang terus tinggi
ini juga bisa mengakibatkan berat badan janin naik, hingga di atas rata-rata. Kondisi
ini dapat meningkatkan risiko bayi terkena Brachial Palsy, dimana berat badan janin
menjadi meningkat dan proses persalinan menjadi terhambat.

C. Patofisiologi
Pada Brachial Palsy ( Brachialis Plexus Injury ), kepala dan leher digerakkan
menjauh dengan kasar dari bahu. Cidera pada Plexus Brachialis bagian atas atau Erb’s
Palsy (C5-C6) biasanya terjadi apabila lengan berada pada bagian samping tubuh, karena
kosta pertama bertindak sebagai tumpuan yang mengerahkan gaya traksi segaris dengan
plexus bagian atas. Ketika lengan digerakkan dengan keras dan terabduksi di atas kepala,
saraf-saraf yang letaknya lebih rendah (C8-T1) lebih rentan cidera, karena gayanya
menjadi terarahkan segaris dengan C7.Cedera pada plexus yang lebih rendah atau
Klumpke Palsy sering terjadi pada keadaan lengan terangkat karena coracoid bertindak
sebagai titik tumpu. Klumpke Palsy mungkin lebih sering terjadi karena adanya ligament
radikular transversum yang membantu menahan gaya tarikan pada C5, C6, dan
C7,sedangkan C8 dan T1 tidak memiliki ligament ini.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, d. K. (2019, maret 08). Apa Itu Diabetes Gestasional ? Retrieved mei 10, 2021, from
alodokter.com: https://www.alodokter.com/apa-itu-diabetes-gestasional

Cahyati, d. Y. (2017, januari 6). erb palsy pada bayi. Retrieved mei 10, 2021, from alodokter.com:
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/erbs-palsy-pada-bayi

Center, P. (2021, april 6). Brachial Plexus Injury Part 1 | ERB'S PALSY. Retrieved mei 10, 2021, from
https://www.youtube.com/watch?v=DcVZhv4Pu3k

center, P. (2021, april 27). kenali gejala Klumpke's Palsy. Retrieved mei 10, 2021, from
https://www.youtube.com/watch?v=1dEEYAliEuQ

dr. I Komang Arimbawa, S. I. (2017). TRAUMA PLEKSUS BRAKHIALIS. TRAUMA PLEKSUS BRAKHIALIS, 2.

Evani, d. (n.d.). CEPHALOPELVIC DISPROPORTION. Retrieved mei 10, 2021, from alomedika.com:
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/cephalopelvic-disproportion

Makarim, d. F. (2021, november 17). Ketahui Pengaruh Diabetes pada Ibu Hamil. Retrieved mei 10,
2021, from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-pengaruh-diabetes-pada-
ibu-hamil

Putra, N. S. (2015). PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PLEXUS BRACHIALIS INJURY SISNISTAR DI RS


ORTHOPEDI PROF DR SOEHARSO. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PLEXUS BRACHIALIS
INJURY SISNISTAR DI RS ORTHOPEDI PROF DR SOEHARSO.

Setiaputri, K. A. (2016, september 04). Cephalopelvic Disproportion (CPD), Ketika Bayi Sulit Melewati
Panggul Ibu Saat Lahir. Retrieved mei 10, 2021, from hellosehat.com:
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/cephalopelvic-disproportion-cpd-adalah/

unknown. (n.d.). Brachial Plexus Injury. Brachial Plexus Injury, 1-6.

unknown. (n.d.). Malposisi dan Malpresentasi. Malposisi dan Malpresentasi, 7.

Utari, d. R. (2019, agustus 09). dystocia. Retrieved mei 10, 2021, from sehatq.com:
https://www.sehatq.com/penyakit/dystocia

Anda mungkin juga menyukai