Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

OBSERVASI FISIOTERAPI PADA ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY


DI YAYASAN MENTARI FAJAR

OLEH

Desak Gede Dewi Herayanti (19031001)


Desak Putu Resmi Widyantar (19031002)
Jabbar Naufal Ramdhethya (19031006)
Kadek Arya Putra Surya Wisesa (19031007)
Made Ganggas Dwiatmaja Empuaji (19031009)
Md Panji Kamajaya Subagia (19031010)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2023
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ..................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan .................................................................. 4
1.3 Profil Lahan Praktik.................................................................................... 5
1.3.1 Profil Yayasan Mentari Fajar................................................................ 5
1.3.2 Latar Belakang Yayasan Mentari Fajar ........................................... 5
1.3.3 Visi Dan Misi Yayasan Mentari Fajar ............................................. 5
1.4 Tujuan Yayasan Mentari Fajar ............................................................... 6
1.4.1 Struktur Yayasan Mentari Fajar ............................................................ 7
1.5 Program Kerja Yayasan Mentari Fajar ................................................... 7
1.5.1 Program Jangka Pendek: ................................................................. 7
1.5.2 Program Jangka Menengah: ............................................................ 7
1.5.3 Program Jangka Panjang: ................................................................ 8
1.5.4 Perencanaan kegiatan yayasan: ....................................................... 8
BAB II ................................................................................................................. 9
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 9
2.1 Definisi .................................................................................................. 9
2.2 Etiologi .................................................................................................. 9
2.3 Patofisiologis ....................................................................................... 11
2.4 Klasifikasi ........................................................................................... 11
BAB III.............................................................................................................. 15
HASIL KEGIATAN .......................................................................................... 15
3.1 ASSESSMENT.................................................................................... 15
3.2 Pemeriksaan Objektif ........................................................................... 17
3.3 Pemeriksaan Per-Kompetensi............................................................... 18
3.4 DIAGNOSIS ICF-CY Coding.............................................................. 20
3.5 PROGNOSIS ....................................................................................... 24

1
3.6 PLANNING ........................................................................................ 24
3.7 INTERVENSI...................................................................................... 24
BAB IV ............................................................................................................. 27
KESIMPULAN ................................................................................................. 27
4.1 Simpulan ............................................................................................. 27
4.2 Pesan dan Kesan .................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28
LAMPIRAN ...................................................................................................... 29

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis)
pelatihan fungsi, dan komunikasi (PERMENKES, 2015). Untuk memenuhi
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang fisioterapis, Program Studi
Fisioterapi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Bali Internasional
mencantumkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Praktik Kerja Lapangan
(PKL) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa/i untuk menerapkan teori-teori yang
diterima saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang
sebenarnya seperti berhadapan langsung dengan pasien di Rumah Sakit atau
Yayasan yang telah ditetapkan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu matakuliah yang wajib
diikuti oleh mahasiswa semester VIII yang sudah memenuhi syarat dan terdiri dari
5 SKS yang dilaksanakan selama 37 hari kerja. Tempat melaksanakan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan ditentukan oleh pihak Program Studi Fisioterapi
Universitas Bali Internasional yang diantaranya terdiri dari Rumah Sakit dan
Yayasan. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa didampingi
dan dibimbing oleh satu orang Clinical Educator (CE) dari tempat Praktik Kerja
Lapangan. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan agar mahasiswa dapat
memperoleh ilmu, pelangaman, soft skill dan hard skill yang dibutuhkan dalam
dunia kerja dan juga dapat melakukan pengkajian terhadap penerapan keilmuan
teori yang sudah didapat selama di bangku perkuliahan. Pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan di Yayasan Mentari Fajar yang bertempat di Jalan Goa Gong,
Gang Mentari, Br. Angga Swara, Jimbaran. Yayasan Mentari Fajar menyediakan
berbagai macam layangan Fisioterapi untuk anak maupun dewasa. Selain itu
Yayasan Mentari Fajar merupakan sekolah yang terdiri dari PAUD, TK, SD, SMP

3
dan SMA/ Paket C. Selama pelaksanaa Praktik Kerja Lapangan di Yayasan
Mentari Fajar, ditemukan berbagai kondisi anak yang berkebutuhan khusus.
Masalah tumbuh kembang anak yang sering dijumpai salah satunya adalah
Cerebral Palsy (CP). CP merupakan kelainan atau kerusakan pada otak yang
bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. Kelainan atau
kerusakan tersebut dapat terjadi pada saat di dalam kandungan (pre-natal), selama
proses melahirkan (natal), atau setelah proses kelahiran (post-natal). CP dapat
menyebabkan gangguan sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot
yang biasanya disertai gangguan neurologik berupa kelumpuhan, spastik,
gangguan basal ganglia, cerebellum, dan kelainan mental (mental retardation).
Permasalahan utama yang dialami oleh penderita CP spastic quadriplegia
adalah gangguan motoris berupa spastisitas antara lain peningkatan ketegangan
otot pada keempat anggota gerak seperti lengan atas, lengan bawah, wrist, trunk,
tungkai atas, tungkai bawah dan kaki, selain itu juga menghambat tumbuh
kembang motorik pada anak dimana terjadi keterbatasan untuk melakukan
aktivitas yang seharusnya sudah bisa dilakukan. Fisioterapi berperan dalam
meningkatkan kemampuan fungsional agar penderita mampu hidup mandiri
sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap orang lain.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa Program Studi Fisioterapi
Universitas Bali Internasional untuk menerapkan ilmu dan keterampilan
secara langsung berdasarkan apa yang telah didapatkan selama
perkuliahan di tempat Praktik Kerja Lapangan.
2. Memberikan pengalaman dan gambaran tentang dunia kerja fisioterapi
dari tempat Praktik Kerja Lapangan agar mahasiswa mampu memahami
tugas dan kewajiban sebagai seorang fisioterapis.
3. Menambah ilmu pengetahuan, serta kemampuan dalam mengaplikasikan,
mengkaji, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengetahui
gambaran umum tentang down syndrome dalam bidang pengetahuan dan
keterampilan dari tempat Praktik Kerja Lapangan.

4
1.3 Profil Lahan Praktik
Yayasan Mentari Fajar terletak di Jalan Goa Gong, Br. Angga Swara,
Jimbaran. Dimana Yayasan Mentari Fajar merupakan sebuah Yayasan pemerintah
(swasta) yang bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dengan
mengunggunakan prinsip inklusi.
1.3.1 Profil Yayasan Mentari Fajar
 Nama Yayasan : Yayasan Mentari Fajar
 No Yayasan : AHU-2653.AH01.04
 Alamat Yayasan : Jalan Goa Gong Gang Mentari, Br. Angga Swara
 Kelurahan : Jimbaran
 Lintang dan Bujur: -5.4437557/114.421127
 Kabupaten : Badung
 Provinsi : Bali
 Status : Swasta
 Tahun Beroperasi : 28 Juni 2009
 No. Tlp : 085101182086
 Email : mentarifajar16@yahoo.co.id
1.3.2 Latar Belakang Yayasan Mentari Fajar
Sebagai makhluk yang sempurna yang diciptakan oleh Tuhan, manusia
diberi tugas yang mulia untuk memakmurkan dan mensejahterakan kehidupan
di bumi ini agar dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam membekali diri
dengan berbagai sikap dan tindakan seperti iman dan taqwa, berakhlak mulia
yang luas, cerdas dan bertanggung jawab.
Agar dapat melaksanakan nilai-nilai luhur serta melaksanakan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) maka Yayasan Mentari Fajar
memilih pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman
Kanak-Kanak (TK), Kesetaraan SD, Kesetaraan SMP, Kesetaraan SMA dan
terapi anak-anak berkebutuhan khusus.
1.3.3 Visi Dan Misi Yayasan Mentari Fajar
a) Visi Yayasan Mentari Fajar
Menjadikan Lembaga Yayasan Mentari Fajar-Jimbaran, sebagai
wahana bermain dan belajar bagi anak usia dini, pendidikan dan

5
keterampilan untuk kesetaraan SD, kesetaraan SMP, Kesetaraan
SMA dan terapi anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan
potensi dan kemampuan anak berkebutuhan khusus dan ability
sehingga melahirkan anak usia dini yang bertaqwa kepasa Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, dan sehat
ceria.
b) Misi Yayasan Mentari Fajar
Adapun misi dari Yayasan Mentari Fajar sebagai berikut:
1. Memberikan layanan pendidikan kepada anak usia dini,
Kesetaraan SD, Kesetaraan SMP, Kesetaraan SMA dan anak
berkebutuhan khusus yang berkualitas dan menyenangkan.
2. Mengembangkan potensi anak secara bertahap, berulang, dan
menyeluruh sesuai tahap perkembangannya.
3. Mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan dasar anak dengan
“asah”, “asih”, “asuh”.
4. Menyiapkan anak berkebutuhan khusus menjadi generasi yang
terampil dan mandiri.
5. Membentuk karakter yang mulai pada anak sehingga nantinya
menjadi generasi penerus yang senantiasa taat kepada tuhannya
dan berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
1.4 Tujuan Yayasan Mentari Fajar
Tujuan Yayasan Mentari Fajar ialah sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meninggalkan kemampuan anak dalam membangun pengetahuan
tentang dirinya, benda-benda
3. Meningkatkan kemampuan berbahasa anak, agar anak mampu
berkomunikasi dengan lancar, baik dan santun.
4. Meningkatkan kemampuan fisik anak agar secara fungsional siap
digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya.

6
5. Meningkatkan kemampuan pengembangan emosi / sosial anak agar
dapat hidup bersama, bahagia, damai dan sejahtera dengan sesama
makhluk ciptaan tuhan laiinya.
6. Membentuk dan memperkokoh budi pekerti yang luhur pada anak
sebagai bekal untuk hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara kelak dikemudian hari.
1.4.1 Struktur Yayasan Mentari Fajar

(Data Sekunder Yayasan Mentari Fajar)

1.5 Program Kerja Yayasan Mentari Fajar


1.5.1 Program Jangka Pendek:
1. Pelatihan bagi pendidik tentang pembuatan alat permainan
edukatif dari bahan limbah.
2. Penigkatan sarana dan prasarana yang menunjang
3. Menambah wawasan pendidik dengan cara study banding ke
lembaga yang direkomendasikan pemerintah.
4. Sosialisasi ke masyarakat tentang layanan Yayasan Mentari
Fajar.
1.5.2 Program Jangka Menengah:
1 Menambah refrensi buku yang menunjang program yayasan
holistik
2 Meningkatkan pengetahuan anak didik termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus tentang budaya indonesia.

7
3 Pemberdayaan stakeholder / kemampuan masyarakat dalam
penyelenggaraan yayasan.
1.5.3 Program Jangka Panjang:
1. Peningkatan kerja sama lembaga yayasan dengan mitra lain
dan sektor dunia usaha.
2. Peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan.
3. Meningkatkan wawasan hidup anak dan tentang budi pekerti
dalam masyarakat, perencanaan kegiatan yayasan.
4. Meningkatkan kualitas kemampuan dan kapasitas pendidik
melalui workshop, penataran dan magang, kuliah di perguruan
tinggi.
5. Pemanfaatan ruang pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus agar lebih representative.
6. Peningkatan fasilitas pembelajaran dan alat permainan,
keterampilan, dan bina diri anak-anak berkebutuhan khusus.
1.5.4 Perencanaan kegiatan yayasan:
1. Meningkatkan kualitas kemampuan dan kapasitas pendidik
melalui workshop, penataran dan magang, kuliah di perguruan
tinggi.
2. Pemanfaatan ruang pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus agar lebih representative.
3. Peningkatan fasilitas pembelajaran dan alat permaina,
keterampilan guna menunjang kelancaran pelaksanaan
pembelajaran, keterampilan dan bina diri anak-anak
berkebutuhan khusus.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Cerebral Palsy (CP) adalah salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan
gangguan postur dan gerak nonprogresif. Spatisitas menyebabkan gangguan
postur tubuh, gerak control, keseimbangan dan koordinasi sehingga akan
mengganggu aktivitas fungsional anak dengan CP (deformitas) (Rahma, 2017).
Sedangkan Menurut (Kharisma, 2017) Istilah Cerebral Palsy yang berhubungan
dengan otak palsy adalah ketidakmampuan fungsi otot. Dimana anak yang
menderita Cerebral Palsy dapat mengalami gangguan syaraf permanen yang
mengakibatkan anak terganggu fungsi motorik kasar, motoric halus, juga
kemampuan bicara dan gangguan lainnya. Karena Cerebral palsy berpengaruh
pada fungsi koordinasi.
2.2 Etiologi
Penyebab CP dapat dibagi dalam 3 bagian (Sheresta N, 2017), yaitu prenatal,
perinatal, dan pasca natal:
a. Prenatal
Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin
misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik.
Kelainan yang mencolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental.
Anoksia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-X dan keracunan kehamilan
dapat menimbulkan “Palsi Serebral”.
b. Natal
1. Anoksia/hipoksia
Penyebab yang terbanyak ditemukan dalam masa perinatal adalah “brain
injury”. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini
terdapat pada keadaan. presentasi bayi abnormal, disproporsi sefalo pelvik,
partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan
instrumen tertentu dan lahir dengan SC (Sheresta N, 2017).
2. Pendarahan Otak

9
Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar
membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak,
mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah sehingga terjadi
anoksia. Perdarahan dapat terjadi diruang subaraknoid akan menyebabkan
penyumbatan CSS sehingga menyebabkan hidrosefalus. Perdarahan
diruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul
kelumpuhan spastis.
3. Prematuritas
Bayi yang kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan
otak yang lebih banyak daripada bayi yang cukup bulan karena pembuluh
darah, enzim, dan faktor pembekuan darah dan lain lain masih belum
sempurna. Otak belum matang pada bayi premature memiliki lebih banyak
ekuipotensial atau plastisitas. Keduanya merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan kemampuan yang jauh lebih besar dari bagian
terluka otak belum matang untuk mengasumsikan fungsi bagian yang
cedera.
4. Meningitis Purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa CP.
5. Postnatal
Setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan
dapat menyebabkan CP, misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensefalitis
dan luka parut pada otak pasca-operasi, dan juga kern ikterus seperti kasus
pada gejala sekuele neurogik dan eritroblastosis fetal atau defisiensi enzim
hati.
Trauma lahir bisa menimbulkan gejala sisa akibat lesi irreversible pada
otak. Perdarahan dalam otak bisa meninggalkan ruangan yang bisa
berhubungan dengan ventrikel atau berupa kista yang mengandung cairan.
Dinding kista itu terdiri dari jaringan ganglia, yang bereaksi setelah terjadi
perdarahan. Kista tersebut dinamakan porensefalus dan pada umumnya sering
di jumpai pada konveksitas hemisferium. CP, konvulsi,dan retardasi mental
merupakan manifestasi dari porensefalus.

10
2.3 Patofisiologis
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan
terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan korteks cerebri terjadi
kontraksi otak yang terus menerus dimana disebabkan karena tidak terdapatnya
inhibisi langsung pada lengkung reflex. Bila terdapat cidera berat pada system
ekstra pyramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak atau hypotonic,
termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya cedera ringan maka gerakan
gross motor dapat dilakukan tetapi tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan
motorik halus sering kali tidak dapat dilakukan. Gangguan proses sensorik primer
terjadi di sereblum yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada keterbatasan
gerak akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada proses sensorik
(Herdiman, 2013)
2.4 Klasifikasi
Menurut (Kemala, 2014) Berdasarkan letak kelainan otak dan fungsi gerak
Cerebral palsy dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1. Cerebral Palsy Spastik
Merupakan bentukan CP Anatomi yang mengalami kerusakan pada kortex
cerebellum yang menyebabkan hiperaktive reflex dan stretch reflex terjadi
terbanyak (70-80%). Otot mengalami kekakuan dan secara permanen akan
menjadi kontraktur. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas pada saat
seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Cerebral
Palsy spastik dapat dikelompokkan menurut kelainan pokoknya (Kemala,
2014), yaitu berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena:
a. Monoplegia Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan.
b. Diplegia Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat
daripada kedua lengan.
c. Tetraplegia/Quadriplegia Tetraplegia bila mengenai 3 ekstremitas, yang
paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki. Quadriplegia
bila keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama.
d. Hemiplegia Bila mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih
berat, Serangan epilepsi fokal tidak begitu umum, tetapi secara banding

11
lebih sering dijumpai pada anak hemiplegia spastik daripada anak non
spastik.
2. Cerebral Palsy athetosis/diskenetik/koreoatetosis
Bentuk CP ini menyerang kerusakan pada bangsal banglia yang
mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan
(Kemala, 2014). Kondisi ini melibatkan sistem ekstrapiramidal. Karakteristik
yang ditampakkan adalah gerakan-gerakan yang involunter dengan ayunan
yang melebar.
Gerakan abnormal ini mengenai lengan atau tungkai dan pada sebagian
besar kasus, otot muka dan lidah menyebabkan anak-anak menyeringai dan
selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode
peningkatan stress dan hilang pada saat tidur.
Pasien juga mengalami masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria).
CP atetosis terjadi pada 10-20% penderita CP (Kemala, 2014). Atetotis dibagi
menjadi 2 yaitu;
a. Distonik
Kondisi ini sangat jarang sehingga penderita yang mengalami distonik
dapat mengalami misdiagnosis. Gerakan distonia tidak seperti kondisi
yang ditunjukkan oleh distonia lainnya. Umumnya menyerang otot kaki
dan lengan sebelah proksimal. Gerakan yang dihasilkan lambat dan
berulang-ulang, terutama pada leher dan kepala.
b. Diskinetik
Didominasi oleh abnormalitas bentuk atau gerakan-gerakan involunter
tidak terkontrol, berulang-ulang dan kadang melakukan gerakan stereotipe.
3. Cerebral Palsy Ataxia
Penderita yang terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan
tidak stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki
dengan posisi saling berjauhan, berjalan gontai kesulitan dalam melakukan
gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis, atau mengancingkan baju
(Kemala, 2014).
4. Cerebral Palsy Campuran

12
Seseorang mempunyai kelainan dua atau lebih dar tipe-tipe kelainan di atas.
Berdasarkan estimasi tingkat derajat kecacatan (Sheresta N, 2017) :
a. Minimal
1) Perkembangan motrik normal hanya terganggu secara kualitatif
2) Gejala : kelainan tonus sementara, reflex primitif menetap tidak terlalu
lama, kelainan postur ringan, gangguan motoric kasar dan halus,
misalnya clumpsy.
3) Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar
spesifik.
b. Ringan
1) Perkembangan motoric Berjalan usia 24 bulan -36 bulan , penderita
masih bisa melakukan pekerjaan atau aktvitas sehari-hari sehingga
sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan
khusus
2) Gejala: beberapa kelainan pada pemeriksaan neurologis, perkembangan
refleks primitive abnormal,respon postural terganggu, gangguan
motoric (tremor), gangguan koordinasi.
3) Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar
spesifik
c. Sedang
1) Perkembangan motoric : berjalan usia >3 tahun, anak berjalan dengan
atau tanpa alat bantu ,kadang memerlukan bracing untuk ambulasi
seperti tripod atau tongkat. Kaki atau tungkai masih dapat berfungsi
sebagai pengontrol gaya berat badan. Aktivitas terbatas akan tetapi
dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, penderita
membutuhkan sedikit bantuan khusus dan pendidikan khusus agar
dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak dan berbicara.
Pengertian atau rasa keindahan masih ada , dengan pertolongan khusus
diharapkan penderita dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga
dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat.
2) Gejala: Berbagai kelainan neurologis, refleks primitif menetap dan
kuat, respon postural melambat

13
3) Penyakit penyerta tingkat kecerdasan ,gangguan belajar, komunikasi,
kadang disertai kejang.
d. Berat
1) Perkembangan motoric : Penderita sama sekali tidak bisa melakukan
aktivitas fisik(berjalan) atau berjalan dengan alat bantu khusus seperti
kursi roda kadang perlu operasi. Penderita tidak mungkin hidup tanpa
pertolongan orang lain, dan membutuhkan perawatan tetap dalam
ambulasi, bicara serta tidak dapat menolong diri-sendiri. pertolongan
atau pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya.
Sebaiknya penderita seperti ini ditampung dengan reterdasi mental,
yang pengertian dan rasa keindahan tidak ada sehingga akan
menimbulkan gangguan social-emosional baik bagi keluarganya
maupun lingkungannya.
2) Gejala : neurolgis dominan, refleks primitif menetap dan respon
postural tidak muncul.

14
BAB III
HASIL KEGIATAN
Nama Mahasiswa :
1. Desak Gede Dewi Herayanti (19031001)
2. Desak Putu Resmi Widyantar (19031002)
3. Jabbar Naufal Ramdhethya (19031006)
4. Kadek Arya Putra Surya Wisesa (19031007)
5. Made Ganggas Dwiatmaja Empuaji (19031009)
6. Md Panji Kamajaya Subagia (19031010)
Tempat Praktik : Yayasan Mentari Fajar
Clinical Educator) (CE) : Sri Sudiarsih, S.Pd., S.Sos., S.Fis., Ftr
Tanggal pembuatan Laporan : 4-9 Maret 2023

3.1 ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Md. A N
b. Umur : 9 tahun 9 bulan
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tanggal lahir : 06-6-2013
e. Anak ke- : 2 (dua)
f. Jumlah saudara kandung : 1 (satu) orang
g. Alamat : Tanjung Benoa, Br Kertha Pascima
h. Agama : Hindu
II. Identitas Orang Tua
a. Nama Ayah : M. W
b. Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta
c. Nama Ibu : N. M

15
d. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
e. Alamat : Tanjung Benoa, Br Kertha Pascima
III. Pemeriksaan Subjektif
a. Kesan Umum

Ketika awal datang ke tempat terapi diantar ayah, terlihat anak


kesulitan dalam berjalan dengan postur tubuh yang kurang baik

b. Keluhan Utama (KU)

Orang tua mengeluhkan anak kesulitan berjalan, belum bisa


mengucapkan kata-kata dengan jelas

c. Harapan Orang Tua

Orang tua berharap anaknya dapat berjalan dengan baik segera

d. Riwayat Kehamilan

a. Pre Natal
 Saat usia kehamilan 3 bulan terjadi pendarahan
b. Natal
 Anak lahir premature saat usia kehamilan 7
bulan, dengan kelahiran normal (kembar
buncing) di RS Sanglah.
c. Post Natal
 Berat badan 1,6 kg
 Ketika lahir memiliki pola nafas abnormal

e. Riwayat Penyakit Dahulu


 Asma

f. Riwayat Penyakit Penyerta

Tidak ada
g. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada
h. Riwayat Pengobatan

 Usia 9 bulan diberikan alat bantu AFO (Ankle Foot


Orthosis).
 Usia 1 Tahun 2 Bulan diberikan terapi wicara
16
i. Riwayat Sosio – Ekonomi
Ayah bekerja sebagai pegawai swasta, ibu rumah tangga,
kehidupan social baik, keluarga besar mendukung untuk terapi
dan pengobatan anak.

j. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga sehat, tidak ada yg menderita gangguan seperti anak


Md. A N

3.2 Pemeriksaan Objektif


a. Antropometri : Midline
- TB : 112 cm
- Lingkar lengan Dx : 16, 5 cm
- Lingkar lengan Sn : 16, 5 cm
- Lingkar Kepala : 50 cm
- Panjang tungkai Dx :
 Apparent Length : 64 cm
 True Length : 62 cm
 Bone Length : 35 cm
- Panjang tungkai Sn :
 Apparent Length : 63 cm
 True Length : 60 cm
 Bone Length : 35 cm
b. ROM : Goniometer
Gerak Dekstra Sinistra
Fleksi Knee 80 45
Ekstensi Knee 15 8
Fleksi Hip 45 20
Plantar Fleksi 30 35
Dorso Fleksi 30 35
Fleksi Elbow 45 60
Ekstensi Elbow 5 2
Fleksi Wrist 80 75
Ekstensi Wrist 0 8

17
3.3 Pemeriksaan Per-Kompetensi
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis - Ekspresi wajah datar
- Ada kontak mata namun terdapat
stadismus
- Kesulitan saat berjalan dan berdiri
Inspeksi Dinamis Jalan jinjit
Palpasi Saat dipalpasi merespon dengan sedikit
gerakan tubuh namun ekspresi wajah datar

b. kemampuan sensorik

Cortical Keterangan Hasil


Level
Tactile Dapat merasakan geli saat disentuh Sedang
pinggangnya

Proprioseptif Koordinasi saat melempar tidak sesuai Kurang

Vestibular - Vestibular Ocular Reflex (VOR): Cukup


Anak bisa mengikuti benda yang
digerakan didepannya.
- Vestibular Coclear Reflex (VCR):
Anak bisa menoleh benda yang
berwarna menarik dengan
menggerakkan head dan neck nya.
- Vestibular Spinal Reflex (VSR):
Anak tidak mampu
mempertahankan posisi tegak saat
diberikan dorongan dalam posisi
duduk.

Visual Anak ada kontak mata, berkedip, dan Cukup


melirik tapi terdapat stadismus

Auditory Anak merespon saat namanya di panggil Baik

Olfactory Stimulus: bisa membedakan aroma Baik


parfum
Respon: Anak merespon terhadap bau
yang diberikan

Gustatory Anak bisa menelan makanan, dapat Baik

18
mengunyah makanan dengan lidah
bergerak

c. Ability-Disability Gross motor


Normal Ability Disability

Angkat kepala √
Tengkurap √
Berguling √
Duduk disokong √
Duduk tidak disokong √
Merayap √
Merangkak √
Berdiri √
Berlari √
Melompat √

d. Ability-Disability fine motor


Normal Ability Disability

Tangan menggenggam √
Mengambil benda di depan √
Memasukan benda ke mulut dengan dua √
tangan
Menggenggam dengan satu tangan √
Finger to finger √
Memindahkan benda dari tangan ke tangan √
Menggenggam dengan ibu jari dan telunjuk √

e. Kemampuan Berkomunikasi
Ability Disability
- Anak mampu bercanda - Anak belum mampu
dengan terapis mengucapkan kata-kata
dengan jelas

19
Algoritma Pemeriksaan

Delay develompment Cerebral Palsy

Orang tua mengeluhkan anak kesulitan


berjalan, belum bisa mengucapkan kata-kata
dengan jelas

Riwayat Kehamilan : Pre Natal : Saat usia kehamilan 3 bulan


Anamnesis terjadi pendarahan , Natal : Anak lahir premature saat usia
kehamilan 7 bulan, dengan kelahiran normal (kembar buncing)
di RS Sanglah. Post Natal : Berat badan 1,6 kg, Ketika lahir
memiliki pola nafas abnormal.

Riwayat Pengobatan :Usia 9 bulan diberikan alat bantu AFO


(Ankle Foot Orthosis), Usia 1 Tahun 2 Bulan diberikan terapi
Vital Sign
wicara
 TB: 112 cm
 Lingkar lengan dx : 16,5 cm
 Lingkar lengan sn : 16,5 cm
 Lingkar kepala : 50cm
Inspeksi Statis: ekspresi wajah datar, kontak
mata tidak ada
Inspeksi Dinamis: Pasien berjalan jinjit
Inspeksi dinamis
dan statis
Pemeriksaan fisik.

Palpasi Tidak merespon dan ekspresi wajah datar


Pemeriksaan
spesifik Disability
- Tidak mampu duduk tanpa disokong,
- Belum dapat berdiri,
Gross motor - Belum mampu berlari
- Belum mampu melompat.

Disability:
Fine motor
- Tidak terdapat disabulity

Disability : anak belum mampu mengucapkan kata-


Kemampuan kata dengan jelas
Komunikasi

20
Clinical Reason

Cerebral Palsy

PreNatal Natal PostNatal

Saat bulan ketiga Bayi lahir Ada sesak nafas


terjadi prematur dengan
pendarahan kondisi kembar
buncing

Tidak ada oksigen


masuk ke otak

Paru tidak mengembang dan


tidak ada suplai oksigen ke
jaringan

Otak mengalami lesi

Cerebral palsy

Keterbatasan lingkung Gross Motor Proprioseptif


gerak sendi
- Duduk tidak
disokong
- Berdiri
- Berlari
- Melompat

21
3.4 DIAGNOSIS ICF-CY Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)

Body structure :

 s110 Structure of brain


 s230 Structure of around eyes
 s320 Structure of mouth
 s330 Structure of pharynx
 s730 Structure of upper extremity
 s740 Structure of pelvic region
 s750 Structure of lower extremity
 s760 Structure of trunk
 s770 Additional musculoskeletal structures related to movement
 s799 Structures related to movement, unspecified
Body function :

 b1671 Expression of language


 b235 Vestibular functions
 b260 Proprioceptive function
 b398 Voice and speech functions, other specified
 b710 Mobility of joint function
 b715 Stability of joint functions
 b735 Muscles tone function
 b740 Muscle endurance functions
 b760 Control of voluntary movement functions
 b770 gait patern functions

II. Activity Limitation

- d170 Writing
- d145 learning to write
- d330 Speaking
- d445 hand and arm use
- d450 Walking
- d510 Washing one self
- d530 Toileting
- d599 self-care other spcified

22
a. Associated Problem

 Tactile problem
 Vestibular problem
 Proprioceptive problem
 Auditori problem
 Visual problem
 Emosional problem

b. Participation Restriction

- d9200 play
- d910 Community life
- d920 Recreation and leisure
- d9201 sports

III. Contextual Factor


Personal factor
 Semangat
 Dapat mengikuti instruksi dari terapis
Environmental Factor
Fasilitator :
 e355 Health professionals
 e310 Immediate family
Main Problem

 Kesulitan berjalan
 Lomunikasi belum lancar

Diagnosa Fisioterapi

Kelemahan otot, spastik, keterbatasan ROM, gangguan keseimbangan


oleh karena CP Quadriplegia

23
3.4 PROGNOSIS
I. Quo ad vitam

Malam
II. Quo ad sanam

Dubia ad sanam

III. Quo ad functionam

Malam

3.6 PLANNING
I. Jangka pendek

- Menurunkan Spastisitas dan hypertonus


- Meningkatkan ROM
- Mengarahkan postur ekstremitas bawah sejajar axis
midline
- Menjaga kekuatan otot

II. Jangka Panjang

- Mampu beraktivitas sehari-hari secara mandiri


- Melanjutkan planning jangka pendek

3.7 INTERVENSI
I. Tabel Intervensi

Intervensi Metode pelaksanaan Evidence Based

Infra Red Memberikan infra red ke


area ekstremitas bawah
selama 10-15 menit dengan
jarak alat ke tubuh sekitar
30cm

Joint Mengarahkan area knee


Release dengan sedikit fiksasi ke
arah axis dengan sedikit

24
penekanan dan ditahan
selama 30detik
Correct Pasien dilatih berdiri Tim Takken, Ms C,P Hd,
dengan tegak dan
posture Monique W.M. Van
ekstremitas bawah difiksasi
Bergen, Ms C,Ralph J.B.
Sakkers, Md, Phd, Paul
J.M. Helders, Ms C,P Hd,
Pt, Pcs, And Raoul H.H.
Engelbert,P Hd, Pt,
Pcs.2006.Cardiopulmonary
Exercise Capacity, Muscle
Strength, And Physical
Activity In Children And
Adolescents With
Achondroplasia.University
Of Utrecht Medical Center,
Utrecht, Netherlands.

Laser Memberikan modalitas


laser ke area yang pasien
rasakan ada nyeri dengan
menggunakan gel sebagai
perantara laser

Gait Melatih cara berjalan Tim Takken, Ms C,P Hd,


Training menggunakan alat walker Monique W.M. Van
dengan jarak lintasan
Bergen, Ms C,Ralph J.B.
sekitar 4-6meter kemudian
pasien berjalan bolak-balik Sakkers, Md, Phd, Paul
selama kurang lebih 3-5 J.M. Helders, Ms C,P Hd,
kali pengulangan
Pt, Pcs, And Raoul H.H.
Engelbert,P Hd, Pt,
Pcs.2006.Cardiopulmonary

25
Exercise Capacity, Muscle
Strength, And Physical
Activity In Children And
Adolescents With
Achondroplasia.University
Of Utrecht Medical Center,
Utrecht, Netherlands.

Edukasi

Edukasi

 Mengedukasi orangtua untuk melakukan latihan dengan baik


dan mengikuti arahan dari terapis
 Edukasi orangtua dalam menjaga gizi dari anak
 Untuk selalu mengajak anak dalam berkomunikasi melalui buku
cerita atau lainnya

Home program

Home Program

 Melakukan latihan berjalan di rumah


 Orang Tua Pasien dapat memberikan latihan-latihan yang sudah
diajarkan tentang tahap-tahap latihan sehingga dapat dilakukan di
rumah secara berulang-ulang

26
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Simpulan
Kegiatan Pra Klinik ini berlangsung selama lima hari kerja yang bertempat
di Yayasan Mentari Fajar. Yayasan Mentari fajar adalah yayasan non pemerintah
yang bergerak di bidang pendidikan, Kesehatan, dan social. Dalam bidang
Pendidikan Yayasan Mentari fajar menyelenggarakan Pendidikan inklusi yang
terdiri dari Pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK),
kesetaraan A (SD), kesetaraan B (SMP), dan kesetaraan C (SMA). Tujuan
penyelengaaraan kesetaraan di Yayasan Mentari fajar adalah untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam membangun pengetahuan tentang dirinya, meningkatkan
kemampuan komunikasi Bahasa, meningkatkan kemampuan fisikanak agar secara
fungsional siap digunakan dalam kehidupannya. Selain itu Yayasan Mentari fajar
menyediakan beberapa layanan terapi untuk anak dengan berkebutuhan khusus,
yaitu fisioterapi, terapi ABA (Applied Behavior Analysis)/ terapi prilaku.
Program studi Fisioterapi Universitas Bali Internasional melakukan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk melakukan observasi dan
membantu melakukan intervensi pada berbagai permasalahan pada anak.
4.2 Pesan dan Kesan
Selama 5 hari kami menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Yayasan
Mentari Fajar yang dimulai dari tanggal 4-9 maret 2023 begitu banyak
manfaatdan pengalaman yang kami dapatkan baik dari segi ilmu pengetahuan,
pengalaman dan semua yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan fisioterapi.
Pesan yang dapat kami sampaikan agar kedepannya Yayasan Mentari fajar
berkembang menjadi yayasan yang lebih baik lagi, baik dalam hal sarana dan
prasarana maupun dalam bidang terapi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Rahma, F. A., & Kuswanto, D. 2017. Studi Pengaruh Desain Peralatan Postural
pada Efisiensi Aktivitas dan Kestabilan Postur Pada Anak dengan Cerebral
palsy. Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(2), F142-F147.
Kharisma, A., & Indrojarwo, B. T. 2017. Desain Kursi Roda dengan Sistem
Kemudi Tuas sebagai Sarana Mobilitas bagi Anak Penderita Cerebral
Palsy Usia 6 hingga 10th. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(2).
Shrestha, N., Paudel, S., Thapa, R., Thapa, R., Shrestha, N. D., & Naresh, M.
2017. Children with cerebral palsy and their quality of life in Nepal. J.
Nepal Paediatr, 122-8.
Herdiman, B. 2013. Penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus
Cerebral Palsy Quadripelgi dengan Metode NDT di Yayasan
Sayap Ibu Kota Jakarta. Dikutipi Quarti Indrayani Hafifa Arif
(pp.1-16)
Kemala, I. B. 2014. PENYESUAIAN PSIKOLOGIS ORANGTUA
DENGAN ANAK CEREBRAL PALSY. Jurnal Pemikiran &
Penelitia Psikolgis , Vol. 9, No.2, hal. 57-64.

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan PKL


No Hari/tanggal Waktu Uraian Kegiatan Paraf CE
1 Sabtu/4 maret 08.00-09.00 Pembukaan dan penerimaan
2023 mahasiswa PKL
09.00-12.00 Pengenalan lingkungan
Yayasan dan observasi ABK
di ruangan fisioterapi
Mentari Fajar
12.00 Pulang
12 Senin/6 maret 07.30-08.30 Pengarahan dan morning
2023 report bersama CE ibu sri
08.30-10.00 Observasi terapi ABA di
kelas di ruang fisioterapi
10.00-11.00 Mengawasi anak-anak
belajar di kelas 3
11.00-12.00 Observasi anak dengan
Cerebral Palsy di ruang
fisioterapi
13.00-14.00 Pengarahan dengan CE
terkait pembagian tempat
observasi
14.00-15.00 Melakukan observasi di
masing-masih tempat yang
dibagi
- Ruang fisioterapi 1
- PAUD
- Kelas ABA
15.00-15.30 Afternoon Report Bersama
ibu Santi fisioterapi diruang
komputer

29
15.30-17.00 Melanjutkan observasi di
masing-masing pembagian
tempat observasi
17.00 Pulang
3 Selasa/7 maret 07.30-08.00 Pengarahan bersama CE
2023 pembagian tempat observasi
08.00-09.30 Observasi di masing-masing
tempat
- Ruang fisioterapi
1&2
- Kelas ABA
09.30-11.00 Morning report bersama CE
dan pengarah tugas-tugas
PKL
11.00-12.00 Kembali melakukan
observasi di masing-masing
ruangan
- Ruang fisio 1 & 2
13.00-13.30 Pembagian tempat observasi
- PAUD
- Ruang Fisio 1
- Ruang Fisio 2
13.30-15.00 Melakukan observasi dan
mendampingi anak terapi di
masing-masing tempat
pembagian tugas
15.00-16.00 Afternoon report Bersama
CE
16.00-17.00 Kembali melakukan
observasi di masing-masing
ruangan terapi
17.00 Pulang

30
4 Rabu/8 maret 07.30-08.00 Morning report sekaligus
2023 pengarahan dan pembagian
tempat observasi dengan CE
08.00-08.40 Membantu mengajar dan
mendampingi di kelas Pak
joko dalam pelajaran
sosiologi dan matematika
08.40-12.00 Observasi di kelas dan
tempat terapi
- Kelasterapi ABA
- Ruang Fisioterapi
1&2
13.00-13.15 Pengarahan dan pembagian
tempat observasi
13.15-15.00 Melakukan observasi di
kelas ABA dan ruang
fisioterapi
15.00-17.00 Tukar tempat observasi dan
melakukan observasi di
ruang berbeda dengan kasus
yang berbeda.
17.00 Pulang
5 Kamis/9 maret 07.30-07.15 Briefing pembagian tugas
2023
07.15-08.40 Membantu mengajar mata
pelajaran Bahasa bali di
kelas pak joko
08.40-11.00 Melakukan pengukuran dan
pemeriksaan pada Agastya
untuk pembuatan laporan
dan bantu fisioterapi agastya
11.00-12.00 Observasi dan melihat

31
proses terapi fisioterapi pada
anak-anak
13.00-13.15 Briefing pembagian tempat
observasi
13.15-15.00 Melakukan observasi di
Ruang ABA
5.00-17.00 Melihat dan melakukan
observasi di ruang ABA dan
ruang fisioterapi 1&2

Lampiran 2. Dokumentasi

32
33

Anda mungkin juga menyukai