Tanda-tanda bahaya
Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat)
Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-
hari
Tanda dan gejala depresi
3) Leucorrhea
Peningkatan sejumlah lendir dan kelenjar endoservical sebagai
akibat dari peningkatan kadar estrogen.
Cara meringankan dengan cara :
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun agar lebih
kuat daya serapnya
Hindari pakaian dalam yang terbuat dari nilon/ bahan yang
tidak menyerap keringat
Tanda- tanda bahaya
Jika sangat banyak/ berbau menyengat/ warna kuning/ abu-
abu (servicitis, vaginitis)
Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
Perdarahan pervaginam (Solutio plasenta, placenta previa,
lesi pada serviks/ vagina, bloody show)
Edema / Bengkak Biasanya terjadi pada trimester II dan III
dikarenakan Peningkatan kadar sodium pengaruh hormonal
Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
Peningkatan kadar permeabilitas kapiler
Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika
duduk/ pada vena kava inferior ketika berbaring
Tanda-tanda bahaya:
Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan
proteinuria serta hipertensi (waspada preeklampsi/eklampsia)
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal
a. Melalui anamnesis dengan teknik yang efektif
b. Bidan menguasai teori mengenai kehamilan yang normal dan tidak
normal
Tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal kehamilan adalah
tanda gejala yang menunjukkan adanya keadaan-keadaan yang tidak
normal dari ibu atau janin yang dikandung yang mengindikasikan adanya
bahaya dan terwujud dalam respon anatomis maupun fisiologis. Karena
itu, tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui,
mengenali dan mengidentifikasi gejala penyimpanan yang terjadi pada
setiap kehamilan.
Beberapa tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan :
Ibu hamil mengalami perdarahan atau mengeluarkan bercak
darah terus menerus dari jalan lahir, baik itu pada usia
kehamilan muda maupun tua.
Nyeri pada perut bagian bawah
Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau
bahkan kejang-kejang.
Demam atau panas tinggi. (saat Demam Tinggi Ibu Hamil tidak
disarankan minum obat penurun panas, sebaiknya cukup
diberikan air putih)
Air ketuban keluar sebelum waktunya, sehingga dapat memicu
terjadinya infeksipada janin.
Gerakan Bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak,
sama sekali. (seorang ibu hamil bisa merasakan gerakan janin
kurang lebih 10 kali dalam 24 jam)
Ibu Hamil muntah terus menerus dan tidak bisa makan sama
sekali.
2. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSE ATAU MASALAH POTENSIAL.
Pada langkah ketiga ini bidan melakukan identifikasi dan masalah potensial
berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ketiga
ini merupakan antisipasi bidan, guna mendapatkan asuhan yang aman. Pada
tahap ini bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap untuk mencegah
diagnosa/potensial terjadi.
Contoh :
Ny.”x” Usia 26 tahun GIIP1A0 UK 40 Minggu Tunggal hidup, Intra
uteri presentasi kepala
Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya tanda bahaya spt
pendarahan pervaginam, sakit kepala , pandangan yg kabur dll. Perencanaan
bidan berdasarkan kasus adalah dengan mengantisipasi dan bersiap-siap
terhadap kemungkinan HPL yang secara tiba tiba, menjadwalkan kunjungan
ulang apabila ditemukan tanda tanda ingin bersalin. Selain itu bidan juga
dituntut waspada akan lahirnya bayi asfiksia, karena partus lama.
Persiapan yang harus dilakukan bidan yaitu penanganan asfiksia. Untuk itu
bidan selain harus mampu mengantisipasi masalah potensial juga harus
mampu merumuskan tindakan antisipasi masalah potensial agar tidak
terjadi.
3. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi pasien Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi
dan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera berdasarkan
diagnosa/ masalah yang sudah ditegakkan. Kegiatan bidan pada langkah ini
adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan. Pada tahap ini bidan
ada saatnya harus melakukan tindakan segera karena situasi yang gawat,
contohnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja social,
ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini
bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
siapa yang tepat untuk konsultasi atau kolaborasi dalam penatalaksanaan
asuhan klien.
MERENCANAKAN PENATALAKSANAAN ASUHAN ATAU
‘’INTERVENSI- IMPLEMENTASI DAN EVALUASI’’
Catatan :
3) Merencanakan dan mempersiapkan Persalinan dan Penatalaksanaan
Kompilkasi (P4K)
a) Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan, sehingga
penyuluhan benar-benar sesuai kebutuhan pasien.
b) Pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)
bertujuan untuk memberi pemecahan masalah sesuai dengan hasil
kajian pada saat melakukan asuhan pada ibu hamil.
Pelaksanan KIE sebaiknya secara berurutan dengan pelaksanaan
pendidikan kesehatan, tidak semua ibu hamil dan keluarganya
mendapati bimbingan konseling kesehatan yang memadai, terutama
tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap
sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan
bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan
esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan
(dimana, penolong, dana, pendamping dsb) dan cara merawat bayi.
Beberapa informasi tersebut adalah :
Pemberian buku KIA Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib
dimiliki oleh setiap ibu hamil, karena materi konseling dan edukasi
yang diperlukan diberikan tercantum di buku tersebut.
Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut:
Perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K),
termasuk:
- Siapa yang akan menolong persalinan
- Dimana akan melahirkan
- Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan
- Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan
- Metode transportasi bila diperlukan rujukan Dukungan biaya
- Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama
kehamilan dan persalinan.
Pemberian suplemen vitamin dan tablet FE. Setiap ibu hamil
minimal mendapat 90 tablet FE selama kehamilannya. Setiap
tablet berisi zat besi 60 mg dan Asam folat 0,5 mg. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdorong dari sekitar 300 mg diperlukan untuk
janin dan plasenta serta 500 mg lagi diperlukan untuk
meningkatkan masa hemoglobin maternal.
Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual
lainnya. - Perencanna program KB terutama penggunaan
kontrasepsi pascasalin - Kesehatan ibu termasuk kebersihan diri,
aktivitas, dan nutrisi
2. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN AMAN.
Pada langkah ini semua perencanaan asuhan dilaksanakan oleh bidan baik
secara mandiri ataupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
3. MENGEVALUASI
Merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan. Pada langkah ini
dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya. Jika dalam pelaksanaanya tidak efektif maka perlu dilakukan
pengkajian mengapa proses asuhan tersebut tidak efektif, dan melakukan
penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Untuk menggambarkan keterkaitan manajemen kebidanan sebagai pola piker
dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan
manajemen kebidanan dalam bentuk bagan sebagai berikut :