Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN

DUKUNGAN FISIK DAN PSIKOLOGIS


PADA IBU BERSALIN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 KELAS B:


1

LINA PUSPITASARI

LINDA LISTIO UTAMI

DIAN SAFITRI

TUTI YULIANINGSIH

MONA SETIANA DEWI

RENI MORAENI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2013

DUKUNGAN FISIK DAN PSIKOLOGIS


PADA IBU BERSALIN
A. DUKUNGAN PERSALINAN
1. Pengertian
Dukungan persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu
asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan
merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan
untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya
suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya. Idealnya
pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat
membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat
kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.
2. Tujuan asuhan selama persalinan dan kelahiran
a. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL)
b. Memberi

dukungan

pada

persalinan

normal,

mendeteksi

dan

menatalaksana komplikasi secara tepat waktu


c. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu,
pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi
3. Hasil penelitian sehubungan dukungan persalinan
a. Field (2004)
Diketahui

bahwa

ibu-ibu

yang

mendapatkan

massase

dan

pendampingan mengalami penurunan kejadian depresi, kecemasan dan


nyeri serta perasaan yang positif. Pada kondisi ini ibu yang
mendapatkan sentuhan berdampak signifikan terhadap lama persalinan
lebih pendek (yaitu 8 jam dibandingkan dengan ibu yang persalinannya
tidak didampingi waktu persalinannya 11 jam), menurunkan angka
kejadian persalinan dengan tindakan, memperpendek waktu perawatan
di RS dan mengurangi kejadian depresi post partum.
b. Odent dalam Simpkin (2004)

Jika wanita dibiarkan melahirkan dengan cara sebagaimana mamalia,


maka persalinannya itu cenderung berlangsung tanpa kesulitan. Secara
alamiah mamalia akan mencari tempat yang privasi, nyaman dan
menyenangkan, tenang dengan pencahayaan yang kurang ketika mereka
akan melahirkan.
Lingkungan seperti ini akan mengurangi aktivitas neokorteks dan
memungkinkan otak tengah dan batang otak lebih berperan dalam
mengatur kerja prostaglandin dan hormon-hormon yang memacu proses
persalinan .
Odent mengatakan bahwa lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan
yang tidak familiar bagi si ibu dimana banyak orang asing, banyaknya
sejumlah pertanyaan, cahaya yang terang berperan merangsang
neokorteks menghasilkan kotekolamin yang dapat menghambat
kemajuan persalinan.
c. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003)
Hasil penelitian secara random contolled trials telah memperlihatkan
efektifnya dukungan fisik, emosional, dan psikologis selama persalinan
dan kelahiran.
d. Cochrane database
Suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan yang melibatkan 5000
wanita memperlihatkan bahwa kehadiran pendamping secara terus
menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan kelahiran
dengan vakum dan forseps serta sectio cesarea (SC) semakin sedikit,
skor apgar < 7 lebih sedikit, lamanya persalinan semakin memendek,
dan kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan.
e. Ball (1987), Hidnett dan Osborn (1989)
Riset yang dilakukan oleh Ball (1987) dan Hidnett serta Osborn (1989),
menyatakan bahwa kehadiran support pada ibu selama persalinan akan
menimbulkan kekuatan dan perasaan aman serta nyaman bagi ibu. Hal
ini diasumsikan dengan menurunnya lama persalinan, penurunan
komplikasi perinatal dan menurunkan kebutuhanpemberian oksitosin

(Klaus et al 1986)
B. DUKUNGAN FISIK
1. Dukungan Selama Persalinan
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan ciri dari
asuhan kebidanan. Asuhan yang mendukung artinya kehadiran yang aktif
dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dukungan
tersebut antara lain meliputi:
a. Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu
wanita dan pasangannya merasa nyaman. Sikap bidan adalah sangat
penting, mungkin lebih penting daripada bentuk fisik lingkungan
tersebut. Ruangan persalinan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
pada waktu terjadi keadaan darurat bisa ditangani denagn cepat dan
efisien. Wallpaper dan gordin yang menarik akan dengan warna yang
sejuk dan penggunaan tirai untuk menutup peralatan rumah sakkit akan
mengurangi keangkeran dari ruangan tersebut. Lampu haruslah mudah
dipindah-pindah. Banyak wanita merasa lebih suka dengan penerangan
redup atau setengah gelap pada saat berada dalam ruangan persalinan,
tetapi tetap harus disediakan lampu untuk membantu saat bidan
melakukan penjahitan perineum. Bidan harus berusaha memastikan
agar orang yang masuk ke dalam ruangan persalinan bisa sesedikit
mungkin dan harus diarahkan untuk menjaga suasana yang santai dan
b.

hening.
Pendamping persalinan
Asuhan kebidanan dukungan persalinan Kala I dapat diberikan dengan
cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk
mendampingi ibu selama proses persalinan seperti suami, keluarga,
atau teman dekat. Suami dan keluarga dianjurkan untuk berperan aktif
dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi ibu. Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya
adalah orang yang peduli pada ibu, yang paling penting adalah orangorang yang diinginkan oleh si ibu untuk mendampinginya selama

persalinan. Di beberapa tempat, hanya wanita yang boleh menemani


ibu pada saat ia melahirkan. Dalam budaya lain, sudah menjadi
kebiasaan bagi suami menjadi pendamping dalam persalinan bahkan
menolong persalinan.
c. Mobilitas
Ibu dianjurkan untuk merubah posisi dari waktu ke waktu agar merasa
nyaman dan mungkin persalinan akan berjalan lebih cepat karena ibu
merasa menguasai keadaan.
d. Pemberian informasi
Suami harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan
persalinan dan perkembangannya selama proses persalinan. Setiap
pengobatan atau intervensi yang mungkin dan akan dilakukan harus
dijelaskan terlebih dahulu. Ibu dan suaminya dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.
e. Tehnik relaksasi
Jika ibu telah diajarkan teknik-teknik relaksasi ia harus diingatkan
mengenai hal itu dan didukung sewaktu ia mempraktekkan
pengetahuannya.
f. Percakapan (komunikasi)
Bila seorang ibu berada sedang dalam persalinan, akan ada waktunya
untuk bercakap-cakap dalam dan ada waktunya untuk diam. Wanita
yang sedang dalam proses persalinan fase aktif akan menyukai
ketenangan. Pada tahap ini seorang wanita akan merasa lelah dan
setiap kontaksi akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua
cadangan emosional fisik yang bisa dikerahkannya. Ia mungkin akan
menutup matanya dan ingin sendirian pada tahap ini. Jika ibu
menyadari apa yang terjadi pada dirinya ia akan berkonsentrasi pada
kemajuan persalinannya dan percakapan yang tidak bermanfaat tidak
dibutuhkannya, melainkan sentuhan dan ekspresi wajah akan lebih
penting.
g. Dorongan semangat
Bidan harus berusaha memberikan dorongan semangat kepada ibu
selama proses persalinannya. Sebagian besar wanita akan mencapai
suatu tahap dimana mereka merasa tidak bisa melanjutkan lagi proses

persalinannya dan merasa putus asa. Hanya dengan beberapa kata yang
diucapkan secara lembut setelah tiap kontraksi atau atau beberapa kata
pujian non-verbal sering sudah cukup memberi semangat. Ibu yang
dibuat merasa bahwa ia sanggup dan sudah membuat kemajuan besar
biasanya akan merespon dengan terus berusaha. Bidan yang
ketrampilan komunikasinya sudah terlatih baik dan yang memberi
respons dengan kehangatan dan antusiasme biasanya kan berhasil
dalam hal ini.
2. Perawatan Fisik
a. Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan
berkeringat banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti
pakaian, atau bila tidak cukup dengan menyeka tubuhnya dan
mengganti pakaiannya. Baju yang bersih dan terbuat dari bahan katun
akan membuat ibu merasa nyaman. Mulutnya bisa disegarkan dengan
jalan menggosok gigi atau mouthwash.
b. Posisi
Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan
paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya,
ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau
setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung,
tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah
posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan
ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban
maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi
miring (Revina Pevi, 2010).
Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki kelebihan maupun
kekurangan sendiri yaitu:
1) Posisi Berbaring
Berbaring terlerlentang datar pada punggungnya atau dengan
tubuh diangkat sedikit (kurang dari 45). Kedua kakinya tidak
lurus, ditekuk dengan telapak kaki di tempat tidur (Simkin Penny
dan Ancheta Ruth, 2005).

Kelebihan:
a) Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan
lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih
mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu
persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat.
b) Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan, sehingga
apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter
langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya
(Revina Pevi, 2010).
Kelemahan:
a) Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini
karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar
dengan posisi bayi.
b) Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum ( daerah di
antara anus dan vagina ) meregang sedemikian rupa sehingga
akan terjadi ruptur perinium.
c) Menempatkan janin pada suatu sudut dorong yang tidak
menguntungkan dalam berhubungan dengan panggul sehingga
dapat mengakibatkan persalinan berjalan lama (Simkin Penny
dan Ancheta Ruth, 2005).
d) Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke
janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini
karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan
tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari
juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada
pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan
peredaran darah balik ibu (Revina Pevi, 2010)
2) Posisi Miring atau Lateral
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki
diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini
umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat (Revina
Pevi, 2010).

Ibu berbaring miring dengan kedua pinggul dan lutut dalam


keadaan fleksi dan ditempatkansebuah bantal, atau kaki atasnya
diangkat dan disokong (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).
Kelebihan:
a) Selain peredaran darah balik ibu ke janin mengalir lancar,
pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui
plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan
akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan
berlangsung lebih nyaman (Revina Pevi, 2010).
b) Menghindarkan tekanan terhadap tulang sakrum (berbeda
dengan posisi duduk atau terlentang).
c) Dapat mengatasi masalah detak jantung janin, jika berkaitan
dengan terjadinya kompresi tali pusat (Simkin Penny dan
Ancheta Ruth, 2005).
Kelemahan:
a) Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses
persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang,
maupun diarahkan.
b) Mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomy
(Revina Pevi, 2010).
3) Posisi Jongkok
Merendahkan tubuhnya dari posisi berdiri ke jongkok dengan
kedua kaki datar di lantai atau tempat tidur, biasanya ibu
berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala
dan tubuh bayi (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).
Kelebihan:
a) Merupakan

posisi

melahirkan

yang

alami

karena

memanfaatkan gaya gravitasi bumi (Revina Pevi, 2010).


b) Posisi ini dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan
kala II dan mengurangi rasa nyeri yang hebat (Asri dan
Clervo, 2010).
c) Memperluas pintu bawah panggul dengan menambah diameter
intertuberositas.

d) Membutuhkan

usaha

mengejan

yang

lebih

sedikit

dibandingkan dengan posisi horisontal (Simkin Penny dan


Ancheta Ruth, 2005).
Kekurangan:
a) Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini
dinilai

kurang

menguntungkan

karena

menyulitkan

pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan


persalinan lainnya, semisal episiotomy (Revina Pevi, 2010).
b) Jika dilanjutkan dalam waktu lama,posisi ini akan menekan
pembuluh darah dan serat-serat saraf dibelakang sendi
lutut,mengganggu sirkulasi dan mungkin akan menyebabkan
neuropati akibat terjepit (Simkin Penny dan Ancheta Ruth,
2005).
4) Posisi Setengah Duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal,
kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping (Revina Pevi,
2010).
Posisi duduk dengan tubuh membentuk sudut >45 terhadap
tempat tidur (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).
Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami
untuk duduk membelakangi si Ibu. Pada waktu kontraksi,
bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas (Redoren,
2008).
Kelebihannya:
a) Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar
jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga
dapat berlangsung secara maksimal (Revina Pevi, 2010).
b) Posisi ini seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat
dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah (Hidayat
Asri dan Sujiatini, 2010).
Kelemahan:

a) Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung


pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung
lama (Revina Pevi, 2010).
b) Tekanan pada tulang sakrum dan koksigis dapat mengganggu
gerakan sandi panggul (Simkin Penny dan Ancheta Ruth,
2005).
3. Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi
nyeri/menghambat rasa sakit
a. Kompres panas
1) Cara menggunakan kompres panas
Menggunakan handuk panas atau silica gel yang telah dipanaskan
atau kantung nasi panas atau botol yang telah diisi air panas. Dapat
juga langsung dengan menggunakan shower air panas lengsung
pada bahu, perut atau punggungnya jika ibu merasa nyaman.
2) Proses penghilangan rasa sakit dengan kompres panas
Kompres panas dapat meningkatkan suhu lokal pada kulit sehingga
meningkatkan sirkulasi pada jaringan untuk proses metabolisme
tubuh. Hal tersebut dapat mengurangi spasme otot dan mengurangi
nyeri.
3) Waktu pemberian kompres panas
a) Saat ibu mengeluh sakit atau nyeri pada daerah tertentu
b) Saat ibu mengeluh adanya tanda-tanda ketegangan otot
c) Saat ibu mengeluh ada perasaan tidak nyaman
d) Pada kala II, kompres pada perineum akan merealisasikannya
juga akan mengurangi sakit
4) Kapan tidak boleh digunakan kompres panas
a) Saat ibu menyatakan tidak nyaman dengan panas atau dalam
keadaan demam
b) Jika petugas takut dengan kemungkinan terjadinya demam
akibat kompres panas
b. Kompres dingin

1) Cara menggunakan kompres dingin


a) Menggunakan kompres dingin pada punggung atau perineum
b) Menggunakan butiran es, handuk basah dan dingin, sarung
tangan karet yang diisi dengan butiran es, botol plastik dengan
air es
c) Dapat digunakan pada wajah ibu yang bengkak, tangan atau
kaki
d) Dapat diletakan pada anus untuk mengurangi nyeri haemoroid
kala II
2) Proses penghilangan rasa sakit kompres dingin
a) Kompres dingin sangat berguna untuk mengurangi ketegangan
otot dan nyeri dengan menekan spasme otot (lebih lama
daripada kompres panas)
b) Memperlambat proses pengahntaran rasa sakit dari neuron ke
organ
c) Kompres dingin juga mengurangi bengkak dan mendinginkan
kulit
3) Waktu pemberian kompres dingin
a) Nyeri punggung
b) Merasa kepanasan pada masa inpartu
c) Haemorrhoid yang menimbulkan sakit
d) Setelah persalinan, dapat digunakan pada perineum untuk
menghilangkan bengkak dan nyeri
4) Kapan tidak boleh digunakan kompres dingin
a) Saat ibu merasa menggigil
b) Jika ibu mengatakan tidak ada perubahan atau iritasi
c. Hidrotherapy
1) Menggunakan air untuk mengurangi rasa sakit
2) Suhu air tidak lebih dari 37-37,5C
3) Mengurangi ketegangan otot, nyeri, cemas pada beberapa wanita
4) Menggunakan air dalam persalinan perkembangan saat ini dan telah

dipublikasikan secara luas


d. Efek air
1) Hidrotherapy : hasil dari air sebagai koduktor panas, melemaskan
spasme otot, meredakan nyeri
2) Hidrokinesis : meniadakan pengaruh gravitasi, bersama dengan
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan tekanan pada panggul dan
struktur tubuh yang lain
e. Sentuhan dan pijatan
1) Counterpressure
a) Penekanan pada sakrum
b) Penekanan pada sakrum dapat mengurangi nyeri pada daerah
pinggang dan punggung
2) Hip squeeze
a) Penekanan dengan kedua tangan pada otot gluteal (daerah
bokong) dibawa keatas
b) Mengurangi ketegangan pada sacro iliaca dan juga pada ligamen
3) Knee press
a) Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk
b) Mengurangi nyeri punggung
4) Akupresur
a) Masase ujung jari diatas titik akupuntur. Simkin(1989)
akupresur merangsang produksi endorfin lokal atau selain itu
akupresur juga menutup gerbang terhadap rasa nyeri
b) Akupresur lebih tepat pada persalinan daripada akupuntur
karena mudah dilakukan sendiri dan terutama bermanfaat bagi
nyeri punggung (Arthus, 1994)
c) Yang lebih penting adalah penguatan sosial dari akupresur.
(Conduit, 1995)
5) Sentuhan
a) Tindakan utama massase dianggap menutup gerbang untuk

menghambat penghantaran rasa nyeri pada pusat nyeri.


Selanjutnya

rangsang

taktil

dan

perasaan

positif

yang

berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan yang penuh


perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek massase
untuk mengendalikan nyeri.
b) Massase harus dilakukan secara intermitten saat kontraksi
terjadi
c) Teknik yang dianjurkan Maxwell-Hudson (1990) : mencakup
massase wajah diantara kontraksi dengan menggunakan gerakan
halsu dan ritmis, kemudian massase kaki dengan keras
d) Kontraindikasi : efek massase pada sistem sirkulasi diantaranya
tromboflebitis, arteriosklerosis, kondisi kardiovaskuler
C. DUKUNGAN PSIKOLOGIS
1. Modulasi psikologis nyeri
a. Banyak penelitian yang signifikan menemukan kontribusi psikologis
terhadap rasa nyeri (Melzack and Wall, 1991)
b. Relaksasi terdiri dari : hipnosis, umpan balik terbimbing dan imajinasi
terbimbing (Sheikh and Jordan, 1983 :394)
c. Steer (1993 : 49) : relaksasi adalah metode pengendalian rasa nyeri
non farmakologis yang paling sering digunakan
d. Untuk persiapan : harus dipersiapkan sejak awal kehamilan bersama
suaminya (Shrock, 1988)
2. Yang dapat digunakan saat persalinan
a. Imajinasi : dilakukan oleh ibu sendiri dengan menciptakan bayangan
yang mengurangi keparahan nyeri atau yang terdiri dari pengganti
yang lebih dapat diterima dan tidak nyeri (McCafery and Beebe, 1989)
b. Psikoprofilaksis atau dikenal dengan relaksasi (yang paling
mendominasi)
c. Fokus relaksasi
1) Pemberian informasi

2) Latihan relaksasi untuk mengurangi ketegangan yang timbul dan


yang memperburuk kontraksi nyeri
3) Strategi koping
4) Latihan pernafasan
3. Pendekatan agama atau keyakinan ibu
a. Melakukan pendekatan sesuai dengan keyakinan ibu yang dapat
menenangkan hatinya
b. Mendatangkan seorang tokoh agama yang dekat dengan ibu
c. Dilantunkannya suara yang sesuai keyakinan ibu : murottal, nyanyi
kerohanian
d. Memperdengarkan suara-suara lain yang bisa menenangkan ibu :
musik klasik, instrumental dan lain-lain
4. Asuhan dan dukungan bagi ibu :
a. Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama
persalinan (orang terdekat : suami, orang tua, sahabat)
b. Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak,
berjongkok, berdiri, berbaring miring kekiri
c. Relaksasi dan pernafasan
d. Istirahat dan privasi
e. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f. Asuhan diri
g. Sentuhan
5. Kategori untuk metode dukungan persalinan :
a. Mengurangi nyeri pada sumber nyeri
b. Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi
nyeri atau menghambat rasa sakit
c. Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita
terhadap rasa sakit
1) Mempertahankan kehadiran pendamping persalinan
a) Kehadiran seorang pendamping tetap dan terus menerus
b) Berusaha untuk menciptakan kenyamanan fisik : eliminasi,

pakaian, nutrisi dan lain-lain


c) Berusaha

menciptakan

kenyamanan

emosional

seperti

visualisasi suara, ruangan, berdoa dan lain-lain


2) Latihan relaksasi dan pernafasan
a) Teknik nafas lambat
b) Teknik pola nafas dangkal
c) Menjaga privasi lingkungan
D. DUKUNGAN SOSIAL
1. Kebutuhan untuk dukungan sosial
Dukungan social adalah konsep fleksibel yang pada akhirnya sulit
didefinisikan. Schumaker dan Brownell : mendefinisikan dukungan social
sebagai pertukaran sember antara minimal dua indifidu yang dipersiapkan
oleh pemberi atau penerima sumber yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penerima.
2. Tiga komponen inti dalam dukungan social adalah:
a. Dukungan emosi, ini mungkin adalah hubungan yang hangat dan
perhatian, suatu perhatian, suatu kehadiran atau pertemanan, atau
kesediaan untuk mendengarkan.
b. Dukungan informasi, yaitu pemberian saran atau informasi yang baik.
c. Dukungan praktik atau nyata yang mungkin bersifat financial atau
dapat berupa dukungan kenyamanan fisik selama persainan.
3. Fungsi dukungan social
a. Dukungan sosial berfungsi sebagai penawar terhadap stress
b. Dukungan social membantu perkembangan strategi koping
c. Dukungan social dapat mempengaruhi perilaku yang berdampak pada
kesehatan
d. Dukungan social dapa menfasilitasi penyembuhan dari penyakit
4. Bidan dan dukungan social
Area penting dukungan kebidanan yang diidentifikasi oleh wanita-wanita
adalah:
a. Komunikasi yang baik
b. Ketrampilan mendengar yang baik
c. Dukungan praktik
d. Mengenal pemberian asuhan mereka dan dikenali oleh pemberi asuhan
e. Komunikasi asuhan dan pemberian asuhan

Dukungan social harus terintegrasi dengan pelayanan maternitas


5. Efek dukungan social
a. Pada kehamilan
1) Mengurangi ansietas yang menghasilkan kepercayaan diri lebih
besar, penurunan kecemasan, penurunan ketakutan dan perasaan
positif terhadap kelahiran.
2) Mengurangi morbiditas kepuasan terhadap asuhan dan komunikasi
3) Memberikan peningkatan sensasi control.
b. Pada Persalinan, dukungan social dapat mengurangi:
1) Durasi persalinan
2) Jumlah pereda nyeri yang dibutuhkan
3) Pelahiran operatif per vagina
4) Skor Apgar menit ke-5 sebesar <7.
5) Mengurangi kemungkinan seksio sesarea yang normalnya tidak
mengizinkan pendamping kelahiran untuk masuk menemani
wanita.
6. Beberapa riset yang menemukan bukti:
a. Kepuasan lebih besar terhadap kelahiran
b. Durasi menyusui lebih lama.
c. Penurunan trauma perineum
d. Lebih sedikit depresi pascanatal dan lebih sedikit kesulitan dalam
peran menjadi ibu
7. Pertimbangan
a. Dukungan social mungkin tidak adekuat untuk menghadapi efek
kemiskinan dan ketidak beruntungan social pada kesehatan
b. Tidak banyak yang diketahui tentang elemen dukungan social apa yang
bermanfaat atau efektif
c. Pendamping persalinan telah terbukti membentu dalam memberikan
dukungan sosia terutama dalam persalinan meskipun umumnya tidak
hadir saat kelahiran di Inggris.
d. Berbagai kisaran intervensi telah digunakan dalam riset dan semuanya
diklasifikasikan sebagai dukungan social.
8. Hal-hal yang dibutuhkan wanita, antara lain:
a. Wanita perlu untuk :
1) Ditanya
2) Dipercaya
3) Diterapi dengan rasa hormat
4) Diberi wanita
5) Diberi informasi
b. Gunakan RADAR, suatu singkatan untuk professional

R
A
D
A
R

=
=
=
=
=

Routin enquiry (selidik secara rutin)


Ask direct question (ajukan pertanyaan langsung )
Document finding safely (dokumentasikan temuan dengan aman
Assess womens safely (kaji keamanan wanita)
Resources (sumber); berikan wanita informasi mengenai sumber-sumber
yang tersedia dan Respect (hargai) pilihan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, H.Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Asri, Dwi dan Clervo, Cristine. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta:
Nuha Medika.
4. Gupta, J.K., & Nikdem, V.C. (2003). Position for women during second stage of
labor. In The Cochrane Review issue 2.www.lamaze.org diakses pada 10 April
2012.
5. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan
Keluarga berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
6. Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
7. Mubarak, W Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
8. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
cipta.
9. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Edisi III. Jakarta: Salemba Medika.
11. Revina, pevi. 2010. www.bidanku.com. Di akses pada 13 april 2012.
12. Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan, Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
13. Simkin, Penny dan Ancheta Ruth. 2005. Buka Saku Persalinan. Jakarta: ECG.
14. Sofyan, Mustika. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indosesia Bidan Menyongsong
masa Depan. Jakarta: PP IBI.
15. Supriatmaja. Hasil Penelitian Pengaruh Senam Hamil . (http:www. Kalbe. Co.id.),
diakses pada 13 April 2012

Anda mungkin juga menyukai