PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, menyusun
dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Di bidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,
dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut
Perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Tetapi secara lebih detail perencanaan dirumuskan
sebagai penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut : apa yang harus dicapai, bilamana hal tersebut harus dicapai, dimana hal
itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan
bagaimana pelaksanaannya.
Perencanaan didasari oleh pilihan rasional dan melibatkan penilaian tentang
kemungkinan. Proses perencanaan menterjemahkan asesmen ke dalam pernyataan tujuan
yang menggambarkan hasil yang diinginkan. Perencanaan merupakan sebuah jembatan
antara asesmen dan aktivitas yang difokuskan untuk mencapai tujuan perubahan. Seringkali
hal ini terlihat sebagai suatu bagian dari proses asesmen.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian seluruh
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1. Perencanaan
2.1.1. Definisi Perencanaan
Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bisa
menjawab rumus 5W+1H. What (apa) yang akan dilakukan, why (mengapa) harus
melakukan apa, when (kapan) melakukan apa, where (dimana) melakukan apa, who
(siapa) yang melakukan apa, how (bagaimana) cara melakukan apa (Syafrudi, 2011)
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan, menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan unutk mencapainya. Rencana
merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan suatu tujuan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Perencanaan
adalah suatu proses penyusunan rencana yang menggambarkan keinginan untuk
mencapai tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia (Mubarak, 2009).
Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah digariskan mencakup kegiatan
pengambilan keputusan (Ulfayani, 2012).
Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa
luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan,
merumuskan
masalah-masalah
kesehatan
di
masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut.
Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar
dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efesien. Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting
dimiliki organisasi
Ancaman (Threat), kendala yang bersifat negatifyang dihadapi oleh suatu
organisas, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam
untuk
menganalisis
Penggunaan
Diagram
dalam
tim/organisasi
untuk
dalam
mengilustrasikan
tim/organisasi.
Diagram
gambaran
Fishbone
singkat
dapat
Product (produk/jasa),
Price (harga),
Place (tempat),
People (orang),
Process (proses),
Surroundings (lingkungan),
Suppliers (pemasok),
Systems (sistem),
Safety (keselamatan).
CAKUPA
N D/S
Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori,
kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
11
Gambar
4. Pembuatan Fishbone Diagram Melingkari Sebab yang Paling Mungkin
Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa
meninggalkan fishbone diagram di dinding selama beberapa hari untuk
membiarkan ide menetas dan membiarkan orang yang lalu lalang turut
berkontribusi. Jika fishbone diagram terlihat timpang atau sempit, kita bisa
mengatur ulang fishbone diagram dengan kategori sebab utama yang
berbeda. Kunci sukses fishbone diagram adalah terus bertanya Mengapa?,
lihatlah diagram dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan orangorang di grass root yang terkait dengan masalah karena biasanya mereka
lebih mengerti permasalahan di lapangan.
12
b. Identifikasi masalah
7 langkah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan adalah (Syafrudin,
2011):
1. Apa masalah kesehatan yang sedang dihadapi?
2. Apa faktor-faktor penyebabnya?
3. Kapan kesalahan itu timbul?
4. Siapa kelompok masyarakat yang paling banyak menderita?
5. Dimana kejadian yang paling banyak ?
6. Apa kemungkinan dampak yang muncul, bila masalah kesehatan tersebut
tak tertangani?
7. Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut?
Sumber masalahnya sendiri bisa diperoleh dari berbagai cara antara lain
(Syafrudin, 2011):
1. Laporan-laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada
2. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
3. Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan
perencanaan kesehatan
4. Hasil kunjungan lapangan supervise, dan sebagainya
c. Menetapkan prioritas masalah
Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni (Syafrudin,
2011):
1. Melalui teknik skoring, yakni memberikan nilai (skor) terhadap masalah
tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain:
Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masyarakat tersebut
(severity)
Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)
Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of
unmeet need)
Keuntungan sosial yang diperoleh bila maslaah tersebut diatasi (social
benefit)
Teknologi yang tersedia dalam menyelesaikan masalah (technical
feasibility)
Sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah
(resources availability), termasuk tenaga kesehatan
2. Melalui teknik non scoring (Syafrudin, 2011)
Dengan melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu disebut juga
nominal group technique (NGT). Ada 2 NGT yaitu:
Dekan: oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama
13
14
15
berpikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan menghasilkan
perumusan yang salah yang diderita oleh pasien/klien (Syafrudin, 2011).
1. Pengumpulan data/input
Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif termasuk biodata,
dan data objektif dari pasien atau klien (Syafrudin, 2011).
a) Data subjektif
Informasi yang termasuk dalam biodata adalah mencakup nama, umur,
tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan. Selain itu
informasi lainnya dalam bentu keluhan-keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasin/klien (anamnesa) atau dari
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (aloanamnesa) pada waktu
mengumpulkan data subjektif, bidan harus (Syafrudin, 2011).:
1) Mengembangkan hubungan antar personal yang efektif dengan
pasien/klien atau orang lain yang diwawancarai
2) Lebih memperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama
pasien/klien dan yang mencemaskan
3) Berupaya mendapatkan data/fakta yang sangat bermakna dalam
kaitan dengan masalah pasien/klien
b) Data objektif
Meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium-laboratorium sederhana. Pada
pemeriksaan fisik bidan secara sistematis melakukan pemeriksaan
(pandang), palpasi (penekanan dan perabaan dengan tangan), perkusi
(petok) dan auskultasi (mendengarkan suara di dalam rongga tubuh
dengan stetoskop), sesuai dengan kebutuhan. Secara khusus bidan
melakukan periksa dalam (pervaginam). Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan oleh bidan mencakup pemeriksaan hemoglobin, kadar glukosa
dan protein di dalam urin, dan tes kehamilan. Pada waktu pengumpulan
data objektif bidan harus (Syafrudin, 2011).:
1) Mengamati ekspresi dan perilaku pasien/klien
2) Mengamati perubahan/kelainan fisik, pasien/klien
3) Perhatikan aspek sosial budaya pasien/klien
4) Menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar
5) Melakukan pemeriksaan yang terarah dan berkaitan dengan keluhan
pasien/klien
2. Pengolahan data (proses)
17
Dalam
menentukan
diagnosa
kebidanan,
pengetahuan
19
d. Effect
20
21
23
: 06
: Anduring
: Kuranji
: Padang
b. Data Geografis
1) Luas Daerah
2) Lokasi Daerah
3) Batas Daerah Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
: 1,74 Km
: RW 06
: RW 05
: RW 04
: RW 02
: RW 03
4) Jumlah Penduduk
5) Jumlah Keluarga
6) Sarana dan Prasana
Sarana
: 1492 jiwa
: 317 KK
: Roda empat
Roda dua
Sepeda
: Masjid
Prasarana
Sei KLH
Sei
Yanmas
Sei
Kesra
Sei
Kamtib
Sei PKK
24
KETUA
KETUA
02
01
3.RTLokasi
dan RT
Waktu
KETUA
RT 03
KETUA
RT 04
KETUA
RT 05
KETUA
RT 06
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas, adalah di Kelurahan
Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
b. Waktu
Waktu Pelaksaan Praktek Kebidanan Komunitas adalah pada tanggal 12
Februari s/d 28 Februari 2016
B. REKAPITULASI RESPONDEN
Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di RW 06
Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
Kelompok
Jenis Kelamin
Umur
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0-1 Tahun
2-3 Tahun
4-5 Tahun
6-10 Tahun
11-15 Tahun
16-20 Tahun
21-25 Tahun
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
1
1
2
1
2
3
-
3,23
3,23
6,45
3,23
6,45
9,68
-
2
3
1
2
1
1
2
2
6,45
9,68
3,23
6,45
3,23
3,23
6,45
6,45
3
4
3
3
1
3
5
2
9,68
12,91
9,68
9,68
3,23
9,68
16,13
6,45
25
11
12
13
14
41-45 Tahun
46-50 Tahun
51-55 Tahun
56-60 Tahun
1
1
1
3,23
3,23
3,23
2
1
6,45
3,23
1
2
1
2
3,23
6,45
3,23
6,46
15
>60 Tahun
3,23
3,23
Total
14
45,19
17
54,81
31
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk
berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin adalah usia 31-35 tahun sebanyak
5 orang (16,13%), terdiri dari 3 jiwa (9,68%) berjenis kelamin laki-laki dan 2
jiwa (6,45%) berjenis kelamin perempuan dan minoritasnya pada usia 21-25
tahun sebanyak 1 jiwa (3,23%) berjenis kelamin perempuan dan usia >60 tahun
sebanyak 1 jiwa berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama
Di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Analisa Data:
No
Jumlah
Agama
Frekuensi
%
1
Islam
9
100
2
Kristen Protestan
3
Kristen Katolik
4
Budha
5
Hindu
6
Kong Hu Tzhu
Total
9
100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama dari 9 KK ialah penduduk
yang beragama islam sebanyak 9 KK (100%).
Tabel 3
26
Jawa
7
77,78
Batak Toba
Batak Karo
1
11,11
Nias
Padang
Melayu
Kalimantan
Simalungun
Mandailing
1
11,11
Tiong Hoa
Aceh
India
Lain-lain
Total
9
100
Berdasarkan tabel di atas mayoritas penduduk adalah suku jawa sebanyak 7 KK (77,78%), dan
minoritas penduduk suku Batak Karo sebanyak 1 jiwa (11,11%) dan suku Mandailing
sebanyak 1 KK (11,11%).
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
Tingkat Pendidikan
Belum Sekolah
SD
SMP
SMU
PT
Baca Tulis
Buta Huruf
Total
Frekuensi
8
9
5
8
1
31
%
25,81
29,03
16,13
25,81
3,22
100
27
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas,diketahui bahwa dari 31 jiwa
mayoritas tingkat pendidikan masyarakat adalah SD dengan jumlah 9 jiwa
(29,03%) dan minoritas belum sekolah dan SMU sebanyak 8 jiwa (25,81%).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Pekerjaan di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
1
2
3
4
5
6
7
Pekerjaan
ABRI
PNS
Buruh
Pegawai Swata
Petani
Wiraswata
Tidak tetap
Total
Jumlah
Frekuensi
2
6
1
9
%
22,22
66,67
11,11
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas,diketahui bahwa dari 9 KK ,
mayoritas pekerjaan penduduknya adalah Wiraswasta dengan jumlah 6 KK
(66,67%) dan minoritasnya adalah tidak tetap dengan jumlah 1 KK (11,11%).
28
Tabel 6
Distribusi Anggota Keluarga yang Pernah Menderita Sakit di RW 06 Kelurahan
Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
Jumlah
Jenis Penyakit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TBC
Hepatitis
Penyakit Jantung
DM
Hipertensi
Anemia
Influenza
Sakit Pinggang
Reumatik
Febris
Diare
Asam Urat
Total
Frekuensi
2
5
7
%
28,57
71,43
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi berdasarkan penduduknya yang
menderita sakit adalah asam urat sebanyak 5 jiwa (71,43%) dan minoritasnya
menderita hipertensi sebanyak 2 jiwa (28,57%).
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Peran Serta PUS Menjadi Akseptor KB
di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Peran Serta
Akseptor
Non Akseptor
Total
Jumlah
Frekuensi
4
2
6
%
66,67
33,33
100
Analisa Data:
29
Tabel 8
Distribusi Frekuensi PUS Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis
Alat Kontrasepsi di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Jenis Alat Kontrasepsi
PIL
Kondom
Suntik
Pantang Berkala
Coitus Interuptus
IUD
MOW / MOP
Implan
MAL
Total
Jumlah
Frekuensi
2
1
1
4
%
50
25
25
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
akseptor KB adalah PIL sebanyak 2 jiwa (50%) dan minoritas akseptor KB
adalah IUD dan implant sebanyak 1 jiwa (25%).
30
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Alasan PUS Tidak Aktif Menjadi Akseptor KB
di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Alasan
Takut
Dilarang
Tidak Cocok
Menyusui
Ingin Punya Anak
Kurang Informasi
Mengkonsumsi Jamu
Total
Jumlah
Frekuensi
2
2
%
100
42,86
100 %
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa mayoritas PUS
tidak aktif menjadi akseptor KB adalah karena ingin punya anak sebanyak 2
jiwa (100%).
.
Tabel 10
Distribusi Balita Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di RW 06 Kelurahan
Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Kelompok
Umur
Jenis Kelamin
Jumlah
31
0 12 bulan
13 24 bulan
25 36 bulan
37 48 bulan
49 60 bulan
Total
F
1
1
%
33,33
33,33
F
2
2
%
66,67
66,67
F
2
1
3
%
66,67
33,33
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas balita
berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin adalah balita berusia 13-24
bulan sebanyak 2 jiwa (66,67%) dengan jenis kelamin perempuan dan balita
berusia 25-36 bulan sebanyak 1 jiwa (33,33%) dengan jenis kelamin laki-laki.
Tabel 11
Distribusi Balita yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Pemberian Imunisasi
Dasar
Ya
Tidak
Total
Jumlah
Frekuensi
2
1
3
66,67
33,33
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel di atas mayoritas balita yang mendapatkan imunisasi dasar
lengkap adalah sebanyak 2 jiwa (66,67%) dan minoritas yang tidak diberikan
imunisasi dasar secara lengkap adalah sebanyak 1 jiwa (33,33%).
Tabel 12
Distribus Alasan Balita Tidak Mendapatkan Imunisasi di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
32
Alasan
Jumlah
Frekuensi
1
1
%
100
100
Jumlah
Frekuensi
2
1
3
%
66,67
33,33
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas balita yang menerima
imunisasi lengkap sebanyak 2 jiwa (66,67%) dan minoritas yang mendapatkan
imunisasi tidak lengkap sebanyak 1 jiwa (33,33%).
Tabel 14
Distribusi Bayi dan Balita yang Dilakukan Penimbangan Berat Badan di RW 06
Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Penimbangan
Teratur
Tidak Teratur
Tidak Sama Sekali
Total
Jumlah
Frekuensi
3
3
%
100
100
Analisa Data:
33
Jumlah
Frekuensi
3
3
%
100
100
Analisis Data :
Berdasarkan tabel alasan bayi dan balita tidak dilakukan penimbangan berat
badan secara teratur karena alasan malas sebanyak 3 jiwa (100%).
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Status Gizi Bayi / Balita Menurut KMS di RW 06 Kelurahan
Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Kelompok
Umur
Status Gizi
Jumlah
Jumlah
34
0-12 bulan
13-24 bulan
25-36 bulan
37-48 bulan
49-60 bulan
Total
Buruk
F
%
-
F
2
2
Sedang
%
66,67
66,67
Baik
F
1
1
%
33,33
33,33
F
3
3
%
100
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa status gizi usia
bayi/balita menurut KMS mayoritas berstatus gizi sedang sebanyak 2 jiwa
(66,67%) dan minoritasnya berstatus gizi baik sebanyak 1 jiwa (33,33%).
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Menarche di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Usia Menarche
<10 Tahun
10 20 Tahun
>20 Tahun
Total
Jumlah
F
2
1
3
%
66,67
33,33
100
Analisa Data:
Berdasarkan data dari tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa
mayoritas usia menarche terjadi pada saat usia 10-20 tahun yaitu sebanyak 2
jiwa (66,67%) dan minoritasnya pada usia >20 tahun sebanyak 1 jiwa
(33,33%).
35
Tabel 18
Distribusi WUS Berdasarkan Status Pernikahan di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Kelompok Umur
Status Pernikahan
Jumlah
Juml
ah
Belum
Menikah
F
%
2
20
1
10
3
30
Menikah
f
1
1
1
2
1
6
%
10
10
10
20
10
60
Janda
f
1
1
%
10
10
F
2
1
1
2
2
2
10
%
20
10
10
20
20
20
100
15 20 Tahun
21 25 Tahun
26 30 Tahun
31 35 Tahun
36 40 Tahun
41 45 Tahun
46 50 Tahun
Total
Analisa Data:
Berdasarkan tabel di atas mayoritas WUS berdasarkan status pernikahan
sebanyak 2 jiwa (20%) pada usia 36-40 tahun dengan status sudah menikah dan
pada usia 15-20 tahun dengan status beum menikah. Minoritasnya pada usia
21-25 tahun dengan status sudah menikah, usia 26-30 tahun dengan status
sudah menikah, usia 31-35 tahun dengan status belum menikah dan sudah
menikah, usia 46-50 dengan status sudah menikah dan janda sebanyak 1 jiwa
(10%)
36
Tabel 19
Distribusi Wanita Menurut Usia Menopouse di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan
Kuranji, Kota Padang
Usia Menopouse
Jumlah
Frekuensi
<40 Tahun
41 45 Tahun
46 50 Tahun
1
50
51 55 Tahun
>55 Tahun
1
50
Total
2
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi wanita menurut usia menopause sebanyak 1 jiwa
(50%) pada usia 46-50 tahun dan usia >55 tahun.
Tabel 20
Distribusi Wanita Berdasarkan Keluhan Menopouse di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
Keluhan
1
2
3
4
5
6
Jumlah
F
1
1
2
%
50
50
100
37
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa wanita
berdasarkan keluhan menopause sebanyak 1 jiwa (50%) dengan keluhan hiad
tidak teratur dan 1 jiwa (50%) dengan mengatakan tidak ada keluhan.
Tabel 21
Distribusi Kesehatan Lingkungan Jenis Rumah di RW 06 Kelurahan Anduring,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
Jenis Rumah
1
2
3
Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
Total
Jumlah
Frekuensi
5
4
9
%
55,56
44,44
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi kesehatan lingkungan dan jenis rumah adalah jenis
rumah permanen sebanyak 5 KK (55,56%) dan jenis rumah semi permanen
sebanyak 4 KK (44,44%).
Tabel 22
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Penerangan di RW 06
Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
Analisa
No
1
2
Sumber
Penerangan
PLN
Non PLN
Total
Data:
Jumlah
Frekuensi
9
9
%
100
100
38
No
1
2
PAM
Sumur
Total
Jumlah
F
9
0
%
100
100
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dari 9 KK dapat diketahui bahwa seluruh masyarakat
menggunakan sebagai sumur sumber air bersih yaitu sebanyak 9 KK (100%).
Tabel 24
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Pekan Tempat Pembuangan
Air Limbah di RW 06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
1
2
3
Tempat Pembuangan
Limbah
SPAL
Non SPAL
Sembarangan
Total
Jumlah
f
9
9
%
100
100
Analisa Data:
Berdasarkan data dari tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa seluruh
masyarakat tidak menggunakan Sistem Pembuangan Air Limbah atau Non
SPAL lebih besar sebanyak 9 KK (100 % ).
Tabel 25
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Tempat Pembuangan di RW
06 Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
1
2
3
4
Tempat Pembuangan
Sampah
Di bakar
Di tanam
Di angkat
Sembarangan
Total
Jumlah
Frekuensi
9
9
%
100
100
39
Analisa Data:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diketahui seluruh masyarakat tempat
pembuangan sampahnya yaitu dengan di di bakar sebanyak 9 KK (100%).
Tabel 26
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Pembuangan Tinja di RW 06
Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
No
Pembuangan Tinja
Jumlah
Frekuensi
%
Septik tank
9
100
Cemplung Tutup
Cemplung Terbuka
Sungai
Total
9
100
Analisa Data:
Berdasarkan dari tabel distribusi frekuensi dari 9 KK dapat diketahui bahwa
1
2
3
4
Jumlah KK
: 9 KK
Jumlah Masyarakat
: 31 jiwa
Jumlah Penduduk Laki-laki : 14 jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan : 17 jiwa
Jumlah Bayi
:Jumlah Balita
: 3 jiwa
Jumlah WUS
: 10 jiwa
Jumlah PUS
: 6 jiwa
Jumlah Akseptor KB
: 4 jiwa
Jumlah menopause
: 2 jiwa
40
1.
Data Subyektif
Rumusan Masalah
teratur.
Masalah
Analisis Masalah
Data Subyektif
teratur.
Data Obyektif
Berdasarkan
tabel
distribusi
Bayi/Balita
tidak
dilakukan
Malasah
Analisa Masalah
Data Subyektif :
Ibu
mengatakan
tidak
melakukan
Kriteria Masalah
Perhitunga
Skor
1.
Sifat Masalah
n
2/3x1
2/3
Pembenaran
Ancaman kesehatan,
karena anak yang tidak
mendapat imunisasi
42
Kemungkinan
1/2x2
masalah dapat
diubah, dengan
diubah
memberitahuan kepada
keluarga manfaat
pemberian imunisasi
serta dampak yang
3.
Potensi masalah
2/3x1
ditimbulkan
Cukup dengan
2/3
dapat dicegah
memberitahukan
kepada orang tua balita
tentang pentingnya
4.
Menonjolnya
2/2x1
pemberian imunisasi
Masalah yang harus
masalah
Total
segera ditangani
3 1/3
Kriteria Masalah
Perhitunga
Skor
1.
Sifat Masalah
n
1/3x3
Pembenaran
Tidak mengurangi derajat
kesehatan, karena tidak
berpengaruh terhadap
2.
3.
Kemungkinan
2/2x2
masalah dapat
diubah
penyuluhan tentang
Potensi masalah
menopause
Dengan memberitahukan
3/3x1
43
dapat dicegah
4.
Menonjolnya
masalah
Total
gejala menopause
Masalah tidak dirasakan
0
4
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang penimbangan berat badan secara teratur kepada
bayi dan balitanya.
No
1.
Kriteria Masalah
Perhitunga
Skor
Sifat Masalah
n
2/3x1
2/3
Pembenaran
Ancaman kesehatan,
karena bayi dan balita
yang tidak melakukan
penimbangan berat badan
secara teratur dan tidak
mengetahui batas normal
perkembangan berat
2.
Kemungkinan
2/2x2
badan si anak
Dengan mudah dapat
masalah dapat
diubah
diberikan penyuluhan
tentang pentingnya
dilakukan penimbangan
3.
Potensi masalah
3/3x1
dapat dicegah
keuntungan dilakukan
penimbangan berat badan
4.
Menonjolnya
masalah
Total
0/2x1
secara teratur
Masalah tidak dirasakan
3 2/3
45
Tujuan
Strategi
Kegiatan
Metoda
Media
Fasilitator
Waktu
Agar ibu
Melakukan
Bersama
LCD,
Petugas dari
dan
memahami
kerjasama dengan
petugas dari
Ceramah
Diskusi/Tan
Puskesmas
penyuluhan
akan
para kader,
puskesmas dan
Laptop
Leaflet,
Kamis
18-02-
tentang
pentingnya
puskesmas dan
para kader
imunisasi
imunisasi
pejabat
melakukan
dasar
pada bayi
pemerintahan
sosialisasi dan
setempat tentang
penyuluhan
pelaksanaan
tentang
sosialisasi imunisasi
imunisasi pada
lengkap
2.
ya Jawab
video,
dan para
kader
dll
Mengadaka
Agar para
pada bayi
Mengajak seluruh
bayi
Bersama
Praktik
Timban
Para kader,
n kegiatan
bayi dan
warga dengan
petugas dari
langsung ke
gan,
dan petugas
posyandu,
balita
puskesmas dan
lapangan
vaksin,
puskesmas
dan
mendapatka
atau tokoh
para kader
jarum
pemberian
n imunisasi
masyarakat setempat
melaksanakan
suntik,
bubur
secara
kegiatan
dll
kacang padi
lengkap
pada kegiatan
imunisasi dan
posyandu
memberikan
2016
46
dengan
kacang padi
usia.
kepada ibu
secara gratis.
3.
Mengadaka
Agar ibu
Mengajak seluruh
n kegiatan
termotivasi
penimbanga
untuk
Bersama
Praktik
Timban
Para kader,
langsung ke
dan petugas
lapangan
gan
Buku
puskesmas dan
n berat
menimbang
para kader
badan pada
bayi dan
melaksanakan
bayi dan
kegiatan
balita serta
rutin
penimbangan berat
penimbangan
memberika
berat badan
n informasi
balita
pentingnya
balita serta
tumbuh
pemberian
kembang
informasi
bayi dan
pentingnya
balita
tumbuh
puskesmas
KMS
kembang bayi
dan balita
47
Tujuan
Strategi
Kegiatan
Metoda
Media
Sosialisasi
Mengikut
Bersama
dan
memahami
sertakan para
petugas dari
penyuluhan
tentang
kader,
puskesmas dan
Ceramah
LCD,
Diskusi/Ta
Laptop
nya Jawab Leaflet,
tentang
menopause,
puskesmas
para kader
menopause
setempat
melakukan
para
dan gejala-
menanggulang
tentang
sosialisasi dan
kader
gejalanya
i keluhannya
pelaksanaan
penyuluhan
dan mampu
sosialisasi
tentang
mempersiapka
menopause
menopause
n diri
dan gejala-
dan gejala-
menjelang
gejalanya
gejalanya
video, dll
Fasilitat
or
Petugas
dari
Puskesm
Waktu
Jumat
19-022016
1 Hari
as dan
48
menopause
2.
Mengadaka
Mengajak
Bersama
Praktik
Tensimet
Instruktu
n kegiatan
lebih sehat,
seluruh warga
petugas dari
langsung
er,
senam
dan
ke
Timbang
r senam
Para
lansia dan
mengetahui
lapangan
pemeriksaa
mengenai
tokoh
melaksanakan
an,
Gluco
n kesehatan
informasi
masyarakat
kegiatan
(tekanan
kesehatan
setempat untuk
senam lansia
darah, cek
dirinya.
dapat hadir
dan
gula darah
pada kegiatan
pemeriksaan
BB, dll)
senam lansia
kesehatan
dan
(tekanan
pemeriksaan
kesehatan
Dr,
Sound
System
kader,
dan
petugas
puskesm
as,
(tekanan
darah, cek gula
darah, BB, dll)
49
Kegiatan
Hari/Tanggal
Selasa / 16
Februari
2016
setempat
Perkenalan diri kepada ketua RT, RW, Rumah Tigo Ruang,
Kelurahan Anduring dan meminta izin untuk melakukan
2.
Rabu/ 17
Februari
2016
3.
Kamis/ 18
Februari
2016
4.
Jumat /19
Februari
2016
menopause
Melakukan penyuluhan dan promkes mengenai gejala dan cara
lansia
Membantu petugas puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
pada ibu antara lain pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah,
penimbangan berat badan dan lainnya.
50
persalinan , termasuk kematian karena anomali kongenital , yaitu sebesar 1,7 kematian per
1000 persalinan di rumah yang direncanakan. Hal ini sama dengan beberapa penelitian lain
tentang rendahnya risiko persalinan di rumah di Amerika Utara, bahwa tidak ada ibu yang
meninggal. Tidak ada perbedaan yang ditemukan untuk outcomes perinatal secara
independen divalidasi.
Perencanaan persalinan di rumah bagi wanita berisiko rendah di Amerika Utara yang
dilakukan oleh bidan profesional bersertifikat berhubungan dengan rendahnya intervensi
medis, Selain itu, resiko kematian intrapartum dan kematian neonatal juga rendah
dibandingkan persalinan di rumah sakit di Amerika Serikat.
Hal ini tentunya sangat berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian
pelayanan kebidanan, terutama perencanaan pelayanan saat kehamilan. Dimana bidan harus
dapat mengidentifikasi ibu hamil yg tidak beresiko/ beresiko rendah dan menjalin kontak
dengan ibu tersebut agar ibu tersebut mau bersalin di rumah, yang tentunya dilakukan oleh
bidan yang sudah bersertifikat dan dilakukan di rumah ibu yang memenuhi standar untuk
bersalin. Semakin banyak bidan yang terampil melakukan persalinan di rumah, maka
intervensi medis terhadap ibu bersalin akan berkurang yang secara tidak langsung
menyebabkan kematian maternal dan neonatal dapat diminimalisir.
Dalam pelaksanaan pelayanan persalinan di rumah tentunya banyak ancaman dan
kelemahan yang ditemui, seperti peralatan yang kurang memadai, tempat yang tidak
memadai, letak geografis rumah ibu yang akan bersalin dan sebagainya. Jika kelemahan
dan ancaman tersebut tidak di antisipasi dari awal tentunya pelaksanaan persalinan di
rumah tidak akan berhasil, bahkan mungkin akan meningkatkan angka kematian ibu dan
neonatal.
Jika kita lihat dari hasil/outcome dari pelaksanaan persalinan di rumah di Amerika
Utara tersebut, tentu hasilnya sudah cukup memuaskan. Dimana intervensi medis dapat
ditekan dan kematian ibu serta bayi juga dapat dikurangi. Namun tentunya perencanaan dan
pengorganisasian mereka sudah cukup maksimal dalam pelayanan kebidanan, khususnya
pelayanan saat kehamilan dan persalinan,dimana dapat kita lihat bidan yang boleh
melakukan persalinan di rumah adalah bidan yang sudah memiliki sertifikat. Semoga
kedepannya di Indonesia juga dapat diterapkan hal tersebut.
52
BAB III
KESIMPULAN
1. Perencanaan harus didasarkan kepada analisa dan pemahaman sistem yang baik
2. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan dan misi organisasi
3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang
lebih baik
4. Pengorganisasian adalah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu
institusi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan, dilakukan
melalui suatu proses yang disebut dengan langkah-langkah atau proses manajemen
kebidanan yang meliputi identifikasi dan analisis masalah, perumusan masalah (diagnosa),
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan atau intervensi dan evaluasi hasil tindakan.
53