Anda di halaman 1dari 33

UPBJJ UT Bandung /2.017.

2
POKJAR Sindang-Indramayu

KEGIATAN BELAJAR 1
Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi (Infant)

A. KARAKTERISTIK BAYI

Perkembangan periode infancy dibagi menjadi dua periode yaitu periode newborn (bayi
baru lahir) dan periode infant (hingga bayi berusia sekitar satu tahun). Periode newborn
merupakan periode awal kehidupan dan merupakan periode kritis karena merupakan transisi
dari intrauterine (di dalam rahim ibu) ke ekstrauterine (luar rahim ibu). Sementara itu periode
bayi merupakan tahapan perkembangan berikutnya yang lebih kompleks dengan melibatkan
perkembangan fisik, kognitif dan psikososial yang lebih kompleks

1. Karakteristik Bayi Baru Lahir

Pada peiode newborn perkembangan dibagi menjadi dua. Pertama periode partunate, yang
berawal dari saat bayi lahir hingga sekitar 15-30 menit. Akhir periode ini ditandai dengan
dipotongnya tali pusar newborn dari ibunya. Periode ini bayi masih bersifat parasit. Periode
kedua, yaitu periode neonate. Yang berlangsung dari dipotongnya tali pusar bayi hingga
talipusar itu lepas kurang lebih 2 minggu. Pada periode ini bayi bayi benar-benar menjadi
mandiri dan tidak lagi parasit terhadap ibunya. Bayi harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan luar rahim, penyesuaian terhadap suhu, menghisap dan menelan makanannya
sendiri, bernafas dengan paru-paru sendiri, hingga mengekskresikan kotorannya sendiri.
Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan menyebabkan bayi baru lahir mempunyai
karakteristik utama (Hurlock, 1980) yaitu:
a. Periode newborn berlangsung dari lahirnya bayi hingga puput tali pusar
b. Periode newborn merupakan waktu terjadinya penyesuaiaan yang cukup radikal dari
lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim.
c. Periode newborn juga dikenal sebagai plateu period yag dicirikan tidak adanya
penambahan berat badan
d. Periode newborn dapat memprediksi bagaimana perkembangan pada periode berikutnya.
e. Periode newborn merupakan periode yang beresiko, baik secara fisik maupun psikologis

1
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

2. Karakteristik Bayi Lanjut

Karakteristik periode bayi setelah masa newborn antara lain:


a. Pada periode ini beragam pola prilaku, pola sikap, dan pola ekspresi emosi mulai
menunjukkan kekonsistenan.
b. Periode bayi dikenal dengan periode growth spurt karena terjadi pertumbuhan dan
perubahan, baik fisik maupun psikologis yang berlangsung sangat cepat.
c. Periode bayi merupakan awal dari sosialisasi. Egosentrisme yang merupakan karakteristik
pada bayi menjadi pendorong munculnya keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok
sosial. Karakteristik ini biasanya muncul dalam bentuk protes ketika bayi ditinggal
sendirian.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERIODE BAYI

Ditinjau berdasarkan aspek perkembangan , bayi memiliki beberapa karakteristik sebagai


berikut:

1. Karakteristik Fisik

Pertumbuhan fisik mengikuti prinsip chepalocaudal dan proximodistal. Merujuk pada


prinsip chepalocaudal, kepala bayi yang baru lahir selalu tidak proporsional. Akan menjadi
proporsional seiring dengan pertumbuhan tinggi dan perkembangan tubuh bagian bawah anak.
Sementara itu, merujuk prinsip proximodistal, sepanjang masa bayi dan kanak-kanak awal,
tangan dan kaki tumbuh lebih cepat ketimbang telapaknya. Bayi dan anak-anak akan belajar
mengembangkan kemampuan menggunakan tanggan dan kaki bagian atas (yang lebih dekat
dengan bagian tubuh tengah), baru kemudian bagian yang lebih jauh

Bayi baru lahir dikarakteristikkan oleh kondisi otot yang masih lembut, kecil, dan belum
terkontrol, begitu juga kondisi tulang yang masih lembut dan fleksibel.proporsi kepala bayi
baru lahir adalah satu banding empat terhadap panjang tubuh. Secara fisiologis, bayi baru lahir
sulit memelihara keseimbangan (homeostatis) yang disebabkan karena proses penyesuaian
lingkungan luar rahim. Diakhir tahun pertama, berat bayi sudah mencapai tigakali berat lahir.
Pada tahun pertama tahun kehidupannya tulang anak mengalami awal pemadatan tulang dan
terus berlanjut hungga masa remaja. Selain itu bayi cenderung mengalami pertambahan lemak

2
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

yang lebih pesat dibandingkan dengan pertumbuhan otot. Dalam hal pertumbuhan gigi, pada
tahun pertama rata-rata bayi memiliki empat hingga enam gigi. Dan enambelas di akhir tahun
ke dua. Sementara itu, pertambahan lingkar kepala bayi pada enam bulan pertama mencapai
50% dari saat lahir. Pertambahan lingkar kepala mengidentifikasikan perkembangan otak dan
pertumbuhan sistem syaraf. Hal ini penting karena terjadi perkembangan yang sangat pesat
pada periode anak-anak awal, bahkan sejak kehamilan, yang oleh karenanya periode anak-
anak awal juga dikenal sebagai masa periode emas (golden age).

2. Aktivitas

Bayi baru lahir belum dapat mengkoordinasikan aktivitas geraknya dan menjadikan
gerakan yang dilakukan sebagai sebuah gerakan yang bermakna, karena kondisi
neurofisiologis yang belum matang. Salah satu aktivitas yang khas pada bayi baru ladi adalah
aktifitas refleks yang merujuk pada respon yang di berikan bayi baru lahir terhadap stimulus
sensori yang spesifik (Hurlock, 1980). Beberapa gerak refleks pada bayi baru lahir antara lain
refleks mengedipkan mata dan membelalakkan pupil (pupillary reflexes), refleks menghisap
(sucking), refleks megenggam (grasping reflexes), dan lainnya. Seiring bertambahnya usia
bayi, gerak refleks akan berkurang digantikan dengan gerak terkoordinasi.

3. Vokalisasi

Vokalisasi pada bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu melalui tangisan yang
merupakan vokalisasi utama pada bayibaru lahir hingga beberapa bulan selanjutnya; dan
vokalisasi yang disebut sebagai eksplosive sounds yang mirip dengan suara nafas berat
menjadi dasar bagi kemampuan bahasa dan berbicara pada tahap selanjutnya. Suara-suara
seperti “coos”, “gurgles” atau “grunts”. (Hurlock, 1980)

4. Kapasitas Sensori Dan Kesadaran Untuk Belajar

Pada periode newborn dan bayi, kemampuan panca indra dalam merespon stimuli menjadi
faktor yang penting dalam memahami kemampuan bayi. Beberapa kemampuan panca indra
bayi menunjukkan bahwa:
o Kemampuan melihat bayi hanya setengah dari kemampuan pengelihatan orang dewasa,
bayi bahkan belum bisa membedakan warna

3
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

o Kemampuan mendengar bayi baru lahir normalnya berkembang pada hari ke3-4
pascakelahiran
o Kemampuan indra hidung dalam mencium bau sudah berkembang dengan baik ketika
lahir
o Indra peraba berkembang dengan kemampuan berbeda, kulit bayi baru lahir lebih sensitif
terhadap dingin. Bibir bayi lebih sensitif terhadap sentuhan di banding kulit tangan. Dan
sensitivitas terhadap rasa sakit meningkat sesudah satu hingga dua hari pascakelahiran
Berikut skema perkembangan kognitif yang dikenal sebagai Tahap Perkembangan
Sensorimotor selama periode bayi:

Sub usia karakterristik


tahapan
1 Lahir-1 Refleks yang mana pada tahapan ini bayi melatih refleks lainnya
bulan dan mendapatkan kontrol terhadap beberapa refleks tersebut.

2 1-4 bln Reaksi sirkular primer, yamg merujuk pada aksi berulang yang
terjadi di sekitar tubuh bayi. Contohnya pola prilaku bayi yang
terorganisir ketika menghisap jempol (thumbsucking)
3 4-8 bln Reaksi sikuler sekunder yang merujuk pada aksi berulang untuk
mendapatkan respondari orang lain atau objek. Contohnya saat bayi
menendang box bayinya ternyata menyebabkan mainan gantungnya
berbunyi dan membentuk pengetahuan baru bagaimana
membunyikan mainan
4 8-12 bln Koordinasi skema sekunder, yang merujuk kepada perilaku dengan
tujuan (intentional behavior) untuk memecahkan masalah. Contoh:
ketika anak melakukan pengulangan tindakan atas hal yang
disukainya misal memencet tombol pada mainan
5 12-18 bln Reaksi sirkuler tersier, yang merujuk pada prilaku berulang untuk
mengeksplorasi kualitas objek. Contoh: anak mengoyangkan
mainan kuda-kudaan, menduduki, mengigitnya dan merasa senang
ketika berhasil menaikinya
6 18-24 bln Koordinasi mental, yang merujuk kepada penggunaaan simbol
untuk menunjukkan objek, guna memecahkan masalahnya. Pada
tahapan ini sudah muncul symbolic representation, bukan lagi trial
and error. Contohnya ketika anak berusaha bermain dengan kotak
bentuknya dan berusaha memasukkan bentuk-bentuk geometris
kedalam lubang yang sama dan berhasil.

4
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

5. Perkembagan Kepribadian

Tempramen yang merupakan bawaan anak sejak lahir ialah salahsatu karakteristik yang
mendasari kepribadian utama seseorang. Perkembangan kepribadian bayi akan sangat
ditentukan oleh faktor keturunan dan pengalaman perkembangan yang dialami oleh bayi. Ada
tiga tipe tempramen bayi yaitu easy infants, dificult infants, dan slow-to-warm infants. Easy
infant biasanya dicirikan oleh kemampuannya untuk beradaptasi lebih mudah dengan
lingkungan sosial yang baru., lebih mudah bahagia, dan mempunyai ritme yang teratur dalam
keehariannya. Sebaliknya dificult infants biasanya dicirikan oleh bayi yang mudah sekali
“rewel” ketika berada di lingkungan sosial yang baru, lebih mudah menangis, dan memiliki
ritme keseharian yang tidak teratur misalnya sulit tidur. Sementara itu slow-to-warm infants
merupakan tipe bayi yang berasa di tengah-tegah anatra easy infants dan dificult infants.
Dicirikan oleh kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial secara perlahan,
mempunyai mood yang cenderung negatif dan kurang aktif.
Salah satu pendekatan dalam memahami perkembangan kepribadian adalah menggunaka
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud yang berpendapat ketika bayi lahir maka dia memiliki
hasrat binatang dan akan mengalami transformasi menjadi prilaku yang rasional.

6. Perkembangan Psikososial

Dalam teori Psikoanalitik, yang dikenal sebagai Psikososial, Erikson berpendapat


sebaliknya bahwa prilaku anak dipengaruhi oleh lingkungansosialnya. Tahapan pertama
perkembangan psikososial adalah Basic Trust versus basic midtrust yang terjadi pada bayi usia
0-1 tahun. Pada tahapan ini interaksi orantua dengan bayinya adalah hal yang sangat kritis.
Jika pada usia ini anak mendapatkan pengasuhan yang baik dan penuh kasih sayang maka
anak akan berkembang dengan kepercayaan diri yang tinggi. Pengalaman sosial bayi dan
kesempatannya untuk mengeksplorasi dunia tergantung pada kasih sayang dan pengasuhan
yang mereka terima. Oleh karenanya menjadi penting untuk meyakinkan bahwa hubungan
pertama yang dibangun bayi dengan lingkungannya adalah menumbuhkan rasa percaya
(trusting), dan pengasuhan (care), sebagai awal hubungan yang menjadi dasar dalam
perkembangan selanjutnya.

5
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

C. STIMULASI PERIODE BAYI

Simulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak.
Keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak bukan hanya di tentukan oleh faktor
genetis yang diturunkan dari orang tua saja, namun juga dari rangsangan yang diberikan.
Pemberian stimulasi yang menyandarkan pada berkembangnya aktifitas-aktifitas motorik bayi
sangat efektif di berikan. Salah satu stimulus yang diberikan antara lain pemberian mainan
yang dapat di lihat anak dan digapai tanggan anak atau permainan yang berbunyi yang
membuat bayi tertawa. Selain itu karena bayi juga berada pada periode “kesiapan
mendengarkan” maka stimulasi verbal berupa obrolan, senandung, dan nayian yang lembut
pada anak akan membantu mengoptimalkan perkembangan bahasa . selain itu stimulasi berupa
perhatian dan kasih sayang juga penting karena hal ini membuat bayi merasa aman dan
percaya diri sehingga akan mengoptimalkan perkembangan kepribadian, sosial dan emosi
anak.

Beberapa Isu Gizi Dan Kesehatan Pada Periode Bayi

a. Komplikasi Persalinan

Salah satu permasalahan pada periode bayi dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya
ialah komplikasi persalinan. Komplikasi persalinan menyebabkan anak lahir bulan atau
bahkan belum cukup bulan. Bayi yan lahir lewat bulan atau postmature termasuk kedalam
golongan resiko tinggi karena usia kehamilan melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu
sebelum terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plaenta tidak sanggup
memberikan nutrisi dan terjadinya ganguan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai resiko
asfiksia sampai kematian dalam rahim. Janin yang sudah melewati masa cukup bulan untuk
lahir dapat memyebabkan :
 Pertumbuhan janin makin lambat
 Terjadi perubahan metabolisme janin
 Air ketuban berkurang dan makin kental
 Sebagian janin bertambah berat sehingga memerlukan tindakan persalinan
 Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat
meninggal di rahim
 Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia

6
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Permasalahan lainnya ialah bayi lahir kurang bulan (premature). Bayi yang lahir kurang
bulan bisanya memiliki berat badan kurang dari 2.500 gramdan lahir sebelum usia kehamilan
minggua ke-37 berakhir atau sebelum memasuki usia kehamilan ke-38. Klasifikasi bayi
prematue yaitu :

1) Sangat premature ditandai dengan usia kehamilan 24-30 minggu dengan berat bayi
1000-1500 gram, bayi ini sulit untuk hidup kecuali dengan inkubator yang canggih,
selain itu memiliki damapak yang berat terhadap gangguan pertumbuhan fisik maupun
perkembangan syaraf
2) Premature sedang, ditandai dengan usia kehamilan 31-36 minggu dengan berat bayi
1500-2000 gram, bayi prematur sedang perlu perawatan canggih dan masih mungkin
hidup tanpa dampak sisa yang berat
3) Premature borderline, ditandai dengan usia kehamilan 36-38 minggu dengan berat
badan 2001-2499 gram, lingkar kepala 33cm, lingkar dada 30cm, panjan badan sekitar
45cm, bayi ini masih sangat mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelahiran bayi premature antar lain: gangguan
pada mulut rahim (cervix), kehamilan kembar, ketuban pecah dini, infeksi, maupun pngalaman
melahirkan premature sebelumnya. Salah satu resiko kelahiran bayi premature, menyebabkan
bayi dapat mengalami beberapa gangguan seperti gula darah yang rendah (hypoglycemia),
suhu tubuh rendah di bawah normal (hypothermia), sindrom gangguan pernafasan (respiratory
distress syndrome) karena belum matangnya paru-paru, terjadinya penyakit infeksi, juga
permasalahan-permasalahan lain yang terkait dengan ketidakmatangan sistem tubuh.

Permasalahan lain yang mungkin teradi pada masa newborn ialah Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Yaitu bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR terjadi karena premature dan atau karena perkembangan janin yang lambat.

Adapun tanda dan gejala yang terdapat ppada bayi dengan BBLR seperti berikut:

1) Berat badan < 2500 gram


2) Letak kuping menurun
3) Pembesaran dari satu atau dua ginjal
4) Ukuran kepal kecil
5) Masalah dalam pemberian makan (refleks menelan dan menghisap kurang)
6) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan trasparan)

7
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Selain postmature, premature, dan BBLR, beberapa bayi juga lahir dengan beberapa
kasus seperti bayi kuning dan bayi lahir dengan kelainan jantung bawaan. Bayi kuning yang
dalam istilah medis dikenal sebagai ikterus neonartus merupakan salah satu kondisi yang
umum terjadi pada bayi baru lahir. Dicirikan oleh warna kuning pada kulit disebabkan oleh
tingginya kadar bilirubin di dalam darah. Ada kondisi kuning yang bisa dianggap tidak
berbahaya yaitu apabila kadar bilirubin kutang dari 12 gr/dl. Untuk kembali normal diperlukan
supan ASI yang cukup dan bayi perlu dijemur dengan sinar matahari pada pukul 7-9 pagi
selama 30 menit- 1jam. Namun bila kadar bilirubin dalam darah bayi bekisar anatra 12 gr/dl –
20 gr/dl maka bayi memerlukan terapi sinar biru. Dan apa bila kadar bilirubin tingi lebih dari
20 gr/dl maka bayi harus menjalani tranfusi darah.

Kasus bayi dengan penyakit jantung bawaan (PJB) adalah salah satu kelainan yang terjadi
pada bayi sejak dalam kandungan, namun bisanya baru terdeteksi ketika bayi lahir. Hal ini
disebabkan akibat gangguan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi
sejak awal perkembangan janin. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan adalah berubahnya
warna bayi menjadi biru (bibir, kuku, lidah) pada saat menangis dan mengedan. Wajah yang
pucat dan cenderung biru, lemas, dan malas menyusu, sesak napas, sering mengalami demam
dan batuk pilek, yang disebabkan karena kurangnya aliran darah.

b. Menyusui

Salah satu faktor yang menetukan keberhasilan tumbuh kembang bayi ialah proses
menyusui. ASI memenuhi 100% kebutuhan bayi akan zat gizi. ASI mengandung semuan gizi
lengkap untuk perkembangan bayi secara optimal, membentuk kekebalan tubuh bayi, serta
mengatur pertumbuhan dan perkembangan syaraf yang optimal. Oleh karenanya, pemberian
ASI adalah salah satu investasi yang sangat berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak pada tahap-tahap selanjutnya.

Berbagai studi menunjukkan berbagai cara yang mengagumkan ketika jumlah asi terus
berubah untuk menyesuaikan bayi pada setiap tahapan perkembangannya dan terus
memberikan keuntungan yang sangat berharga bagi perkembangan bayi pada saat itu maupun
pada tahapan perkembangan selanjutnya, baik secara fisik, psikologis, dan kesehatan (Nichol,
2005). ASI juga menunjukkan caranya bekerja secara spesifikdan sangat mengagumkan. ASI
yang telah keluar selama tiga bulan tidak cocok lagi untuk diberikan kepada bayi baru lahir.
Hal ini membuktikan bahwa ASI dapat terus berubah mengikuti tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak. ASI yang dikeluarkan oleh ibu yang bayinya premature tidak cocok

8
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

untuk diberikan kepada bayi normal, hal ini membuktikan kehebatan ASI untuk dapat
menyesuaikan dengan bayi yang disusui.

Pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan kehidupannya memberikan banyak
dampak positif terhadap tumuhkembang bayi. Ketahanan hidup bayi yang diberi ASI 6 bulan
atau lebih adalah lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 4 bulan.
Kandungan gizi yang di perlukan bayi adalah lemak, protein dan karbohidrat sudah terdapat di
dalam ASI dan komposisi ASI ini ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu.
Selain itu ASI dapat melindungi bayi dari suatu penyakit, karena ASI juga mengandung
unsur imun aktif (kekebalan tubuh)

9
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

KEGIATAN BELAJAR 2
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak Di Bawah Tiga Tahun (Toodler)

A. KARAKTERISTIK DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK BAWAH TIGA


TAHUN

Periode bawah tiga tahun (batita) atau dikenal sebagai periode toodlerhood merupakan
periode selanjutnya setelah anak melewati periode bayi. Hurlock (1980) menyebutkan bahwa
periode toodler merupakan periode anak yang telah mampu mencapai kontrol terhadap
tubuhnya dan relatif menjadi lebih mandiri.
Beberapa karakteristik utama periode ini yang membedakan dengan karakteristik
perkembangan periode sebelumnya menurut Hurlock (1980) antara lain:
1. Periode munculnya kemandirian.Salah satu karakteristik pada anak usia bawah tiga tahun
adalah berkembang secara pesat kemampuan mengontrol tubuhnya sehingga sudah
mampu duduk, berdiri, dan jalan sendiri. Serta balita telah mampu mengkomunikasikan
apa yang diinginkan dan di butuhkannya.
2. Periode awal berkembangnya kemampuan sosial. Anak telah mampu memperhitungkan
intensitas pertemuan dengan ibu atau pun dengan pengasuh ataupun orang dewasa lainnya
yang berkontribusi terhadap perkembangan ikaatan emosi dengan orang lain (attachment
behavior).

Havigrust (1972) dalam Hurlock (1980) menyebutkan beberapa tugas perkembangan yang
haris dilalui oleh anak bawah tiga tahun seperti berikut.

1. Belajar untuk berjalan


2. Belajar makan makanan padat
3. Belajar mengontrol organ eliminasi (BAK dan BAB)
4. Mencapai stabilitas fisiologis seperti ritme makan (mulai daat merasakan lapar), dan ritme
tidur (belajar mempunyai jam tertentu untuk tidur siang dan malam)
5. Belajat dasar-dasar kemampuan bicara
6. Membangun hubunganemosional yang dekat dengan orang tua dan saudaranya.

10
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERIODE BATITA

1. Pertumbuhan (Perkembangan Fisik)

Pertumbuhan anak bawah tiga tahun mencakup pertumbuhan badan dan gigi, otak dan
sistem syaraf dan perkembangan kemampuan motoriknya. Pertumbuhan badan anak yang
paling dramatis terjadi pada tahun peretama kehidupan. Sedangkan pertumbuhan sepanjang
tiga tahun pertama terjadi cukup pesat namun dengan kecepatan yang menurun. Pada akhir
tahun kedua, idealnya anak memiliki berat badan 4 kali dari berat lahirnya.dan tinggi badan
1,75 kali panjang lahir. Menginjak periode balita, pertumbuhan gigi juga mengalami
penambahan jumlah hingga lengkap 20 gigi susu di usia 3,5 tahun.

Begitu pula dengan pertumbuhan otak dan sistem syaraf yang mana pada periode ini anak
juga masih berada dalam periode emas. Pada akhir usia dua tahun volume otak sudah
mencapai 70% dari volume otak dewasa dan meningkat menjadi 80% pada akhir tahun
ketiganya. Pertambahan volume otak yang cepat ini menandakan berkembangnya sistem
syaraf tepi. Pematangan (maturation) bagian otak, atau dikenal dengan sebagai kesiapan otak,
berjalan beriringan dengan sistemotot dan tulang yang mempengaruhi kemampuan motorik
balita. Perbedaan pematangan pada area korteks akan mempengaruhi kemampuan anak balita
dalam proses berpikir dan reaksi motorik.

Pada rentang usia 1 sampai 2 tahun, kemampuan anak untuk berjalan menjadi salah satu
indikator berkembang yang cukup penting. Keterampilan motorik berhubungan bengan
kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif sebagai kapasitas untuk mengatur hubungan
(spasial, kasual, logis) atau kapasitas untuk mengatur hubungan antara bagian yang berbeda
dari suatu obyek dan mengatur hubungan antara subyek dan obyek serta termasuk
keterampilan presepsi, sangat menentukan kemampuan motorik anak.

Perkembangan motorik juga termasuk proses pematangan kemampuan gerak seorang anak
yang terdiri dari dua jenis berikut.

a. Motorik kasar, yang merjuk pada kemampuan gerak yang mencakup lebih banyak
pengerakan anggota tubuh utama atau melibatkan sebagian besar anggota tubuh.
b. Motorik halus, yang merujuk pada kemampuan gerak yang mencakup pergerakan minor
atau salah satu anggota tubuh terutama jemari.

11
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Ada urutan keterampilan khusus yang melukiskan tingkatan dari perkembangan motorik,
mulai dari kemampuan mengendalikan kepala sampai belajar berjalan, dan dari memegang
benda gengan mengepal tangan hingga menulis dengan pensil. Kemampuan dasar yang
menjadi faktor penentu perkembangan anak pada balia mencakup dua hal yaitu locomotion
(yang menjadi dasar bagi perkembangan motorik kasar) dan prehension ( yang menjadi dasar
bagi perkembangan motorik halus).

 Locomotion adalah kemampuan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Tahap
awal kemampuan berpindah tempat ini sudah dimulai sejak bayi berusia 2,5 bulan ketika
bayi dapat menyangga dadanya dengan tangan ketika tengkurap. Dan pada usia lima bulan
bayi biyasanya belajar untuk duduk sendiri, hingga usia 13-15 bulan batita sudah mampu
berjalan sendiri.
 Prehension yang merujuk pada kemampuan tangan menggenggam objek secara konsisten
di antara jari jempol dan keempat jari lainnya. Keterampilan ini juga berkembang mulai
dari refleks grasping (menggenggam) hingga bayi mampu menggenggam dengan telapak
tanagan nya dan terus berkembang hingga batita mampu mengkoordinasikan jari-
jemarinya untuk memegang ojek dengan jari bahkan menjumput.

Beberapa keterampilan dasar yang harusnya dikuasai anak pada periode batita antara lain:

a. Self-feeding, yaitu kemampuan batita untuk makan sendiri


b. Self-dressing, yaitu kemampuan anak batita untuk melepas dan memakaibajunya
secara mandiri.
c. Self-grooming, yaitu kemampuan anak batita untuk membersihkan badan secara
mandiri
d. Leg skill, yang merujuk pada kemampuan anak balita untuk berjalan, berlari secara
mandiri
e. Play skill, yaitu kemampuan anak batita mengembangkan lingkungan sosial yang lebih
luas untuk melakukan aktivitas bersama-sama.

Berikut adalah milestone perkembangan motorik anak dari anak usia 1 tahun hingga tiga tahun
menurut University Of Pittsbrugh (2012):

a. Periode 1-2 Tahun:


1) 12-15 Bulan: rata-rata, pada usia ini anak-anak belajar berjalan, serta biasanya dapat
melepas penutup dari wadah dan melepas pakaian mereka.

12
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

2) 15-24 Bulan : keseimbangan dan kontrol anak meningkat selama periode ini.
Kemampuan lain seperti berjalan mundur, menendang bola besar, mencoret-coret dan
menumpuk beberapa benda.

b. Periode 2-3 Tahun:


Pada periode ini anak sudah dapat menggunakan sendok dan garpu dengan cukup baik,
bahkan mungkin anak sudah mulai berlatih mengenakan dan melepas pakaiannya sendiri.
Pada periode ini Anak-anak sangat aktif. Mereka ingin laridan memanjat, mereka juga
belajar untuk melompat dengan kedua kaki. Keterampilan motorik halus pun meningkat,
seperti menggerakkan gagang pintu.

2. Perkembangan Kognitif.
Fase penting perkembangan kognitif pada periode ini adalah penguasaan nlebih lanjut dari
sensori dan keterampilan motor, pembentukan reaksidalam mengantisipasi suatu stimulus,
pemahaman permanesi objek dan konstruksi gambaran mental yang akan memfasilitasi
pemecahan masalah pada periode selanjutnya. Salahsatu perkembangan penting pada periode
ini adalah perubahan dalam pemahaman konsep bentuk dan ukuran, ruang, kelas/klasifikasi,
dan waktu. Perkembangan kognitif anak pda usia 0-2 tahun berada pada periode sensorimotor.
Memasuki tahun kedua, perkembangan sensori motor anak sudah memasuki ke sub tahap yang
disebut sebagai reaksi sirkular tersier hingga balita berusia sekitar 18bulan. Anak mulai
membunyikan tombol-tombol yang berbeda untuk mendengarkan suara binatang yang
berbeda-beda. Selain itu balita secara aktif mengeksplorasi dunia mereka untuk menentukan
objrk, peristiwa, atau situasi menarik dan baru. Sub tahapan ini merupakan sub tahapan
terakhir batita menggunakan trial and error sebelum memasuki sub tahapan kombinasi mental
pada usia 18-24 bulan. Selama sub tahapan kombinasi mental,batita dapat merepresentasikan
kejasian dan sudah tidak lagi mengandalkan trial and error untuk memecahkan masalah.
Beberapa dimensi dalam perkembangan konsep bentuk dan ukuran (bentuk bentuk
geometri seperti segi tiga, lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, ukuran besar kecil),
konsep ruang (di dalam, di luar di atas, di samping), konsep pengelompokan
(mengelompokkan warna yang sama, bentuk yang sama), dan konsep waktu (pagi, siang,
malam). Memasuki akhir tahun ke dua dan awal tahun ke tiga, perkembangan kognitif anak
batita memasuki tahapan yang disebut sebagai preoperational concrete (praoprasional konkret)
yang kan teru berlangsung hingga anak memasuki usia sekolah (7tahun). Pada usia baeah tiga

13
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

tahun, sub tahapan yang akan dilalui anak dalam tahapan praorasional adalah subtahapan
fungsi simbolik yang berlangsungpada saat anak berusia 2-4 tahun, sebelum memasuki
subtahapan pemikiran instuitif pada usia 4 sampai 7 tahun. Pada awal subtahapan fungsi
simbolik, batita sudah mulai memahami dan mengerti keberadaan objek yang tidak ada pada
saat itu.batita sudah mulai belajar mengenai simbol-simbol tertentu untuk dapat memahami
keberadaan orangg, rumah, mobil, awan, dan sebagainnya. Selain itu fungsi simbolik juga
dapat terlihat dari perkembangan bahasa anak yang sangat cepat dalam mengenali berbagai
macam kosakata pada akhir periode batita.
Secara rinci berikut ini tahapan perkembangan kognitif pada batita (toodler):
a. Perkembangan kognitif anak usia 12-15 bulan:
1) Mengoceh scara ekspresif
2) Berkomunikasi dengan gerakan (gestures)
3) Menarik perhatian dengan cara menyuarakan dari pada menangis
4) Memahami kata tidak
5) Menggelengkan kepala untuk menyatakan kata tidak
6) Mengucapkan 2-3 kata lain selain kata “ma-ma” atau “da-da”
7) Menunjuktempat yang tepat ketika bertanya

b. Perkembangan kognitif anak usia 15-18 bulan


1) Menyuarakan kata “tidak”
2) Telah memiliki sekitar 10-15 kata
3) Menggunakan jargon dengan lancar
4) Menunjuk dan menyuarakan apa yang diinginkannya

c. Perkembangan kognitif anak usia 18-24 bulan


1) Menunjuk gambar dalam buku
2) Menunjuk satu bagian tubuh yang diinginkan
3) Memiliki vocabulari sebanyak 20kata
4) Memahami makna kata “milik kamu”
5) Menggunakan kata milik saya
6) Menikmati cerita pendek
7) Berbicara menggunakan kalimat yang terdiri atas dua kata

14
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

d. Perkembangan kognitif anak usia 2-3 tahun (menurut instrumen BKB)


1. Bereaksi terhadap perintah sederhana
2. Melihat-lihat buku gambar
3. Memasangkan berbagai benda yang di kenali dan berarti baginya.
4. Menyusun benda-benda berdasarkan urutan
5. Mengenal diri melalui cermin , mengenal nama sendiri
6. Dapat menyebut nama sendiri
7. Dapat mengatakan dengan singgkat mengenai apa yang sedang dilihat
8. Meniru perbuatan orang dewasa
9. Mampu berkosentrasi dan memusatkan perhatian
10. Ingin mengenal segala sesuatu yang dihadapi (eksplorasi)
11. Mulai mengerti penggunaan benda-benda

Tahapan perkembangan tersebut juga menunjukan bahwa perkembangan bahasa juga


menjadi salah satu dimensi perkembangandalam are kognitif yang pentingpada perkembangan
batita. Pada perkembangan bahasa bayi hingga batita mengikuti tahapan-tahapan
perkembangan sebagai berikut : mengangis, cooing, bubbling, holophrase stage, dan early
sentences.

3. Perkembangan Psikososial
Selama bertahun-tahun awal kehidupan seorang anak, perkembangan kepribadian dan
sosial sangat dipengaruhi oleh keluarga. Melalui interaksi dengan orang tua, anak memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dan lingkungan sosial di sekitarnya. Pada periode
usia batita, Erikson menyebutkan tahapan perkembangan psikososial anak berada pada tahap
autonomy vs doubt. Salah satu tonggak penting membangun kepribadian anak pada periode ini
adalah memulai belajar kemandirian.
Secara rinci, tahapan perkembangan psikososial batita sebagai berikut:
a. Perkembangan psikososial anak usia 12-15 bulan
1) Menunjukan ketergantungan yang kuat pada pengasuh utama
2) Menunjukan kesulitan untuk tenang dan santai dalam tidur
3) Ingin memiliki pengasuh di dekatnya sepanjang waktu
4) Memberikan mainan dewasa berdasarkan permintaan
5) Menunjukkan rasa “aku” dan “milikku”

15
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

b. Perkembangan psikososial anak usia 15-15 bulan


1) Mulai membedakan “kamu” dan “aku”
2) Meniru kegiatan dewasa
3) Tertarik pada orang asing, tapi waspada
4) Tidak merespon dengan baik untuk disiplin yang keras
5) Tidak merespon persuasi verbal dan omelan
6) Disajikan otonomi melalui pembangkangan
7) Dimainkan sendirian atau di samping anak lain
8) Sangat mengklaim “milikku”
9) Mengikuti peremintaan sederhana

c. Perkembangan psikososial anak usia 18-24 bulan


1) Bergerak tentang rumah tanpa pengawasan konstan
2) Dimainkan terutama bersama anak-anak tetapi tidak dengan mereka
3) Memiliki amarah dalam situasi frustasi
4) Sadar keluarga sebagai sebuah kelompok
5) Menikmati main peran
6) Meniru situasi kehidupan nyata saat bermain
7) Klaim dan membela kepemilikan hal sendiri
8) Mulai memanggil diri dengan nama
9) Membedakan antara zat dimakan dan termakan
d. Perkembangan psikososial anak usia 2-3 tahun (menurut instrumen BKB)
1) Menggunakan sendok meskipun masih tumpah sedikit
2) Mengambil minuman dari kendi/teko/ceret tanpa dibantu
3) Membuka pintu dengan memutar pegangan pintu
4) Membuka baju dengan dibantu
5) Mencuci dan mengeringkan tangan dengan dibantu
6) Bermain dengan anak-anak lain
7) Mengamati anak-anak lain, bergabung sebebtar dengan permainan mereka
8) Membela barang miliknya
9) Mulailah bermain rumah-rumahan
10) Secara simbolis menggunakan benda dan dirinya sendiri dalam permainan
11) Ikut serta dalam kegiatan kelompok yang sederhana
12) Mengetahui identitas jenis kelamin

16
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Perkembangan emosi dan kepribadian juga menjadi are penting dalam memahami
perkembangan psikososial anak. Berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, anak usia
batita berada dalam tahapan psikoseksual yang disebut sebagai tahapan anal yang biasanya
berlangsung mulai dari usia 18bulan hingga 3 tahun.

C. STIMULASI PERIODE BATITA


Berdasarkan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan batita maka stimulasi yang
dapat diberikan untuk mengembangkan kemampuan motorik anak Batita antara lain:
1. Melatih reflek-refleks. Misalnya mengisap dan menggengam
2. Melatih kerja sama mata dan tangan
3. Melatih anak melakukan kegiatan mendorong dan menarik
4. Bermain lompat kelinci (melompati rintangan balok)
5. Jalan-jalan
6. Lari-lari
7. Senam bersama
8. Berjalan di titian
9. Masak bersama
10. Menggambar dengan berbagai alat gambar

Beberapa alat permainan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan


perkembangan anak Batita sebagai berikut:

1) Benda-benda yang aman dimasukan ke mulut atau dipegang


2) Alat permainan yang berupa gamar atau bentuk muka
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
4) Alat permainan ya ng dapat digoyangkan dan keluar suara
5) Alat permainan berupa selimut boneka
6) Giring-giring
7) Genderang, bola dengan giring-giring di dalamnya
8) Alat permainan yang dapat di dorong dan ditarik, ditumpuk dan dilepas
9) Alat permainan yang terdiri atas : alat rumah tangga, balok-balok besar, kardus-kardus
besar, buku bergambar, kertas-kertas, kerayon/pensil warna
10) Lilin yang adapat di bentuk
11) Alat-alat untuk menggambar

17
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

12) Puzzel sederhana


13) Manik-manik ukuran besar
14) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda
15) Bola

D. ISU GIZI DAN KESEHATAN PADA PERIODE BATITA

Permasalahan gizi dan kesehatan pada periode Batita perlu dicermati sehingga mampu
memberikan stimulasi yang tepat untuk optimalisasi tumbuh kembangnya. Salah satu
permasalahan yang dapat terjadi pada periode batita yang terkait dengan aspek pertumbuhan
adalah obesitas. Obesitas merupakan kelebuhan berat badan dari berat normal untuk usianya
yang dapat disebabkan karena jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak dari energi
yang dikeluarkan. Seperti halnya masalah obesitas pada orang dewasa, obesitas yang dialami
pada awal periode keidupan anak pun juga dapat berdampak terhadap peningkatan tekanan
darah, resiko gagal ginjal, dan juga resiko diabetes yang mengancam hingga orang dewasa.
Beberapa faktor yang menyebabkan obesitas diantaranya: faktor genetis serta kebiasaan
makan dengan makanan fast food, processed food, dan berbagai jenis snack yang tinggi kalori
ditambah dengan aktifitas fisik yang terbatas.
Selain obesitas, malnutrisi juga merupakanancaman dan menjadi permasalahan
pertumbuhanyang juda dihadapi anak batita. Mason et. al. (1999) melaporkan bahwa setengah
dari anak-anak usia persekolahan di asia mengalami malnutrisi (kurang gizi). Beberapa kajian
telah menegaskan bahwa kecukupan gizi merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Kurangnya Energi Protein (KEP)
merupakan salah satu malnutrisi yang sangat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak yang optimal. Kasus malnuttrisi lain seperti anemia (kekurangan zat besi) juga dapat
menjadi ancaman bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal. Beberapa kajian menunjukan
malnutrisi pada periode awal kehidupan akan meyebabkan anak mengalami gangguan pada
sistem syaraf pusatnya, yang juga akan berdampak pada kapasitas intelektual dan adaptasinya,
bahkan akan mempengaruhi perilaku dan mengurangi kekebalan tubuh.

18
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

KEGIATAN BELAJAR 3
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak Prasekolah

A. KARAKTERISTIK DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH

Awal periode kanak-kanak merupakan periode pengembangan kepribadian yang unik dan
menurut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil. Pada periode ini anak sering bandel,
keras kepala, tidak nurut, suka melawan, dan sering marah tanpa alasan. Orang tua
menganggap bahwa periode kanak-kanak sebagai usia permainan karen sebagian waktu anak
dihabiskan dengan mainannya. Periode kanak-kanak awal seringkali di sebut pendidik sebagai
usia prasekolah; usia kelompok; usia menjelajah; usia bertanya; usia meniru; dan juga usia
kreatif.

Tugas perkembangan periode bayi dan awal periode kanak-kanak menurut Havighurst
(Hurlock, 1980) sebagai berikut:

1. Belajar makan makanan padat


2. Belajar berjalan
3. Elajar bicara
4. Belajar mengendalikan oembuangan kotoran tubuh
5. Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
7. Belajar membedakan benar salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH

1. Pertumbuhan (Perkembangan Fisik)


Berikut ini disajikan beberapa aspek pokok perkembangan fisik pada periode kanak-kanak
awal/usia prasekolah
a. Tinggi. Rata-rata pertambahan badan setiap tahunnya adalah tiga inci. Rata-rata tinggi
anak pada usia 6 tahun adalah 46,6 inci.
b. Berat. Rata-rata berat bertambah 3-5 pon setiap tahunya.pada usia 6 tahun berat anak
harus kurang lebih 7 kali dari berat lahir

19
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

c. Perbandingan Tubuh. Penampilan bayi sudah tidak tampak lagi pada periode ini, proporsi
tubuh sudah mulai menunjukkan proporsi orang dewasa.
d. Postur Tubuh. Perbedaan postur tubuh pada periode ini cukup jelas, ada yang posturnya
gemuk lembek (endomorfik), kuat berotot (mesomorfik), dan relatif kurus (ektomorfik)
e. Tulang dan Otot. Tingkat pengerasan otot berfariasi pada bagian-bagian tubuh yang
mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih
berat sehingga anak tampak lebih kurus, walaupun beratnya bertambah.
f. Lemak. Anak yang endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan otot.
Anak mesomorfik mempunyai jaringan otot yang lebih banyak dari pada lemak.
Sedangkan anak ektomorfik mempunyai otot kecil dan sedikit berlemak.
g. Gigi. Rata-rata anak prasekolah mempunyai gigi lengkap 20 gigi susu adalah usia 3,5
tahun dan akan digantikan oleh gigi permanen ketika anak memasuko usia akhir periode
prasekolah.

2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif periode awal anak-anak dapat dibahas menggunakan tiga pendekatan
yaitu pendekatan piagetian; pendekatan pemrosesan informasi; serta pendekatan psikometris
dan vygotskian. Inti dari perkembangan kognitif periode awal anak-anak adalah:
 Pemikirannya sampai dengan tingkat tertentu masih egosentris, akan tetapi
pemahamannya berdasarkan pprespektif orang lain semakin meningkat.
 Ketidak matangan kognitif mengarah kepada ide tidak logis tentag dunia. Ingatan dan
bahasa meningkat
 Kecerdasan menjadi lebih mudah untuk diprediksi.

a. Pendekatan Piagetian
Berdasarkan tahapan perkembangan piaget, periode anak-anak awal (2-7 tahun) berada
pada tahap praoprasional. Tahap praoprasional adalah tahap utama kedua perkembangan
kognitif diperiode anak-anak awal ketika anak-anaksemakin kompleks dalam menggunakan
pemikiran simbolis, tetapi belum mampu menggunakan pemikiran logis.

Berikut Tabel Kemajuan Kognitif Sepanjang Usia Kanak-Kanak Awal (Usia Pra Sekolah)
Dan Batasan Pemikiran Praoprasional Yang Merujuk Pada Teori Piaget

20
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Kemajuan kognitif Batasan pemikiran praoprasional


Menggunakan simbol 1 Sentrasi: ketidakmampuan untuk decenter
1
 Anak tidak harus berada dalam kondisi  Anak fokus kepada satu aspek dari situasi
kontaksensorik dengan objek, orang, atau dan mengabaikan yang lain
peristiwa untuk memikirkan hal tersebut
 Anak dapat membayangkan objek atau orang
tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan
yang sebenarnya
Memahami identitas 2 Irreversibility
2  Anak memahami bahwa perubahana di  Anak gagal memahami bahwa beberapa
permukaaan tidak merubah karakter alamiah oprasi atau tindakan dapat dibalik atau
sesuatu. dikembalikan ke situasi semula
Memahami sebab akibat 3 Fokus kepada situasi, bukan kepada trasformasi
3  Anak memahami bahwa peristiwa memiliki  Anak gagal memahami nilai penting
sebab akibat transfirmasi antar pernyataan
Mampu mengklasifikasik 4 Penalaran transduktif
4  Anak mengorganisir objek,orang, dan peristiwa  Anak tidak menggunakan penalaran
ke dalam kategori yang memiliki makna deduktif atau induktif, mereka malah
melompat dari satu penalaran ke yang lain
dan mencari sebab ketika mereka tidak
menemukannya.
Memahami angka 5 Egosentrisme
5
 Anak dapat menghiting dan bekerja dengan  Anak berasumsi bahwa orang lain berpikir,
angka. menerima dan merasa sebagaimana yang
mereka lakukan
Empati 6 Animisme
6
 Anak menjadi lebih mampu untuk  Anak mengatributkan kehidupan kepada
membayangkan apa yang dirasakan orang lain objek yang tak hidup
Teori pikiran 7 Ketidakmampuan membedakan penampakan
7
 Anak menjadi lebih dasar akan aktivitas mental dan kenyataan
dan fungsi pikiran  Anak merasa bingung dalam membedakan
penampakan dan kenyataan

b. Pendekatan Pemrosesan Informasi


Pendekatan ini memahas mengenai perkembangan memori pada periode anak-anak awal,
yang diawali dengan pengenalan. Pengenalan merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasikan stimulus yang telah di temukan sebelumnya yang kemudian di simpan
dalam bentuk ingatan. Ingatan seringkali dibandingkan dengan sistem arsip yang memiliki tiga
tahapan atau proses yaitu encoding (menulis), storage (menyimpan),dan retrieval (memanggil

21
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

kembali). Ingatan yang disimpan dalam bentuk memori. Anak kecil biasanya mengingat
peristiwa yang membuat kesan yang sangat kuat dan sebagian besar dari memori awal ini
bersifat jangka pendek. Nelson (1993) mengemukakan bahwa ada tiga tipe memori pada masa
kanak-kanak yang menjalani fungsi-fungsi yang berbeda, yaitu memori generik (generic) yang
menghasilakan script bagian rutinitas yang akrab uuntuk memandu prilaku; memori episodis
(episodic) sebagai memori jangka panjang tentang peristiwa yang kerap terjadi dan akrab; dan
memori autobiografis (autobiografical) yaitu tentangperistiwa tertentuu dalam kehidupan
seseorang

c. Pendekatan Psikometris dan Vigotskian


Pendekatan ini membahas mengenai kecerdasan yang dianggap sebagai salah satu faktor
berpengaruh pada anak dalam mengembangkan bahsa dan memorinya. Inti dari perkembangan
kognitif periode anak-anak awal berdasarkan teori Vigotsky (Santrock, 2009) adalah sebagai
berikut:
1. Kecerdasan tumbuh bersama interaksi anak dan lingkungan
2. Bahasa adalah alat yang paling penting
3. Periode anak-anak awal: bahasa mulai digunakan sebagai alat untuk merancang aktivitas
dan memecahkan masalah
4. Perkembangan anak tidak terlepas dari kegiatan sosial dan kultural
5. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (zone of proximal development/ZPD). ZPD adalah
kondisi dimana anak tidak mampu menyelesaikan sesuatu masalah sendiri namun dengan
bimbingan orang dewasa dan anak lain yang telah mampua maka kemampuan anak akan
berkembang. Vigotsky meyakini ZPD menunjukkan bahwa pentingnya pembelajaran
sosial dari lingkungannya yang mempengaruhi perkembangan kognitifnya.

3. Perkembangan Psikososial
Papalia, Olds, dan Feldman (2008) menuliskan bahwa ada beberapa inti perkembangan
psikososial, yakni sebagai berikut:
o Konsep diri dan pemahamannya tumbuh: penghargaan terhadap diri adalah suatu hal
yang global.
o Meningkatnya inisiatif, independen, dan kontrol diri
o Identitas gender dibangun
o Permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif, dan lebih sosial. Kebersamaan, agresi dan
rasa takut merupakan hal biasa yang muncul.

22
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

a. Teori Bioteknologis Bronfenbrenner.


Menurut Bronfenbenner, lingkungan memiliki peran yang penting dalam perkembangan
kepribadian seorang anak. Lingkungan yang positf akan membentuk anak yang mandiri,
berkopetensi, dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ada lima sistem
lingkungan yang mempengaruhi individu. Yakni mikrosistem, mesosistem, ekosistem,
makrosistem, dan koronosistem (Brooks, 2001)
1. Mikrosistem adalah lingkungan yang di dalamnya individu hidup, meliputi keluarga
individu, teman sebaya, sekolah dan lingkungan. Anak belajar dari lingkungan yang ada
di sekitarnya. Anak akan menyerap nilai, cara bicara, cara beraksi, dan cara berprilaku
dari keluarga. Lingkungan keluarga yang berkualitas dapat menghasilkan anak yang
berkualitas.
2. Mesosistem meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem. Misalnya anak memiliki
pengalaman dalam keluarga, pengalaman di sekolah, dan pengalaman keagamaan. Jika
anak mengalami penolakan dalam keluarganya, anak akan mengalami kesulitan
mengembangakan hubungan positif dengan guru dan temannya di sekolah.
3. Ekosistem menyangkut pengalaman individu dalam settingan sosial lain, seperti
pemerintah kota yang bertangung jawab bagi kualitas taman, pusat rekreasi, dan fasilitas
umum bagi anak remaja.
4. Makro sistem meliputi kebudayaan tempat individu hidup. Anak mendapat pengaruh dari
lingkungan dan budayanya, mentalitas, pola perilaku, dan keyakinan tempat ia dibesarkan.
5. Koronosistem meliputi pempolakan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang
rangkaian kehidupan serta keadaan sosio-historis. Misalnya, anak-anak yang kehilangan
salah satu orang tuanya atau anak yang orang tuanya telah bercerai.

Pada usia prasekolah, lingkungan mikrosistem masih sangat berperan besar dalam
membangun kapasitas psikososialnya. Pada periode ini, sejalan engan lingkungan sosialnya
yang berkembang, anak belajar untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan
orang lain yang sangat berperan dalam melatih anak mengelola egosentrisme yang sudah
muncul diakhir periode batita.

b. Teori Psikososial Erikson.


Teori perkembangan psikososial mencakup delapan tahap sepanjang rentang kehidupan.
Tiap tahap melingkup apa yang awalnya disebut oleh Erikson sebagai rentang krisis dalam
kepribadian yaitu tema psikososial utama yang sangat penting pada saat itu, sampai batasan

23
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

waktu tertentu, tetap bisa menjadi masalah selama hidup. Kedelapan tahapan tersebut terdiri
atas: trust vs mistrust (0-1 tahun); autonomy vs shame/doubt (1-3 tahun); initiative vs guilt (3-
5 tahun); industry vs inferiority (6 tahun- pubertas); idntity vs identity confusion (10-20
tahun); intimacy vs isolation (20-30 tahun); generativity vs stagnation (40-50 tahun); dan
integrity vs despair (> 60 tahun) (Santrock, 2009b)
Berdasarkan kedelapan tahap perkembangan psikososial Erikson, maka anak usia
prasekolah memasuki tahapan yang dikenal sebagai tahap perekembangan initiative vs guilty.
Lingkungan sosial yang lebih berkembang pada periode prasekolah menjadi tantangan sendiri
bagi anak periode ini dalam mengeksplorasi lingkungannya.

C. SIMULASI ANAK PRASEKOLAH

1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan teori piaget, Santrock (2009a) menuliskan beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak periode anak-anak awal. Strategi
tersebut adalah:
a. Gunakan pendekatan konstruktivme yang memungkinkan anak membangun inisiatifnya
dalam membangun skema-skema simbolik dalam proses berpikirnya. Berikan kesempatan
kepada anak untuk mengalami sendiri apa yang dipelajari.
b. Fasilitasi anak untuk belajar.
c. Pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak. Setiap anak mempunyai
karakteristik yang berbeda dan kemampuan kognitif yang tidak sama.
d. Bagi para pendidik, stimulasi yang dapat diberikan kepada anak usia prasekolah adalah
memberikan penilaian terus menerus sehingga anak mendapatkan kesempatan untuk
dihargai ketika berhasil dan didorong ketika anak belum berhasil. Dan penting menjadikan
ruang kelas sebagai tampat mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman baru bagi anak.

Sementara itu, berdasarkan teori Vigotsky, Santrock (2009a) menuliskan beberapa strategi
untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak periode anak-anak awal. Strateginya seperti
berikut:

a. Gunakan pendekatan yang memungkinka Zona Perkembangan Proksimal anak berkembang


melalui bimbingan dan pendampingannya yang di berikan orang dewasa yang sudah
mampu membantu anak ketika kesulitan memecahkan masalah.

24
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

b. Gunakan teknik scaffolding yang memberikan kesempatan kepada anak untuk memperoleh
dukungan temporer sehinga anak terbantu dalam menguasai suatu tugas tertentu.
c. Gunakan teman sebaya yang lebih ahli sebagai guru
d. Dorong pembelajaran kolaboratif bersama teman-temannya dalam bentuk kelompokm dan
sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu komunitas orang yang belajar.
e. Pertimbangan konteks kultural dalam pembelajaran

2. Perkembangan Psikososial
Berdasarkan tori Bronfenbrenner, Santrock (2009a) beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perkembangan awal psikososial pada periode anak-anak.
Yaitu sebagai berikut:
a. Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem lingkungan dan
dipengaruhi oleh sistem-sistem tersebut
b. Peratikan hubungan antara sekolah dan keluarga
c. Sadari arti penting dari komunitas, status sosioekonomi, dan kultur dalam perkembangan.

Berdasarkan teori Erikson, ada beberapa strategi yang digunakan untuk meningkatkan
perkembangan awal psikososial anak. Yaitu sebagai berikut:
a. Dorong anak untuk berinisiatif
b. Berikan motivasi
c. Sediakan suasana yang nyaman untuk belajar
d. Bangunlah hubungan yang dekat dan positif dengan siswa
e. (Guru) jadilah model yang baik bagi anak

Secara umum, strategi yang dapat digunakan untuk menigkatkan prilaku psikososial anak
(Santrock, 2009a) sebagai berikut:
a. Hargai dan tekankan konsiderasi keutuhan orang lain
b. Jadilah contoh perilaku prososial
c. Beri label dan identifikasi perilaku prososial dan antisosial
d. Nisbahkan perilahu positif untuk setiap siswa
e. Perhatikan dandorong perilaku secara sosial secara pasif tetapi juga terlalu banyak
menggunakan ganjaran eksternal
f. Bantu anak untuk mengambil sikap dan memahami perasaan orang lain
g. Gunakan strategi disiplin yang pasif

25
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

D. ISU GIZI DAN KESEHATAN PADA PERIODE PRASEKOLAH

Nutrisi kurang yang dialami pada periode prasekolah dapat menyebakan permasalahan tumbuh
kembang dalam jangka panjang baik terhadap perkembangan fisik, kognitif, maupun
psikososial; dan kejadian mal nutrisi ini banyak dialami oleh anak-anak yang berasal dari
keluarga dengan pendapatan rendah (Santrock, 2009c). Beberapa kajian menunjukkan bahwa
permasalahan gizi dan kesehatan yang dialami anak-anak pada awal kehidupannya, yang mana
mereka tidak memperoleh asupan zat besi, vitamin, dan protein yang mencukupi bersal dari
keluarga dengan pendapatan rendah. Sebaliknya, keluarga dengan pendapatan tinggi namun
tidak mempunyai kebiasaan makan yang sehat juga merupakan faktor resiko bagi anak-anak
usia prasekolah untuk mengalami kelebihan berat badan bahkan hingga kasus obesitas.

Oleh karenanya, pola asuh makn yang aik yang ditunjukkan dengan kebiasaan makan yang
sehat di dalam keluarga menjadi faktor penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan
anak (Engle, 1999; Santrock 2009c). Engle juga menyebutkan bahwa keluarga harus dapat
menyediakan pola asuh makn yang sehat, baik itu dalam dimensi pengasuhan psikologi yang
merujuk pada interaksi yang terbangun antara ibu/ayah/pengasuh dengan anak dalam proses
makan sehari-hari; persiapan pangan dan higienis yang merujuk pada proses penyiapan makan
yang sehat mulai persiapan, memasak hingga penyajian; dan juga pola suh hidupsehat yang di
terapkan keluarga. Ketiga hal tersebut merupakan dimensi penting yang dapat dilakukan
keluarga untuk dapat mendukung kualitas gizi dan kesehatan pada anak.

26
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

KEGIATAN BELAJAR I
Konsep Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dalam keseharian sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran dari lingkungan. Prilaku tertentu yang dipelajari oleh seorang anak yang
kemudian dilakukan secara berulang untuk hal yang sama akan membentuk sebuah kebiasaan.
Kebiasaan seseorang biasanya ditentukan olehh lingkungan terdekat dari keluarga dan budaya
masyarakat di sekitar tempat tinggal. Demikian pula yang terjadi pada kebiasaan yang terkait
dengan kebersihan dan kesehatan.
Secara sederhan bersihh diartikan dengan bebas dari beraneka jenis kotoran. Adapun
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental, dan sosial sehingga sehat tidak hanya bebas dari penyakit.
Kemudian, kementian kesehatan RI (2012) memberikan batasan prilaku hidup bersih dan sehat
adalah perilaki yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kesehatan masyarakat.

A. LAKUKAN AKTIVITAS FISIK


Tubuh seseorang termasuk pada anak harus dibuat bergerak secara aktif untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Pentingnya aktivitas fisik ini mengacu pada strategi
Internasional dan Nasional dalam ‘Penerapan Pola Konsumsi Makan Dan Aktivitas Fisik
Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular’ (Kemenkes, 2012). Aktivitas fisik dapat dalam
bentuk kegiatan sehari-hari di rumah dan di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan
fisik melalui olah raga yang dilakukan oleh anak-anak sesuai dengan kegemaran dan yang
sesuai dengann budaya masyarakat setempat perlu didorong untuk meningkatkan kesehatan,
kebugaran, dan kegembiraan.
Pada anak sekolah taman kanak-kanak, tujuan pendidikan jasmani adalah untuk
memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengontrol
gerakan dan keterampilan tubuh (Suharjana, 2008). Untuk itu, pendidikan jasmani anak-anak
dikelompokkan kedalam tiga macam yaitu 1) keterampilan lokomotor yang mencakup gerakan
tubuh untuk berpindah dari satu tempat ketempat yang lainnya, seperti melangkah,jalan,

27
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

lari,meloncat; 2) keterampilan non lokomotoryang mencakup gerakan yang dilakukan di


tempat seperti mengulur, melengkung, meringkuk; 3) keterampilan manipulatif yang
digunakan untuk memproyeksikan menerima dan menahan seperti menangkap, menendang,
mendorong.
Salah satu akibat dari anak kurang aktivitas fisik adalah terjadinya kegemukan/Obesitas.
Kegemukan terjadi akibat asupan energi lebih tinggi dibandingkan pengeluaran energi, anak
yang kegemukan danterus bertambah beratnya, kemudian menjadi obese (gendut). Asupan
energi yang tinggi disebabkan oleh makan yang berkebih, terutama pangan sumber energi,
lemak, karbohidrat sederhana, kurangnya serat. Adapun pengeluaran energi yang rendah
disebabkan kurangnya aktivitas segari-hari, misalnya anak terlalu lama menonton TV atau
main komputer.
Dampak positif lainnya jika anak yang tubuhnya sering melakukan aktifitas fisikadalah
agar densitas (kepadatan) tulang tersusun dengan baik. Kepadatan masa tulang akan menjadi
maksimal jika anak sering bermain lari-larian, meloncat, mendang bola, naik ssepeda dan
seterusnya.jika densinitas tulang rendah akan menyebabkan tulang mudah rapuh
(osteoporosis) dan mudah patah. Pada usia dini, anak ini sedang mengalami pertumbuhan
fisik, terutama pertumbuhan linear anak ditandai oleh tambahnya tinggi badan. Tinggi badan
tersebut terutama dari pertumbuhan kaki (tungkai) dan tulang belakang. Densitas tulang
tersebut berlangsung sejak usia anak sampai dengan 20 tahun (Rumawas 2000). Selain zat gizi
yang cukup dari protein dan kalsium, kegiatan fisik termasuk olah raga akan membantu
peningkatan densitas tulang anak, yang dampaknya akan permanen setelah dewasa.
Rekomendasi aktivitas fisik untuk anak disusun dalam bentuk segitiga yang tersusun dari
empat lapisan dari bawah (1) ke atas (4) (Dwiriani dkk 2011). Bentuk segitiga pedoman
aktivitas fisik yang terdiri dari empat lapisan mengandung makna kegiatan fisik yang
dilakukan dengan frekuensi yang berbeda yaitu:

Batasi
nonton TV, main games komputer

Aktivitas berat 1-2 kali seminggu


(karate, renang, taekwondo)

Aktivitas fisik sedang, 3-5 kali seminggu (bersepeda, loncat tali, lari pagi)

Aktivitas fisik ringan, setiap hari sesering mungkin (jalan kaki, naik tangga)

28
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

1. Lapisan pertama yang menunjukkan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki dan naik
tangga yang dianjurkan setiap hari sesering mungkin.
2. Lapisan kedua menunjukkan aktivitas fisik sedang seperti bersepeda, lari pagi, loncat tali
dianjurkan dilakukan 3-5 kali seminggu.
3. Lapisan ketiga menunjukkan aktivitas berat seperti main bola, taekwondo, karate, renang
yang dianjurkan dilakukan 1-2 kali seminggu.
4. Lapisan keempat menunjukkan jenis aktivitas fisik yang perlu dibatasi, yaitu nonton TV,
main games komputer, dan play stasion.

B. KONSUMSI PANGAN YANG SEHAT DAN AMAN


Konsumsi pangan adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang untuk
kehidupan sehari-hari. Untuk masyarakat indonesia konsumsi pangan tersebut dibagi dalam
tiga waktu makan yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Pada anak-anak
dianjurkan mengkonsumsi jajanan diantara kedua waktu makan tersebut agar volume perut
anak yang masih terbatas, dapat memperoleh asupan gizi yang cukup di luar jadwal tiga kali
makan.
Konsumsi pangan tersebut harus sehat (healthy foods) artinya mengandung zat gizi dalam
jumlah cukup yang diperlukan oleh tubuh, agar anak tetap dapat tumbuh berkembang.
Kemenkes (2012) menganjurkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman
yaitu aneka ragam bahan pangan baik sumber karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan
mineral, yang bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang
dianjurkan. Konsumsi pangan selain menyehatkan juga harus aman (food safety), artinya tidak
mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk mikroorganisme yang dapat menyebabkan
keracunan. Pangan yang tercemar tidak layak untuk dimakan disebabkan dari dalam bahan
makanan itu sendiri, seperti toksik atau dari luar karena terkontaminasi. Untuk itu dalam
proses pengolahan dan penyiapan hidangan, makanan harus dilakukan secara higienis dan
memperhatikan prinsip-prinsip sanitasi (cara ppengolahan pangan yang baik dan benar).
Kebutuhan zat gizi berbeda-beda antara kelompok usia kondisi fisiologis dan jenis
kelamin. Depkes merekomendasikan kebutuhan gizi pada nak usia 4-6 tahun tidak berbeda
natara laki-laki dan perempuan yaitu energi 1550 kkal dan 39 g protein. Dalam pedoman gizi,
kemudian diterjemahkan dalam bentuk makanan, kebutuhan gizi tersebut setara dengan nasi 4
porsi, sayuran 2 porsi, buah 3 porsi, tempe/tahu 2 potong, susu 1 gelas (Depkes, 2005).
Sekarang ini tidak semua pangan jajanan dapat memberikan asupan gizi yang sehat,
bahkan sebaiknya pangan jajanan sekarang in akan berdampak buruk bagi kesehatan. BPOM

29
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

(2011) melaporkan bahwa dua jenis pangan yang sering terpantau tidak aman adalah jajanan di
sekitar sekolah dan pangan olahan industri rumahtangga. Penyebab banyaknya jajanan tidak
sehat ini beredar di lingkungan sekolah karena penjaja yang dengan sengaja atau tidak,
menjual jajanan tidak aman di sekitar sekolah. Apabila akan melakuakan jajan, maka pilihlah
yang bergizi. Ciri jjanan yang bergizi adalah:
 Jajanan beraneka ragam, artinya tidakhanya jajan makanan yang favorit
 Jajanan yang mengandung sayur atau buah bagus untuk pencernaan dan kesehatan
 Mengurangi jajanan gorengan meskipun gorengan lebih baik dari pada chiki
 Perbanyak jajanan yang direbus/dikukus/dipanggang

Menurut Dwiriani dkk (2011) cara memilih jajanan yang aman adalah apabila:
1. Jajanan dibuat dan disajikan secara bersih. Seperti jajanan yang dibungkus/ tertutup
tudung saji
2. Hindari makanan/kue gorengan yang berwarna gelap dan teksturnya keras
3. Hindari makanan jajanan yang dibungkus dengan kertas koran atau kertas bertinta
4. Sebelum membeli makanan/minuman produk industri di toko, biasakan membaca tanggal
kadaluarsa pada kemasan
5. Makanan/minuman manis yang menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) yang tidak
sesuai umumnya berasa pahit atau tidak enak di tenggorokan setelah dimakan/diminum
6. Hindari makan/minum jajanan yang sudah basi
7. Apabila jajanan mengkunakan bahan tambahan pangan (BTP) maka harus sesuai standar
seperti yang dicantumkan dalam tabel

C. BIASAKAN SARAPAN
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai
jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15%-30% kebutuhan gizi) sebagai
bagian gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas (PERGIZI
PANGAN, 2012). Sarapan merupakan salah satu perilaku penting dalam mewujudkan gizi
seimbang karena akan membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir,
bekerja, dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi.
Sarapan penting untuk mengawali aktivitas sepanjang hari. Sarapan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi di pagi hari, sebagai bagian dari pemenuhan gizi seimbang;
bermanfaat dalam membantu mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar gulkosa darah, dan
mencegah dehidrasi setelah berpuasa sepanjang malam (Hardiyansyah, 2012).

30
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

Seseorang yang terbiasa melakukan sarapan dapat bermanfaat untuk mencegah


kegemukan dan membentuk kebiasaan makan sehat. Review terhadap penelitian yang
dilakukan PERGIZIAN PANGAN (2012) menunjukkan adanya resiko tidak sarapan terhadap
kegemukan. Seseorang yang tidak sarapan akan merasa lapar yang berlebihan pada siang dan
sore hari, sehingga merangsang makan lebih banyak atau berlebihan (rakus) ketika makan
malam. Sebaliknya seseorang yang sarapan cenderung memiliki baerat badan normal, karena
terjadinya keseimbangan metabolisme sehingga membantu untuk memelihara berat badan
yang sehat.

D. KEBERSIHAN DIRI
Sejak dini, anak sekolaah harus membiasakan prilaku hidup bersih agar terhindar dari
penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sering diderita anak-anak adalah diare, infeksi saluran
pernafasan, dan penyakit kulit. Penyakit ini dapat dicegah dengan mudah melalui perawatan
dan kebersihan diri pada anak. Konsumsi pangan yang baik tidak akan banyak manfaatnya
apabila anak sekolah menderita infeksi. Oleh karena itu anak sekolah harus selalu menjaga
kebersihan tubuhnya sendiri dan kebersihan lingkungan sekitarnya.
Kebersihan diri dapat dilakukan melalui kebiasaan mengosok gigi, mandi, cyci tangan,
dan membuang sampah pada tempatnya. Cara perawatan diri yang bail ialah:
1. Gosok gigi dilakukan minimal 2 kali sehari. Yaitu pada pagi dan malam hari, gunakan
pastagigi agar lebih bersih dan sikat gigi yang lembut untuk menghindari gusi berdarah
2. Mandi dilakukan minimal 2 kali sehari., pada pagi dan malam hari
3. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan setelah bermai dan sebelum makan
4. Buanglah sampah pada tempatnya untuk mencegah pembusukan yang dapat menjadi
sumber penyebaran penyakit dan bau tidak sedap.
1. Perawatan Gigi Anak
Kejadian yang paling sering pada gigi anak adalah karies gigi dan gigi berlubang. Hal ini
disebabkan ada kerusakan pada lapisan luar gigi (email) akibat kuman dan sisa makanan
menempel lama. Gigi yang berlubang akan menyebabkan sulit bicara dan mengunyah, bahkan
jika tidak diobati akan menyebabkan gigi keropos dan tanggal. Untuk itu kebiasaan gogok
gigi sangat penting pada anak-anak. Masalah gigi lain sering terjadi pada anak-anak adalah
plak gigi seperti batu karang. Karang gigi tersebut bisa menyebabkan gigi berlubang, radang
gusi dan bau mulut. Praktik cara menggosok gigi yang benar adalah:
o Menyiapkan sikat gigi dan pastagigi yang mengandung flour
o Anak berkumur dengan air bersih.

31
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

o Sikat semua permukaan gigi seri dan geraham dengan gerakan pendek maju-mundur dan
atas-bawah.
o Berkumur-kumur untuk membersihkan bekas pasta gigi
o Bersihkan sikat gigi dan simpan di tempat yang bersih

2. Mandi Dua Kali Dalam Sehari


Mandi selain memberukan efek psikologis yaitu rasa segar, efek kosmetik menghilangkan
bau badan, debu, dan mengangkat sel-sel kulit mati, badan menjadi bersih dan sehat sehingga
terhindar dari penyakit. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mandi memberikan
manfaat kesehatan sebagai berikut
 Mengunakan sumber air bersih;
 Menyiram terlebih dahulu bagian kaki agar tubuh dapat menyesuaikan diri dengan suhu
air mandi;
 Menggunakan sabun yang menggunakan antiseptik agar bakteri dan kotoran yang melekat
di tubuh dapat larut dan terbuang;
 Menggosok sabun dengan telapak tangan (spons) ke seluruh tubuh;
 Menggosok secara berlulang bagian tubuh yang sering kotor;
 Membilas bekas sabun dengan air bersih secara berulang;
 Mengeringkan badan dengan handuk.

3. Kebiasaan Cuci Tangan Anak


Dari berbagai penelitian praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) mengurangi hampir
setengah kasus kejadian diare dan seperempat kasus infeksi pernafasan (termasuk pneumonia),
serta mengurangi resiko penyakit lainnya seperti penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas
merupakan cara palingefektif dan murah untuk mencegah, namun banyak orang tidak
mempraktikkannya.
Mencuci tangan dengan air saja dinilai tidak cukup, karena setelah anak bermain atau
terkena kotoran dengan dicuci memakai air, mungkin saja masih terdapat mikroorganisme
yang tidak kasat mata (seperti bakteri, jamur, telur cacing). Ssabun digunakan untuk
membersihkan kotoran dan lemak yang menempel di tanggan. Selain itu sabun juga
mengandung bahan kimia yang mematikan mikroorganisme yang disebut dengan disinfektan.
Kapan saja sebaiknya mencuci tangan? Anak-anak diajak untu terbiasa mencuci tangan pakai
sabun (CTPS) pada waktu-waktu penting, yaitu setiap kali tangan kotor, sebelum makan,
setelah buang air besar dan buang air kecil, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah.

32
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan
UPBJJ UT Bandung /2.017.2
POKJAR Sindang-Indramayu

E. BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA


Secara sederhana sampah dapat dikelompokkan menjadi sampah yang mudah lapuk
(organik), sampah yang tidak mudah lapuk (anorganik). Di alam bebas sampah organik ini
akan membusuk, kemudian diuraikan oleh mikroorganisme tanah dan akhirnya menjadi
humus. Adapun sampah anorganik ini akan dalam waktu lama tidak mudah membusuk karena
berasal dari material yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Meskipun sampah
organik secara alamiah diuraikan oleh alam, namun selama proses pembusukan tersebut
menjadi sarang penyakit, dan juga menimbulkan bau tidak sedap. Agar lngkungan bersih,
sehat dan indah maka sampah harus dibuang pada tempat sampah yang tertutup. Tempat
sampah yang baik adalah tempat sampah yang tertutup sehingga terhindar dari serangga
sebagai perantara (vektor) terjadinya penyakit.

33
Mata Kuliah: Ilmu Gizi dan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai