Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-3

MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

(PAUD4104)

DOSEN PEMBIMBING
RENTI OKTARIA, M.Pd

OLEH :

MIFTA DIAH SEPTIANI (858839845)

PROGRAM STUDI S. 1 PGPAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) MALANG

TAHUN 2022
TUGAS TUTORIAL 3

1. Seni merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang indah sehingga


kegiatan seni merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak maupun orang
dewasa. Jelaskan pentingnya pembelajaran seni bagi anak?

Jawab : Pelajaran seni sangat penting bagi anak, karena seni merupakan dasar dari
kecerdasan individu, estetika dan perkembangan emosi anak. Kecerdasaan dari
anak juga tidak hanya dapat dilihat dari berapa banyak seorang anak dapat
menyelesaikan soal dengan benar, akan tetapi ada kemampuan lain yang menjadi
dasar untuk mengukur kecerdasan anak, misalnya kecerdasan musikal, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan linguistik dan lain
sebagainya. Kegiatan seni merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi
anak, dengan seni anak dapat menegkspresikan diri serta berimajinasi dengan
spontan dan sebebas-bebasnya. Pengerkspresian ini adalah dalam hal pikiran
maupun perasaan anak. Jika anak senang maka anak akan lebih bisa
mengeksplorasi dirinya, segala bakat yang ada dalam dirinya akan berkembang.
Dengan pembelajaran seni pula anak menjadi terasah kemampuannya dalam
memecahkan masalah, berfikir kreatif. Seni juga merupakan bagian dalam diri
anak yang tidak dapat dipisahkan, seni dapat memunculkan kreativitas anak dan
dapat melatih kerja sama akan dengan anak yang lain.

2. Visual Art mengacu pada kegiatan menggambar.  Cox membagi tahap perkembangan


menggambar menjadi 4 tahapan. Jelaskan keempat tahap perkembangan gambar 
tersebut!

Jawab :

Menurut Cox ada 4 tahapan dalam kegiatan menggambar


a. Scribbling, merupakan kegiatan menggambar yang dilakukan anak pada usia
sekitar 2 tahun. Dalam tahap ini gamabr yang dibuat anak berupa gambar coretan,
orang tua serign menyebutkan anaknya hanya bisa mencoret-coret pada usia ini.
Namun hal yang dilupakan sebagian dari orang tua adalah, mencoret yang
dilakukan anak pada usia dan tahapan ini merupakan hal yang wajar dan sesuai
dengan tahapan anak. Anak akan sangat dengan dikarenakan anak dapat mencoret
apa yang ia inginkan dan ekspresi serta perasaan yang ada dalam dirinya dapat
diutarakan, serta menunjukkan kematangan kognitif dan motorik halus anak.
Dengan anak mencoret-coret ini maka perkembangaan dari berbagai aspek
lainnya juga akan berkembang.
b. Tadpole figure. Tahapan ini di gambarkan oleh anak usia prasekolah. Dalam
tahapan ini anak akan menggambar lingkaran yang bentuknya relatif belum
sempurna, dan ada 2 garis dibawahnya yang menandakan itu adalah kaki. Dengan
semakin bertambahnya usia anak maka pemahaman terkait apa yang
digambarkannya juga akan berkembang.Apa yang digambar anak terlalu
cenderung terbatas, anak mengatahui jika manusia itu punya kaki, punya tangan
akan tetapi anak belum dapat mengontrol tangannya untuk mengikuti bentuk yang
sesungguhnya bahwa kaki itu tempatnya ada di bawah.
c. Transitional figure. Merupakan tahapan dimana anak telah mengenal tubuh dari
manusia, bahwa kaki itu di bawah dan tangan itu di samping badan, akan tetapi
anak belum dapat menggambarkan imajinasinya dengan sempurna.
d. Drawing the body/conventional stage: Pada tahap ini gambar tubuh dari anak
semakin jelas, terdapat garis horizontal dan garis vertikal untuk menegaskan
gambar tubuh. Anak semakin bagus dan menarik dalam menggambar dalam tahap
ini, gambar yang dibuatnya jelas.

3. Bermain merupakan bentuk pembelajaran pada anak usia dini. Dalam prosesnya, guru
memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran. Jelaskan peran guru dalam
kegiatan bermain?

Jawab :

Dalam kegiatan bermain guru memiliki beberapa peran, menurut sejumlah peneliti yang
diamati (Enz & Chriztiez, Jones & Reynolds dan Roskos & Newman dalam Johnson,
dkk, 1999) diantaranya:

a. Tidak terlibat (uninvolved), guru dalam perannya tidak boleh menaruh perhatian
terhadap apa yang dilakukan oleh anak-anak, biarkan anak berkeasi sesuai dengan
imajinasi anak.
b. Melihat (onlocker), guru mengamati apa yang dilakukan oleh anak dalam jarak
dekat. Dalam hal ini guru hanya memberi respon. Peran yang diambil oleh guru
dalam tahap ini hanya berupa anggukan dan gelengan. Anggukan merupakan
tanda iya, jika anak mengisyaratkan gelengan maka tidak. Guru hanya dapat
memberikan aba-aba dan komentar guru. Dan diharapkan tidak sampai
menggangu kegiatan anak yang berakibat guru menghentikan latihannya.
c. Menjadi manager panggung (stage manager), dalam hal ini guru berperan
menyiapkan segala kebutuhan dan perlengkapan anak saat bermain apabila anak
memerlukannya, membantu anak menentukan tema saat bermain, menyediakan
berbagai media bermain, dan membiarkan anak untuk memilih permainan apa
yang akan dimainkan dan tetap memberi kebebasan kepada anak dalam bermain.
Dalam hal ini guru harus dapat membatasi diri agar tidak terlalu mengatur dan
mendekte anak dalam bermain
d. Ikut berpartisipasi (coplayer), dalam hal ini guru ikut bermain dengan permainan
anak, peran guru setara dengan anak akan tetapi guru mengikuti intruksi dari anak
dan anaklah yang menentukan jalannya permainan.
e. Memimpin kegiatan bermain (play leader), guru ikut berperan dalam permainan
dan guru berusaha memperkaya wawasan anak dengan berbagai kata atau kalimat
yang dapat meningkatkan daya imajinasi anak serta wawasan anak dapat
berkembang secara maksimal.
f. Menjadi direktur atau instruktur, dalam hal ini gurulah yang mengendalikan
kegiatan bermain anak dan guru mengarahkan perhatian bermain anak pada
materi yang bersifat akademis. Peran direktur tidak selalu dapat dimainkan di
depan anak saat bermain, peran ini dapat dilakukan jika anak tidak dapat
melakukan permainan simbolik atas prakarsanya sendiri dan sebaiknya digunakan
hanya secraa singkat sampai anak dapat memulai kegiatannya. Peran guru dalam
hal ini dapat terlihat misalnya saat anak bermian peran, anak memerankan peran
seorang dokter, akan tetapi anak salah mengambil alat untuk mengobati pasien, di
sini peran guru adalah mengarahkan dan memberi bimbingan pada anak alat apa
yang dapat digunakan. Setelah guru selesia memberi pengarahan kepada anak,
maka guru harus segera menarik diri dari permainan tersebut dan membiarkan
anak kembali bermain.

4. Kegiatan pembelajaran anak usia dini hampir semuanya dilakukan sambil bermain.
Dalam proses pembelajaran dengan bermain ada perbedaan antara anak laki-laki dan
perempuan. Jelaskan perbedaan belajar antara anak laki-laki dan perempuan dalam
belajar pada anak usia TK?

Jawab : Ada perbedaan belajar antara anak laki-laki dan perempuan dalam usia TK, hampir
segala kegiatan belajar anak usia TK dengan bermain, jadi perbedaan bermain anak
laki-laki dan perempuan diantaranya:

a. Bermain fisik (Motor or Physical Play), permainan fisik merupakan kegiatan


bermian yang melibatkan motorik anak, baik motorik halus maupun motorik
kasar maupun kegiatan anak yang menggunakan berbagai anggota tubuh. Dalam
bermain fisik ada perbedaan bermain anak laki-laki dan anak perempuan. Anak
laki-laki lebih banyak melakukan kegiatan yang lebih banyak yang kegiatan
bersifat kontak fisik sedangkan anak perempuan cenderung lebih diam dan
kurang bergerak. Adanya perbedaan tersebut juga berdampak pada kebiasaan
tempat bermian anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki cenderung
lebih suka bermain di tempat yang terbuka dan luas (outdoor) sedangkan anak
perempuan lebih suka di tempat yang tertutup (indoor). Anaka laki-laki
cenderung lebih suka mengeluarkan kekuatan ototnya, sedangkan anak
perempuan cenderung menyukai kegiatan yang kooperatif dan lebih suka
bermain kegiatan fisik yang memiliki untur keindahan.
b. Bermain Sosial (Social Play), dalam permainan ini melibatkan adanya interaksi
diantara anak-anak dalam kegiatan bermain. Dalam permainan ini perbedaan
antara anak laki-laki dan anak perempuan tidak terlalu signifikan. Dalam
bermain anak-anak biasanya lebih senang untuk bermain dengan teman yang
jenis kelaminnya sama, hal tersebut dikarenakan anak yang berjenis kelamin
sama biasanya memiliki kecenderungan kesukaan yang hampir sama pula.
Misalnya saja anak laki-laki cenderung suka bermain permainan yang mereka
sukai sendiri, anak laki-laki anak cenderung ingin permainan yang ia tentukan
digunakan dalam kelompok bermain tersebut, cenderung ingin memimpin yang
menjadikan durasi bermain anak laki-laki tidak lebih lama dari durasi bermain
anak perempuan. Anak laki-laki juga kurang berminat dalam kegiatan masak-
masakan bermain boneka, anak laki-laki akan cenderung lebih suka bermain
polisi-polisian. Selain itu anak perempaun dalam bermain lebih suka dengan
kegiatan bermian yang mengutamakan kebersamaan sehingga tempo
bermainnya lebih lama.

c. Bermain dengan objek (Object play), dalam permainan ini sangat terlihat
perbedaannya. Anak laki-laki akan lebih senang bermain mainan yang ada
dilantai, misalnya mainan yang dapat didorong, ditarik, mainan balok, mainan
beroda, sedangkan anak perempuan lebih suka mainan yang ada di atas meja,
seperti puzzle, mewarnai, ataupun bermain boneka. Anak permepuan juga
menunjukkan permainan kearah konstruktif yaitu kegiatan yang terencana dan
memiliki tujuan seperti melengkapi puzzle atau mewarnai gambar, sedangkan
anak laki-laki lebih suka bermain yang cenderung ke arah fungsional dan
berulang-ulang seperti mendorong mobil-mobilan dna membuat gelembung
balon.

d. Bermain pura-pura (Pretend Play), bermain pura-pura merupakan kegiatan yang


penuh dengan imajinasi. Kadang permaian ini sering disebut dengan permainan
fantasi. Dalam permainan ini tidak ditemukana danya perbedaan yang berarti
antara anak laki-laki dan anaka perempuan. Perbedaan yang ada lebih pada
perbedaan tema peran yang mereka pilih dalam bermain pura-pura. Anak
perempuan lebih cenderung suka tema yang bersifat kekeluargaan, misalnya
bermain rumah-rumahan yang didalamnya ada peran ibu dan anak. Sedangkan
anak laki-laki cenderung suka dengan tema petualangan dan peran superhero.
Anak laki-laki lebih sura bermain pura-pura sebagai polisi atau pun perang-
perangan.

5. Minat merupakan kesukaan individu terhadap topik-topik atau kegiatan tertentu.


Kesukaan terhadap terhadap objek atau kegiatan akan berpengaruh besar terhadap belajar
anak. Bagaimana minat bisa mempengaruhi belajar anak? Jelaskan

Jawab : minat dapat mempengaruhi belajar siswa karena minat merupakan kesukaan
individu terhadap topik-topik atau kegiatan tertentu. Kesukaan terhadap kegiatan
akab berpengaruh besar terhadap belajar anak. Minat yang berkembang
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku anak, tidak hanya dalam
masa kanak-kanak bahkan hingga dewasa. Itulah yang menyebabkan
perkembangan minat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Minat
sangat mempengaruhi belajar anak dikarenakan dengan adanya minat anak dalam
belajar maka secara tidak sengaja akan mendorong anak untuk menyukai kegiatan
belajar, anak berminat belajar maka anak akan suka menggali berbagai
pengetahuan disekitanya, bisa dengan bertanya, membaca buku, mencoba berbagai
ilmu. Oleh sebab itu minat atau dorongan untuk menyukai belajar sangat penting
dalam belajar. Minat belajar sendiri dapat diperoleh dari belajar. Anak yang sering
belajar maka semakir bertambahnya ilmu pengetahuan yang dimiliki anak maka
minat belajar anak akan tumbuh dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai