Oleh
SULASTRI, S. Pd
Besar harapan kami semoga karya ini bias memberikan manfaat kepada
semua pihak
Penyusun
.
ABSTRAK
SAMPUL NASKAH................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................................2
D. Manfaat ...........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................72
B. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PESERTA
FESTIVAL KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
TAHUN 2022
Batasan yang dipergunakan oleh the National Association For The Eduction
Of Young Children (NAEYC), dan para ahli pada umumnya adalah: “Early
childhood” anak masa awal adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia
delapan tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia
akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Beberapa orang menyebut fase atau
masa ini sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa
mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi,
peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun
yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun
mental.
Masa perkembangan Anak Usia Dini adalah masa paling tepat untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak. Jika potensi tidak
dikembangkan sejak dini, maka masa emas pengembangan potensi akan terlewat
begitu saja, meskipun dapat dikembangkan pada tahun-tahun sesudahnya. Namun
hasil yang dicapai akan tidak seoptimal apabila dikembangkan pada masa
emasnya. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan adalah kemampuan
motorik halus anak.
Anak merupakan individu unik, apabila diberi kesempatan dan fasilitas yang
memadai untuk berekspresi maka mereka akan menjelajah berbagai peralatan dan
bahan yang disediakan, melakukan percobaan-percobaan yang menakjubkan dan
menguji ide-ide kreatif mereka dan membuat berbagai penemuan yang berguna
sebagai dasar pengetahuan mereka selanjutnya.
Jadi Tersedianya fasilitas dan alat-alat bantu yang memadai seta lingkungan yang
sesuai dengan usia anak-anak sangatlah penting peranannya dalam mendukung
perkembangan dan kemampuan anak-anak balita tersebut.
Torrance dalam bukunya Developing Creative Thinking Through School
Experience mendefinisikan kreatif sebagai sebuah proses pembentukan ide-ide,
pengujian dan pengkomunikasian hasil-hasilnya. Anak-anak bebas menguji ide-
ide mereka dan bebas mengkomunikasikannya kepada guru mereka.
Aktivitas bermain merupakan proses belajar, berfikir, pelatihan dan
pemahaman serta pengamatan terhadap lingkungannya yang kemudian hasil
pencermatannya diungkapkan melalui berkarya seni. Agar kegiatan bermain
memiliki makna maka harus diberikan sejak dini karena dapat melatih
kemampuan kognitif, psikomotor dan efektif anak.
Bermain adalah naluri bagi setiap anak usia dini yang mempunyai banyak
manfaat bagi proses mematangkan emosional anak sehingga dapat memenuhi
kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak.
Dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 pada penjelasan pasal 35 bahwa
pelaksanaan pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik, bila para
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar tidak didukung oleh
media dan sumber belajar yang diperlukan.
Dengan adanya media pembelajaran dapat membantu anak untuk
memahami apa yang akan disampaikan guru. Media pembelajaran yang dirancang
dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa
(Udin S. Winaputra, 2002)
Berbagai fasilitas sarana dan prasarana sangat diperlukan anak dalam
mengembangkan dirinya seperti alat peraga, perabot kelas, ruang bermain,
program pengembangan yang memadai serta suasana pendidikan yang
menunjang, maka dari itu seorang guru harus dapat memperhatikan faktor penting
yaitu alat peraga/media untuk membangkitkan semangat anak dalam mengikuti
semua kegiatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan msalah
adalah: “Pemanfaatan sampah eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan kreatifitas moorik halus anak KBIT Ibadurrahman Srengat,
Blitar.
2. Seberapa besar antusias anak dalam mengikuti dan melakukan semua
kegiatan “Pemanfaatan sampah eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan kreatifitas motoric halus anak.”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan gerak dari motorik halus siswa KBIT Ibadurrahman Srengat.
Sehingga anak bisa menyeimbangkan koordinasi antara gerak mata dan
jemari tangan. Sehingga motorik halus anak dapat berkembang sesuai tahapan
perkembangan pada usianya.
D. Manfaat Perbaikan
Manfaat yang diharapkan penulis dari perbaikan ini adalah :
1. Bagi Siswa
Memberi suasana baru dalam proses pembelajaran yang menggunakan
berbagai media sehingga menumbuhkan kratifitas, imajinasi, ide-ide dan
meningkatkan gera motorik halus anak serta memberikan pengalaman
langsung dalam berkarya.
2. Bagi Guru
Meningkatkan kreatifitas guru dalam memanfaatkan media eggtry bekas
dengan mengeat dengan kuas, menggunting, melilit dengan kertas,
menjadi media pembelajaran yang menarik bagi anak. Dengan demikian
guru mempunyai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang lebih baik, menyenangkan dan menarik bagi anak.
3. Bagi Sekolah
Untuk memberikan masukan dalam upaya penyusunan program-program
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
tingkat keberhasilan yang sesui dengan tahap perkembangan anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk dinikmati
Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena
anak usia dini memiliki memiliki cara bermainya sendiri.untuk itulah anak
selalu menyenangkan , mengasyikan dan menggairahkan.
Dari uraian karakteristik bermain anak usia dini ini dapat dipahami bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bermain dengan
prinsip-prinsip bermain. keduanya mempunyai peran penting dalam acuan
utama dalam kegiatan bermain.
D. Pengertian Menggunting
Menggunting merupakan tujuan motorik yaitu melatih keterampilan
anak menggunakan alat dan melatih keterampilan memotong objek gambar.
Hal ini akan membantu perkembangan motorik anak karena dengan kegiatan
menggumting yang tepat, memilih di mana yang harus digunting merupakan
latihan keterampilan bagi anak. Kegiatan menggunting dapat dilakukan
dengan cara menggunting diluar objek gambar yang diwarnai dengan jarak
kira-kira 1 mm sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada kelebihan
keretas putih.
Gunting merupakan alat pokok, karena kegiatan menggunting tidak
dapat digantikan oleh alat lain selain gunting itu sendiri. Tetapi harus diingat
bahwa yang kita hadapi adalah anak usia dini yang sangat riskan
menggunakan alat-alat tajam. Maka kita harus memilih gunting yang
berujung bulat/tumpul.
Saat menggunting kita juga harus memperhatikan anak, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Persiapkan segala keperluan anak saat
kegiatan menggunting hal ini akan mempermudah konsentrasi anak.
Apresiatif didapatkan dari penanaman sikap, keterampilan, pengalaman
berkarya, pengetahuan dalam memadukan guntingan kertas dan pewarnaan
hasil karyanya. Maka anak akan menghargai, menyayangi, dan memelihara
hasil karya yang telah ia dapatkan.
BAB III
KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
A. IDE DASAR
Didiklah anak sesuai zamannya. Ini sudah sunatullah, memang kita
sebagai orang tua harus mendidik anak kita sesuai zamannya. Saat ini zamannya
digital, anak sudah sangat pintar mengoperasikan gadget. Tak dapat dipungkiri
bahwa perkembagan anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, tak terkecuali
ada dampak negative dari gadget yang dirasakan. Seiring perkembangan
tehnologi yang kian meroket, keberadaan gawai menjadi salah satu alat
komunikasi paing dicari saat ini. Para orangtua milineal yang mengikuti
perkembangan digital tak bisa jauh dariinternet dan ponsel pintar.
Anak usia dini 0-5 tahun tentu membutuhkan banyakeksplorasi untuk
merangsang tumbuh kembangnya. Hal ini membutuhkan dukungan penuh dari
kedua orangtuanya. Bila keduanya focus memberikan gadget kepada anak, maka
perkembangan fisik dan motoric akan bisa terhambat.
Anak yang sudah asyik dengan ponsel biasanya akan focus duduk atau
rebahan dalam satu tempat dalam kurun waktu yang sangat lama. Perkembangan
motoric halus anak akan melambat. Tidak hanya motoric halus saja motoric kasar
pun akan bisa melambat.
Seperti saat ini siswa KBIT Ibadurrahman 70 % anak belum tuntas
perkembangan motorik halusnya, misalnya memegang sendok sendiri ketika
makan, melipat, membuka kue, membuka botol minum, melepas dan memakai
sepatu sendiri. Mereka masih suka teriak teriak untuk memakainya karena kadang
mereka malas untuk melakukan kegiatan karena dirumah anak juga masih sering
dilayani. Makan masih banyak yang disuapin orangtua atau pengasuh dirumah,
Proses yang melatarbelakangi munculnya ide inovasi pembelajaran
pemanfaatan barang bekas eggtry ini adalah sebagai berikut:
1. Latihan mengguting bentuk lurus. Ketrampilan menggunting merupakan
aktivitas sederhana namun banyak bermanfaat untukperkembangan anak.
Memotong kertas dengan menggunakan gunting adalah tuga
yangmenunjukkan perlunya anakmenggunakan tangan kanan dan kiri mereka
secara bersamaan untuk melakukan tugas berbeda. Untuk kegiatan ini anak
anak masih sangat kesulitan.
2. Eggtry / wadahtelur bekas ini sangat diabaikan oleh sebagian orang. Karena
memang disekitar rumah adalah sentra ternak ayam petelur, jadi banyak
eggtry yang tidak digunakan dan jika sudah tidak digunakan maka mereka
membakarnya. Karena mereka anggap eggtry itu sampah yang akan membuat
kotor lingkungan rumah. Mengingat hal ini jadi didaerah kami belum yang
memanfaatkan eggtry sebagai media belajar.
3. KBIT Ibadurrahman Kecamatan Srengat terletak dipinggiran kota yang
sebagian besar adalah peternak ayam petelur. Terutama didesa tempat tinggal
saya hamper setiap rumah adalah peternak ayam, jadi sangat mudah
mendapatkan eggtry bekas, bahkan ada pabrik eggtry juga.
4. Karena media eggtry ini berasal dari kardus bekas yang diolah menjadi eggtry
dan tidak ada campuran bahan yang berbahaya jadi aman untuk anak – anak.
5. Selama ini penduduk sekitar adalah para peternak dan pegawai atau karyawan
sebuah instansi, jadi mereka tidak mempunyai inovasi dalam menggunakan
kreatifitas eggtry tersebut.
6. Kegiatan membuat bunga dari eggtry ini membuat daya imajinasi anak bisa
berkembang, kreatifitas anak juga akan berkembang dengan maksimal
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu memilah eggtry
yang layak dan sudah benar benar rusak parah. Kegiatan ini anak memilah
dan mengelompokkan eggtry yang rusak dan yang masih bisa digunakan.
Yang rusak bisa dibuang dibakar, dan yang masih bisa dimanfaatkan maka
disendirikan.
Kegiatan memilah eggtry bermanfaat bagi anak karena anak akan bisa
mengidentifikasi dan membedakan dua benda, dengan memilah maka akan mudah
terlihatdan anak bisa mengetahui ciri yang baik dan yang rusak.
2. Tahap Proses
Tahab proses adalah tahap memotong eggtry, karena memang eggtry tebal
dan kekuatan motoric halus anak belum terlatih maka yang memotong adalah bu
guru, setelah selesai dipotong maka anak mengecat.
Sambil menunggu cat pada eggtry kering maka anak anak berlatih
menggunting kertas lipat sebagai hiasan putik dan tangkai, menggunting ini juga
melatih motoric halus anak karena melatih kekuatan jari dalam memegang guntig
yang kanan, yang kiri memegang kertas, dan mata harus memperhatikan garis
yang ada dikertas.
Kegiatan menempel ini membuat motorik halus anak dimana jemari anak
akan memegang kertas lipat yang tipis, memegang tusuk sate, yang harus diputar
tusuk satenya, yang jari satunya memegang kertas untuk ditempelkan pada tusuk
sate tersebut, dan seskali mengambil lem yang lembek, kadang ada anak yang
masih jijik memegang lem tersebut.
Gambar 6 memasang egtry pada tusuk sate
Mengisi gelas plastik dengan pasir kemudian di taruhlah bunga tadi digelas
tersebut, dan dikasih batu kerikil agar bunga tadi tidak roboh. Dalam kegiatan ini
anak menyentuh dan merasakan tekstur pasir dan juga mengambil batu kerikil jadi
anak bisa membedakan pasir dan batu kerikil. Jika anak tidak dilibatkan dan
melihat secra langsung yang namanya pasir dan batu maka anak tidak akan pernah
faham tentang pasir, bagaimana kasar halus, besar kesil, sedikit banyak. Dan
perkembangan kognitif juga akan terstimulasi.
3. Tahap penyelesaian
Setelah melalui beberapa kegiatan dari memilah, mengecat, menempel kertas.
Menusuk, mengisi pasir dan selesai sudah kegiatan pemanfaatan eggtry sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas motorik halus anak. Dalam
kegiatan ini semua anak terlibat dan semangat melakukan kegiatan ini.
Sebagai hasil anak kelompok bermain nanti akan diikutkan kegiatan bazar
sebagai wujud kebanggaan anak kelompok bermain , karena memanfaatkan
barang bekas namun juga memberikan pengalaman belajar yang sangat bagus buat
anak kelompok bermain. Sebelum dipajang di bazar maka akan dilakukan
finishing yaitu akan menghias potnya dan juga membarikan pemanis pada bunga
tersebut.
D. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Tabel 1
Motorik halus dalam pembelajaran dengan menggunakan media kertas
No Nama anak Indikator Skor Predikat
BB MB BSH BSB
1. Adzkiya Mafaza v 2 Rendah
2. Alesha mafaza K v 3 Sedang
3. Aqila Putri v 1 Rendah
Ramadhani
4. Aqila Qiana v 2 Rendah
5. Arsyla Qisya v 3 Sedang
Yumna Khabibah
6. Calya Lintang S v 1 Rendah
7. Dania khoirunnisa v 3 Sedang
Haza Milano
8. Dzaki Rafka v 1 Rendah
Ridwan
9. El Zaidan Andana v 1 Rendah
10. Jibran Ulumudin Al v 2 Rendah
Huwaidi
11. M. Al Farizky v 1 Rendah
Baihakki
12. Rafif Abqori v 1 Rendah
Ahmad
13. Wafi Rafardhan v 1 Rendah
Amri
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Tabel diatas memberikan informasi kepada kita bahwa rata rata dari
kemampuan motorik halus anak Kelompok Bermain Ibadurrahman pada
pembelajaran dengan menggunakan media eggtry dan setelah menggunakan
media eggtry prosentasinya dan alhamdulillah sudah menunjukkan perkembangan
yang signifikan, dengan sebaran sebagai berikut:
1. BB dan MB anak belum bisa melaksanakan kegiatan yang ditugaskan guru
dengan maksimal, dan tidak selesai dalam melaksanakan kegiatan disini ada
9 anak jika diprosentase adalah
9/13 x 100% = 69,23%
2. BSH anak yang sudah bisa melakukan kegiatan motorik halus dengan baik
ada 4 anak, jika di prosentase adalah
4/13 x 100% = 30, 77%
Jadi secara umum kemampuan motorik halus anak memang belum
berkembang secara maksimal, untuk itu guru perlu memberikan
pembelajaran yang inovatif untuk bisa menstimulasi motorik halus anak.
Akhirnya menggunakan eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan motorik halus anak.
Tabel 2
Motorik halus dalam pembelajaran dengan menggunakan media Eggtry
No Nama anak Indikator Skor Predikat
BB MB BSH BSB
1. Adzkiya Mafaza v 3 Rendah
2. Alesha mafaza K v 4 Sedang
3. Aqila Putri v 3 Rendah
Ramadhani
4. Aqila Qiana v 3 Rendah
5. Arsyla Qisya v 4 Sedang
Yumna Khabibah
6. Calya Lintang S v 3 Rendah
7. Dania khoirunnisa v 4 Sedang
Haza Milano
8. Dzaki Rafka v 4 Rendah
Ridwan
9. El Zaidan Andana v 4 Rendah
10. Jibran Ulumudin Al v 4 Rendah
Huwaidi
11. M. Al Farizky v 3 Rendah
Baihakki
12. Rafif Abqori v 3 Rendah
Ahmad
13. Wafi Rafardhan v 4 Tinggi
Amri
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Tabel diatas memberikan informasi kepada kita bahwa rata rata dari
kemampuan motorik halus anak Kelompok Bermain Ibadurrahman pada
pembelajaran dengan menggunakan media eggtry dan setelah menggunakan
media eggtry prosentasinya dan alhamdulillah sudah menunjukkan perkembangan
yang signifikan, dengan sebaran sebagai berikut:
BSH BSB anak bisa melaksanakan kegiatan yang ditugaskan guru dan dengan
antusias melaksanakan kegiatan sampai selesai, disini ada 6 anak jika diprosentase
adalah
6/13 x 100% = 46,53%
7/13 x 100% = 53, 84%
Dari tabel 2 memberikan informasi kepada kita bahwa motorik halus anak KBIT
Ibadurrahman pada pembelajaran menggunakan media eggtry ada paningkatan
yang cukup siqnifikan. Dari belum mau ikut kegiatan hingga berkembang sesuai
harapan bahkan berkembang sangat baik.
Aisyah, Siti, dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbua
Pamadi, Hajar dan Sukardi, Evan S. 2008. Seni Keterampialan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://educannel.id>blog>artikel