Anda di halaman 1dari 34

NASKAH FESTIVAL KARYA INOVASI PEMBELAJARAN

GURU PAUD (KELOMPOK BERMAIN ) TINGKAT


KABUPATEN
TAHUN 2022

PEMANFAATAN SAMPAH EGGTRY SEBAGAI MEDIA


PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS
MOTORIK HALUS SISWA KELOMPOK BERMAIN
IBADURRAHMAN SRENGAT BLITAR

Oleh
SULASTRI, S. Pd

KBIT IBADURRAHMAN SRENGAT, KECAMATAN SRENGAT


KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR
ALAMAT : JL. RAYA DANDONG NO. 27 DESA DANDONG
SRENGAT BLITAR JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala curahan Rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya inovasi pembelajaran yang berjudul: Pemanfaatan Sampah
Eggtry Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kreatifitas Motorik
Halus Anak KBIT Ibadurrahman Srengat
Dalam penyusunan karya Inovasi Pembelajaran ini tidak terlepas dari
pihak pihak yang telah membantu, membimbing, mensupport, dan mendoakan
penyusunan karya inovasi pembelajaran ini dari awal hingga akhir. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Natik Kumaeroh, S. Pdi selaku ketua dan koordinator HIMPAUDI Kec.
Srengat
2. Ibu Winarsih, S. Pd AUD selaku Kepala Sekolah TKIT Ibadurrahman Srengat.
3. Rekan guru Anggota HIMPAUDI Kec. Srengat serta rekan guru KBIT
Ibadurrahman Srengat.
4. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian Karya Inovasi
Pembelajaran ini.

Besar harapan kami semoga karya ini bias memberikan manfaat kepada
semua pihak

Blitar, November 2022

Penyusun

.
ABSTRAK

SULASTRI, S.Pd Judul PEMANFAATAN SAMPAH EGGTRY


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
KREATIFITAS MOTORIK HALUS ANAK KBIT IBADURRAHMAN
SRENGAT BLITAR. Karya inovasi pembelajaran guru KBIT Ibadurrahman di
wilayah bidang Pendidikan Himpaudi Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Jawa
Timur tahun 2022.
Prosentase ketuntasan hasil belajar anak KBIT Ibadurrahman pada
kegiatan motorik halus masih 50%, untuk menyelesaikan ketuntasan tersebut guru
mengadakan karya inovasi pembelajaran. Karya inovasi pembelajaran yang dibuat
dengan memanfaatan eggtry sebagai media pembelajaran anak. Kegiatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas motorik halus anak KBIT
Ibadurrahman. Yang mana eggtry ini adalah bekas wadah telur yang sudah tidak
dipakai.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan tangan,
meningkatkan kekuatan otot halus pada jari jemari untuk persiapan menulis awal
pada siswa KBIT Ibadurrahman, dan meningkatkan ketuntasan hasil belajar
motorik halus dengan media eggtry bekas.
Kesimpulan dari pembuatan karya inovasi pembelajaran ini adalah agar
terjadi peningkatan motorik halus anak. Setelah diberikan kegiatan membuat
bunga dari eggtry bekas yang semula motorik halus anak itu lemah bisa
meningkat menjadi lebih kuat. Sehingga koordinasi tangan dan mata anak bisa
terlatih dengan tuntas sesuai tahapan perkembangan anak dengan prosentase
100%.

Kata kunci : eggtry bekas, kreatifitas, motoric halus, inovasi


DAFTAR ISI

SAMPUL NASKAH................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................................2
D. Manfaat ...........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep/ Teori yang melandasi Karya Inovasi Pembelajaran...........................4
B. Hasil Inovasi yang relevan .................................................................................4

BAB III KARYA INOVASI TEORI


A. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran .......................................................13
B. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran.............................................................17
C. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran ........................................24
D. Analisis Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran ..................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................72
B. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PESERTA
FESTIVAL KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
TAHUN 2022

1. Nama Lengkap : Sulastri, S. Pd


2. Tempat/tanggal lahir : Nganjuk, 5 Mei 1979
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. NUPTK : 68775659300012
5. Jabatan : Kepala Sekolah
6. Nama lembaga : KBIT IBADURRAHMAN
7. Alamat Lembaga : Jl. Raya Dandong no. 27 Dandong Srengat
8. Alamat Rumah : dsn Subontoro RT.001/RW 013 Kebonduren
Ponggok
9. Nomor HP : 085806512425
10. Alamat email : trijinamha@gmail.com
11. Pendidikan Terakhir
a. Perguruan tinggi : UNIVERSITAS NEGERI MALANG
b. Prodik : S1 PAUD
c. Tahun kelulusan : 2018

Srengat, 12 November 2022


Peserta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengertian anak usia dini secara umum adalah anak-anak di bawah usia 6
tahun. Pemerintah melalui UU Sisdiknas mendifinisikan anak usia dini adalah
anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Soemiarti Patmonodewo mengutip pendapat
tentang anak usia dini menurut Biecheler dan Snowman, yang dimaksud anak
prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.

Batasan yang dipergunakan oleh the National Association For The Eduction
Of Young Children (NAEYC), dan para ahli pada umumnya adalah: “Early
childhood” anak masa awal adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia
delapan tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia
akan dikategorikan sebagai anak usia dini. Beberapa orang menyebut fase atau
masa ini sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa
mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.

Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi,
peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun
yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun
mental.

UU sisdiknas no. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia


dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Suyadi memberikan pengertian tentang pendidikan anak usia dini sebagai
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini

Masa perkembangan Anak Usia Dini adalah masa paling tepat untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak. Jika potensi tidak
dikembangkan sejak dini, maka masa emas pengembangan potensi akan terlewat
begitu saja, meskipun dapat dikembangkan pada tahun-tahun sesudahnya. Namun
hasil yang dicapai akan tidak seoptimal apabila dikembangkan pada masa
emasnya. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan adalah kemampuan
motorik halus anak.

Menurut Sumantri (2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak


usia dini adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak.
Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam
menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan
dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum
mungkin tercapai.

Masih menurut Sumantri (2005: 146) tujuan pengembangan motorik halus


di usia 4-6 tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus
yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu
menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti
kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda, maapu
mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan serta mampu mengendalikan
emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Motorik halus anak ini akan menjadi dasar kemampuan yang sensitif anak
terhadap gejala-gejala yang melingkupi kehidupan anak baik masa anak maupun
setelah dewasa berkaitan dengan ketelitian berkarya. Mereka akan mudah dan
cepat tanggap terhadap apa yang terjadi pada lingkungan sekelilingnya, sehingga
mereka terampil menyesuaikan diri dalam merespon gejalanya. Kemampuan
tersebut harus dikembangkan agar kelak dapat menunjang kegiatan skolastik
mereka. Dari sikap sensitif dan tanggap maka anak akan mudah mengakses gejala
sekelilingnya yang pada akhirnya dapat mengimplementasikan dengan disiplin
keilmuan lain.

Anak merupakan individu unik, apabila diberi kesempatan dan fasilitas yang
memadai untuk berekspresi maka mereka akan menjelajah berbagai peralatan dan
bahan yang disediakan, melakukan percobaan-percobaan yang menakjubkan dan
menguji ide-ide kreatif mereka dan membuat berbagai penemuan yang berguna
sebagai dasar pengetahuan mereka selanjutnya.
Jadi Tersedianya fasilitas dan alat-alat bantu yang memadai seta lingkungan yang
sesuai dengan usia anak-anak sangatlah penting peranannya dalam mendukung
perkembangan dan kemampuan anak-anak balita tersebut.
Torrance dalam bukunya Developing Creative Thinking Through School
Experience mendefinisikan kreatif sebagai sebuah proses pembentukan ide-ide,
pengujian dan pengkomunikasian hasil-hasilnya. Anak-anak bebas menguji ide-
ide mereka dan bebas mengkomunikasikannya kepada guru mereka.
Aktivitas bermain merupakan proses belajar, berfikir, pelatihan dan
pemahaman serta pengamatan terhadap lingkungannya yang kemudian hasil
pencermatannya diungkapkan melalui berkarya seni. Agar kegiatan bermain
memiliki makna maka harus diberikan sejak dini karena dapat melatih
kemampuan kognitif, psikomotor dan efektif anak.
Bermain adalah naluri bagi setiap anak usia dini yang mempunyai banyak
manfaat bagi proses mematangkan emosional anak sehingga dapat memenuhi
kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak.
Dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 pada penjelasan pasal 35 bahwa
pelaksanaan pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik, bila para
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar tidak didukung oleh
media dan sumber belajar yang diperlukan.
Dengan adanya media pembelajaran dapat membantu anak untuk
memahami apa yang akan disampaikan guru. Media pembelajaran yang dirancang
dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa
(Udin S. Winaputra, 2002)
Berbagai fasilitas sarana dan prasarana sangat diperlukan anak dalam
mengembangkan dirinya seperti alat peraga, perabot kelas, ruang bermain,
program pengembangan yang memadai serta suasana pendidikan yang
menunjang, maka dari itu seorang guru harus dapat memperhatikan faktor penting
yaitu alat peraga/media untuk membangkitkan semangat anak dalam mengikuti
semua kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan msalah
adalah: “Pemanfaatan sampah eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan kreatifitas moorik halus anak KBIT Ibadurrahman Srengat,
Blitar.
2. Seberapa besar antusias anak dalam mengikuti dan melakukan semua
kegiatan “Pemanfaatan sampah eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan kreatifitas motoric halus anak.”

C. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan gerak dari motorik halus siswa KBIT Ibadurrahman Srengat.
Sehingga anak bisa menyeimbangkan koordinasi antara gerak mata dan
jemari tangan. Sehingga motorik halus anak dapat berkembang sesuai tahapan
perkembangan pada usianya.

D. Manfaat Perbaikan
Manfaat yang diharapkan penulis dari perbaikan ini adalah :
1. Bagi Siswa
Memberi suasana baru dalam proses pembelajaran yang menggunakan
berbagai media sehingga menumbuhkan kratifitas, imajinasi, ide-ide dan
meningkatkan gera motorik halus anak serta memberikan pengalaman
langsung dalam berkarya.
2. Bagi Guru
Meningkatkan kreatifitas guru dalam memanfaatkan media eggtry bekas
dengan mengeat dengan kuas, menggunting, melilit dengan kertas,
menjadi media pembelajaran yang menarik bagi anak. Dengan demikian
guru mempunyai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang lebih baik, menyenangkan dan menarik bagi anak.
3. Bagi Sekolah
Untuk memberikan masukan dalam upaya penyusunan program-program
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
tingkat keberhasilan yang sesui dengan tahap perkembangan anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Anak Usia dini


Setiap anak memiliki karakter berbeda beda. Dengan mengenal
karakteristik anak usia dini, kita bisa memahami cara membimbing anak agar
bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal di periode emasnya. Usia dini
adalah masa keemas an dalam perkembangan anak sehingga mereka harus
diberi stimulus atau rangsangan yang tepat. Tingkat kecerdasan anak
berkembang dengan pesat pada periode emas tumbuh kembangnya. Hal ini
disebabkan anak belajar benar benar dari nol. Oleh karena itu guru dan
orangtua wajib memahami karakteristik anak usia dini demi memastikan anak
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dikutib dari jurnal Institut Agama Islam Negeri bahwa ada beberapa
karakteristik anak usia dini menurut para ahli: unik, egosentris, aktif dan
energik, rasa ingin tahu yang kuat, eksplorstif, spontan, imajinasi yang tinggi,
mudah frustasi, kurang pertimbangan dan senang dengan pengalamannya,
pandai bersosialisasi, mudah lupa dan tidak focus. Selain itu anak usia dini
menurut Montessori yaitu sejak lahir sampai usia 3 tahun. Anak memiliki
kepekaan sensori, daya piker yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman
pengalaman melalui sensorinya.
Anak usia dini usia 0-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang
sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan
proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana
menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi
makhluk dewasa yang mandiri.
Bebarapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang
periode usia priode usia dini merupaka periode yang penting yang perlu
mendapat penanganan sedini mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B.
Hurloek, 1978:113) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode
sensitive atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terlambat
perkembangannya.
Banyak ahli pesikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai
usia penjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin
mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana
perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah
satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya,
jadi periode ini sering juga disebut usia bertanya. Selain sebutan diatas
periode kanak-kanak disebut juga sebagai usia meniru, yaitu usia yang selalu
menirukan segala sesuatu yang dilihatnya, maka dari itu sebagai guru harus
bias memberikan contoh yang baik juga memberikan kegiatan pelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak, sehingga anak dapat berkembang dengan
seimbang selurus aspek perkembangannya.

B. Karakteristik Bermain Anak


1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan kebutuhan alamiah anak usia dini, selain
sebagai aktivitas bersenang-senang, bermain juga dimadsudkan untuk
belajar anak, karena memang belajarnya anak melalui aktivitas bermain.
Jadi bermain bagi anak usia dini mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan bermain, oleh
karna itu bermain tidak bisa dilepaskan dari anak usia dini. Bermain
adalah “serangkaian kegiatan atau aktifitas anak-anak untuk bersenang-
senang. Apapun kegiatanya, selama itu terdapat unsur kesenangan atau
kebahagiaan bagi anak usia dini, maka bisa disebut sebagai bermain”.
Senada dengan pengertian tersebut dalam kamus besar bahasa indonesia
(2008: 857) disebutkan bahwa istilah bermain berasal dari kata dasar main
yang berarti melakukan aktifitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati.
Piaegt dalam Mayesti (1990: 42) “mengatakan bahwa bermain adalah
suatu kegiatan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau
kepuasan bagi diri seseorang”.
Selanjutnya Dockett dan Fleer (200:41-44) berpendapat bahwa
“bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak
akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan
dirinya, bermain suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan
aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam
rangka mencapai suatu hasil akhir”. Dari beberapa pendapat tentang
pengertian bermain, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu
upaya untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan jiwa dari setiap
aktivitas yang dilakukan, baik menggunakan alat permainan maupun tidak.
Yang terpenting anak merasa gembira dengan permainan yang
dilakukanya, namun untuk anak usia dini bentuk dan alat permainan harus
memiliki nilai-nilai edukatif dalam rangka sebagai sarana mengembangkan
potensi anak-anak.
 Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini
Menurut Jeffree,Mc Conkey, dan Hewson sebagaimana dikutip Yuliani
(2009:146) karakteristik bermain pada anak usia dini diklasifikasikan menjadi
enam yaitu:

1. Bermain muncul dari dalam diri anak


Keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak, sehingga anak dapat
menikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri. Dengan kata
lain,bermain dilakukan dengan kesukarelaan bukan paksaan.

2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk dinikmati
Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena
anak usia dini memiliki memiliki cara bermainya sendiri.untuk itulah anak
selalu menyenangkan , mengasyikan dan menggairahkan.

3. Bermain adalah aktivitas nyata sesungguhnya


Dalam bermain anak melakukan aktivitas nyata,misalnya pada saat anak
bermain dengan air, anak melakukan aktivitas dengan air dan mengenal air
dari bermainya, bermain melibatkan partisipasi aktif,baik secara fisik maupun
mental.

4. Bermain harus didominasi oleh pemain


Dalam bermain harus didominasi oleh emain yaitu anak itu sendiri tidak
didominasi oleh orang dewasa karena jika bermain didominasi oleh orang
dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apapun dari bermainya.
5. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain
Bermain harus melibatkan peran aktif pemain. Anak sebagai pemain harus
terjun langsung dalam bermain.jika anak pasif dalam bermain anak tidak akan
memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain adalah bekerja
untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.

Dari uraian karakteristik bermain anak usia dini ini dapat dipahami bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bermain dengan
prinsip-prinsip bermain. keduanya mempunyai peran penting dalam acuan
utama dalam kegiatan bermain.

C. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan
perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang
sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan
yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system tubuh yang di
kontrol otak.
Gerakan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun
gerakan ini membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan yang cermat.
Gerakan motorik halus terlihat saat anak sudah mulai dapat menyikat giginya,
menyisir, membuka dan menutup retsluting, memakai sepatu sendiri,
mengancingkan pakaian, serta makan sendiri menggunakan sendok dan
garpu.
Semakin baik gerakan motorik halus anak membuat anak berkreasi,
seperti menggunting kertas dengan hasil yang lurus, menggambar gambar
sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar
kertas, menjahit, memegang kuas untuk mengecat, melilitkan kertas,
mengambil pasir dengan tangan. Namun tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.

D. Pengertian Menggunting
Menggunting merupakan tujuan motorik yaitu melatih keterampilan
anak menggunakan alat dan melatih keterampilan memotong objek gambar.
Hal ini akan membantu perkembangan motorik anak karena dengan kegiatan
menggumting yang tepat, memilih di mana yang harus digunting merupakan
latihan keterampilan bagi anak. Kegiatan menggunting dapat dilakukan
dengan cara menggunting diluar objek gambar yang diwarnai dengan jarak
kira-kira 1 mm sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada kelebihan
keretas putih.
Gunting merupakan alat pokok, karena kegiatan menggunting tidak
dapat digantikan oleh alat lain selain gunting itu sendiri. Tetapi harus diingat
bahwa yang kita hadapi adalah anak usia dini yang sangat riskan
menggunakan alat-alat tajam. Maka kita harus memilih gunting yang
berujung bulat/tumpul.
Saat menggunting kita juga harus memperhatikan anak, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Persiapkan segala keperluan anak saat
kegiatan menggunting hal ini akan mempermudah konsentrasi anak.
Apresiatif didapatkan dari penanaman sikap, keterampilan, pengalaman
berkarya, pengetahuan dalam memadukan guntingan kertas dan pewarnaan
hasil karyanya. Maka anak akan menghargai, menyayangi, dan memelihara
hasil karya yang telah ia dapatkan.

E. Mengecat dengan Kuas


Pada usia 3-5 tahun anaksudah dapat melakukan aktifitas yang
menyenangkan, salah satu kegiatan yang menyenangkan adalah mewarnai
dengan kuas. Kegiatan mewarnai menggunakan kuas ini memiliki beberapa
manfaat untuk perkembangan anak.
 Manfaat mengecat dengan kuas yaitu:
1. Anak dapat mengekspresikan diri terutama bagi anak yang pemalu,
pendiam maupun yang traumatis.
2. Melatih motoric halus anak. Dengan memegang, kuas anak dapat
memperkuat dan meluweskan jari jemari anak.
3. Membantu dan melatih anak untuk memegang pensil, persiapan
menulis awal.

F. Menempel kertas lipat


Salah satu kegiatan yang dapat melatih kecerdasan spasial dan
menguatkan motoric halus anak adalah menempel. Melalui kegiatan ini anak
diminta untuk melakukankegiatan menempel kertas pada tusuk sate yang
digunakan sebagai putik dan tangkai bunga. Dan ternyata kegiatan ini
memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah melatih motoric halusanak,
meningkatkan kreatifitas anak, melatih konsentrasi anak, anak dapat
mengenal warna, mengenal bentuk, anak dapat memecahkan masalah, dapat
mengasah kecerdasan spasial anak.

G. Mengisi gelas dengan pasir


Banyak orang tua yang melarang anaknya bermain pasir, karena
dianggap kotor, takut terkena kuma, dan khawatir kalotertelan atau mauk
mata. Dan itu wajar, namun siapa sangkakalau ternyata bermain pasir itu
bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Dengan mengajak anak bermain
pasir anak akan memiliki imajinasi yang baik, akan tetapi saat anak bermain
pasir harus ada pengawasan dari orang dewasa. Ada kegiatan ini anakdiminta
untuk mengisi gelas dengan pasir, berarti anak bisa mempunyai daya pikir
kira kira seberapa gelas diisi pasir agar bunga yang diletakkan tidak roboh.
Dan juga mengisikan batu sebanyak 5, jadi anak diajak berhitung denga batu.
Maka hal ini bisa merangsang otak untuk berhitung dan menalar.

B. Hasil Inovasi yang relevan


1. Eni Aryani. Seorang tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses.
Mungkin belum banyak yang mengetahui namanya, namun karyanya cukup
diakui di Indonesia.
Tahukah Anda apa itu wirausahawan?
Wirausahawan adalah individu yang menciptakan bisnis baru, menanggung
sebagian besar risiko dan menikmati sebagian besar penghargaan. Wirausahawan
umumnya dilihat sebagai inovator, sumber ide-ide baru, barang, jasa, dan bisnis /
atau prosedur.
Tak terlepas dari tokoh wirausahawan di bidang kerajinan, wirausahawan
memainkan peran kunci dalam ekonomi apa pun, menggunakan keterampilan dan
inisiatif yang diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan dan membawa ide-ide
baru yang baik ke pasar. 
Wirausahawan yang terbukti berhasil dalam mengambil risiko dari startup
dihargai dengan keuntungan, ketenaran, dan peluang pertumbuhan berkelanjutan.
Mereka yang gagal, menderita kerugian dan menjadi kurang lazim di pasar.
Bagi sebagian orang, sampah sering dianggap sebagai barang yang tidak berharga.
Namun di tangan Eni Aryani (37), sampah justru menjadi sumber pemasukan
tambahan dengan omzet yang cukup besar.
Eni Aryani adalah seorang tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang
menyulap kayu dan kaleng bekas menjadi suatu produk yang bernilai jual. Omzet
yang ia peroleh bisa mencapai ratusan juta perbulannya.
Apa saja sih fakta mengenai Eni Aryani?
Wanita kelahiran Yogyakarta, 22 Desember 1979 ini telah berhasil membuat lebih
dari 20 macam produk, misalnya seperti kaleng kerupuk, tenong, ceret
angkringan, guci stempel, vas bunga, pensil, ember, tempat kue, siraman bunga,
dan barang-barang rumah tangga lainnya. Meski produk yang dihasilkan dari
barang bekas, tetapi sebagai seorang tokoh wirausahawan di bidang kerajinan
yang sukses, Eni menjualnya dengan harga mahal. Sekitar ratusan sampai jutaan
rupiah. Alasan utama mengapa harganya mahal yaitu karena produk tersebut
dibuat secara manual dengan tangan. Harga produk yang dijual mulai dari Rp 200
ribu hingga Rp 1,2 juta (per item). Adapun produk yang paling mahal itu biasanya
hiasan atau pajangan yang custom. Eni Aryani merintis bisnis Wastraloka sejak
tahun 2014. Namun siapa sangka saat pertama kali bisnis ini dirintis, Eni tidak
mengeluarkan modal yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena Eni hanya
memanfaatkan barang-barang bekas seperti kaleng dan kayu bekas yang sudah
tidak terpakai. Pada saat bisnis Wastraloka berdiri di tahun 2014, Eni mengaku
hanya menggelontorkan modal sebesar Rp 5 juta. Modal tersebut sebagian besar
digunakan untuk membeli bahan baku berupa barang bekas serta cat akrilik yang
digunakan sebagai pewarna. Produk Wastraloka semakin banyak di kenal orang,
apalagi setelah setahun menjalankan bisnis ini atau tepat nya tahun 2015,Eni
mulai mendapatkan tawaran untuk mengikuti ajang pameran kerajian tangan
terbesar di indonesia, inacraft.
Eni menceritakan awalnya ia  mengalami dilema. Hal ini karena untuk bisa
mengikuti ajang Inacraft 2015, ia harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Untungnya, saat itu ia berhasil mendapatkan modal mengikuti Inacraft 2015 dari
uang asuransi. Eni mengaku beruntung bisa mengikuti ajang Inacraft 2015. Bagi
Eni ajang Inacraft 2015 dapat membantu dirinya membuka pasar kerajinan tangan
yang jauh lebih luas. Karena terbuat dari barang-barang bekas yang sudah tidak
terpakai, Eni mengaku tidak pernah merasa kesulitan mencari barang bekas.
Barang bekas biasa ia dapatkan dari pabrik atau peralatan elektronik rusak yang
sudah tidak terpakai. Eni juga kerap mendapatkan suplai barang bekas dari para
pengepul. Kebetulan di sekitar tempat tinggalnya banyak pengepul yang siap sedia
memasok barang-barang bekas secara rutin kepadanya. Setelah terkumpul, barang
bekas tersebut kemudian dipilih dan dibersihkan. Kemudian barang bekas kembali
masuk ke tahap sortir hingga dirancang menjadi sebuah barang hiasan baru oleh
para pengrajin. Setelah dua tahun menggeluti bisnis barang kerajinan tangan
Wastraloka dan mendapatkan omzet yang cukup besar, Eni mengaku ingin lebih
fokus menggarap bisnisnya. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan
swasta ini berniat ingin mengundurkan diri dari perusahaannya saat ini. Dari
berbagai macambarang kerajinan tangan yang dihasilkan, Eni mengatakan
peminat produknya di dalam negeri cukup beragam. Pembeli tak hanya datang
dari kalangan perorangan atau individu tetapi juga dari korporasi besar seperti
hotel dan restoran.
Eni Aryani sebagai tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses
bertindak sebagai agen koordinator dalam ekonomi kapitalis. Koordinasi ini
mengambil bentuk sumber daya yang dialihkan menuju peluang keuntungan
potensial baru. Wirausahawan menggerakkan berbagai sumber daya, baik
berwujud maupun tidak berwujud, mempromosikan pembentukan modal.
Dari barang bekas yang bisa dikatakan sampah bisa menghasilkan uang, bisa
menciptakan lapangan pekerjaan. Ini semua karena kreatifitas dan ide yang sangat
cemerlang.
2. Di tangan Nur Maliyanti, sebuah kardus yang tak terpakai bisa menjadi aneka
mainan yang menarik buat anak. Mulai dari topeng, tas gemblok, sampai mainan
rumah-rumahan. Seperti ibu-ibu kebanyakan yang repot dengan pekerjaan rumah
atau memilih istirahat di sela aktivitas, perempuan asal Bandung ini memulai
kreasi kardus dengan perlahan. Awalnya, Nur Maliyanti, 33 tahun, ingin
membuatkan topeng Iron Man untuk putra pertamanya, Akram, yang saat itu
berumur 4 tahun. "Di rumah adanya kardus, jadi saya buatkan topeng dari kardus
dan dia menyukainya," kata Nur Maliyanti. "Akram bahkan minta dibuatkan
topeng lagi sampai saya ketagihan membuat mainan dari kardus."
Nur Maliyanti menjelaskan, memang tak mudah untuk memulai karena
banyaknya pekerjaan di rumah. "Saya meluangkan waktu seminggu sekali, lama-
kelamaan jadi kebiasaan dan saya ketagihan," kata perempuan yang menyisihkan
waktu paling lama 2 jam untuk berkreasi dengan kardus setiap hari. "Niat adalah
modal utama. Soal ide, datang saja ke toko mainan atau riset dari internet."
Sarjana Desain Interior dari Intitut Teknologi Bandung ini sering mendapat pujian
atas karyanya. "Ada yang bilang karena saya berlatar pendidikan desain, jadi
unggul dalam kerapian. Mungkin yang lain punya keterbatasan teknis tapi jangan
berkecil hatilah," ucap Nur Maliyanti. Yang penting adalah niat untuk mendukung
sarana bermain anak.

BAB III
KARYA INOVASI PEMBELAJARAN

A. IDE DASAR
Didiklah anak sesuai zamannya. Ini sudah sunatullah, memang kita
sebagai orang tua harus mendidik anak kita sesuai zamannya. Saat ini zamannya
digital, anak sudah sangat pintar mengoperasikan gadget. Tak dapat dipungkiri
bahwa perkembagan anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, tak terkecuali
ada dampak negative dari gadget yang dirasakan. Seiring perkembangan
tehnologi yang kian meroket, keberadaan gawai menjadi salah satu alat
komunikasi paing dicari saat ini. Para orangtua milineal yang mengikuti
perkembangan digital tak bisa jauh dariinternet dan ponsel pintar.
Anak usia dini 0-5 tahun tentu membutuhkan banyakeksplorasi untuk
merangsang tumbuh kembangnya. Hal ini membutuhkan dukungan penuh dari
kedua orangtuanya. Bila keduanya focus memberikan gadget kepada anak, maka
perkembangan fisik dan motoric akan bisa terhambat.
Anak yang sudah asyik dengan ponsel biasanya akan focus duduk atau
rebahan dalam satu tempat dalam kurun waktu yang sangat lama. Perkembangan
motoric halus anak akan melambat. Tidak hanya motoric halus saja motoric kasar
pun akan bisa melambat.
Seperti saat ini siswa KBIT Ibadurrahman 70 % anak belum tuntas
perkembangan motorik halusnya, misalnya memegang sendok sendiri ketika
makan, melipat, membuka kue, membuka botol minum, melepas dan memakai
sepatu sendiri. Mereka masih suka teriak teriak untuk memakainya karena kadang
mereka malas untuk melakukan kegiatan karena dirumah anak juga masih sering
dilayani. Makan masih banyak yang disuapin orangtua atau pengasuh dirumah,
Proses yang melatarbelakangi munculnya ide inovasi pembelajaran
pemanfaatan barang bekas eggtry ini adalah sebagai berikut:
1. Latihan mengguting bentuk lurus. Ketrampilan menggunting merupakan
aktivitas sederhana namun banyak bermanfaat untukperkembangan anak.
Memotong kertas dengan menggunakan gunting adalah tuga
yangmenunjukkan perlunya anakmenggunakan tangan kanan dan kiri mereka
secara bersamaan untuk melakukan tugas berbeda. Untuk kegiatan ini anak
anak masih sangat kesulitan.
2. Eggtry / wadahtelur bekas ini sangat diabaikan oleh sebagian orang. Karena
memang disekitar rumah adalah sentra ternak ayam petelur, jadi banyak
eggtry yang tidak digunakan dan jika sudah tidak digunakan maka mereka
membakarnya. Karena mereka anggap eggtry itu sampah yang akan membuat
kotor lingkungan rumah. Mengingat hal ini jadi didaerah kami belum yang
memanfaatkan eggtry sebagai media belajar.
3. KBIT Ibadurrahman Kecamatan Srengat terletak dipinggiran kota yang
sebagian besar adalah peternak ayam petelur. Terutama didesa tempat tinggal
saya hamper setiap rumah adalah peternak ayam, jadi sangat mudah
mendapatkan eggtry bekas, bahkan ada pabrik eggtry juga.
4. Karena media eggtry ini berasal dari kardus bekas yang diolah menjadi eggtry
dan tidak ada campuran bahan yang berbahaya jadi aman untuk anak – anak.
5. Selama ini penduduk sekitar adalah para peternak dan pegawai atau karyawan
sebuah instansi, jadi mereka tidak mempunyai inovasi dalam menggunakan
kreatifitas eggtry tersebut.
6. Kegiatan membuat bunga dari eggtry ini membuat daya imajinasi anak bisa
berkembang, kreatifitas anak juga akan berkembang dengan maksimal

Inovasi pemanfaatan sampah eggtry sebagai media pembelajaran untuk


meningkatkan kreatifitas motoric halus anak kelompok bermain, dapat dikatakan
belum pernah ada didaerah kami, hal tersebut terbukti kalau eggtry hanya
digunakan untuk wadah telur saja.

B. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran


Rancangan media eggtry diimplementasikan dalam bentuk kardus yang
berasaldari kardus bekas yang didaur ulang menjadi eggtry. Yang mana nanti bisa
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kreasi bunga.
Media eggtry mempunyai kespesifikan jia disbanding dengan media lain.
1. Ditinjau dari segi keamanan.
Pada umumnya membuat kreasi ini membutuhkan bahan yang kurang aman
buat anak anak. Eggtry merupakan hasil daur ulang dari kardus bekas
sehingga aman untuk anak.
2. Ditinjau dari proses pembuatan.
Media eggtry murni dari kardus bekas, untuk mendapatkan eggtry sangat
mudah didaerah kami bahkan didaerah lain pun juga mudah didapat karena
hamper semua orang beli telur dan jika beli dengan kuantitas banyak pasti
akan mendapatkan eggtry juga.
3. Ditinjau dari proses pemanfaatan eggtry
Kreatifitas dengan menggunakan eggtry sangat mudah dan bisa dilakukan
oleh anak anak kelompok bermain, proses awalnya adalah memotong egtry
sesuai bentuk, dan ini dilakukan oleh guru karena memang motoric anak
masih belum maksimal. Kemudian proses mengecat, tunggu sampai kering.
Sambil menunggu kering kita buat tangkai, pertama gunting kertas lipat
warna hijau dan kuning kuning sebagai putik bunga, dan hijau digunkan
untuk tangkai dengan cara dililitkan pada tusuk sate, setelah selesai kita
pasang pada eggtry yang kita cat tadi. Dan isi gelas plastic dengan pasir,
tancapkan bunga ke pasir agar tidak roboh maka kasih batu disekitar bunga.

C. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran


Aplikasi kegiatan inovasi bentuk bunga dari eggtry bekas pada pembelajaran
kreatifitas motoric halus siswa KBIT Ibadurrahman Srengat terdiri dari :

1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu memilah eggtry
yang layak dan sudah benar benar rusak parah. Kegiatan ini anak memilah
dan mengelompokkan eggtry yang rusak dan yang masih bisa digunakan.
Yang rusak bisa dibuang dibakar, dan yang masih bisa dimanfaatkan maka
disendirikan.

Gambar 1 memilah eggtry

Kegiatan memilah eggtry bermanfaat bagi anak karena anak akan bisa
mengidentifikasi dan membedakan dua benda, dengan memilah maka akan mudah
terlihatdan anak bisa mengetahui ciri yang baik dan yang rusak.

Gambar 2 Alat dan bahan


Dalam kegiatan ini ada beberapa bahan yang disiapkan, ada eggtry yang sudah
dipilah, cat warna, lem, kuas, tatakan, kertas lipat, gunting, cup bekas, cutter,
tusuk sate dan semua bahan ini mudah kita dapatkan dilingkungan sekitar kita.

2. Tahap Proses
Tahab proses adalah tahap memotong eggtry, karena memang eggtry tebal
dan kekuatan motoric halus anak belum terlatih maka yang memotong adalah bu
guru, setelah selesai dipotong maka anak mengecat.

Gambar 3. Mengecat dengan kuas


Tahab mengecat potongan eggtry dengan menggunakan kuas dan pewarna,
yang perlu diperhatikan oleh guru adalah cara memegang kuas, dan ketepatan
mengoleskan cat tersebut pada eggtry, arah pandangan mata anak pada eggtry
apakah dia focus pada benda tersebut atau tidak. Koordinasi kedua tangan kanan
dan kiri.

Gambar 4. Menggunting kertas lipat

Sambil menunggu cat pada eggtry kering maka anak anak berlatih
menggunting kertas lipat sebagai hiasan putik dan tangkai, menggunting ini juga
melatih motoric halus anak karena melatih kekuatan jari dalam memegang guntig
yang kanan, yang kiri memegang kertas, dan mata harus memperhatikan garis
yang ada dikertas.

Gambar 5. Menempel kertas pada tusuk sate

Kegiatan menempel ini membuat motorik halus anak dimana jemari anak
akan memegang kertas lipat yang tipis, memegang tusuk sate, yang harus diputar
tusuk satenya, yang jari satunya memegang kertas untuk ditempelkan pada tusuk
sate tersebut, dan seskali mengambil lem yang lembek, kadang ada anak yang
masih jijik memegang lem tersebut.
Gambar 6 memasang egtry pada tusuk sate

Kegiatan memasang bunga pada tusuk sate, anak bertugas melubangi


eggtry menggunakan tusuk sate, kekuatan otot pada tangan anak akan terlatih.
Eggtry yang sudah diwarnai tadi dikeringkan setelah keringdan anak sudah
membuat putik maka giliran untuk memasang eggtry pada tusuk sate dengan cara
bagian tengah egtry dilubangi dengan tusuk sate, setelah berhasil maka bagian
bawah bunga dililitkan kertas agar bunga itu tidak goyang bahka jatuh

Gambar 6. Memasangkkan pada cup yang diisi pasirm

Mengisi gelas plastik dengan pasir kemudian di taruhlah bunga tadi digelas
tersebut, dan dikasih batu kerikil agar bunga tadi tidak roboh. Dalam kegiatan ini
anak menyentuh dan merasakan tekstur pasir dan juga mengambil batu kerikil jadi
anak bisa membedakan pasir dan batu kerikil. Jika anak tidak dilibatkan dan
melihat secra langsung yang namanya pasir dan batu maka anak tidak akan pernah
faham tentang pasir, bagaimana kasar halus, besar kesil, sedikit banyak. Dan
perkembangan kognitif juga akan terstimulasi.

3. Tahap penyelesaian
Setelah melalui beberapa kegiatan dari memilah, mengecat, menempel kertas.
Menusuk, mengisi pasir dan selesai sudah kegiatan pemanfaatan eggtry sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas motorik halus anak. Dalam
kegiatan ini semua anak terlibat dan semangat melakukan kegiatan ini.

Gambar 7. Hasil proses

Sebagai hasil anak kelompok bermain nanti akan diikutkan kegiatan bazar
sebagai wujud kebanggaan anak kelompok bermain , karena memanfaatkan
barang bekas namun juga memberikan pengalaman belajar yang sangat bagus buat
anak kelompok bermain. Sebelum dipajang di bazar maka akan dilakukan
finishing yaitu akan menghias potnya dan juga membarikan pemanis pada bunga
tersebut.
D. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

1. Data motorik halus anak


a. Data motorik anak sebelum menggunakan media eggtry

Tabel 1
Motorik halus dalam pembelajaran dengan menggunakan media kertas
No Nama anak Indikator Skor Predikat
BB MB BSH BSB
1. Adzkiya Mafaza v 2 Rendah
2. Alesha mafaza K v 3 Sedang
3. Aqila Putri v 1 Rendah
Ramadhani
4. Aqila Qiana v 2 Rendah
5. Arsyla Qisya v 3 Sedang
Yumna Khabibah
6. Calya Lintang S v 1 Rendah
7. Dania khoirunnisa v 3 Sedang
Haza Milano
8. Dzaki Rafka v 1 Rendah
Ridwan
9. El Zaidan Andana v 1 Rendah
10. Jibran Ulumudin Al v 2 Rendah
Huwaidi
11. M. Al Farizky v 1 Rendah
Baihakki
12. Rafif Abqori v 1 Rendah
Ahmad
13. Wafi Rafardhan v 1 Rendah
Amri
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Tabel diatas memberikan informasi kepada kita bahwa rata rata dari
kemampuan motorik halus anak Kelompok Bermain Ibadurrahman pada
pembelajaran dengan menggunakan media eggtry dan setelah menggunakan
media eggtry prosentasinya dan alhamdulillah sudah menunjukkan perkembangan
yang signifikan, dengan sebaran sebagai berikut:
1. BB dan MB anak belum bisa melaksanakan kegiatan yang ditugaskan guru
dengan maksimal, dan tidak selesai dalam melaksanakan kegiatan disini ada
9 anak jika diprosentase adalah
9/13 x 100% = 69,23%
2. BSH anak yang sudah bisa melakukan kegiatan motorik halus dengan baik
ada 4 anak, jika di prosentase adalah
4/13 x 100% = 30, 77%
Jadi secara umum kemampuan motorik halus anak memang belum
berkembang secara maksimal, untuk itu guru perlu memberikan
pembelajaran yang inovatif untuk bisa menstimulasi motorik halus anak.
Akhirnya menggunakan eggtry sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan motorik halus anak.

Tabel 2
Motorik halus dalam pembelajaran dengan menggunakan media Eggtry
No Nama anak Indikator Skor Predikat
BB MB BSH BSB
1. Adzkiya Mafaza v 3 Rendah
2. Alesha mafaza K v 4 Sedang
3. Aqila Putri v 3 Rendah
Ramadhani
4. Aqila Qiana v 3 Rendah
5. Arsyla Qisya v 4 Sedang
Yumna Khabibah
6. Calya Lintang S v 3 Rendah
7. Dania khoirunnisa v 4 Sedang
Haza Milano
8. Dzaki Rafka v 4 Rendah
Ridwan
9. El Zaidan Andana v 4 Rendah
10. Jibran Ulumudin Al v 4 Rendah
Huwaidi
11. M. Al Farizky v 3 Rendah
Baihakki
12. Rafif Abqori v 3 Rendah
Ahmad
13. Wafi Rafardhan v 4 Tinggi
Amri

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Tabel diatas memberikan informasi kepada kita bahwa rata rata dari
kemampuan motorik halus anak Kelompok Bermain Ibadurrahman pada
pembelajaran dengan menggunakan media eggtry dan setelah menggunakan
media eggtry prosentasinya dan alhamdulillah sudah menunjukkan perkembangan
yang signifikan, dengan sebaran sebagai berikut:
BSH BSB anak bisa melaksanakan kegiatan yang ditugaskan guru dan dengan
antusias melaksanakan kegiatan sampai selesai, disini ada 6 anak jika diprosentase
adalah
6/13 x 100% = 46,53%
7/13 x 100% = 53, 84%

Dari tabel 2 memberikan informasi kepada kita bahwa motorik halus anak KBIT
Ibadurrahman pada pembelajaran menggunakan media eggtry ada paningkatan
yang cukup siqnifikan. Dari belum mau ikut kegiatan hingga berkembang sesuai
harapan bahkan berkembang sangat baik.

E. Analisis Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

No Sebelum Menggunakan Media Sesudah Menggunakan Media


eggtry eggtry
1. Sedang 30,77% Sedang 100%
2. Predikat Rendah Predikat Tinggi

Berdasarkan uraian diatas maka pencapaian kinerja dari peningkatan kreatifitas


motorik halus siswa KBIT Ibadurrhaman Srengat bisa dinyatakan berhasil. Hal
tersebut didasarkan dari prosentase data setelah Pemanfaatan sampah eggtry
sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas Motorik halus anak
mengalami peningkatan dengan predikat tinggi. Bukti pelaksanaan kegiatan ini
bisa dilihat dan diakses melalui laman berikut :
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Moeslichatoen R. 2000. Metode Pengajarann di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


Rineka Cipta.

Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.

Gunardi, Winda. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aisyah, Siti, dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbua

Pamadi, Hajar dan Sukardi, Evan S. 2008. Seni Keterampialan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.

http://educannel.id>blog>artikel

Anda mungkin juga menyukai