Anda di halaman 1dari 40

Judul

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI MEDIA LEGO


PADA ANAK KELOMPOK A RA CENDERAWASIH KALIANYAR KAPAS
BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disusun Oleh:
Nama : DINA NUR FAIZATUL ILMIYAH
NUPTK : 4946764665300052
Jabatan : Guru RA

Nama Madrasah : RA CENDERAWASIH

Alamat : JL. LETDA NUR HASYIM GG. BASAR NO. 68 KALIANYAR


KAPAS
Kab / Kota : BOJONEGORO

Provinsi : JAWA TIMUR


LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG


MELALUI MEDIA LEGO PADA ANAK KELOMPOK A RA CENDERAWASIH
KALIANYAR KAPAS BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2021/2022 dan
dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai karya tulis ilmiah.

Nama : DINA NUR FAIZATUL ILMIYAH, S.Pd.


NUPTK : 4946764665300052
Jabatan : Guru RA

Bojonegoro, Agustus 2021

Menyetujui,

Mengesahkan,

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Media Lego pada Anak Kelompok A
RA Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran 2021/ 2022
Terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. ST Mahfudloh,S.Ag, Selaku KepalaRA Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro
2. Teman-teman tercinta dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan karya tulis imiah ini.
Penulis sadar bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan.Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk peningkatan
penelitian selanjutnya.
Akhirnya penulis tetap berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya.

Bojonegoro, Agustus 2021

Penulis

3
4
DAFTAR ISI
Judul.......................................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………………………1

BAB II...................................................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................15
METODE PENELITIAN...................................................................................................................15
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................................................15
B. Populasi Dan Sample...............................................................................................................16
C. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................16
D. Teknis Analisis Data...............................................................................................................17
BAB IV...............................................................................................................................................19
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................................................19
A. Deskripsi Data Prasiklus..........................................................................................................19
B. Deskripsi dan Interpretasi Hasil Penelitian..............................................................................19
C. Pembahasan HasilPenelitian...................................................................................................23
BAB IV...............................................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................24
A. Kesimpulan..............................................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................25

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam
sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa
ini ditandai oleh berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak
selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi
ciri masa usia dini adalah the Golden Age atau periode keemasan dimana
perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-
tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di
lingkungannya sebagai stimulus terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor,
kognitif maupun sosialnya. Untuk itu perlu adanya pembinaan sejak dini melalui
pendidikan anak usia dini.
Undang- undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal I butir 14 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “ Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ”.
Potensi anak usia dini berkembang paling cepat pada periode keemasan. Potensi-
potensi yang perlu dikembangkan pada anak usia dini antara lain perkembangan
kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial emosional, serta
perkembangan motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus anak. Salah satu
perkembangan yang paling berpengaruh pada anak usia dini ialah perkembangan
kognitif
Kemampuan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian
dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan
dan pengertian. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang
menandai seseorang dengan berbagai minat terutama ditujukan kepada ide-ide dan
belajar (Ahmad Susanto 2011:47). Di PAUD pengembangan kognitif dikenal juga

6
dengan istilah daya fikir, yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu
yang bersifat aktivitas atau perilaku.
Hasil pengamatan selama mengajar di RA Cenderawasih Kalianyar disimpulkan
bahwa ada sekitar 50 % anak yang belum berkembang kemampuan kognitifnya dari
100% jumlah anak dalam kemampuan berhitung, sedangkan sebagian anak lagi dapat
mengikuti kegiatan dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada prilaku anak yang belum
menunjukkan perkembangan kognitif mereka berkembang dengan baik, misalnya:,
ada 16 dari 32 anak belum bisa berhitung,belum sesuainya tingkat capaian
perkembangan kognitif anak dengan keadaan yang ada dikelas.
Padahal idealnya tingkat capaian perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun
berlandaskan pada acuan standar Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2009 tentang
aspek kognitif Pendidikan Anak Usia Dini seharusnya anak : sudah mengenal
perbedaan berdasarkan ukuran, lebih dari, kurang dari, dan paling/ ter,
mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi), dapat
mengklasifikasikan benda yang lebih banyak kedalam kelompok yang sama atau
kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi, dan
dapat mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau
sebaliknya.
Adapun yang dilakukan guru pada saat anak melakukan hal itu adalah : Guru
langsung memberikan jawaban yang sebenarnya, seharusnya guru memberikan
contoh lebih banyak mengenai menghitung benda dengan leggo, guru hanya
memberikan pujian dan motivasi kepada anak, seharusnya guru memberikan hadiah
sebagai bentuk penghargaan untuk anak.
Berdasarkan hal diatas berkaitan dengan kognitif anak kemampuan kognitif pada
anak usia dini dapat dikembangkan melalui beberapa bentuk permainan. Karena pada
dasarnya bermain merupakan kegiatan yang melekat pada dunia anak. Salah satu
bentuk permainan yang dapat dilakukan adalah dengan cara bermain lego, bermain
lego dapat memberikan kebebasan kepada anak dalam membentuk dan menyusun
sebuah bangunan yang diinginkannya dalam memahami dengan mengenal warna
dasar (merah, kuning, biru), mengenal bentuk geometri (lingkaran, segitiga dan
segiempat atau persegi) dan menyusun lego dari besar-kecil atau kecil-besar. Jenis
lego bermacam- macam, lego juga berwarna-warni dan berbagai ukuran.
Dalam bermain lego, guru memberikan arahan dalam menggunakan lego sebagai
alat bermain, seperti menyusun lego dalam bentuk apa, warna apa saja yang

7
digunakan ataupun bentuk yang seperti apa yang digunakan dalam bermain.
Diharapkan dengan bermain lego, dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Media Lego Pada Anak Kelompok A RA
Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran 2021/2022
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini, adalah :

a. Ada 16 dari 32 anak yang bisa membedakan warna dasar merah, kuning, biru,
berbagai macam ukuran dari panjang - pendek dan sebaliknya,

b. Ada 16 dari 32 anak yang belum bisa berhitung .


c. Belum sesuainya tingkat capaian perkembangan kognitif anak dengan keadaan
yang ada dikelas

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalahyang


akan dikaji,yaitu pada “Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Media Lego Pada
Anak Kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran
2021/2022.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini


adalah “Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Media Lego Pada Anak Kelompok A
RA Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk dapat“Peningkatan
Kemampuan Berhitung Melalui Media Lego Pada Anak Kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar
Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran 2021/2022.”.

1.6. Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi anak, meningkatkan kemampuan kognitif anak agar berkembang secara optimal
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk menggunakan metode bermain lego
bagi anak, khususnya dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak
8
3. Bagi lembaga RA, sebagai bahan pertimbangan tentang penggunaan bermain lego sebagai
suatu strategi untuk meningkatkan perkembangan Berhitung anak menjadi lebih baik lagi ke
depannya.
4. Sebagai bahan
masukan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian yang relevan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

9
A.Kemampuan Berhitung
1. Pengertian berhitung
Bagi anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan
berhitung permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk
mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari
lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan
kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang
berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan (Susanto, 2011).
Menurut Piaget, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini sebagai
logico-mathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan
cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Sehingga bukan agar anak dapat
menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan
penggunaannya untuk berpikir (Suyanto, 2005).
Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut pula kegiatan
menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan
bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun
mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5
sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus (Sriningsih, 2008).

Berhitung adalah bagian dari matematika yang diperlukan untuk


menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam
kegiatan sehari-hari (Depdiknas, 2000:1). Menurut Sujiono dkk, (2008:11.11)
menghitung merupakan cara belajar mengenai angka, kemudian menggunakan
nama angka tersebut untuk mengidentifikasi jumlah benda. Menghitung suatu
kemampuan akal untuk menjumlahkan.

Dari pengertian berhitung yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan


bahwa berhitung adalah cabang matematika yang berhubungan dengan bilangan
dan hitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep
bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika
maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.Jadi, di Taman Kanak-Kanak
perlu adanya pengenalan lambang bilangan.

2. Prinsip-prinsip Permainan Berhitung


Permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak pada dasar mengikuti prinsip-
prisip kegiatan belajar secara umum untuk semua pengembangan yang akan
dicapai melalui berbagai kemampuan.

Adapun prinsip-prinsip dalam permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak


(Depdiknas,2000:8) adalah sebagai bertikut:
a) Permainan berhitung diberikan secara bertahap diawali dengan
menghitung bendabenda atau pengalaman peristiwa kongkret yang dialami

10
melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b) Pengetahuan dan ketrampilan pada permainan berhitung diberikan secara
bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkret ke abstrak,
mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
c) Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan
berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya
sendiri.
d) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan
alat peraga/media yang sesuai dengan tujuan, menarik dan bervariasi,
mudah digunakan dan tidak membahayakan.
e) Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung seyogianya
bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang
terdapat di lingkungan sekitar anak.
f) Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai tahap
penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
g) Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal
sampai akhir kegiatan. Pengenalan permainan berhitung harus
bertahap,menurut tingkat kesukarannya, anak terlibat langsung dalam
permainan tersebut,guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
suasana yang menyenangkan, dengan contoh-contoh yang ada disekitar
anak dan dievaluasi.
3. Tahap-Tahap Permainan Berhitung
Permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak seyogianya dilakukan melalui
tiga tahapan pengusaan berhitung di jalur matematika, seperti berikut:
a) Pengusaan Konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan
peristiwa kongkret, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung
bilangan .
b) Masa Transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkret
menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkret itu masih
ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru
secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang
secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu
dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan
benda lain yang memiliki konsep yang sama, sekaligus mengenalkan bentuk
lambang dari angka satu itu.

c) Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagi konsep.Misalnya lambang 7 untuk
menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambar konsep
warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk

11
menggambarkan konsep bentuk (Depdiknas, 2007:6).Kesenangan anak dalam
penguasaan konsep berhitung dapat dimulai dari diri sendiri ataupun akibat
rangsangan dari luar.

4. Pengertian media
Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk
menyampaikaninformasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakanbentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti
“perantara”yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver)(Heinich, dkk dalam Hermawan, 2007: 3). Kata media dalam bahasa
Arabadalah wasaai yang berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirimkepada penerima pesan (Arsyad 2002: 4).
Sedangkan kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiahberarti
perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikansebagai suatu
kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukansesuatu belajar
(Riana, 2007: 5-5).Jadi media pembelajaran diartikan wahanapenyalur pesan atau
informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untukbelajar. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 726)media pendidikan
adalah alat dan bahan yang digunakan dalam prosespengajaran atau pembelajaran
Menurut Mc.Luhan (Wibawa, 1991: 7) media ialah semua saluran pesanyang
dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lainyang
tidak ada dihadapanya. Romiszowski (Wibawa, 1991: 8) berpendapat media ialah
pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapatberupa orang
atau benda) kepada penerima pesan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan Bruner (Aisyah, 2007: 1.6)bahwa
dalam proses belajar sebaiknya siswa diberikan kesempatan untukmemanipulasi
benda-benda atau alat peraga yang dapat diotak-atik, sehinggasiswa dapat
memahami konsep matematika dengan baik, misalnya dalamkonsep matematika,
materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikantahap perkembangan
kognitif agar pengetahuan itu dapat divisualisasikandalam pikiran (struktur
kognitif) siswa tersebut.
Menurut Gagne dan Bringgs (Rahardjo, dkk 2006: 6) yang mengatakanbahwa
media adalah berbagai jenis komponen dan segala alat fisik dalamlingkungan
siswa yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
Belajar.

12
Sedangkan media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (Arsyad,2007: 19)
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media digunakan untukperorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu(a) memotivasi
minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c)memberi instruksi.Media
pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) mediavisual, (2) media
audio, (3) media display, (4) pengalaman nyata dan simulasi,(5) media cetak, (6)
media terprogram, dan (7) pembelajaran melaluikomputer atau computer alded
instruction (CAI) (Klasek dalam Riana, 2007:5-7).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan media adalahsarana
atau perantara dalam menyampaikan informasi dari seseorang ke orang
lain. Informasi dalam hal ini adalah konsep pelajaran.

2. Pengertian lego

lego adalah seperangkat mainan bangunan susun yang terbuat dari plastik
berbentuk persegi panjang dan bergerigi, sehingga dapat disatukan sehingga dapat
dibangun menjadi berbagai bentuk. misalnya : berbentuk robot, mobil, pesawat, rumah,
gedung, dan lain-lain. Bermain bongkar pasang balok warna (LEGO) memang
mengasyikkan. 22 Permainan ini tidak mengenal batas usia. Mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa senang bermain LEGO. permainan ini bisa meningkatkan kreativitas anak
karena bermain LEGO membutuhkan imajinasi dan daya pikir pemainnya. Model tertentu
yang diinginkan pemain seperti gedung, hewan, kapal, maupun bentuk lainnya menjadi
buah karya yang bisa memacu daya pikir otak.
Cara bermain lego tidak lah sulit, sama seperti konsep permainan bongkar pasang
lain nya jika anak masih kesulitan memainkannya, dapat diberikan contoh, setelah itu
mintaklah ia untuk memasangnya sendiri sesuai dengan kreativitas nya.
APE lego ini sudah dikenal banyak orang dengan berbagai banyak model yang
menarik. Cara bermainnya hampir sama dengan bongkar pasang balok hal ini lah yang
membutuhkan dan imajinasi dari pemakai permainan ini. karena tingkat kesulitannya
yang lumayan maka permainan ini secara tidak langsung dapat mengasah kreativitas anak
dan mengacu daya pikir otak anak.

3. Permainan Lego

13
Permainan lego adalah suatu permainan bongkar pasang yang berfokus pada
serangkaian permainan yang dapat dimainkan dari berbagai jenis. Permainan ini
merupakan kegiatan yang menyenagkan dilakukan oleh anak, dari permainan ini anak
mampu menciptakan sesuatu karya yang unik sesuai dengan pemikirannya.
Jadi permainan lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari
plastik berbentuk persegi panjang dan bergerigi, sehingga dapat disatukan yang dapat
dibangun menjadi berbagai bentuk. misalnya : berbentuk robot, mobil, pesawat, rumah,
gedung, dan lain-lain. Permainan bongkar pasang balok (LEGO) memang mengasyikkan.
23 Permainan ini tidak mengenal batas usia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa
senang bermain LEGO. Asyiknya, permainan ini bisa meningkatkan kreativitas karena
bermain LEGO membutuhkan imajinasi dan daya pikir pemainnya.
Cara bermain lego .
Pertama siapkan Lego yang harus dimainkan, kedua kita jelaskan terlebih dahulu tema
yang kita gunakan hari itu, ketiga ambil lego terlebih dahulu kita contoh kan kepada
anak-anak bagaimana cara memainkannya. Terakhir kita biarkan anak-anak memainkan
lego yang telah kita siapkan agar anak mampu mengeluarkan kreativitas atau ide yang
akan mereka buat sesuai tema yang kita jelaskan.
4. Manfaat lego untuk anak
Permainan lego membutuhkan kreativitas, logika dan analisis dari pemainnya.
Tidak hanya itu menyusun lego ternyata banyak pemainnya antara lain dapat menyatukan
ide bersama apabial permainan dilakukan bersama-sama. Selainitu, bermain lego dimulai
dengan suatu proses yang sistematis (bangunan apa yang dikehendaki), strategi
(bagaimana cara membangunnya agar kuat dan kokoh), sampai ART (seni dan
keindahannya). Melalui APE lego memberikan peluang bagi anak untuk aktif bermain,
anakanak akan lebih cepat untuk menprlajari suatu konsep dengan ketrlibatan secara aktif
yang di emolementasikan melalui aktifitas kerja tangan untuk membentuk, membuat garis
lurus menyusung menjadi menara bahkan menberikan kesempatan bagi anak untk
mengerjakan suatu pekerjaan berkelompok, sehingga anak berkomunikasi dan
berinteraksih denga kawan-kawannya.
Montolalu mengatakan bahwa, APE lego ini sangat fungsional untuk anak, seni
membentuk dengan memanfaatkan APE lego memiliki fungsi melatih daya kreativitas
dalam masa perkembangannya disamping itu, melalui 20 aktivitas bermain dengan lego
yang di emplementasikan melalui tindakan membentuk menyusun lego tampa disadari
anak telah digiring untuk berkonsentrasi dalam meperoleh keterampilan (skill) tertentu.

14
Manfaat permainan lego:
mengenal warna,ukuran,bentuk dan hitungan
 meningkatkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah
 melatih koordinasi tangan-mata dan keahlian motorik
 meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan kerja sama
 mengembangkan logika
 dan yang juga penting adalah belajar bersabar
 Sedangkan menurut CNN indonesia
manfaat lego adalah:
a. Mengembangkan keterampilan
b. Kemempuan matematis
c. Meningkatkan kreativitas dan kemempuan memecahkan masalah
d. Kemempuan bersosialisasi
e. Meningkatkan kemampuan berbahasa.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Metode penelitian adalah salah satu faktor utama yang menentukan
dalam penelitian. Berhasil atau tidaknya penelitian akan banyak dipengaruhi oleh
tepat tidaknya suatu metode yang digunakan, agar penelitian yang dilakukan
dapat mencapai hasil maksimal yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan
kualitatif , karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran.
Penelitian kualitatif menggunakan data-data kualitatif, mengolahnya secara
kualitatif ( tidak menggunakan rumus-rumus statistic ) dan tidak melibatkan
generalisasi dalam penarikan kesimpulannya. Data kualitatif tersebut itu antara
lain data tentang aktivitas siswa, data tentang respon atau tanggapan siswa .
(Arifin Zaenal,.Metodologi Pendidikan,. Lentera Cendekia. 2010, hal 16)

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif, sebab


menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana
hasil yang diinginkan dapat dicapai. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
tindakan atau penelitian secara langsung. Kegiatan pokok dalam penelitian ini
adalah mendiskripsikan danmenganalisis secara intensif tentang segala fenomena
sosial yang diteliti, yaitumengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan hasil belajar siswa yangdiperoleh
secara kualitatif.

Bagan 3.1

Diagram alur Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan MC Taggart(dalam


Arikunto,2010:137)
Penjelasan alur PTK pada gambar di atas adalah:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran yang akan di terapkan
pada KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ) yang meliputi :

a. RPPM b. RPPH c. Penilai


dan an

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam PTK merupakan realisasi dan teori dan teknik
mengajar serta tindakan yang sudah di rencanakan sebelumnya.
3. Observasi
Pada tahap observasi, Peneliti mengamati jalannya proses
pembelajaran dan mengambil data–data yang di perlukan baik kualitatif
maupun kuantitatif.
4. Refleksi
Berdasarkan data data yang telah terkumpul ,maka di lakukan refleksi.
Apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah mampu
mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajran
tersebut.guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

B. Populasi Dan Sample


Subyek penelitian ini adalah anak kelompok A pada RA Cenderawasih Kalianyar
Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah anak sebanyak 32 anak yang
terdiri dari 20 anak perempuan dan 12 anak laki laki.

C. Teknik Pengumpulan Data


Kegiatan utama peneliti adalah pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam
penelitian tergantung kepada permasalahan yang di ajukan.yaitu mencatat hal-hal atau
keterangan untuk memperoleh informasi.

Agar hasilyang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur pengumpulan data dapat
dilakukandengan menggunakan teknik-teknik tertentu peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang terjadi dalam
kenyataan.Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan

17
menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan.
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia
seperti terjadi dalam kenyataan. Observasi dapatdibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Observasi partisipan, merupakan observasi dimana pengamat ikut serta
terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau
yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
2. Observasi tak partisipan, merupakan observasi dimana pengamat
berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka lakukan.
a. Dokumentasi
Dokumentasiadalah dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian
akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar. Seperti koleksidan analisis
buku teks, kurikulumdan pedoman pelaksanaannya, arsip penerimaan murid baru,
catatanrapat, catatan tentangsiswa, rencana pelajaran dan catatan guru dan hasil
karya siswa.

D. Teknis Analisis Data.


Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan beberapa prosedur
diatas, maka peneliti akan mengelola dan menganalisis data tersebut dengan
menggunakan uji deskriptif melalui prosentase dengan rumus:
Untuk memperoleh nilai individu digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan siswa ( Individu )

∑ = Nilai Individu X 100 %Nilai Maksimal

Siswa individu dianggap tuntas jika daya serap siswa mencapai 65%
( Depdikbud:1994 )

∑ = Siswa yang Tuntas X 100 %

Jumlah siswa

Untuk memperoleh ketuntasan kelas digunakan rumus sebagai berikut:


Ketuntasan kelas digunakan untuk mengetahui daya serap siswa dalam satu kelas

18
terhadap materi yang diajarkan .Siswa secara berkelompok dianggap tuntas belajar
jika ketuntasan kelas mencapai 85% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap
65% ( Depdikbud:35)

Konversi Persentase Keberhasilan menurut Arikunto ( 2010:35)

81 – 100% = Sangat 21 – 40% = Kurang


Baik
>20 = Sangat
61 – 80% = Baik Kurang

41 – 40% = Cukup

Terkait dengan data aktifitas guru dan anak peneliti menggunakan skala
pengukuran Rating Scale.Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur,sehingga alat ukur tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif
( Sugiono,2010:113 ).Sedangkan Rating Scale menurut Sugiono (2010:141)
mengungkapkan Rating Scalemerupakan data mentah yang diperoleh berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Prasiklus


Berdasarkan hasil Observasi lapangan dilakukan pada saat pengembangan
kemampuan berhitung permulaan pada kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar
Kapas dapat diketahui nilai anak yang mencapai target pencapaian minimal sebesar
50% hanya sebanyak 16 anak (50%).Kondisi anak pada waktu mengikuti pembelajaran
terlihat adanya motivasi belajar yang kurang, setelah kegiatan merumuskan masalah
dilanjutkan dengan mengidentifikasi faktor penyebab masalah.

Berdasarkan uaraian diatas ,hasil pengamatan kemampuan berhitung anak pada


pra siklus dapat di lihat seperti tabel dibawah ini

Tabel.4.1

Hasil pengamatan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak pada pra siklus

Berdasarkan data diataspenelitimenemukanbeberapapermasalahan yang


kemudianpenelitijadikansebagaibahanrefleksiuntukmenentukanperencanaandalamkegia
tanpembelajaran. Adapunmasalah yang ditemukansebagaiberikut, Metode dan media
yang digunakan kurang menyenangkan bagi anak, Guru tidak kreatif dalam
menyampaikan materi berhitung permulaan, baik metode maupun media yang
digunakan.Berdasarkan faktor penyebab masalah yang dijelaskan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa penyebab masalah yang dominan adalah faktor metode dan media
yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran yang berakibat pada hasil
pembelajaran yang rendah.sebagian besar anak belum mampu menghitung agar
kemampuan berhitung anak menjadi lebih baik ,
Sehinggadiharapkanpadasiklusberikutnyakemampuananakdapatlebihbaik.

B. Deskripsi dan Interpretasi Hasil Penelitian


Pembahasan hasil penelitian merupakan bagian yang berisi tentang data
penelitian tindakan kelas mulai dari siklus I dan siklus II. Data tersebut merupakan
permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran menghitung
angka melalui media gambar. Oleh karena itu, pada bagian hasil penelitian memuat
tentang kegiatan siklus I dan siklus II seperti yangdijabarkan di bawahini.
1. Siklus I
a. Tahapperencanaantindakansiklus I
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian ( RPPH ),Menyiapkan Media Leggo yang akan di
gunakan ,Lembar Observasi dan menyiapkan instrumen Penilaian
b. TahapPelaksanaanSiklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini di laksanakan oleh peneliti yang
membutuhkan waktu satu hari yaitu pada hari Selasa .tanggal 05 Agustus
2021 ,pada pra siklus ini, peneliti meneliti 32 orang anak. Adapun langkah
langkah pelaksanaanya sebagai berikut :
Siklus I ini di Fokuskan pada kemampuan anak dalam menghitung gambar,
adapun proses pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Pada hari ini peneliti mengawali kegiatan Pada pukul 07.00 kegiatan anak
anak di mulai dengan Sholat dhuha bersama sama lalu di lanjutkan dengan
Kegiatan Cicle Time dan permainan pagi .selama ± 30 menit di lanjutkan dengan
Kegiatan Reguler : Calistung selama ±30 menit .dan break Time ( pada saat break
time peneliti menyiapkan peralatan untuk kegiata pijakan saat main ).
Kegiatan selanjutnya adalah masuk pada pijakan sebelum main ±30 menit
Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan mengucapkan salam dan menyapa
anak, kemudian anak diajak untuk berdoa sebelum belajar secara bersama-
sama ,menjelaskan tentang tema hari ini dan kegiatan kegiatan yang akan di
lakukan hari ini .
Selanjutnya Kegiatan pada pijakan saat main ± 60 menit ( sentra Persiapan )
.Pada kegiatan ini sebelum anak diberi tugas terlebih dahulu penelitimengajak anak
anak untuk membacakan aturan main sentra, ada 3 pilihan kegiatan yang dapat di
pilih oleh anak pada pijakan saat main hari ini : Menghitung (lego)
- Guru meminta anak-anak maju kedepan
- Guru meminta anak- anak untuk mengambil kartu angka
- Kemudian anak anak menyusun leggo ke samping sesuai kartu angka yang
didapat.
Selanjutnya adalah pijakan setelah main ±30 menit menanyakan bagaimana
perasaan anak anak hari ini , kemudian dilanjutkan dengan Recalling dan di tutup
dengan do’a.

c. TahapObservasi
Dari subyek penelitian yang berjumlah 32 anak .hasil pada siklus I
merupakan hasil kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan berhitung
anak . Hasil pasa siklus I ini dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan
kemampuan berhitung pada anak.
Adapununtukhasilobservasi aktifitas untuk meningkatkan kemampuan anak
selama siklus 1 , pengamatan kemampuan berhitung anak pada siklus I dapat di
lihat seperti tabel dibawah ini:
Tabel.4.2

Hasil pengamatan meningkatkan keterampilan berbahasa pada anak pada Siklus I

d. RefleksiSiklus I

Refleksi siklus I Peneliti mengulas secara kritis perubahan yang terjadi baik
pada peserta didik maupun apada suasana kelas .Ada hal hal yang positiv dan
negativ atau kendala yang dihadapi pada siklus ini. Adapun hal baik atau positif
antara lain ,(1) ada hal yang baru atau suasana yang baru ketika anak anak diajak
menghitung menggunakan Leggo yang belum pernah di lakukan di sebelumya ,(2)
anak merasa lebih senang dan antusias melihat dan menghitung Lego ,sedangkan
kendala negativnya adalah adalah anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik
dia tidak menyukai dengan media gambar yang visual jadi dia cenderung tidak
mendengarkan dan bermain sendiri.
Siklus II
a. Tahap perencanaan tindakan siklus II
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian ( RPPH ),Menyiapkan Media Lego dan menyiapkan
instrumen Penilaian
b. TahapPelaksanaanSiklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini di laksanakan oleh peneliti
yang membutuhkan waktu satu hari yaitu pada hari rabu tanggal 12 Agustus
2021,pada pra siklus ini, peneliti meneliti 32 orang anak. Adapun langkah
langkah pelaksanaanya sebagai berikut :
Siklus II ini di Fokuskan pada kemampuan anak dalam menghitung,
adapun proses pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Pada hari ini peneliti mengawali kegiatan Pada pukul 07.00 kegiatan anak
anak di mulai dengan Sholat dhuha bersama sama lalu di lanjutkan dengan
Kegiatan Cicle Time dan permainan pagi .selama ± 30 menit di lanjutkan dengan
Kegiatan Reguler : Calistung selama ±30 menit .dan break Time (pada saat break
time peneliti menyiapkan peralatan untuk kegiata pijakan saat main)
Kegiatanselanjutnya adalah masuk pada pijakan sebelum main ±30 menit
Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan mengucapkan salam dan menyapa
anak, kemudian anak diajak untuk berdoa sebelum belajar secara bersama-
sama ,menjelaskan tentang tema hari ini dan kegiatan kegiatan yang akan di
lakukan hari ini .
Selanjutnya Kegiatan pada pijakan saat main ± 60
menit( sentraPersiapan).Padakegiataninisebelum anak diberi tugas terlebih dahulu
penelitimengajak anak anak untuk membacakan aturan main sentra, ada 3 pilihan
kegiatan yang dapat di pilih oleh anak pada pijakan saat main hari ini :
Menghitung angka (menggunakan media Lego).
- Guru meminta anak anak bergantian maju ke depan kelas mengambil
kartu angka dan kemudian untuk menghitung menggunakan media
Leggo
- mengelompokkan Benda berdasarkan warna
- mengelompokkan benda berdasarkan angka
- menyusun leggonya keatas sesuai dengan jumlah angka yang didapat
Selanjutnya adalah pijakan setelah main ±30 menit menanyakan bagaimana
perasaan anak anak hari ini , kemudian dilanjutkan dengan Recalling dan di
tutupdengando’a.
c. TahapObservasi
Dari subyek penelitian yang berjumlah 32 anak .hasil pada siklus II
merupakan hasil kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan
berhitunganak . Pada siklus II ini terjadi peningkatan yang baik .Adapun untuk
hasil observasi selama siklus II dapat di lihat pada tabel di bawah ini
Tabel.4.3
Hasil pengamatan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak pada Siklus II

d. RefleksiSiklus II
Refleksi siklus II Peneliti mengulas secara kritis perubahan yang terjadi
baik pada peserta didik maupun pada suasana kelas .Suasana kelas menjadi tertib
anak anak merasa senang dan gembira .pada siklus II ini kemampuan berhitung
anak mengalami peningkatan yang segnifikan.

C. Pembahasan HasilPenelitian
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti pada peserta didik
kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar Kapas Bojonegoro tahun pelajaran
2019/2020 menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berhitung menggunakan
media Leggo oleh karena itu hasil analisis pada penelitian ini dapat diinterpretasikan
bahwa hasil data prasiklus,siklus I dan siklus II dengan peningkatan yang
segnifikan.Peningkatan tersebut dapat dilihat lebih rinci dari rata rata nilai yang di
perolehanak.
Padasiklus I Pembelajaran anak belum maksimal sesuai dengan perencanaan yang
di buat oleh peneliti,.pada siklus ini di peroleh hasil 75%.
PadaSiklus II terjadi peningkatan yang segnifikan, hasil prosentase pada silus II
adalah 90% .
Berikut ini dapat peneliti gambarkan tabel akumulasi dan grafik hubungan
kemampuan dengan prosentase hasil belajarpada saat siklus I dan siklus I dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 4.4
Grafik 4.2

Rekapitulasi hasil penelitian kemampuan berbahasa anak pada prasiklus, siklus I dan siklus II

Berdasarkan grafik diatas disimpulkan bahwa pada prasiklus, siklus I daniklus II


terjadi peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui bercerita. Ditinjau dari
prosentase kemampuan berhitung anak yang semakin meningkat, selain didukung
dengan penggunaan media yang menarik bagi anak sehingga anak akan lebih tertarik
dan lebih mudah untuk berhitung sebagai kemampuan berhitung anak. Karena dengan
mereka berani dan mampu berhitung anak akan lebih berkembang dengan baik.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian tentang Penggunaan Media Leggo untuk
Meningkatkan Kemampuan berhitung Pada Anak Kelompok A di RA Cenderawasih
Kalianyar Kapas Tahun pelajaran 2019/2020, maka dapat diambil kesimpulan Sebagai
berikut :
1. Kemampuan berhitung anak kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar Kapas
Bojonegoro sudah berkembang dengan baik dibuktikan dengan anak -anak mampu
menghitung jumlah angka.
2. Keterampilan berhitung pada anak kelompok A RA Cenderawasih Kalianyar Kapas
Bojonegoro pada tahun pelajaran 2019/2020 mengalami peningkatan,hal ini dapat
dilihat pada hasil Kemampuan berhitung anak pada siklus I 75% dan pada siklus II
mendapat hasil 90% ,jadi ada peningkatan sebesar 15% pada kemampuan berhitung
anak.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan saran
yang diharapkan dapat berguna bagi semua pihak,yaitu:
1. Untuk meningkatkan pembelajaran, dalam membuat kegiatan hendaknya guru
menggunakan media pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
anak,dan menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi anak.
2. Merancang strategi ,aturan dan cara main sebelum menentukan model dan metode
pembelajaran pelajaran yang akan di gunakan ,agar dalam proses pembelajaran
tidak menemui kendala dan dapat berjalan dengan tertib serta suasana belajar
menjadi menyenangkan .

25
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta:Balai

Pustaka.

Arief, Sadiman, 2012. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatan Edisi 1 Cetakan 16, Depok: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta..

B Uno, Hamzah. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional (Jakarta: Bumi

Aksara).

Badru Zaman, 2009. Media dan Sumber Belajar TK, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Bondan Kresno, Seberapa Penting Membaca, Menulis, dan Menghitung bagi

Anak (Artikel), Diakses Pada 24 Maret 2018 Pukul 11.30 WIB.

Cahyono, Agus. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Menggunakan Media

Belajar Ular Tangga Di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita 2 Jragan

Tembarakan Temanggung, Skripsi Ilmu Pendidikan Universitas

Yogyakarta 2017, diakses 7 Mei 2018.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007.Pedoman Pembelajaran Permainan

Berhitung Permulaan di Taman Kanak – kanak. Jakarta: Depdiknas.

Ema Pratiwi, 2015. “Pembelajaran Calistung Bagi Anak Usia Dini Antara

Manfaat dan Resiko Menghambat Kecerdasan Mental Anak”, Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan,(Yogyakarta: FKIP UAD)

Hamzah B Uno Al, 2012.Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, Jakarta: Bumi
Aksara.

Kunandar, 2011.Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mukhtar Latif, 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Nana Sujana dan Ahmad Rivai, 2002. Media

Abir Syamsudin Makmun 2003. Teori Belajar Mengajar. Surabaya : Gaung Persada.

Arikunto Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik EdisiRevisi

. Jakarta : Rineka Cipta.


3. Lampiran
Bagan 3.1

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS I

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

?
Tabel.4.1

Hasil pengamatan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak pada

pra siklus

Jumlah
NamaA Indikator Prosen
No skor Ket
nak tase
A B C D
Belum
1. Akbar 2 1 1 2 6 37,5%
tuntas

2. Sultan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
3. Aura 2 1 1 2 6 37,5%
tuntas
Belum
4. Fatan 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas
Belum
5. Delisha 2 3 2 3 10 62,5%
Tuntas
Belum
6. Killa 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas
Belum
7. Firda 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas

8. Adnan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
9. Bilkis 2 2 2 1 7 43,75%
Tuntas
Belum
10. Kinara 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas
Belum
11. Lubna 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas
12. Asrof 4 3 3 4 14 87,5% Tuntas
13. Arka 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

14. Abiy 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
15. Abyan 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

16. Asfa 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

17. Yoga 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

18. Alba 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

19. Adel 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

Syauqil Belum
20. la 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

Belum
21. Adiba 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

22. Aisyah 3 3 3 3 12 75% Tuntas

23. Silky 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

24. Aura 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

25. Dewi 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

26. Hani 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

27. Yumna 3 3 3 3 12 75% Tuntas

Belum
28. Nafisa 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas
Belum
29. Naura 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas
30. Ara 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas
Belum
31. Syla 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas
Belum
32. Restu 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

Jumlah anak yang belum tuntas dalam belajar 16

Presentase yang belum tuntas belajar 50%

Jumlah anak yang tuntas 16

Presentase yang tuntas 50%

KeteranganIndikator:

A = Anak mampu mengenal angka 1-10

B = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan warna

C = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan angka

D = Anak mampu menghitung jumlah benda.


Tabel.4.2

Hasil pengamatan meningkatkan kemampuanberhitung pada anak pada

Siklus I

Jumlah
NamaA Indikator Prosen
No skor Ket
nak tase
A B C D
Belum
33. Akbar 2 1 1 2 6 37,5%
tuntas

34. Sultan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
35. Aura 2 1 1 2 6 37,5%
tuntas

36. Fatan 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

37. Delisha 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

Belum
38. Killa 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas

39. Firda 3 3 3 3 12 75%


Tuntas

40. Adnan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
41. Bilkis 2 2 2 1 7 43,75%
Tuntas
Belum
42. Kinara 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas
Belum
43. Lubna 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

44. Asrof 4 3 3 4 14 87,5% Tuntas

45. Arka 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas


46. Abiy 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

47. Abyan 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

48. Asfa 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

49. Yoga 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

50. Alba 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

51. Adel 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

Syauqil
52. la 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

53. 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas 4

54. Aisyah 3 3 3 3 12 75% Tuntas

55. Silky 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

56. Aura 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

57. Dewi 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

58. Hani 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

59. Yumna 3 3 3 3 12 75% Tuntas

Belum
60. Nafisa 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

61. Naura 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

62. Ara 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

Belum
63. Syla 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

64. Restu 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas


Jumlah anak yang belum tuntas dalam belajar 16

Presentase yang belum tuntas belajar 50%

Jumlah anak yang tuntas 16

Presentase yang tuntas 50%

KeteranganIndikator:

KeteranganIndikator:

A = Anak mampu mengenal angka 1-10

B = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan warna

C = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan angka

D = Anak mampu menghitung jumlah benda.


Tabel.4.3
Hasil pengamatan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak pada

Siklus II

Jumlah
NamaA Indikator Prosen
No skor Ket
nak tase
A B C D

1. Akbar 3 3 3 3 12 75% tuntas

2. Sultan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

3. Aura 3 3 3 3 12 75% tuntas

65. Fatan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

66. Delisha 3 3 3 3 12 75% tuntas

67. Killa 3 3 3 3 12 75% tuntas

68. Firda 3 3 3 3 12 75% Tuntas

69. Adnan 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

Belum
70. Bilkis 2 2 2 1 7 43,75%
Tuntas
Belum
71. Kinara 2 2 1 1 6 37,5%
Tuntas
Belum
72. Lubna 2 2 2 2 8 50 %
Tuntas

73. Asrof 4 3 3 4 14 87,5% Tuntas

74. Arka 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

75. Abiy 4 4 3 4 15 93,75% Tuntas

76. Abyan 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas


77. Asfa 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

78. Yoga 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

79. Alba 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

80. Adel 4 2 4 3 13 81,25% Tuntas

Syauqil
81. la 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

82. Adiba 3 3 3 3 12 75% Tuntas

83. Aisyah 3 3 3 3 12 75% Tuntas

84. Silky 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

85. Aura 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

86. Dewi 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

87. Hani 4 3 3 3 13 81,25% Tuntas

88. Yumna 3 3 3 3 12 75% Tuntas

89. Nafisa 3 3 3 3 12 75% Tuntas

90. Naura 3 3 3 3 12 75% Tuntas

91. Ara 4 4 3 4 15 93,75 % Tuntas

92. Syla 3 3 3 3 12 75% Tuntas

93. Restu 3 3 3 3 12 75% Tuntas

Jumlah anak yang belum tuntas dalam belajar 3

Presentase yang belum tuntas belajar 10%


Jumlah anak yang tuntas 29

Presentase yang tuntas 90%

KeteranganIndikator:

A = Anak mampu mengenal angka 1-10

B = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan warna

C = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan angka

D = Anak mampu menghitung jumlah benda.

Tabel 4.4
No Masalah yang diukur Siklius I Siklus II
1 Ketuntasan Hasil Belajar 75% 90%

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Pra siklus Siklus I Siklus II


Grafik 4.2
Foto Kegiatan Menghitung Benda dengan Leggo
Foto Kegiatan Menghitung Benda dengan Leggo secara Bersusun

Anda mungkin juga menyukai