Disusun oleh :
Dede Rifda R.A C2186207002
Dewi Husna C2186207015
Silma Rahbani C2186207010
Silvana Tazkiyatun Nisa C2186207025
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nita Anggi Purnama, M.Pd ,selaku
dosen pengasuhan anak usia dini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
D. Tahap perkembangan kemampuan kognitif anak ...................................................................... 3
E. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak................................................... 3
F. Jenis jenis perkembangan kecerdasan anak ............................................................................... 5
G. Gizi dan perkembangan kecerdasan anak .................................................................................. 6
H. Cara merangsang kecerdasan anak sejak dini ............................................................................ 7
BAB III .................................................................................................................................................... 10
I. Kesimpulan................................................................................................................................ 10
J. Saran ......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk Tuhan yang paling cerdas. Kecerdasan yang
dimiliki manusia menempatkannya sebagai sebaik-baik ciptaan Tuhan. Sayangnya
berbagai potensi dasar kecerdasan manusia yang sangat banyak tersebut, kurang
tergali secara optimal. Salah satu upaya optimalisasi kecerdasan itu adalah dengan
mengembangkan seluruh potensi kecerdasan yang dikenal dengn keerdasan
majemuk. Kecerdasan majemuk adalah sebuah konsepsi kecerdasaan yang saat ini
menjadi perhatian para ahli, salah satunya ada Howard Gardner.Anak adalah
manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak
memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sam dengan orang dewasa,
mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu apayang dilihat,didengar,
dirasakan.
Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya
sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang
berkembang dengan baik akan memudahkan anak bergaul dengan orang lain serta
mampu menciptakan hal-hal yang baru.
Pengembangan kecerdasan manusia hendaknya dilakukan sejak anak usia dini.
Pada anak usia sekitar lima tahun merupakan masa keemasan ( golden age ) yang
perkembangan kecerdasannya mencapai 50% kapasitas kecerdasan orang dewasa.
Dalam diri manusia terkandung banyak kemampuan/kecerdasan seperti yang
dikemukakan oleh Gardner dalam Suparno (2003:17) menetapkan ada 9 jenis
kecerdasan anak yaitu kecerdasan bahasa (linguistikvarbal), kecerdasan logis
matematis, kecerdasan keruang (visual spasial), kecerdasan musik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan gerakan (kinestetik),
kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan kemampuan kognitif anak ?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak ?
3. Apa saja jenis jenis perkembangan kecerdasan anak ?
4. Bagaimana gizi dan perkembangan kecerdasan anak ?
5. Bagaimana cara merangsang kecerdasan anak sejak dini ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan kemampuan kognitif anak.
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak
.
1
3. Untuk mengetahui jenis jenis perkembangan kecerdasan anak .
4. Untuk mengetahui gizi dan perkembangan anak usia dini.
5. Untuk mengetahui cara merangsang kecerdasan anak sejak dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
D. Tahap perkembangan kemampuan kognitif anak
Tahapan-tahapan perkembangan intelektual dirumuskan oleh Piaget berhubungan
dengan pertumbuhan otak anak. Terdapat empat tahapan perkembangan kognitif menurut
Piaget yang terdiri dari “Tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7
tahun), tahap operasional konkrit (8-11 tahun) dan tahap operasional formal (11 tahun ke
atas)”.7 Adapun penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut yaitu:
c. Tahap operasional (8-11 tahun). Karakteristik umum dari tahapan ini adalah
bertambahnya kemampuan dari variabel dalam situasi memecahkan masalah (problem
solving). Pada masa ini anak sudah memasuki masa kanak-kanak dan memasuki dunia
Sekolah Dasar.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini ditandai dengan
kemampuan individu untuk berpikir secara hipotesisi dan berbeda dengan fakata,
memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari
perkara yang sempit.
Menurut Piaget, tahapan-tahapan di atas selalu dialami oleh anak, dan tidak akan
pernah ada yang dilewatkan meskipun tingkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan-
tahapan ini akan meningkat lebih kompleks daripada pada masa awal dan kemampuan
kognitif anak pun bertambah.
Melihat tahapan perkembangan di atas, maka anak usia dini berada pada tahapan
praoperasional-intuitif. Anak sudah mengenal kegiatan mengelompokkan, mengukur dan
menghubungkan objek-objek, namun mereka belum mengetahui dasar mengenai prinsip-
prinsip yang melandasinya. Karakteristik anak pada tahap ini yaitu pemusatan perhatian
pada satu dimensi dan mengesampingkan dimensi lainnya. Perkembangan fisik anak pun
sudah mulai melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkannya seperti berjalan,
berlari, melempar, dan menendang. Hal tersebut diperhatikan oleh guru agar memberikan
pembelajaran yang dapat memfasilitasi perkembangan kognitif anak secara optimal.
3
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yang pertama adalah
faktor lingkungan, antara lain tempat tinggal, yang juga berdampak
pada kecerdasan anak.Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak
yang tinggal di area yang memiliki fasilitas baik, melakukan aktivitas fisik
lebih dari 5 jam per minggu dan memiliki orang tua yang berpendidikan
tinggi, akan cenderung memiliki IQ yang tinggi.Dalam sebuah penelitian lain
juga disebutkan, jika seorang anak tinggal di kota kecil dengan fasilitas
pendidikan yang terbatas, dapat membuat potensi kecerdasan anak tidak
berkembang semaksimal anak-anak yang tinggal di kota besar dengan fasilitas
belajar yang lebih baik.
b. Stimulasi
Faktor yang mempengaruhi IQ anak berikutnya adalah stimulasi yang
diberikan kepada anak atau anak. Interaksi Ibu dengan anak di tahun-tahun
pertama kehidupannya akan sangat menentukan perkembangan kognitif
anak.Sangat disarankan bagi orang tua untuk sering-sering mengajak si kecil
bermain, mengobrol, membaca buku, menonton tayangan edukatif, serta
berbagai aktivitas lain yang merangsang imajinasi dan rasa ingin
4
tahunya.Stimulasi seperti ini dapat meningkatkan kecerdasan anak. Tidak
hanya orangtua, guru juga dapat mengambil peran dalam pemberian stimulasi
kepada anak saat belajar di sekolah.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang
gaya belajarnya visual atau melalui gambar-gambar, ada yang gaya belajarnya
auditori atau mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi, dan ada
juga anak yang gaya belajarnya kinestetik atau belajar melalui gerakan
tubuh.Gaya belajar yang sesuai akan membuat anak lebih mudah menyerap
informasi baru dibandingkan jika ia belajar menggunakan metode lain yang
tidak sesuai dengan gaya belajar mereka. Itulah mengapa sangat penting bagi
orangtua dan guru untuk mengetahui gaya belajar masing-masing anak.
d. Nutrisi
Faktor internal yang mempengaruhi kecerdasan anak bersifat tetap dan tidak
mudah untuk berubah. Sedangkan faktor internal selalu dapat diupayakan sehingga
anak dapat memiliki kecerdasan yang baik.Pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan
kecerdasan seseorang harus berlangsung secara seimbang. Hal yang menghambat
kecerdasan pada anak hendaknya dapat dihindarkan semaksimal mungkin.
5
Menurut penelitian Howard Gardner (seorang psikolog dan ahli
pendidikandari Universitas Harvard, AmerikaSerikat), di dalam diri setiap anak
tersimpan. Sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang.
Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi Sembilan
kategori yang komprehensif atau Sembilan macam kecerdasan dasar. Sembilan jenis
kecerdasan tersebut disebut Multiple Intelligences atau kecerdasan majemuk
(kecerdasan ganda).
1. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence) adalah kemampuan
untuk menggunakan dan mengolah kata–kata secara efektif baik secara
oral maupun secara tertulis.
2. Kecerdasan matematis-logis (Logical –mthematical intelligence)
adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan
logika. Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola
sebab akibat.
3. Kecerdasan ruang (Spatial intelligence) adalah kemampuan untuk
menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk
mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya
imaginasi secara tepat.
4. Kecerdasan kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence) adalah
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan.
5. Kecerdasan musikal (Musical intelligence) adalah kemampuan untuk
mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk–bentuk
music dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
kemampuan memainkan alat musik.
6. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence) adalah
kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,
intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang
menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.
7. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)adalah
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri
serta mampu berefleksi dan keseimbangan Hanafi: Pemilihan Profesi
Berdasarkan.......diri, kesadaran tinggi akan gagasan–gagasan. Mereka
mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung
pendiam
8. Kecerdasan lingkungan/naturalis (Naturalist intlligence) adalah
kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati
alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik.
9. Kecerdasan eksistensial (Exixtentialintlligence) adalah kemampuan
menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab
persoalan–persoalan terdalam keberadaan atau eksistensimanusia.
6
Setiap manusia mengalami perkembangan otak mulai sejak awal pembuahan
dan terus berkembang sampai lahir dan hampir sempurna pada usia dewasa muda.
Untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, gizi sangat berperah
penting dalam memenuhi hal tersebut. Gizi yang baik akan bermanfaat bagi tingkat
kecerdasan anak. Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan serta pertumbuhan
dan juga psikologi mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel otak. Orang tua harus memenuhi berbagai kebutuhan akan gizi dan nutrisi yang
anak butuhkan, agar otak anak dapat berkembang secara optimal.
Zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan dibagi
atas dua bagian yaitu kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak
dan kebutuhan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Energi, protein, dan lemak
yang cukup sangat di butuhkan dalam proses pembagian, pertumbuhan, dan
pengembangan sel-sel saraf. Dan juga dalam seluruh proses pertumbuhan dan
perkembangan otak, protein menjadi nutrisi makro yang sangat dibutuhkan.
Sedangkan vitamin dan mineral lainnya diperlukan untuk membantu pembentukan
neurotransmitter, untuk pembentukan dan pengembangan struktur sel saraf dan untuk
memproteksi sel saraf dari berbagai ancaman.
Kesadaran orang tua yang tidak memperhatikan nutrisi atau gizi sang anak
menjadi suatu permasalahan yang serius. Fast food atapun junk food menjadi jalan
alternatif orang tua agar mudah memberikan sang anak asupan. Orang tua tidak
memperhatikan kandungan atau gizi yang terdapat di makanan tersebut. Berbagai
akibat dan kosekuensi masalah yang terjadi karena kurangnya gizi ialah dapat
menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat
menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Menerapkan pemahan orang tua tentang pentingnya gizi untuk kecerdasan anak
merupakan solusi untuk menciptakan anak yang cerdas dan sehat. Buah-buahan,
sayur-sayuran, ikan, telur, dan berbagai macam makanan yang mengandung nutrisi
sangat mudah ditemukan disekitar kita. Sehingga untuk memberikan anak asupan
yang bergizi sangat mudah dilakukan. Dengan harapan agar dapat menciptakan anak
bangsa yang sehat dan cerdas.
7
oleh pola makan dan asupan nutrisi yang Anda berikan.Untuk
mendukung perkembangan otak dan kemampuan kognitifnya, berikan
anak makanan sehat dan bergizi, seperti telur, ikan, daging, susu, buah-
buahan, dan sayuran.
2. Mengenali gaya belajar anak
Secara umum, ada tiga gaya belajar, yaitu auditori, visual, dan
kinestetik. Anak tipe auditori lebih cepat memahami hal baru melalui
indra pendengaran, sedangkan anak tipe visual mengandalkan
penglihatannya untuk menyerap informasi baru.Sementara itu, anak
tipe kinestetik akan melakukan banyak gerakan saat belajar, seperti
menggerakkan kaki, tangan, atau anggota tubuh lainnya. Hal ini
bertujuan agar ia dapat lebih mudah berkonsentrasi.Dengan mengenal
dan mengetahui gaya belajar anak, kita dapat membantunya belajar
dengan lebih nyaman, sehingga ia pun dapat memproses dan
memahami pengetahuan baru dengan lebih baik.
3. Mengajak anak membaca sejak dini
Membacakan buku cerita atau dongeng pada malam hari
sebelum tidur bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak
maupun orang tua. Tak hanya mempererat ikatan batin, membaca juga
bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak, mulai dari
kemampuan verbal, kemampuan mendengarkan, jumlah kosakata,
hingga kemampuannya dalam berimajinasi.
8
Selain mengasah kecerdasan intelektual, Anda juga perlu
membangun kecerdasan emosional anak sejak dini. Hal ini karena
kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang dapat
menunjang kesuksesan anak, baik di sekolah maupun di dunia kerja
nantinya.Bantulah anak untuk mengenali dan mengendalikan
emosinya. Misalnya, jika ia bertabrakan dengan anak lain saat bermain,
kita dapat mengatakan hal itu sebagai ketidaksengajaan. Hal ini akan
membuatnya lebih memahami situasi dan terhindar dari rasa kesal
berlebihan.
8. Menghargai proses pembelajaran anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa
dihargai oleh orang tuanya memiliki semangat belajar yang tinggi dan
mampu memperoleh nilai akademik yang lebih baik.Oleh karena itu,
kita agar lebih fokus pada proses yang anak lalui dibandingkan dengan
hasil yang ia peroleh. Tak hanya membuatnya merasa lebih dihargai,
hal ini juga membantunya mengerti bahwa ia bisa mendapatkan hasil
yang lebih baik jika terus berusaha dan tidak mudah menyerah.Sebagai
orang tua, kita memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung
anak agar menjadi anak cerdas. Berikan dorongan dan semangat
sesuai dengan kemampuan dan minat yang anak miliki. Dengan
demikian, anak pun akan merasa lebih termotivasi untuk melakukan
yang terbaik..
9
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Terdapat empat tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget yang terdiri
dari “Tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap
operasional konkrit (8-11 tahun) dan tahap operasional formal (11 tahun ke
atas)”.Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yang dikategorikan sebagai faktor
internal adalah faktor genetik atau keturunan.Selain gen penentu kecerdasan anak,
faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual dari luar atau faktor eksternal
adalah lingkungan, stimulasi, gaya belajar, dan nutrisi. Menurut penelitian Howard
Gardner ada 9 jenis kecerdasan yang ang ada di dalam diri anak yaitu: kecerdasan
linguistik,kecerdasan matematis,kecerdasan ruang,kecerdasan kinestetik,kecerdasan
musikal,kecerdasan interpersonal,kecerdasan intrapersonal,kecerdasan
naturalis,kecerdasan eksistensial. Zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi
pertumbuhan dan perkembangan dibagi atas dua bagian yaitu kebutuhan zat gizi
makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan kebutuhan zat gizi mikro yaitu
vitamin dan mineral.Sedangkan vitamin dan mineral lainnya diperlukan untuk
membantu pembentukan neurotransmitter, untuk pembentukan dan pengembangan
struktur sel saraf dan untuk memproteksi sel saraf dari berbagai ancaman.
J. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah di atas.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://amp.kompas.com/health/read/2021/12/31/180000668/4-tahap-perkembangan-kognitif-
anak
https://amp.kompas.com/edukasi/read/2022/02/23/135532171/orangtua-ketahui-faktor-faktor-
yang-pengaruhi-kecerdasan-anak
https://realfood.co.id/id/artikel/jenis-jenis-kecerdasan-pada-anak
https://www.alodokter.com/8-langkah-membuat-anak-cerdas
11