ANGGOTA KELOMPOK 4 :
NUR’AINI 21003221
DOSEN PENGAMPU :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “perkembangan
kognisi, sosial emosi dan kepribadian” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Antoni Tsaputra, S.S., M.A.,
Ph.D. selaku dosen mata kuliah psikologi anak berkebutuhan khusus yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.
Pada kesempatan kali ini kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini dan telah
memberikan motivasi untuk pembuatan makalah ini. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Karena
itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “perkembangan
kognisi, sosial emosi dan kepribadian” ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I .........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
C. TUJUAN PENULIS............................................................................................2
BAB II ........................................................................................................
A. PERKEMBANGAN KOGINISI ABK.................................................................3
B. PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ABK.......................................................5
C. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ABK.......................................................7
B. SARAN.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik
daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Pada
pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa
anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan
teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan koginisi anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana perkembangan sosial emosi anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana perkembangan kepribadian anak berkebutuhan khusus?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui perkembangan koginisi anak berkebutuhan khusus
2. Mengetahui perkembangan sosial emosi anak berkebutuhan khusus
3. Mengetahui perkembangan kepribadian anak berkebutuhan khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Fase Praoperasional (2-7 tahun) mulai menyadari benda-benda di
sekitarnya tidak hanya melalui sensorimotor melainkan kegiatan
yang bersifat simbol. Subfase fungsi simbolis terjadi di usia 2-4
e. tahun. Sedangkan subfase berpikir intuitif terjadi di usia 4-7 tahun,
anak bisa mengerti dan mengetahui sesuatu.
f. Fase Operasi Konkret (7-11 tahun) kemampuan berpikir logis
sudah berkembang dari obyek yang menjadi sumber informasi ada
secara konkret.
g. Fase Operasi Formal (11 tahun-dewasa) ditandai dengan
perpindahan berpikir logis ke berpikir abstrak.
4
kognitif, dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan kemampuan
untuk berpikir, belajar dan mengingat.
3. Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia
kalender).
4. Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempegaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat
dibedakan dengan pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak disengaja (pengaruh alam sekitar). Manusia
berbuat intelegensi karena untuk mempertahankan hidup maupun
dalam bentuk penyesuaian diri.
5. Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun
bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat
seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasaanya. Artinya
seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin mudah
dan cepat mempelajari apa yang diterimanya.
6. Faktor kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode.
Metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas
dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya
5
disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam
mengandalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam
mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara
bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling.
Hurlock (1993) perkembangan emosi terjadi sangat kuat pada usia 2,5-3,5
dan 5,5 – 6,4 tahun.
1. Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespon peristiwa dengan
kadar emosi yang sama. Semakin bertambah usia anak samakin mampu
untuk mengontrol emosinya.
2. Reaksi emosi muncul setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya dan
dengan waktu yang diinginkannya pula.
3. Emosi mudah berubah dan memperlihatkan reaksi spontanitas atau kondisi
asli dan anak sangat terbuka dengan pengalaman-pengalaman hatinya.
4. Reaksi emosi berdsifat individual dan pemicu emosi yang sama, namun
reaksi yang ditimbulkan berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh factor
pemicu emosi
5. Keadaan emosi anak dikendalikan dengan gejala tingkah laku yang
ditampilkan dan anak sulit mengungkapkan emosi secara verbal dan emosi
mudah dikenali melalui tingkah laku yang ditunjukkan.
Hurlock (1978) perilaku prososial yang umum terjadi pada diri anak
diantaranya:
1. Meniru : melakukan perilaku orang dewasa disekitarnya
2. Persaingan : keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain
3. Kerja sama : bermain koperatif bersama teman
4. Simpati : menggambarkan perasaan belas kasih atas kesedihan orang lain
(KBBI)
5. Empati : menempatkan diri pada posisi kesedihan orang tersebut (KBBI)
6. Dukungan sosial : dukungan dari orang sekitar
6
7. Berbagi : memberikan miliknya kepada teman atau orang dewasa sebagai
bentuk keperdulian
8. Perilaku akrab : hubungan erat dan personal dengan orang lain atau teman
sebaya.
7
Dalam teori perkembangan kepribadian menurut Erik Erikson (seorang
ahli psikologi dari Jerman yang terkenal dengan teori delapan tahap
perkembangan pada manusia), inilah tahapannya:
1) Masa bayi (dua tahun pertama kehidupan) Perkembangan kepribadian
anak dimulai dari ia dilahirkan hingga. Pada tahap ini, anak belajar
tentang kepercayaan dan ketidak percayaan.
2) Saat bayi diasuh dan dicintai dengan baik, maka ia akan
mengembangkan kepercayaan, rasa aman, dan optimisme dasar. Saat
bayi ditangani dengan buruk, maka ia menjadi merasa tidak aman dan
belajar ‘ketidakpercayaan dasar’.
3) Usia balita. Perkembangan kepribadian anak berikutnya dimulai dari
usia 18 bulan - 2 tahun dan 3-4 tahun. Pada tahap ini, pengembangan
kepribadian yang baik akan membuat anak memiliki. Meskipun
demikian, bagian awal dari tahap ini dapat mencakup masa tantrum,
keras kepala, dan perilaku negatif lainnya, tergantung pada
temperamen anak.
4) Usia prasekolah. Tahap ketiga terjadi selama ‘usia bermain’
kepribadian terjadi dengan menggunakan imajinasi dan keterampilan
bermain.
5) Usia sekolah. Perkembangan kepribadian anak berikutnya terjadi pada
usia sekolah sadar kemungkinan hingga SMP. Dalam tahap ini, anak
belajar menguasai keterampilan yang lebih formal dan dituntut lebih
disiplin.
6) Masa remaja. Tahap kelima terjadi, tepatnya dari usia 13 atau 14
tahun. Kedewasaan anak mulai berkembang pada periode ini.
8
Temperamen adalah kumpulan sifat genetik yang menentukan bagaimana
anak belajar memahami dan beradaptasi dengan segala hal yang ada di
dunia ini. Beberapa gen mengendalikan perkembangan sistem saraf anak
yang kemudian mempengaruhi kontrol perilakunya.
• Lingkungan
Lingkungan adalah tempat pengasuhan anak di mana ia tumbuh dan
berkembang. Selain temperamen, lingkungan menjadi hal yang paling
menentukan dalam perkembangan kepribadian seseorang.
• Karakter
Karakter merupakan kumpulan pola emosi, kognitif, dan perilaku yang
dipelajari dari pengalaman. Hal ini menentukan bagaimana seseorang
berpikir, merasa, dan berperilaku. Karakter akan terus berkembang seiring
dengan bertambahnya usia. Namun, juga banyak dipengaruhi oleh sifat
bawaan dan pengalaman.
9
o Berikan waktu bermain bebas. Membiarkan anak aktif dan
bebas, misalnya dalam kegiatan olahraga, dapat membawa
pengaruh baik bagi perkembangan kepribadian dan fisiknya.
o Memaklumi kegagalan anak. Setiap anak memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Janganlah bersikap terlalu keras saat
anak tidak memenuhi harapan.
o Berhenti membandingkan. Kondisi ini dapat membuat anak
bingung terhadap identitasnya dan memicunya untuk meniru orang
lain.
o Jadilah panutan. Karakter dan kepribadian anak dibentuk oleh
orangtua ataupun orang-orang disekitarnya.
o Berikan aturan tegas. Tegas bukan berarti harus keras.
10
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Piaget menggambarkan kognitif anak prasekolah sebagai pra-operasional.
Pemikiran pra-operasional adalah periode penantian yang nyaman untuk
menuju tahapan berikutnya, yakni pemikiran operasional konkret. Akan tetapi
label praoperasional menekankan bahwa anak tersebut belum menunjukkan
suatu operasi, yaitu tindakan-tindakan internalisasi yang memampukan anak
melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya dapat mereka lakukan
secara fisik. Operasi adalah tindakan mental dua-arah (reversibel). Penambahan
dan pengurangan jumlah secara mental adalah contoh operasi.
Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis.
Biasanya para orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal
saja, padahal sang anak merasa ia mampu melakukan lebih banyak lagi,
sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak larangan orang tua dan anak
cenderung akan memberontak. Anak pun akan meledak amarahnya jika ia tidak
bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan mudah.
2. SARAN
Kami berharap makalah ini dapat lebih baik kedepannya dan bermanfaat
bagi banyak orang. Serta juga bisa melihat dari sumber sumber lain
dikarenakan dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber sumber dan dapat dipertanggung
jawabkan.
11
DAFTAR REFERENSI
12