Anda di halaman 1dari 33

BEST PRACTICES

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI TAMAN KANAK-


KANAK DESA PAGOTAN KECAMATAN GEGER KABUPATEN
MADIUN HALAMAN JUDU L

Oleh :

RUFI’AH, S. Pd

TK DESA PAGOTAN
Jl. Hasanudin RT. 06 RW. 03 Desa Pagotan Kecamatan
Geger Kabupaten Madiun

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pengelolaan Lingkungan Belajar Di Taman Kanak – Kanak


Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

2. Identitas Penulis : Nama : Rufi’ah, S. Pd

Unit Kerja : TK Desa Pagotan

3. Lokasi Penulisan : TK Desa Pagotan

Mengetahui
Ketua Yayasan TK Desa Pagotan Penulis

DIAN AGUSTINA, S.Pd RUFI’AH, S.Pd

Mengesahkan
Pengawas TK

SUTRISNO, S. Pd, M.Pd


NIP. 19670716 198702 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat terselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice merupakan laporan uraian hasil
pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru itu
sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya).
Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah
pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya
bantuan dari berbagai pihak, rekan-rekan guru.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat menjadikan
penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice selanjutnya. Terima
kasih.

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 8
A. Lokasi dan Subjek Penelitian .............................................................................. 8
B. Desain Penelitian ................................................................................................. 9
C. Metode Penelitian .............................................................................................. 10
D. Definisi Operasional .......................................................................................... 11
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................................... 12
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 17
G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ..................................................... 18
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 19
I. Analisis Data ..................................................................................................... 21
J. Reduksi data ...................................................................................................... 21
K. Display data ....................................................................................................... 22
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...................................................................... 27
A. Simpulan............................................................................................................ 27
B. Rekomendasi ..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa depan suatu bangsa berada pada sumber daya manusianya yang
berkualitas sehingga apabila suatu bangsa menginginkan kemajuan maka sumber
daya manusia yang dimiliki haruslah dibina dan dididik sedini mungkin. Sejak anak
lahir harus sudah diasuh dan dibimbing agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan apa yang diharapkan dikemudian hari. Kecerdasan pada anak usia dini
(0 sampai 6 tahun) berkembang sangat cepat sehingga perlu diberikan stimulasi yang
tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sesuai dengan
penelitian Bloom (Wilyani. et al., 2012: 33) bahwa:

Sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8 tahun otak
manusia yang berfungsi 80%, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia hanya
bertambah 20%. Dengan demikian perlu perhatian lebih khusus pada anak usia dini
atau Taman Kanak-kanak.

Salah satu cara untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa yaitu melalui
pendidikan. Proses pendidikan dapat mengubah anak-anak dari yang sebelumnya
tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Semua
manusia tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, karena
melalui pendidikan manusia dapat mensejahterakan kehidupannya. UU RI No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan bagi anak-anak sangat penting, karena melalui pendidikan anak-


anak mendapatkan bekal hidup bagi kehidupannya kelak. Di Indonesia terdapat

1
jenjang pendidikan untuk anak-anak, yakni Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman
Kanak-kanak. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1, pasal 1, butir 14 bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Wilyani. et al. (2012: 32), mengatakan bahwa “Anak usia dini adalah anak yang
baru dilahirkan sampai usia 6 tahun”, maka dari itu pendidikan anak usia dini atau
Taman Kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan bagi
anak dengan rentang usia 0 sampai 6 tahun. Pada lembaga pendidikan tersebut anak
diberikan stimulasi dengan baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usianya, karena usia tersebut sangat membutuhkan stimulasi pada berbagai
aspek, yang meliputi kognitif, bahasa, sosial-emosional, fisik motorik, dan moral
agama. Semakin bervariasi stimulasi yang diberikan pada anak, maka semakin kuat
hubungan antar sel-sel otak, sehingga kecerdasan anak akan semakin tinggi
dikemudian hari. Selain itu melalui lembaga pendidikan PAUD atau TK anak juga
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Mencermati begitu pentingnya peranan pendidikan bagi anak usia Taman


Kanak-kanak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka sudah seharusnya
setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak agar agar anak dapat hidup sejahtera
kelak nanti.

Layanan pendidikan anak usia dini terbagi menjadi jalur lingkungan formal,
lingkungan non formal, dan lingkungan informal. Jalur lingkungan formal
diantaranya yaitu Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA). Jalur
lingkungan non formal yaitu Taman Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok

Bermain (KB), sedangkan Jalur lingkungan informal yaitu pendidikan yang


dilaksanakan atau diberikan di lingkungan keluarga.

Lingkungan merupakan tempat tinggal manusia dimana manusia dapat


melakukan aktivitas kehidupannya. Lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan
manusia. Lingkungan yang baik dapat menghasilkan manusia yang baik, dan

3
sebaliknya lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang kurang baik,
oleh karena itu agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka
perlu diciptakan suatu lingkungan yang baik pula. Anak-anak akan belajar dimana
saja ia berada, sehingga sebagai orang dewasa disekitarnya haruslah pintar-pintar
memilah dan memilih lingkungan yang baik bagi anak.

Penyediaan lingkungan belajar dan pengelolaan lingkungan belajar bagi anak


merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak. Sebagaimana diungkapkan
oleh Trianto (2011: 29):

Dalam konsep pengelolaan lingkungan yang baik akan memungkinkan


terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, karena lingkungan yang kondusif
merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak- anak dan juga menjadi
tempat yang menyenangkan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik,
keterampilan sosial dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Gardner (Wilyani. et al., 2012: 28) menyatakan bahwa „Tumbuh kembang otak
anak sebagai bagian dari tumbuh kembang anak tidak dapat dipisahkan dari peran
lingkungan sosio-kultural dimana anak itu berada‟. Maka agar otak anak berkembang
dengan sempurna ia harus berada di lingkungan yang tepat.

Suatu lingkungan dikatakan baik jika lingkungan tersebut mendukung


efektivitas dan efisiensi untuk pembelajaran anak usia dini. Tersedianya lingkungan
yang baik tidak terlepas dari peran para guru TK di dalamnya. Tidak hanya mengajar
di dalam kelas saja, guru harus mengelola lingkungan tempat anak belajar dengan
baik.

Selain mengelola lingkungan belajar, guru juga harus mampu menciptakan


lingkungan belajar yang menarik untuk anak yang dapat merangsang perkembangan
anak dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan anak, karena lingkungan
mampu menstimulasi anak dalam kegiatan belajar. Dengan lingkungan belajar yang
dapat memberikan kenyamanan bagi anak-anak, maka ia akan lebih mampu untuk
mengoptimalkan proses perkembangannya.

Nugraha (Mariyana. et al, 2010: 10) menyatakan bahwa „Keberhasilan guru


atau orang tua dalam memfasilitasi anak usia TK atau prasekolah secara baik sejak
4
dini, diibaratkan sama dengan memberikan bekal kesuksesan untuk kehidupannya 50
hingga 60 tahun kedepan‟. Begitu pentingnya pendidikan diberikan sejak dini maka
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan anak seharusnya dipersiapkan
dengan matang. Salah satunya adalah peran guru dan lembaga sekolah dalam
mengelola lingkungan belajar yang baik bagi anak.

Lingkungan belajar bagi anak TK berbeda dengan lingkungan belajar anak SD,
SMP, dan SMA. Banyak segala sesuatu yang harus dipersiapkan demi kenyamanan
anak berada di sekolah. Lingkungan belajar anak TK didesain khusus sesuai dengan
usianya. Sarana dan prasarana serta sumber belajar yang digunakan disesuaikan juga
dengan kebutuhan belajar anak sehari-hari. Beberapa hal yang berbeda dengan
lingkungan belajar SD, SMP, dan SMA adalah terdapat aneka alat bermain anak-anak
yang begitu banyak dan gambar tokoh kartun serta warna- warni dinding sekolah di
lingkungan belajar anak TK. Hal tersebut diciptakan bukan tanpa alasan melainkan
hal-hal tersebut merupakan kekhasan dari lingkungan belajar anak TK dan hal
tersebut pula yang disukai oleh anak usia TK. TK DESA PAGOTAN merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang memperhatikan lingkungan belajar. Hasil
pengamatan sementara menampilkan bahwa TK tersebut dari segi lingkungan fisik
dan pengelolaan lingkungan belajar sudah dikatakan baik. Penataan lingkungan
indoor dan outdoor terlihat sangat rapih, penyediaan berbagai alat permaianan indoor
dan outdoor

cukup lengkap, mampu menciptakan lingkungan belajar yang menarik, serta


manajemen dalam mengelola lingkungan belajar sangat baik. Melihat TK Desa
Pagotan juga merupakan salah satu TK Desa Pagotan yang berada di Kabupaten
Madiun, maka sudah barang tentu TK tersebut seharusnya dapat mengelola
lingkungan belajar dengan baik. Untuk itu peneliti ingin mengkaji dan mengenal
“Best Practice Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak Desa
Pagotan”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah utama


dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Best Practice Pengelolaan

5
Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan”.
Adapun secara lebih khusus rumusan masalah di atas dituangkan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-
kanak Desa Pagotan Kabupaten Madiun Tahun Ajaran 2019-2020?
2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-
kanak Desa Pagotan Kabupaten Madiun Tahun Ajaran 2019-2020?
3. Bagaimana evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak
Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020?
4. Apa kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi
permasalahan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Desa
Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan data tentang perencanaan pengelolaan lingkungan


belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020.

2. Untuk mendeskripsikan data tentang pelaksanaan pengelolaan lingkungan


belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020.
3. Untuk mendeskripsikan data tentang penilaian pengelolaan lingkungan belajar
di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020.
4. Untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan
dalam mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar di Taman
Kanak-kanak Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020.

6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan, dan untuk menambah keilmuwan tentang
pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan. Untuk lebih
spesifik lagi manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
rujukan serta memberikan kontribusi kepada lembaga penyelenggara
pendidikan, khususnya Taman Kanak-kanak Desa Pagotan dalam rangka
mengelola lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan anak.

2. Bagi Guru:

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan umpan balik dalam
mengelola lingkungan belajar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru TK dalam


mengelola lingkungan belajar yang sesuai untuk diterapkan di Taman Kanak-kanak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya
untuk meneliti aspek lain dari pengelolaan lingkungan belajar.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian peneliti lebih lanjut
dalam melakukan penelitian lebih luas dan mendalam mengenai pengelolaan
lingkungan belajar di Taman Kanak- kanak.

7
BAB II METODOLOGI P ENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK DESA PAGOTAN Kabupaten Madiun yang


terletak di Jalan Hasanudin RT.06 RW.03 Pagotan, Geger, Kabupaten Madiun.
Alasan mengambil lokasi tersebut karena dalam pengelolaan lingkungan belajar
sudah terlihat cukup baik dan mencari apakah ada kendala dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasinya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengamatan secara
langsung di lapangan.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan proses
pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanan-kanak Desa Pagotan
Kabupaten Madiun. Kedudukan subjek penelitian merupakan bagian penting karena
data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti.

Arikunto (2010: 116) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah benda,


hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan dalam penelitian”.

Subjek penelitian yang dijadikan sumber data utama adalah Kepala sekolah, dua
orang guru TK DESA PAGOTAN Kabupaten Madiun.

Pemilihan subjek penelitian tersebut dengan beberapa pertimbangan sebagai


berikut:

8
a. Subjek penelitian terlibat aktif selama kegiatan pengelolaan lingkungan belajar
berlangsung.
b. Keleluasaan waktu yang dimiliki sehingga dapat menggali informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan


peneliti dalam melakukan penelitiannya secara berurutan. Mulai dari perencanaan,
pelaksanaan di lapangan, analisis data sampai pembuatan laporan penelitian.

Kegiatan pra lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti


sebelum pengumpulan data, meliputi kegiatan studi literatur dan kegiatan observasi
pendahuluan, penyusunan instrumen penelitian. Dalam kegiatan studi literatur,
peneliti melakukan berbagai kajian teoritis dan mengumpulkan bahan- bahan yang
terkait dengan permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, sedangkan
dalam kegiatan kegiatan observasi pendahuluan peneliti mengobservasi kegiatan
pembelajaran secara umum yang dapat dijadikan bahan untuk melakukan kegiatan
observasi selanjutnya dan penyusunan instrumen penelitian.

Kegiatan pelaksanaan studi merupakan aktivitas pengumpulan data yang


dilakukan oleh peneliti di tempat penelitian melalui kegiatan observasi dan
wawancara. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang proses pengelolaan lingkungan belajar. Wawancara
dilakukan terhadap kepala sekolah dan guru untuk memperoleh data yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang dihadapi.

Kegiatan analisis data merupakan aktivitas pengolahan data yang diperoleh dari
lapangan melalui kegiatan sebagai berikut: (1) Penyusunan dan

9
pengelompokkan data lapangan yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan
wawancara, (2) Menganalisis data lapangan, (3) Menyusun draft laporan awal, (4)
Pengumpulan data lanjutan untuk melengkapi laporan awal, (5) Pengolahan dan
analisis data lanjutan, dan (6) Mengadakan triangulasi, penggalian, dan pelacakan
data yang diperlukan untuk mencari keobjektifan data yang sudah diperoleh.

Kegiatan terakhir adalah pelaporan hasil penelitian yaitu aktivitas penulisan


provosal penelitian yang dilakukan setelah tahapan di atas selesai. Secara visual
langkah-langkah penelitian di atas dapat dilihat pada bagan 3.1

PRA LAPANGAN PELAKSANAAN STUDI

Studi literatur Observasi


Observasi pendahuluan Wawancara
Penyusunan instrumen penelitian

PENYUSUNAN DAN
PELAPORAN HASIL ANALISIS DATA
PENELITIAN
Pengelompokkan data
Penulisan draft skripsi Menganalisis data secara kualitatif
Pelaporan

Sumber: Sriningsih (2008: 93)

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tentang pengelolaan lingkungan
belajar di TK Desa Pagotan adalah metode deskriptif. Untuk lebih memfokuskan
penelitian tersebut diuraikan kedalam beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang dihadapi guru di TK Desa
Pagotan dalam pengelolaan lingkungan belajar.

10
Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan, maka peneliti
harus mendapatkan gambaran utuh dan rinci mengenai pengelolaan lingkungan
belajar di TK Desa Pagotan. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti memperhatikan
metode yang akan digunakan dalam penelitian. Seiring dengan tujuan penelitian yang
dipaparkan, maka peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini.
Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran
mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan secara mendalam,
terperinci, dan utuh. Dalam penelitian deskriptif ini, jenis data yang diambil adalah
jenis data kualitatif, dimana data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti
mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan secara alamiah tanpa
ada interpensi peneliti.
Kegunaan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif ini berdasarkan
pertimbangan, yaitu: Pertama, peneliti bermaksud mengembangkan konsep
pemikiran dengan melihat secara keseluruhan keadaan, proses, individu, dan
kelompok serta sensitive terhadap orang yang diteliti dengan mendeskripsikannya
secara keseluruhan. Kedua, menafsirkan dan menganalisis suatu fakta yang diperoleh
dari penerapan proses pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan Kabupaten
Madiun.

D. Definisi Operasional

Agar tidak ada kesalahpahaman dalam menterjemahkan istilah dalam penelitian


ini, maka peneliti menyusun definisi operasional dari beberapa istilah yang dibahas
dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

A. Pengelolaan lingkungan belajar

Mariyana. et al. (2010: 17-18) mengemukakan bahwa “Pengelolaan lingkungan


belajar TK adalah suatu proses mengoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai
komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak TK
sehingga dapat terfasilitasi secara baik”. Pengelolaan

11
lingkungan belajar merupakan salah satu cara guru dalam mendesain suatu
lingkungan belajar yang menarik bagi anak agar anak merasa aman, nyaman, dan
senang berada di lingkungan sekolah. Lingkungan belajar bagi anak usia dini terdiri
dari lingkungan indoor dan outdoor.
Pengelolaan lingkungan belajar dalam penelitian berkaitan dengan perhatian
khusus pihak sekolah dalam segi penyediaan, penataan, pengaturan, pemeliharaan,
dan pengevaluasian lingkungan fisik agar tercipta lingkungan belajar yang sesuai bagi
anak usia dini.

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Menurut Sukmadinata (Sriningsih, 2008: 94) “Penelitian kualitatif


menggunakan peneliti sebagai instrumen”. Peneliti melaksanakan peran sosial
interaktif, melakukan pengamatan, interview, mencatat hasil pengamatan dan
interaksi bersama pastisipan. Untuk mendukung kegiatan tersebut maka peneliti
mengembangkan instrumen sebagai pedoman dalam melaksanan penelitian. Adapun
kisi-kisi instrumen penelitian pengelolaan lingkungan belajar.

Tabel 3.1.
KISI-KISI INSTRUMEN “PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR”
TK DESA PAGOTAN

DATA/INFORMASI YANG TEKNIK


N MASALAH SUMBER
DIPERLUKAN PENGUMPU
O PENELITIAN DATA
UMUM KHUSUS LAN DATA
1. Bagaimana  Konsep dasar  Alasan  Wawancara  Kepala
perencanaan pengelolaan menggunakan sekolah
pengelolaan lingkungan pengelolaan
lingkungan belajar yang lingkungan
belajar? digunakan belajar yang
digunakan
 Tujuan  Tujuan umum  Wawancara  Kepala

12
pengelolaan pengelolaan sekolah
lingkungan lingkungan  Guru
belajar belajar
 Tujuan khusus
pengelolaan
lingkungan
belajar
2. Bagaimana  Penerapan  Langkah-  Observasi  Guru
pelaksanaan pengelolaan langkah
pengelolaan lingkungan pelaksanaan  Wawancara  Guru
lingkungan belajar yang pengelolaan
belajar? digunakan lingkungan
belajar
 Ruang lingkup  Ruang lingkup  Observasi  Guru
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan  Wawancara  Guru
belajar belajar yang
digunakan
 Sarana dan  Sarana dan  Observasi  Guru
prasarana yang prasarana yang
digunakan digunakan  Wawancara  Guru
dalam dalam
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan
belajar belajar indoor
 Sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
 Pemeliharaan  Pemeliharaan  Wawancara  Kepala
sarana dan sarana dan sekolah
prasarana prasarana yang  Observasi  Guru
digunakan  Kepala
dalam sekolah
pengelolaan  Guru

13
lingkungan
belajar
 Sumber  Sumber  Observasi  Guru
belajar/APE belajar/APE
yang digunakan yang digunakan  Wawancara  Guru
dalam dalam
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan
belajar belajar indoor
 Sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
 Personil yang  Kepala sekolah  Wawancara  Kepala
terlibat dalam dan perannya sekolah
pengelolaan dalam  Observasi
lingkungan pengelolaan  Kepala
belajar dan lingkungan sekolah
perannya belajar

 Guru dan  Wawancara  Guru


perannya dalam  Observasi  Guru
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Penyediaan  Cara  Wawancara  Kepala
sarana, memperoleh sekolah
prasarana, dan sarana,
APE prasarana, dan
APE yang

14
tersedia
 Sumber dana  Sumber dana  Wawancara  Kepala
dalam yang digunakan sekolah
pengelolaan dalam
lingkungan pengelolaan
belajar lingkungan
belajar
3. Bagaimana  Pelaksanaan  Langkah-  Wawancara  Kepala
pelaksanaan evaluasi langkah sekolah
evaluasi pelaksanaan
pengelolaan penilaian
lingkungan pengelolaan
belajar? lingkungan
belajar yang
digunakan
 Pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Pemilihan
sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Personil yang
terlibat dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar dan
perannya
 Langkah-  Wawancara  Guru

15
langkah
pelaksanaan
penilaian
pengelolaan
lingkungan
belajar yang
digunakan
 Pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Pemilihan
sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Pengelolaan
lingkungan
belajar indoor
 Pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
 Sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
4. Seperti apa  Kendala yang  Kendala yang  Wawancara  Kepala
kendala yang dihadapi dalam dihadapi dalam : sekolah

16
dihadapi dan melaksanakan a. Perencanaan  Guru
solusi untuk pengelolaan pengelolaan
mengatasi lingkungan lingkungan
permasalahan belajar belajar
pengelolaan b. Pelaksanaan
lingkungan pengelolaan
belajar? lingkungan
belajar
c. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
 Solusi untuk  Solusi untuk  Wawancara  Kepala
mengatasi mengatasi sekolah
permasalahan permasalahan  Guru
pengelolaan dalam :
lingkungan a. Perencanaan
belajar? pengelolaan
lingkungan
belajar
b. Pelaksanaan
pengelolaan
lingkungan
belajar
c. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
Sumber: Mariyana, (2010)

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif sebagaimana ciri-


cirinya, maka peneliti sendirilah yang berperan sebagai instrumen penelitian. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nasution (1996: 9) yang mengatakan bahwa “peneliti adalah
„key instrument’ atau alat peneliti utama”. Dialah yang mengadakan sendiri

17
pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku
catatan. Ia tidak mengggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti lazim
digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat
memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami
perasaan dan nilai yang terkandung ucapan atau perbuatan responden. Walaupun
digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai
alat penelitian.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapa esensialnya
peranan manusia dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode penelitian
kualitatif khususnya sebagai instrumen pengumpul data.

G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian


1. Penyusunan kisi-kisi penelitian
Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan kegiatan yang sistematis untuk
memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penyusunan kisi-kisi
penelitian, peneliti menemukan aspek yang akan diteliti beserta indikatornya sesuai
dengan pertanyaan penelitian.
2. Penyusunan pedoman wawancara
Penyusunan pedoman wawancara merupakan kegiatan penyusunan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden untuk memperoleh informasi dan
data mengenai masalah penelitian. Pertanyaan yang disusun mengacu kepada
indikator-indikator yang telah ditentukan dalam kisi-kisi penelitian.
3. Penyusunan pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memudahkan peneliti pada saat memperoleh
data yang tidak didapatkan melalui wawancara, sehingga dilakukan pengamatan
dengan menggunakan pedoman observasi.

18
H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen utama


dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Lincoln & Guba (Yosfiani, 2009:
56) yang menyatakan bahwa “ Sebagai instrumen utama, maka peneliti dapat
menangkap secara utuh situasi yang sesungguhnya atas apa yang diamati”.
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan sejumlah data dan informasi yang dipergunakan
dalam suatu penelitian dengan menggunakan alat-alat pengukur. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
a. Observasi
Observasi yang akan digunakan adalah observasi non-patisipatif. Peneliti
mengamati dan mencatat dengan cermat semua proses penerapan metode, upaya-
upaya yang akan dilakukan kepala sekolah dan guru dan bentuk kesulitan yang
dihadapi, serta untuk mengetahui sikap anak selama pembelajaran berlangsung dan
dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah
perbaikan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran berikutnya.

b. Wawancara
Untuk menunjang kelengkapan data yang dikumpulkan melalui teknik
wawancara kepada beberapa responden yaitu Kepala TK Desa Pagotan Kabupaten
Madiun, guru-guru TK Desa Pagotan Kabupaten Madiun, dan staff tata usaha TK
Desa Pagotan Kabupaten Madiun.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam pengelolaan lingkungan


belajar adalah wawancara yang terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara pasti berdasarkan
sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan arah dan tujuan penelitian.

19
Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan secara khusus pada waktu yang telah
disepakati bersama.

Data-data yang berhubungan dengan perencanaan pengelolaan lingkungan


belajar dikumpulkan melalui teknik wawancara terhadap guru dan kepala sekolah.

Data mengenai proses pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar


dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung kepada guru, kepala
sekolah, dan staff tata usaha.

Data yang berhubungan dengan hasil evaluasi pengelolaan lingkungan belajar


dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap guru dan kepala sekolah
mengenai pencapaian pengelolaan lingkungan belajar.

Sedangkan data mengenai kendala yang dihadapi dan solusi yang diterapkan
dalam pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui wawancara langsung kepada
guru dan kepala sekolah.

Tabel 3.2 Contoh Transkrip Wawancara

Transkrip Wawancara Subjek 1


Nama : Titik
Tanggal Wawancara : 17 November 2019
Kode : Guru Kelas 1 (GK 1)
Alat Perekam : Handphone Lenovo S880

Peneliti/subyek Pertanyaan/jawaban
P Iya begini bu, menurut Ibu sendiri apa tujuan dari
pengelolaan lingkungan belajar yang sudah Ibu
lakukan?
GK 1 Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih
bervariasi, lebih menyenangkan, dan memberikan
pembelajaran yang lebih bermakna pada anak,
P Kalau secara khususnya lagi, tujuan dari
pengelolaan lingkungan belajarnya itu untuk apa
bu?

20
GK Kalau secara khususnya agar anak lebih
1 bersemangat lagi datang ke sekolah, lebih
memotivasi anak, guru lebih kreatif lagi dalam
mengajar kepada anak.
.

I. Analisis Data

Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yag dilakukan secara berulang sejak proses
pengambilan data. Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan
pengorganisasian data dan analisis satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan
yang telah dirumuskan. Nasution (1992) mengklarifikasi tahapan-tahapan tersebut,
sebagai berikut:

J. Reduksi data
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal penting, dicari tema dan pola. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Adapun
data-data yang direduksi adalah data-data dari hasil observasi dan wawancara.
Tabel 3.3 Contoh Pengodean Subjek

Pertanyaan/jawaban Pengodean Subjek


Kalau secara khususnya lagi, tujuan dari
pengelolaan lingkungan belajarnya itu
untuk apa bu?
Kalau secara khususnya agar anak lebih  Tujuan pengelolaan
bersemangat lagi datang ke sekolah, lebih lingkungan belajar
memotivasi anak, guru lebih kreatif lagi
dalam mengajar kepada anak.

21
K. Display data
Display data yaitu membuat gambaran dari data yang bertumpuk-tumpuk, baik
secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu, untuk mempermudah mengambil
kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, data yang telah direduksi tersebut disajikan
dalam bentuk tabel atau matrik agar mudah dipahami dan mempermudah dalam
mengambil kesimpulan.
Tabel 3.4 Tema-tema yang Muncul

Kelompok Tema Sub Tema Sub Kategori Tema


Perencanaan Konsep dasar 1. Melihat antusias belajar anak
pengelolaan pengelolaan 2. Anak-anak tidak bosan mengikuti
lingkungan lingkungan belajar kegiatan pembelajaran.
belajar yang digunakan 3. Saling menutupi kekurangan dari
setiap model pembelajaran yang
digunakan dan menambah hal-hal
yang baik dari setiap model
pembelajaran.
Tujuan pengelolaan 1. Pembelajaran menjadi lebih
lingkungan belajar bervariasi
2. Lebih menyenang
3. Pembelajaran lebih bermakna
pada anak
4. Anak lebih bersemangat datang
ke sekolah
5. Memotivasi anak
6. Guru lebih kreatif lagi dalam
mengajar kepada anak
Pelaksanaan Langkah-langkah 1. Perencanaan
pengelolaan dalam pelaksanaan 2. Persiapan
lingkungan pengelolaan 3. Menyiapkan bahan
belajar lingkungan belajar 4. Menyiapkan stratetegi atau

22
metode yang digunakan
5. Mensetting kelas
6. Mengkondisikan anak-anak
7. Pelaksanaan pembelajaraan
8. Evaluasi.
Ruang lingkup dari 1. Indoor
pengelolaan a. Kegiatan pembukaan
lingkungan belajar b. Kegiatan inti
c. Evaluasi
2. Outdoor
a. Baris dihalaman
b. Istirahat
c. Bermain peran
d. Kunjungan ke tempat-tempat
lain.
Sarana dan 1. Ruang kelas
prasarana apa saja 2. Toilet/kamar mandi
yang digunakan 3. Masjid
dalam pengelolaan 4. Perpustakaan.
lingkungan belajar 5. Drumband
6. Radio tape
7. Kaset
Pemelihara sarana 1. Menyimpan dan merapihkan
dan prasarana yang kembali
digunakan dalam 2. Bekerja sama dengan Kepala
pengelolaan Sekolah dan Guru
lingkungan belajar 3. Mempunyai rasa memiliki dan
tanggung jawab bersama.
Sumber 1. Balok

23
belajar/APE yang 2. Menara angka
digunakan dalam 3. Puzzle
pengelolaan 4. Permainan karet
lingkungan belajar 5. Menara huruf
indoor 6. Lego
7. Dadu
8. Pohon angka
Sumber 1. Otopad
belajar/APE yang 2. Trampoline.
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
outdoor
keterlibatan guru 1. Mengawasi
dalam pengelolaan 2. Fasilitator
lingkungan belajar 3. Membimbing
4. Mengarahkan anak
Evaluasi Langkah-langkah 1. Ketertarikan anak-anak mengikuti
pengelolaan penilaian pembelajaran
lingkungan pengelolaan 2. Keamanan
belajar lingkungan belajar 3. Bertanya pada anak apakah anak
yang digunakan menyukai pembelajaran
4. Meminta ide pembelajaran yang
diinginkan anak-anak
Cara mengevaluasi1. Melihat langsung dari awal kegiatan
pengelolaan pembelajaran hingga akhir
lingkungan belajar pembelajaran atau selama anak-anak
indoor berada di lingkungan
sekolah.

24
Cara mengevaluasi 1. Melihat langsung kegiatan anak-
pelaksanaan anak ketika berada di lingkungan
pengelolaan outdoor
lingkungan belajar 2. Bertanya langsung kepada anak
outdoor tentang perasaannya setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Cara mengevaluasi 1. Keamanan
sarana dan 2. Ketertarikan anak
prasarana yang
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
Cara mengevaluasi1. Data atau catatan inventaris kelas
pemeliharaan apakah sarana dan prasarana masih
sarana dan layak atau tidak
prasarana yang
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
Cara mengevaluasi 1. Disesuaikan dengan tema
pemilihan sumber 2. Melihat dari kelayakan
belajar/APE yang 3. Tidak menggunakan sarana dan
digunakan dalam prasarana yang tidak layak untuk
pengelolaan digunakan
lingkungan belajar 4. Memilih yang anak sukai dan
tertarik dalam menggunakannya
Kendala dan
1. Kendala yang a. Media yang digunakan, waktunya
solusi dalam dihadapi dalam: terbatas, ide yang muncul agak lama
pengelolaan d. Perencanaan

25
lingkungan pengelolaan b. Pengelolaan anak,
belajar lingkungan pengorganisasian anak, anak
belajar kurang focus, media kurang
e. Pelaksanaan menarik, penjelasan kurang jelas
pengelolaan c. Lupa melakukan evaluasi dan
lingkungan mencatatat hal-hal yang harus
belajar dicatat, agak malas
f. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
2. Solusi untuk a. Persiapan harus lebih matang,
mengatasiperma direncanakan sebulan sebulan
salahan dalam : pelaksanaan, dicatat dalam buku
d. Perencanaan perencanaan
pengelolaan b. Membuat aturan dalam semua
lingkungan kegiatan, dicatat dipapan tulis,
belajar c. Harus selalu membawa catatan
e. Pelaksanaan kecil untuk mencatat kejadian-
pengelolaan kejadian penting biar tidak lupa
lingkungan
belajar
f. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar

1. Kesimpulan dan verifikasi data

Data yang sudah diperoleh dianalisis dan disimpulkan lalu diverifikasi


ulang selama penelitian berlangsung.

26
BAB III SIMPULAN DAN R EKOMENDA SI

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan, hasil penelitian, dan pembahasan


yang telah dideskripsikan pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara
umum sudah baik. Adapun kesimpulan secara khusus dibahas sebagai berikut:

1. Dari segi perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan


sudah cukup baik. Hal ini terlihat pada ruangan belajar yang digunakan oleh
anak-anak setiap hari didesain dengan berbeda. Mereka melakukannya agar
anak-anak merasa nyaman berada di sekolah. Selain itu penerapan tiga model
pembelajaran oleh kepala sekolah pada tahun ajaran saat ini merupakan salah
satu hal yang terbaru untuk dilakukan oleh sekolah Taman Kanak-kanak.
Mereka melaksanakan lingkungan belajar ini dengan tujuan agar anak-anak
tidak mudah bosan dengan lingkungan belajar yang itu-itu saja. Kekurangan
dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap model pembelajaran saling ditutupi
dengan model pembelajaran lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan termasuk pada
kriteria baik. Hal tersebut terlihat pada saat pengamatan melalui observasi, guru
dapat mengelola lingkungan belajar anak baik pada lingkungan belajar indoor
maupun pada lingkungan belajar outdoor. Penggunaan sarana, prasana, dan
sumber belajar yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sudah bervariasi. Mereka menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan tema
pembelajaran yang digunakan.

27
Ruang belajar anak dan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh anak-
anak dirawat dengan baik. Guru memiliki peran utama dalam perawatan
lingkungan belajar anak, namun guru juga mengajak serta anak-anak untuk
bertanggung jawab untuk merawat keseluruhan barang-barang yang ada di
ruangan kelas, khususnya yang telah digunakan untuk disimpan kembali pada
tempatnya.
Kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha menjalankan tugas mereka sesuai
dengan tugasnya masing-masing dalam mengelola lingkungan belajar. Kepala
sekolah berperan penting dalam mengambil keputusan dari segala keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan belajar. Guru berperan sebagai
pelaksana pengelola lingkungan belajar sehari-hari, dan staff tata usaha
berperan dalam pengadministrasian pengelolaan lingkungan belajar. Mereka
bekerja sama demi terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman,
menyenangkan di TK Desa Pagotan.
3. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan termasuk pada
kriteria baik. Kepala sekolah dan guru melaksanakan kegiatan evaluasi melalui
beberapa tahap, yaitu evaluasi harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan
tahunan. Pada evaluasi harian dan mingguan guru dilakukan dengan pencatatan
pada buku evaluasi, evaluasi bulanan dilakukan pada rapat rutin yang dilakukan
oleh kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha, evaluasi semesteran biasanya
dilakukan pada pergantian semester, dan evaluasi tahunan dilakukan pada saat
awal tahun ajaran baru dimulai. Kegiatan evaluasi yang dilakukan tersebut
bertujuan untuk melihat sejauh mana pengelolaan lingkungan belajar yang
sudah dilakukan baik oleh guru maupun kepala sekolah dan staff tata usaha,
untuk melihat ketercapaian dari perencanaan pengelolaan lingkungan belajar,
dan mencari solusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
4. Pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan tidak selamanya berjalan
dengan mulus, terdapat kendala yang dihadapi oleh

kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha. Kendala yang dihadapi dapat terjadi
pada proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pengelolaan
lingkungan belajar. Namun dari segala kendala yang mereka hadapi mereka
bekerja sama dalam mengatasi permasalahan tersebut. Mereka bekerja sama
demi menciptakan lingkungan belajar yang menarik bagi anak-anak.

28
B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian mengenai best practice pengelolaan lingkungan


belajar, peneliti akan mengungkapkan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat
dijadikan masukan bagi pihak-pikah yang terkait. Adapun rekomendasi tersebut
antara lain ditunjukan kepada:
1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat membantu para guru dalam mengatasi


permasalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan
lingkungan belajar. Selain itu kepala sekolah juga diharapkan lebih matang lagi
dalam mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, khususnya
kemampuan guru sebagai pelaksana dari model pembelajaran tersebut, dan
Kepala sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada para guru untuk
menambah wawasan mengenai pengelolaan lingkungan belajar yang baik.

2. Guru

Guru diharapkan lebih matang lagi dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran


agar pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya pada proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar lebih baik
lagi, terutama dalam mendesain lingkungan belajar dan penggunaan sarana dan
prasarana yang akan digunakan anak-anak agar anak-anak lebih menarik lagi
dalam mengikuti Pembelajaran di sekolah, dan guru dapat mengikuti kegiatan
pelatihan mengenai pengelolaan lingkungan belajar.

3. Peneliti berikutnya
Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak
aspek lain yang belum terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
untuk peneliti selanjutnya antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data
seperti teknik studi dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal
ini tidak fokus pada beberapa guru saja. Penelitian selanjutnya dapat
dikembangkan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan
lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak sehingga dapat memberikan
sumbangan ilmu terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar. Peneliti
berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan
sumbangan ilmu bagi mahasiswa, praktisi, maupun guru Taman Kanak-kanak.
29
DAFTAR PUSTAKA

Anwar & Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis bagi Ibu
dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Eliawati, C., et al. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak
Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Mariyana, R., et al. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana.

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naruturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Putra, N. & Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta: PT


Rajagrafindo.

Rohani, A. (2014). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.


Jakarta: Indeks.

Sriningsih, N. (2008). Tesis Penerapan Metode Integrated Learning dalam


Pembelajaran Matematika di Taman Kanak-kanak: UPI.

Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia


Dini, TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Tidak diterbitkan.

Wahyudin, U. & Mubiar, A. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.


Bandung: Refika Aditama.

Wilyani, et al. (2012). Format PAUD. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Winataputra. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.


95
Yosfiani, N. (2009). Skripsi Implementasi Pembelajaran dalam Pembentukkan Akhlak
Anak: UPI.

Yusuf, S & Sugandhi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

30

Anda mungkin juga menyukai