Oleh :
RUFI’AH, S. Pd
TK DESA PAGOTAN
Jl. Hasanudin RT. 06 RW. 03 Desa Pagotan Kecamatan
Geger Kabupaten Madiun
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Yayasan TK Desa Pagotan Penulis
Mengesahkan
Pengawas TK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada
kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat terselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice merupakan laporan uraian hasil
pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru itu
sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya).
Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah
pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya
bantuan dari berbagai pihak, rekan-rekan guru.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat menjadikan
penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice selanjutnya. Terima
kasih.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 8
A. Lokasi dan Subjek Penelitian .............................................................................. 8
B. Desain Penelitian ................................................................................................. 9
C. Metode Penelitian .............................................................................................. 10
D. Definisi Operasional .......................................................................................... 11
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................................... 12
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 17
G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ..................................................... 18
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 19
I. Analisis Data ..................................................................................................... 21
J. Reduksi data ...................................................................................................... 21
K. Display data ....................................................................................................... 22
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...................................................................... 27
A. Simpulan............................................................................................................ 27
B. Rekomendasi ..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Masa depan suatu bangsa berada pada sumber daya manusianya yang
berkualitas sehingga apabila suatu bangsa menginginkan kemajuan maka sumber
daya manusia yang dimiliki haruslah dibina dan dididik sedini mungkin. Sejak anak
lahir harus sudah diasuh dan dibimbing agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan apa yang diharapkan dikemudian hari. Kecerdasan pada anak usia dini
(0 sampai 6 tahun) berkembang sangat cepat sehingga perlu diberikan stimulasi yang
tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sesuai dengan
penelitian Bloom (Wilyani. et al., 2012: 33) bahwa:
Sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8 tahun otak
manusia yang berfungsi 80%, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia hanya
bertambah 20%. Dengan demikian perlu perhatian lebih khusus pada anak usia dini
atau Taman Kanak-kanak.
Salah satu cara untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa yaitu melalui
pendidikan. Proses pendidikan dapat mengubah anak-anak dari yang sebelumnya
tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Semua
manusia tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, karena
melalui pendidikan manusia dapat mensejahterakan kehidupannya. UU RI No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:
1
jenjang pendidikan untuk anak-anak, yakni Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman
Kanak-kanak. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1, pasal 1, butir 14 bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Wilyani. et al. (2012: 32), mengatakan bahwa “Anak usia dini adalah anak yang
baru dilahirkan sampai usia 6 tahun”, maka dari itu pendidikan anak usia dini atau
Taman Kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan bagi
anak dengan rentang usia 0 sampai 6 tahun. Pada lembaga pendidikan tersebut anak
diberikan stimulasi dengan baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usianya, karena usia tersebut sangat membutuhkan stimulasi pada berbagai
aspek, yang meliputi kognitif, bahasa, sosial-emosional, fisik motorik, dan moral
agama. Semakin bervariasi stimulasi yang diberikan pada anak, maka semakin kuat
hubungan antar sel-sel otak, sehingga kecerdasan anak akan semakin tinggi
dikemudian hari. Selain itu melalui lembaga pendidikan PAUD atau TK anak juga
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
Layanan pendidikan anak usia dini terbagi menjadi jalur lingkungan formal,
lingkungan non formal, dan lingkungan informal. Jalur lingkungan formal
diantaranya yaitu Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA). Jalur
lingkungan non formal yaitu Taman Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok
3
sebaliknya lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang kurang baik,
oleh karena itu agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka
perlu diciptakan suatu lingkungan yang baik pula. Anak-anak akan belajar dimana
saja ia berada, sehingga sebagai orang dewasa disekitarnya haruslah pintar-pintar
memilah dan memilih lingkungan yang baik bagi anak.
Gardner (Wilyani. et al., 2012: 28) menyatakan bahwa „Tumbuh kembang otak
anak sebagai bagian dari tumbuh kembang anak tidak dapat dipisahkan dari peran
lingkungan sosio-kultural dimana anak itu berada‟. Maka agar otak anak berkembang
dengan sempurna ia harus berada di lingkungan yang tepat.
Lingkungan belajar bagi anak TK berbeda dengan lingkungan belajar anak SD,
SMP, dan SMA. Banyak segala sesuatu yang harus dipersiapkan demi kenyamanan
anak berada di sekolah. Lingkungan belajar anak TK didesain khusus sesuai dengan
usianya. Sarana dan prasarana serta sumber belajar yang digunakan disesuaikan juga
dengan kebutuhan belajar anak sehari-hari. Beberapa hal yang berbeda dengan
lingkungan belajar SD, SMP, dan SMA adalah terdapat aneka alat bermain anak-anak
yang begitu banyak dan gambar tokoh kartun serta warna- warni dinding sekolah di
lingkungan belajar anak TK. Hal tersebut diciptakan bukan tanpa alasan melainkan
hal-hal tersebut merupakan kekhasan dari lingkungan belajar anak TK dan hal
tersebut pula yang disukai oleh anak usia TK. TK DESA PAGOTAN merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang memperhatikan lingkungan belajar. Hasil
pengamatan sementara menampilkan bahwa TK tersebut dari segi lingkungan fisik
dan pengelolaan lingkungan belajar sudah dikatakan baik. Penataan lingkungan
indoor dan outdoor terlihat sangat rapih, penyediaan berbagai alat permaianan indoor
dan outdoor
5
Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan”.
Adapun secara lebih khusus rumusan masalah di atas dituangkan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-
kanak Desa Pagotan Kabupaten Madiun Tahun Ajaran 2019-2020?
2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-
kanak Desa Pagotan Kabupaten Madiun Tahun Ajaran 2019-2020?
3. Bagaimana evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak
Desa Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020?
4. Apa kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi
permasalahan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Desa
Pagotan Tahun Ajaran 2019-2020?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan, dan untuk menambah keilmuwan tentang
pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Desa Pagotan. Untuk lebih
spesifik lagi manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
rujukan serta memberikan kontribusi kepada lembaga penyelenggara
pendidikan, khususnya Taman Kanak-kanak Desa Pagotan dalam rangka
mengelola lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan anak.
2. Bagi Guru:
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan umpan balik dalam
mengelola lingkungan belajar.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya
untuk meneliti aspek lain dari pengelolaan lingkungan belajar.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian peneliti lebih lanjut
dalam melakukan penelitian lebih luas dan mendalam mengenai pengelolaan
lingkungan belajar di Taman Kanak- kanak.
7
BAB II METODOLOGI P ENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan proses
pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanan-kanak Desa Pagotan
Kabupaten Madiun. Kedudukan subjek penelitian merupakan bagian penting karena
data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti.
Subjek penelitian yang dijadikan sumber data utama adalah Kepala sekolah, dua
orang guru TK DESA PAGOTAN Kabupaten Madiun.
8
a. Subjek penelitian terlibat aktif selama kegiatan pengelolaan lingkungan belajar
berlangsung.
b. Keleluasaan waktu yang dimiliki sehingga dapat menggali informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.
B. Desain Penelitian
Kegiatan analisis data merupakan aktivitas pengolahan data yang diperoleh dari
lapangan melalui kegiatan sebagai berikut: (1) Penyusunan dan
9
pengelompokkan data lapangan yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan
wawancara, (2) Menganalisis data lapangan, (3) Menyusun draft laporan awal, (4)
Pengumpulan data lanjutan untuk melengkapi laporan awal, (5) Pengolahan dan
analisis data lanjutan, dan (6) Mengadakan triangulasi, penggalian, dan pelacakan
data yang diperlukan untuk mencari keobjektifan data yang sudah diperoleh.
PENYUSUNAN DAN
PELAPORAN HASIL ANALISIS DATA
PENELITIAN
Pengelompokkan data
Penulisan draft skripsi Menganalisis data secara kualitatif
Pelaporan
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian tentang pengelolaan lingkungan
belajar di TK Desa Pagotan adalah metode deskriptif. Untuk lebih memfokuskan
penelitian tersebut diuraikan kedalam beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang dihadapi guru di TK Desa
Pagotan dalam pengelolaan lingkungan belajar.
10
Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan, maka peneliti
harus mendapatkan gambaran utuh dan rinci mengenai pengelolaan lingkungan
belajar di TK Desa Pagotan. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti memperhatikan
metode yang akan digunakan dalam penelitian. Seiring dengan tujuan penelitian yang
dipaparkan, maka peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini.
Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran
mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan secara mendalam,
terperinci, dan utuh. Dalam penelitian deskriptif ini, jenis data yang diambil adalah
jenis data kualitatif, dimana data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti
mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan secara alamiah tanpa
ada interpensi peneliti.
Kegunaan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif ini berdasarkan
pertimbangan, yaitu: Pertama, peneliti bermaksud mengembangkan konsep
pemikiran dengan melihat secara keseluruhan keadaan, proses, individu, dan
kelompok serta sensitive terhadap orang yang diteliti dengan mendeskripsikannya
secara keseluruhan. Kedua, menafsirkan dan menganalisis suatu fakta yang diperoleh
dari penerapan proses pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan Kabupaten
Madiun.
D. Definisi Operasional
11
lingkungan belajar merupakan salah satu cara guru dalam mendesain suatu
lingkungan belajar yang menarik bagi anak agar anak merasa aman, nyaman, dan
senang berada di lingkungan sekolah. Lingkungan belajar bagi anak usia dini terdiri
dari lingkungan indoor dan outdoor.
Pengelolaan lingkungan belajar dalam penelitian berkaitan dengan perhatian
khusus pihak sekolah dalam segi penyediaan, penataan, pengaturan, pemeliharaan,
dan pengevaluasian lingkungan fisik agar tercipta lingkungan belajar yang sesuai bagi
anak usia dini.
Tabel 3.1.
KISI-KISI INSTRUMEN “PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR”
TK DESA PAGOTAN
12
pengelolaan pengelolaan sekolah
lingkungan lingkungan Guru
belajar belajar
Tujuan khusus
pengelolaan
lingkungan
belajar
2. Bagaimana Penerapan Langkah- Observasi Guru
pelaksanaan pengelolaan langkah
pengelolaan lingkungan pelaksanaan Wawancara Guru
lingkungan belajar yang pengelolaan
belajar? digunakan lingkungan
belajar
Ruang lingkup Ruang lingkup Observasi Guru
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan Wawancara Guru
belajar belajar yang
digunakan
Sarana dan Sarana dan Observasi Guru
prasarana yang prasarana yang
digunakan digunakan Wawancara Guru
dalam dalam
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan
belajar belajar indoor
Sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
Pemeliharaan Pemeliharaan Wawancara Kepala
sarana dan sarana dan sekolah
prasarana prasarana yang Observasi Guru
digunakan Kepala
dalam sekolah
pengelolaan Guru
13
lingkungan
belajar
Sumber Sumber Observasi Guru
belajar/APE belajar/APE
yang digunakan yang digunakan Wawancara Guru
dalam dalam
pengelolaan pengelolaan
lingkungan lingkungan
belajar belajar indoor
Sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
Personil yang Kepala sekolah Wawancara Kepala
terlibat dalam dan perannya sekolah
pengelolaan dalam Observasi
lingkungan pengelolaan Kepala
belajar dan lingkungan sekolah
perannya belajar
14
tersedia
Sumber dana Sumber dana Wawancara Kepala
dalam yang digunakan sekolah
pengelolaan dalam
lingkungan pengelolaan
belajar lingkungan
belajar
3. Bagaimana Pelaksanaan Langkah- Wawancara Kepala
pelaksanaan evaluasi langkah sekolah
evaluasi pelaksanaan
pengelolaan penilaian
lingkungan pengelolaan
belajar? lingkungan
belajar yang
digunakan
Pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
Pemilihan
sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
Personil yang
terlibat dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar dan
perannya
Langkah- Wawancara Guru
15
langkah
pelaksanaan
penilaian
pengelolaan
lingkungan
belajar yang
digunakan
Pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
Pemilihan
sumber
belajar/APE
yang digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
Pengelolaan
lingkungan
belajar indoor
Pengelolaan
lingkungan
belajar outdoor
Sarana dan
prasarana yang
digunakan
dalam
pengelolaan
lingkungan
belajar
4. Seperti apa Kendala yang Kendala yang Wawancara Kepala
kendala yang dihadapi dalam dihadapi dalam : sekolah
16
dihadapi dan melaksanakan a. Perencanaan Guru
solusi untuk pengelolaan pengelolaan
mengatasi lingkungan lingkungan
permasalahan belajar belajar
pengelolaan b. Pelaksanaan
lingkungan pengelolaan
belajar? lingkungan
belajar
c. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
Solusi untuk Solusi untuk Wawancara Kepala
mengatasi mengatasi sekolah
permasalahan permasalahan Guru
pengelolaan dalam :
lingkungan a. Perencanaan
belajar? pengelolaan
lingkungan
belajar
b. Pelaksanaan
pengelolaan
lingkungan
belajar
c. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
Sumber: Mariyana, (2010)
F. Instrumen Penelitian
17
pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku
catatan. Ia tidak mengggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti lazim
digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat
memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami
perasaan dan nilai yang terkandung ucapan atau perbuatan responden. Walaupun
digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai
alat penelitian.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapa esensialnya
peranan manusia dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode penelitian
kualitatif khususnya sebagai instrumen pengumpul data.
18
H. Teknik Pengumpulan Data
b. Wawancara
Untuk menunjang kelengkapan data yang dikumpulkan melalui teknik
wawancara kepada beberapa responden yaitu Kepala TK Desa Pagotan Kabupaten
Madiun, guru-guru TK Desa Pagotan Kabupaten Madiun, dan staff tata usaha TK
Desa Pagotan Kabupaten Madiun.
19
Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan secara khusus pada waktu yang telah
disepakati bersama.
Sedangkan data mengenai kendala yang dihadapi dan solusi yang diterapkan
dalam pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui wawancara langsung kepada
guru dan kepala sekolah.
Peneliti/subyek Pertanyaan/jawaban
P Iya begini bu, menurut Ibu sendiri apa tujuan dari
pengelolaan lingkungan belajar yang sudah Ibu
lakukan?
GK 1 Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih
bervariasi, lebih menyenangkan, dan memberikan
pembelajaran yang lebih bermakna pada anak,
P Kalau secara khususnya lagi, tujuan dari
pengelolaan lingkungan belajarnya itu untuk apa
bu?
20
GK Kalau secara khususnya agar anak lebih
1 bersemangat lagi datang ke sekolah, lebih
memotivasi anak, guru lebih kreatif lagi dalam
mengajar kepada anak.
.
I. Analisis Data
Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yag dilakukan secara berulang sejak proses
pengambilan data. Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan
pengorganisasian data dan analisis satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan
yang telah dirumuskan. Nasution (1992) mengklarifikasi tahapan-tahapan tersebut,
sebagai berikut:
J. Reduksi data
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal penting, dicari tema dan pola. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Adapun
data-data yang direduksi adalah data-data dari hasil observasi dan wawancara.
Tabel 3.3 Contoh Pengodean Subjek
21
K. Display data
Display data yaitu membuat gambaran dari data yang bertumpuk-tumpuk, baik
secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu, untuk mempermudah mengambil
kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, data yang telah direduksi tersebut disajikan
dalam bentuk tabel atau matrik agar mudah dipahami dan mempermudah dalam
mengambil kesimpulan.
Tabel 3.4 Tema-tema yang Muncul
22
metode yang digunakan
5. Mensetting kelas
6. Mengkondisikan anak-anak
7. Pelaksanaan pembelajaraan
8. Evaluasi.
Ruang lingkup dari 1. Indoor
pengelolaan a. Kegiatan pembukaan
lingkungan belajar b. Kegiatan inti
c. Evaluasi
2. Outdoor
a. Baris dihalaman
b. Istirahat
c. Bermain peran
d. Kunjungan ke tempat-tempat
lain.
Sarana dan 1. Ruang kelas
prasarana apa saja 2. Toilet/kamar mandi
yang digunakan 3. Masjid
dalam pengelolaan 4. Perpustakaan.
lingkungan belajar 5. Drumband
6. Radio tape
7. Kaset
Pemelihara sarana 1. Menyimpan dan merapihkan
dan prasarana yang kembali
digunakan dalam 2. Bekerja sama dengan Kepala
pengelolaan Sekolah dan Guru
lingkungan belajar 3. Mempunyai rasa memiliki dan
tanggung jawab bersama.
Sumber 1. Balok
23
belajar/APE yang 2. Menara angka
digunakan dalam 3. Puzzle
pengelolaan 4. Permainan karet
lingkungan belajar 5. Menara huruf
indoor 6. Lego
7. Dadu
8. Pohon angka
Sumber 1. Otopad
belajar/APE yang 2. Trampoline.
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
outdoor
keterlibatan guru 1. Mengawasi
dalam pengelolaan 2. Fasilitator
lingkungan belajar 3. Membimbing
4. Mengarahkan anak
Evaluasi Langkah-langkah 1. Ketertarikan anak-anak mengikuti
pengelolaan penilaian pembelajaran
lingkungan pengelolaan 2. Keamanan
belajar lingkungan belajar 3. Bertanya pada anak apakah anak
yang digunakan menyukai pembelajaran
4. Meminta ide pembelajaran yang
diinginkan anak-anak
Cara mengevaluasi1. Melihat langsung dari awal kegiatan
pengelolaan pembelajaran hingga akhir
lingkungan belajar pembelajaran atau selama anak-anak
indoor berada di lingkungan
sekolah.
24
Cara mengevaluasi 1. Melihat langsung kegiatan anak-
pelaksanaan anak ketika berada di lingkungan
pengelolaan outdoor
lingkungan belajar 2. Bertanya langsung kepada anak
outdoor tentang perasaannya setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Cara mengevaluasi 1. Keamanan
sarana dan 2. Ketertarikan anak
prasarana yang
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
Cara mengevaluasi1. Data atau catatan inventaris kelas
pemeliharaan apakah sarana dan prasarana masih
sarana dan layak atau tidak
prasarana yang
digunakan dalam
pengelolaan
lingkungan belajar
Cara mengevaluasi 1. Disesuaikan dengan tema
pemilihan sumber 2. Melihat dari kelayakan
belajar/APE yang 3. Tidak menggunakan sarana dan
digunakan dalam prasarana yang tidak layak untuk
pengelolaan digunakan
lingkungan belajar 4. Memilih yang anak sukai dan
tertarik dalam menggunakannya
Kendala dan
1. Kendala yang a. Media yang digunakan, waktunya
solusi dalam dihadapi dalam: terbatas, ide yang muncul agak lama
pengelolaan d. Perencanaan
25
lingkungan pengelolaan b. Pengelolaan anak,
belajar lingkungan pengorganisasian anak, anak
belajar kurang focus, media kurang
e. Pelaksanaan menarik, penjelasan kurang jelas
pengelolaan c. Lupa melakukan evaluasi dan
lingkungan mencatatat hal-hal yang harus
belajar dicatat, agak malas
f. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
2. Solusi untuk a. Persiapan harus lebih matang,
mengatasiperma direncanakan sebulan sebulan
salahan dalam : pelaksanaan, dicatat dalam buku
d. Perencanaan perencanaan
pengelolaan b. Membuat aturan dalam semua
lingkungan kegiatan, dicatat dipapan tulis,
belajar c. Harus selalu membawa catatan
e. Pelaksanaan kecil untuk mencatat kejadian-
pengelolaan kejadian penting biar tidak lupa
lingkungan
belajar
f. Evaluasi
pengelolaan
lingkungan
belajar
26
BAB III SIMPULAN DAN R EKOMENDA SI
A. Simpulan
27
Ruang belajar anak dan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh anak-
anak dirawat dengan baik. Guru memiliki peran utama dalam perawatan
lingkungan belajar anak, namun guru juga mengajak serta anak-anak untuk
bertanggung jawab untuk merawat keseluruhan barang-barang yang ada di
ruangan kelas, khususnya yang telah digunakan untuk disimpan kembali pada
tempatnya.
Kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha menjalankan tugas mereka sesuai
dengan tugasnya masing-masing dalam mengelola lingkungan belajar. Kepala
sekolah berperan penting dalam mengambil keputusan dari segala keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan belajar. Guru berperan sebagai
pelaksana pengelola lingkungan belajar sehari-hari, dan staff tata usaha
berperan dalam pengadministrasian pengelolaan lingkungan belajar. Mereka
bekerja sama demi terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman,
menyenangkan di TK Desa Pagotan.
3. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan termasuk pada
kriteria baik. Kepala sekolah dan guru melaksanakan kegiatan evaluasi melalui
beberapa tahap, yaitu evaluasi harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan
tahunan. Pada evaluasi harian dan mingguan guru dilakukan dengan pencatatan
pada buku evaluasi, evaluasi bulanan dilakukan pada rapat rutin yang dilakukan
oleh kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha, evaluasi semesteran biasanya
dilakukan pada pergantian semester, dan evaluasi tahunan dilakukan pada saat
awal tahun ajaran baru dimulai. Kegiatan evaluasi yang dilakukan tersebut
bertujuan untuk melihat sejauh mana pengelolaan lingkungan belajar yang
sudah dilakukan baik oleh guru maupun kepala sekolah dan staff tata usaha,
untuk melihat ketercapaian dari perencanaan pengelolaan lingkungan belajar,
dan mencari solusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
4. Pengelolaan lingkungan belajar di TK Desa Pagotan tidak selamanya berjalan
dengan mulus, terdapat kendala yang dihadapi oleh
kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha. Kendala yang dihadapi dapat terjadi
pada proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pengelolaan
lingkungan belajar. Namun dari segala kendala yang mereka hadapi mereka
bekerja sama dalam mengatasi permasalahan tersebut. Mereka bekerja sama
demi menciptakan lingkungan belajar yang menarik bagi anak-anak.
28
B. Rekomendasi
2. Guru
3. Peneliti berikutnya
Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak
aspek lain yang belum terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
untuk peneliti selanjutnya antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data
seperti teknik studi dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal
ini tidak fokus pada beberapa guru saja. Penelitian selanjutnya dapat
dikembangkan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan
lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak sehingga dapat memberikan
sumbangan ilmu terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar. Peneliti
berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan
sumbangan ilmu bagi mahasiswa, praktisi, maupun guru Taman Kanak-kanak.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anwar & Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis bagi Ibu
dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.
Eliawati, C., et al. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak
Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
30