DI SUSUN OLEH:
SITI JULAEHA,S.Pd.I
Siti Julaeha,S.Pd.I
Kata pengantar
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan alam semesta
dan manusia sebagai khalifah dimuka ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beliau telah mengajarkan kita tentang kebenaran dan kearifan
serta ahlak yang mulia.
Dengan rahmat, hidayah serta pertolongan dari Alloh SWT. penulis dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah penelitian tindakan kelas PAUD ini
dengan judul Meningkatkan kemampuan membaca pada anak usia dini
dengan methode pembiasaan tepat madu melalui media kartu huruf.
Penelitian tindakan kelas ini di ajukan untuk memenuhi persyaratan
dalam mengikuti kegiatan perlombaan PTK Paud Kab. Tangerang.
Ucapan terima kasih kasih yang tiada terhingga penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah mendukung tersusunnya makalah penelitian Tindakan
kelas ini yaitu:
1. Ibu Elvira nurhayati,S.Pd. selaku Pengawas Tk/SD Kec, Sepatan Timur
2. Bapak qudratullah,S.Pd, selaku revisiator 1
3. Ibu Rahmawati S.Pd, Selaku revisiator 2
4. Semua pihak yang telah membantu saya baik moril maupun materil yang
tidak saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif
demi kebaikan yang akan datang.
Dan akhirnya, penulis berharap semoga makalah karya nyata ini bisa
bermanfaat untuk memajukan dunia pendidikan, serta memiliki nilai guna
khususnya bagi penuilis dan umumnya bagi pembaca.
Tangerang 23 Maret 2017
penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1. Latar belakang masalah.................................................................... 1
2. Identifikasi masalah......................................................................... 2
3. Tujuan penelitian...............................................................................3
4. Manfaat penelitian ............................................................................4
5. Strategi pemecahan masalah............................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 19
1. Desain prosedur kegiatan pembelajaran..........................................20
2. Hasil penelitian dalam kegiatan.......................................................21
3. Dampak kegiatan.....22
4. Kendala yang dihadapi....23
5. Faktor factor pendukung...24
6. Alternatif pengembangan.....25
BAB III PENUTUP.............................................................................................. .36
1. Kesimpulan..................................................................................... 36
2. Rekomendasi...37
3. Saran dan tindak lanjut................................................................... 36
DAFTAR PUSAKA.................................................................................... .38
Lampiran-lampiran.
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tahap ini anak mulai menggunakan buku, mulai berpikir bahwa
buku ini penting, melihat atau membolak-balikkan dan kadang-kadang
anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, orang tua atau
guru dapat memberikan atau menunjukkan model/contoh tentang
perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku
pada anak.
b. Tahap Pembentukan Konsep Diri (self concept stage)
Pada tahap kedua, orang tua atau guru memberikan rangsangan dengan
jalan membacakan sesuatu pada buku-buku yang diketahui anak-anak.
Orang tua atau guru juga hendaknya melibatkan anak membacakan
berbagai buku.
c. Tahap Membaca gambar (bridging reading stage)
Pada tahap ketiga, orang tua dan guru membacakan sesuatu pada anak-
anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi, memberikan
kesempatan menulis sesering mungkin.
d. Tahap Pengenalan Bacaan (take-of reader stage)
Pada tahap keempat, orang tua dan guru masih harus membacakan
sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu
pada berbagai situasi. Orang tua dan guru juga jangan memaksa anak
membaca huruf secara sempurna.
e. Tahap Membaca Lancar (independent reader stage)
Pada tahap ini, orang tua dan guru masih tetap membacakan berbagai
jenis buku pada anak-anak. Tindakan ini mendorong anak agar dapat
memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan
yang sesuai serta mengajarkan cerita yang berstruktur.
4. Metode Membaca
Berdasarkan cara penyampainnya, membaca terbagi dalam tiga
kelompok sebagai berikut :
a. Sekuensial
Pada cara ini, membaca dilakukan per bagian kata. Metode ini tepat
diajarkan pada anak-anak yang dominan menggunakan otak kirinya.
Pendekatan dilakukan secara alfabet, mengenalkan masing-masing huruf,
bunyi, suku kata dan menyusunnya menjadi kata. Berikut ini beberapa
metode membaca yang digolongkan ke dalam pengajaran sekuensial.
b. Fonik
Anak diperkenalkan dan diajarkan bunyi huruf dan memnyusunnya
menjadi kata. Misalnya, anak diperkenalkan dengan bunyi vocal bulat
(seperti a,u,dan o) beberapa konsonan bilabial (seperti b,p, dan m)dan
konsonan dental (seperti t). huruf-huruf tersebut lazim diucapkan anak
yang belajar bicara, seperti ba ba baa tau mamama atau papapa.
c. Mengeja
Memtode ini diperkenalkan abjad satu per satu terlebih dahulu, kemudian
menghafalkan bunyinya. Langkah selanjutnya, menghafal bunyi
rangkaian abjad atau huruf menjadi sebuah suku kata seperti metode
fonik. Metode ini mempunyai kelemahan yaitu dapat menimbulkan
kebingungan kepada anak, khususnya balita. Kadang, mereka sulit
menerima mengapa rangkaian huruf b dan a harus dibaca ba (bukan be-
a). kelemahan lain, anak suli menghilangkan kebiasaan mengeja setelah
menguasai rangkaian suku kata. Misalnya proses mengeja be a ba de u
du sulit dihilangkan untuk membaca badu.
d. Suku kata
Metode ini mulai banyak digunakan karena tingkat keberhasilan cukup
baik. Anak diperkenalkan dengan penggalan suku kata, kemudian
dirangkai menjadi satu kata.
Contoh :
Ba bi bu be bo
Ca ci cu ce co
Bo bi ba ca bo bo
Keunggulan metode ini merupakan salah satu cara yang paling banyak
digunakan saat ini karena kepraktisannya. Karena metode ini tidak
memerlukan waktu untuk mengeja terlebih dahulu .
e. Simultan
Mengajarkan membaca secara langsung, yaitu seluruh kata atau kalimat
dengan sistem lihat dan ucapkan. Gagasan yang mendasari metode ini
adalah membentuk hubungan antara yang dilihat dengan yang
didengarnya sehingga membentuk suatu rantai kaitan memntal seperti
yang dilakukan orang dewasa ketika membaca. Olah karena itu, cara ini
cenderung diperuntukkan bagi anak-anak yang dominasi otak kanannya
menonjol baik. Berikut ini beberapa metode yang termasuk metode
simultan.
f. Membaca gambar
Pada metodee eini disajikan suatu gambar dan kata yang menunjukkan
kata gambar tersebut. Cara ini menggunakan pendekatan permainan,
misalkan mengenalkan bahwa suatu gambar kucing berhubungan
dengan huruf-huruf kucing.
g. Kartu kata atau doman
Metode ini menggunakan kartu-kartu kata yang ukuran hurufnya besar.
Mereka diperkenalkan dengan kata-kata yang akrab disekeliling anak,
misalnya ibu atau mama, bapak atau papa. Berkali-kali kartu itu
diperlihatkan kepada anak disertai bunyi bacaanya. Jika sudah lancar
membaca maka anak diperkenalkan kata-kata yang baru lain, demikian
seterusnya.
g. Membaca keseluruhan kemudian bagian
2. Pelaksanaan
Selanjutnya setelah perencanaan maka kemudian melakukan tindakan/
pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat
yang mengamati proses tindakan di dalam kelas untuk mengetahui
kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran, setelah diketahui
penyebab dari permasalahan maka selanjutnya peneliti merefleksi untuk
mencari cara perbaikan yang tepat secara langsung, bertahap dan
kontinyu.
Gambar 3: Fhoto kegiatan belajar
Penjelasan gambar.
3. Pengamatan (Observasi)
Pertemuan perencanaan dilakukan sebelum observasi itu
dilaksanakan.Tujuan pertemuan ini untuk menyepakati hal-hal yang
terkait dengan pelajaran yang akan diamati serta observasi yang
akan dilakukan.Sesuai dengan pertemuan perencanaan, observasi
dilakukan terhadap proses tindakan perbaikan dan hasil tindakan
perbaikan, yang difokuskan pada perilaku mengajar guru dan
perilaku belajar siswa.Setelah tindakan perbaikan yang diamati
selesai lalu pertemuan balikan segera dilakukan.
Gambar 4 : lembar observasi siswa
4. Penilaian
Hasil perbaikan pembelajaran diketahui dengan
mengumpulkan data-data melalui hasil pengamatan yang disusun
dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus.Hasil
pengamatan pembelajaran tersebut dimasukkan ke dalam suatu
tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan
perbaikan pembelajaran pada setiap siklus. (Gambar5; penilaian)
G. HASI KEGIATAN
Deskripsi hasil kegiatan dari pelaksanaan method tepat madu pada sekolah
taman kanak-kanak daarussakinah dapat di lihat pada table data berikut
Perencanaan Berdasarkan temuan dari hasil pembelajaran
sebelumnya, maka pada perencanaan belajar harian
kali ini guru mencoba menggunakan media
pembelajaran dan metode pembiasaan tepat madu
yang lebih baik.
Tindakan Pada tahap ini, guru menyajikan beberapa kartu dan
media gambar yang di sediakan di depan siswa untuk
menjelaskan tentang menggunakan metode tepat
madu dan melakukan tanya jawab dan demonstrasi
dalam suasana yang nyaman dan menyenagkan.
Pengamatan - Guru sudah menggunakan method pembiasaan
tepat madu dan demonstrasikannya.
- Pada saat proses pembelajaran siswa sudah aktif
dan sangat antusias, hal ini dapat terlihat dari
peran siswa yang mau menjawab pertanyaan-
pertanyaan dan berlomba untuk memasang kartu
lebih dahulu , walaupun masih ada sebagian
siswa yang belum aktif dalam proses
pembelajaran tersebut.
H. DAMPAK KEGIATAN
Berhasilnya kegiatan pelaksanaan penerapan method pembiasaan tepat
madu ini sangat memuskan bagi kami guru dan pengelola Tk daarussakinah Hal
tersebut telihat dari dampak yang di rasakan antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan membaca anak didik semakin berkembang lebih baik dan
lebih cepat.
2. Meningkatnya semangat belajar peserta didik karena kegiatan tersebut
membawa pada suasana gembira karena di lakukan secara bersama
sama
3. Menambah wawasan bagi guru dan orang tua dalam menerapkan
metode pembiasaan tepat madu yang lebih baik dalam meningkatkan
minat membaca anak.
4. Hal tersebut mendapat sambutan yang sangat baik dari pihak pengelola
sekolah yakni dengan menyediakan alat dan sarana yang di butuhkan
dalam pelaksanaan method pembiasaan tepat madu ini.
I. KENDALA YANG DI HADAPI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan penerapan method
pembiasaan tepat madu yang telah berhasil di rasakan ini dalam
beberapa kondisi memiliki kendala yang dilihat kurang dapat
berpengaruh maksimal. Beberapa kendala tersebut terjadi ketika
beberapa hal berikut terjadi antara lain:
1. Guru yang kurang bersemangat dan kurang bergembira saat
menyajikan pembelajaran.
2. Kurangnya dukungan dari pihak pengelola hingga arana dan alat
menjadi kurang memadai dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Kurangnya sosialisasi dan pemahaman guru tentang method
pembiasaan tepat madu.
J. FACTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung adalah hal utama yang sangat penting bagi tercapainya
keberhasilan pelaksanaan metode ini, meskipun sangat memungkinkan sekali
pelaksanaan method ini dilakukan dalam kondisi apa adanya, yakni dengan
menggunakan alat peraga atau media yang disesuaikan dengan kemampuan
sekolah masing masing. Namun alangkah baiknya untuk lebih mendapatkan
hasil maksimal, maka pengadaan sarana pendukung haruslah lebih diupayakan.
Semaksimal mungkin, yang antara lain ;
1. Biaya atau dana yang cukup untuk pengadaan sarana dan alat peraga atau
kartu dan pengadaan buku method pembiasaan tepat madu.
2. Sumber daya guru yang memadai dengan memberikan sosialisasi yang baik
dan tepat agar guru memahami cara penggunaan method pembiasaan tepat
madu dengan baik.
3. Dukungan dari pihak pengelola dan orang tua sangat member arti.
K. ALTERNATIP PERKEMBANGAN
Untuk hasil pengembangan lebih baik lagi alangkah baiknya jika dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan method pembiasaan tepat madu ini,
seluruh siswa masing- masing mendapatkan buku dan alat peraga ( media kartu)
sendiri. Dan sosiali terhadap pelaksanaan dan pengembangan metode ini di
lakukan secara kontiyu untuk mendapatkan hasil lebih maksimal.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan Pembelajaran yang berjudul
(Meningkatkan kemampuan membaca pada anak usia dini dengan metode
pembiasaan tepat madu melalui media kartu huruf) yang telah selesai dilaksanakan,
maka kami dapat menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca
pada anak usia dini.
1. Guru dengan menggunakan metode pembiasaan tepat madu sangat
berperan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa, maka dari itu
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Metode pembiasaan tepat madu
dapat menumbuhkan motivasi dan meningkatkan minat siswa dalam
proses pembelajaran membaca . Hal ini bisa dilihat dari peran aktif siswa
yang sangat antusia di dalam kegiatan pembelajaran.
2. Guru dengan menggunakan alat peraga yang tersedia dalam paket buku
dan kartu huruf metode pembiasaan tepat madu yang sangat varriatip ini
berhasi membuat berjalannya kegiatan pembelajaran membaca menjadi
sangat menyenangkan dan dapat meningkatkan perubahan yang drastic
pada kemampuan membaca anak.
3. Siswa dalam menggunakan alat peraga pada metode pembiasaan tepat
madu ini sangatlah mudah di pelajari dan sangat relevan dengan kondisi
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
2. Saran
Berdasarkan hasil perkembangan yang lebih baik pada kemampuan
anak didik dibandingkan pada saat sebelum menggunakan metode
pembiasaan tepat madu ini dan sesudah menggunakannya serta penggunaan
media kartu huruf yang sesuai dengan tema pembelajaran yang di
sampaikan, mendapatkan hasil yang memuaskan.Maka peneliti menyarankan
kepada pendidik atau guru agar senantiasa menggunakan metode-metode
yang sesuai dan memiliki keterdukungan antara materi pembelajaran dan
siswa.Serta dengan menggunakan alat peraga dari metode pembiasaan tepat
madu ini,setiap pembelajaran yang dilakukan agar di sampaikan dengan cara
yang cukup menyenangkan untuk memudahkan siswa dalam merima
informasi yang didapat.Dan adapun beberapa saran kami sampaikan kepada:
1. Pemerintah Pusat dan daerah agar sering mengadakan pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di kelas yang lebih
baik.
2. Sekolah khususnya Kepala Sekolah untuk meningkatkan sarana dan
prasarana yang terkait pembelajaran seperti media pembelajaran yang
memadai
3. Guru harus menguasai beberapa/ banyak metode mengajar, supaya
mampu memotivasi siswa agar tumbuh minat belajarnya, mampu untuk
memilih alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dan
mampu mengelola kelas dengan baik agar hasil belajar siswa dapat
dicapai dengan baik.
3. Rekomendasi terlampir
LAMPIRAN-LAMPIRAN.