Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAMPU MEMAHAMI KURIKULUM TEMPAT


PENITIPAN ANAK
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar AUD
Dosen Pengampu : Mohammad Zaini, S.Pd.I.,M.Pd.I

Kelas Piaud 2/ Kelompok 12

Oleh:

Tasya Oktaviana Praptiantika (T20195075)

Nuryama (T20195054)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ

September 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah, penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik dan benar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini memuat tentang “Mampu memahami kurikulum tempat penitipan
anak”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mohammad Zaini,
S.Pd.I.,M.Pd.I dan berbagai sumber yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang
penyusun tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 10 September 2021

Penyusun

ii
DAFAR ISI

COVER ............................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Pengertian Taman Penitipan Anak....................................................................... 3


B. Kelembagaan TPA ............................................................................................... 3
C. Dasar Hukum TPA.............................................................................................. 4
D. Tujuan TPA ......................................................................................................... 5
E. Prinsip-prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum TPA ....................................... 5
F. Komponen Kurikulum TPA ................................................................................ 6
G. Ruang Lingkup Kurikulum TPA ......................................................................... 7
H. Pengelola TPA ..................................................................................................... 8
I. Indikator Keberhasilan TPA ................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan anak usia dini saat cukup menggembirakan, walaupun
dapat dikatakan masih rendah. Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan
TK dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar
(APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini
(PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%.
Dari data di atas, dapat diungkapkan beberapa fakta antara lain masih rendahnya
angka partisipasi kasar masyarakat dalam mengikuti PAUD/TK serta kurangnya
perhatian pemerintah dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini. Program
PAUD/TK masih didominasi oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam
menyelenggarakan program PAUD/TK di daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala,
baik dari pendanaan maupun kualitas pembelajarannya.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maka pengembangan pendidikan usia dini mulai
dilakukan dengan baik. Baik peran pemerintah secara langsung maupun peran
pemerintah untuk mendorong pengembangan PAUD yang lebih berkualitas. Dalam hal
ini UU No, 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud
pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Taman Penitipan Anak
(TPA) bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi
orang tua yang mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan
pengasuhan anak yang selain berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga
memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia anak-anak mereka.
Taman Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya
Taman Penitipan Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963
sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan,

1
sosial anak balita selama ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak
dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (Dit PADU) tahun 2000, maka
pembinaan untuk pendidikan menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.
Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah
memberikan layanan yang holistik dan integratif. Holistik berarti seluruh kebutuhan
anak (kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan
kelangsungan hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA. Integratif berarti
semua lembaga TPA melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.
Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama
TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan
dengan tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk
PAUD. baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola
program PAUD.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Taman Penitipan Anak?
2. Apa Tujuan dari TPA?
3. Bagaimana Pengelola Taman Penitipan Anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang tempat penitipan Anak
2. Untuk mengetahui kelembagaan tempat penitipan Anak
3. Untuk mengetahui tentang dasar-dasar hukum tempat penitipan Anak
4. Untuk mengetahui tentang tujuan dari tempat penitipan Anak
5. Menjelaskan tentang pronsip-prinsip dasar pengembangan tempat penitipan anak
6. Untuk mengetahui tentang komponen-komponen kurikulum tempat penitipan Anak
7. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup kurikulum tempat penitipan Anak
8. Mengetahui cara mengelola tempat penitipan Anak
9. Untuk mengetahui indikator keberhasilan dalam tempat penitipan Anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taman Penitipan Anak


Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD yang secara tegas
diamanatkan oleh UU No. 20 Persyaratan Layanan Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah "Suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan1
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut".
PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk
TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal
berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan
informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan".
TPA merupakan salah satu bentuk layanan PAUD yang menyelenggarakan
pendidikan sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun (dengan prioritas anak usia di bawah 4 tahun)

B. Kelembagaan Taman Penitipan Anak


Seperti diuraikan di atas bahwa TPA merupakan salah satu bentuk PAUD nonformal
dengan fungsi ganda, yaitu layanan pengasuhan dan layanan pendidikan. Pengertian
PAUD nonformal adalah kelembagaan PAUD yang tidak diformalkan. Organisasi
maupun kurikulumnya lebih bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Hal itu, menurut M. Solehhudin (1997:56) bahwa pendidikan prasekolah
(sekarang dikenal dengan PAUD) memiliki karakteristik dan cara belajar tersendiri,
program pendidikannya tampak tidak terstruktur, bersifat informal, dan bahkan kelihatan
solah-olah ”tidak terencana”.
Namun sesungguhnya, karakteristik di atas hanya salah satu wujud dari pendekatan
pendidikan anak usia dini yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Sekarang ini, seiring perkembangan, jalur PAUD nonformal pun dewasa ini telah
memiliki organisasi dan kurikulum yang lebih baik, sehingga mampu mencapai tujuan-
tujuannya, baik tujuan kelembagaannya maupun tujuan pendidikan nasional itu sendiri.
Adapun prosedur perizinan kelembagaan TPA , adalah sebagai berikut:
1. Setiap lembaga TPA berkewajiban untuk mendaftarkan lembaganya ke Dinas
Pendidikan c.q Bidang Pendidikan Non-Formal di wilayahnya. TPA yang
sudah terdaftar dpat memberikan layanan kepada anak-anak sesuai ketentuan.
2. Lembaga TPA yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang
ditentukan dalam buku pedoman ini dapat mengajukan diri untuk memperoleh
izin operasional. Izin operasional diatur oleh daerah setempat.
1
Endang Switri, Bimbingan konseling Anak Usia Dini, ( Pasuruwan: Qiara Media, 2019) hal95

3
3. Lembaga TPA yang telah memiliki program yang permanen dan pendidikan
yang sesuai dengan ketentuan dalam Standar PAUD, berhak mengajukan
akreditasi lembaga PAUD Non-Formal.

Administrasi yang harus dilengkapi, mencakup:

Administrasi kelembagaan:
a. Visi, misi, dan tujuan lembaga yang disusun oleh Pengelola dan Pemilik
Yayasan;
b. Struktur Kepengurusan;
c.  Surat-surat berharga: Izin Pendirian dari Pejabat yang Berwenang, Akta
Kepemilikian/Akta Kerjasama/Izin Penggunaan Bangunan, Izin
Oparsional, dsb
Administrasi ketenagaan, mencakup:
a. Data tenaga pendidik: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, mulai bertugas, bertugas di kelompok apa, dan pelatihan
yang diterima;
b. Data pengelola: Nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan,mulai bertugas, dan pelatihan yang diterima;
c. Data tenaga administrasi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, mulai bertugas, dan pelatihan yang diterima;
d. Data petugas lainnya bila ada.
Administrasi Anak, meliputi:
a. Buku induk:nama anak, tempat dan tanggal lahir, anak ke berapa, nama
orang tua, pekerjaan orang tua, tanggal masuk;
b. Buku catatan perkembangan anak/buku raport.
Administrasi Keuangan, mencakup:
a. Buku kas/bank;
b. Buku Pengeluaran dan Penerimaan;
c. Kartu Pembayaran/iuaran dari peserta didik;
d. Buku inventaris barang;
e. Buku untuk kearsipan lainnya.
Administrasi Program, meliputi:
a. Rencana kegiatan semester, bulanan, harian;
b.  Formulir pendaftaran calon peserta didik;
c. Buku komunikasi/penghubung antara pendidik dan orangtua;
d. Jadwal kegiatan bermain;
e. Pernyataan orangtua;
f. Buku daftar hadir untuk anak;
g. Buku daftar hadir untuk pendidik dan pengasuh;
h. Buku tamu; dan
i. Buku agenda kegiatan

C. Dasar Hukum Taman Penitipan Anak


1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak.

4
4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2004-2025.
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah No.66 tahun
2010
7. Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, tugas dan fungsi
kementerian negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon 1 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden No.67 tahun 2010.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini

D. Tujuan Taman Penitipan Anak


seperti ditegaskan Depsos (2002) adalah untuk:
1. Terjaminnya tumbuh kembang anak berupa pengasuhan, rawatan, dan pembinaan
melalui proses sosialisasi dan pendidikan anak sebaik mungkin;
2. Tersedianya kesempatan bagi anak untuk memperoleh kelengkapan asuhan, rawatan,
pembinaan dan pendidikan yang baik sehingga dapat terjamin kelangsungan hidup,
tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi bagi anak;
3. Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan atau tindakan
lain yang akan mengganggu atau mempengaruhi kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak serta pembentukan kepribadian anak;
4. Terbantunya orangtua/keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga, khususnya
dalam melaksanakan pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan di luar keluarga.
Dengan demikian, lembaga pelayanan ini merupakan upaya preventif dalam
menghadapi kekhawatiran keterlantaran melalui asuhan, perawatan, pendidikan, dan
bimbingan bagi anak balita. Mengacu pada penegasan di atas, dapat dikatakan bahwa
Taman Penitipan Anak (TPA) bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan dan
pembinaan kesejahteraan bagi anak dini usia untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal2.

E. Prinsip-prinsip Dasar Perkembangan Kurikulum Taman Penitipan Anak


Dalam hal prinsip-prinsip pengembangan kurikulum TPA mengacu pada kurikulum
PAUD secara umum. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa
prinsip pengembangan kurikulum TPA meliputi:
1. Bersifat komprehensif, artinya kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar
yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek
perkembangan.
2. Didasarkan pada perkembangan secara bertahap, sehingga proses pembelajaran
harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan
anak.

2
Supsiloani, Puspitawati, Noviy Hasanah, Eksistensi Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya bagi ibu rumah
tangga yang bekerja, (Medan: Studi kasus di TPA Dharma) hal 122

5
3. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam
menyusun rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD
lebih terarah dan tepat sasaran.
4. Melayani kebutuhan anak, yakni mampu mengembangkan kemampuan, kebutuhan,
minat, potensi setiap anak.
5. Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam masyarakat
6. Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan
belajar anak.
7. Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan untuk
semua dapat dilaksanakan.
8. Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat
9.  Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, khususnya di lingkungan sekolah
10. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga yang diungkapkan kepada masyarakat
sebagai bentuk akuntabilitas.
11. Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak usia
dini.
12. Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses
pembelajaran3.

F. Komponen Kurikulum Taman Penitipan Anak


1. Peserta didik
Sasaran pendidikan anak usia dini khususnya TPA adalah anak yang berada di
sekurang-kurangnya berusia 3 bulan sampai 6 tahun, dengan prioritas anak yang
kedua orang tuanya bekerja.

2. Pendidik
a. Guru
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia
dini, psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD.
Kompetensi yang harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian,
profesional, pedagogik dan sosial.
Adapun kewajiban guru adalah
1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak
2) Mengembangkan rencana pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan
anak
3) Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan tahapan perkembangan
anak dan minat anak
4) Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan  yang dicapai anak.

b. Guru Pendamping
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas II PGTK atau SMA yang telah mendapat pelatihan PAUD.
Kompetensi yang harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian,
3
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2007)

6
profesional, pedagogik dan sosial. Adapun kewajiban guru pendamping adalah
membantu guru pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di atas.

c. Pengasuh
Kualifikasinya adalah minimal lulusan SMA sederrajat, sedangkan
kompetensinya adalah: memahami dasar pengasuhan, terampil melaksanakan
pengasuhan dan bersikap dan berperilkau sesuai dengan kebutuhan psikologis
anak.
Adapun kewajiban pengasuh adalah:
1) Membantu guru dan guru pendamping sesuai keperluannya
2) Melakukan perawatan kebersihan anak
3) Merawat kebersihan fasilitas yang digunakan anak
4) Bersikap dan berperilaku sesuai kebutuhan psikologis anak

3. Pengelola
Pengelola TPA minimal mempunyai kualifikasi lulusan SMA dan mempunyai
sertifikat pelatihan PAUD, serta telah berpengalaman menjadi guru PAUD minimal
selama 2 tahun. Kompetensi yang harus dimiliki sama dengan kompetensi pendidikan
TPA, serta kewajibannya adalah:
1) Mengelola Rencana Anggaran Belanja Lembaga
2) Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan dan perlindungan
3) Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugas di lembaganya
4) Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga
5) Menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya.

4. Ruang Lingkup Kurikulum


Kurikulum TPA mencakup seluruh aspek perkembangan anak, yakni:
1) Nilai agama dan moral
2) Fisik, motorik kasar, motorik halus dan kesehatan fisik
3) Kognitif: pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola,
konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf
4) Bahasa: bahasa yang diterima dan didengar, bahasa untuk mengungkapkan hasil
fikiran/perasaan, dan keaksaraan.
5) Sosial emosional.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum menu generik atau acuan lainnya
yang sesuai.

G. Ruang Lingkup Kurikulum Taman Penitipan Anak


Kurikulum TPA mencakup seluruh aspek perkembangan anak, yakni:
1. Nilai agama dan moral
2. Fisik, motorik kasar, motorik halus dan kesehatan fisik
3. Kognitif: pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola,
konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf
4. Bahasa: bahasa yang diterima dan didengar, bahasa untuk mengungkapkan hasil
fikiran/perasaan, dan keaksaraan.

7
5. Sosial emosional.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum menu generik atau acuan lainnya yang
sesuai.

H. Pengelola Taman Penitipan Anak


Pengelola teman penitipan anak sebaiknya menekankan kepada upaya untuk
mengurangi kemungkinan terjadi penularan melalui rute feses-mulut, termasuk dengan
membudayakan kebiasaan cuci tangan setaip saat dari toilet setelah mengganti pokok dan
sebelum makan4.

I. Indikator Keberhasilan Taman Penitipan Anak


Keberhasilan atau ketelaksanaan kelembagaan TPA dapat dilihat dari pengelolaan
administrasi yang tertib, sarana prasarana yang memadai, tenaga kependidikan yang
memenuhi kriteria, adanya program untuk meningkatkan kualitas layanan anak serta
adanya dukungan yang nyata dari masyarakat. Kehadiran anak didik yang lebih dari 75%
bisa dijadikan indikator keterlaksanaan program TPA, selain adanya peningkatan status
gizi dan kesehatan, serta peningkatan kemampuan anak di dalam pengetahuan dan
keterampilan.5

BAB III
PENUTUP

4
Masriadi, Epidemiologi peyakit menular, (Depok: PT raja grafindo, 2017) hal 148
5
Nur hidayat, Layanan Pada Anak Usia Dini, (Yagyakarta: TPA Beringharjo, 2008) hal32

8
A. Kesimpulan
Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD yang secara tegas
diamanatkan oleh UU No. 20 Persyaratan Layanan Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah "Suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan6
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Seperti ditegaskan Depsos (2002) adalah untuk: 1) Terjaminnya tumbuh kembang
anak berupa pengasuhan, rawatan, dan pembinaan melalui proses sosialisasi dan
pendidikan anak sebaik mungkin; 2) Tersedianya kesempatan bagi anak untuk
memperoleh kelengkapan asuhan, rawatan, pembinaan dan pendidikan yang baik
sehingga dapat terjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan
partisipasi bagi anak; 3) Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan
kekerasan atau tindakan lain yang akan mengganggu atau mempengaruhi kelangsungan
hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak; 4) Terbantunya
orangtua/keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga, khususnya dalam melaksanakan
pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan di luar keluarga. Dengan demikian, lembaga
pelayanan ini merupakan upaya preventif dalam menghadapi kekhawatiran keterlantaran
melalui asuhan, perawatan, pendidikan, dan bimbingan bagi anak balita. Mengacu pada
penegasan di atas, dapat dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak (TPA) bertujuan untuk
memberikan pelayanan pendidikan dan pembinaan kesejahteraan bagi anak dini usia
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Pengelola teman penitipan anak sebaiknya menekankan kepada upaya untuk
mengurangi kemungkinan terjadi penularan melalui rute feses-mulut, termasuk dengan
membudayakan kebiasaan cuci tangan setaip saat dari toilet setelah mengganti pokok dan
sebelum makan

B. Saran
Dalam hal ini penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan perannya dalam
pendidikan anak usia dini, baik dari pendanaan, perekrutan tutor yang sesuai dengan
kualifikasi maupun membuka ruang seluas-luasnya kepada masayarakat untuk
mengembangkan PAUD khususnya TPA yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Switri Endang . 2019. Bimbingan konseling Anak Usia Dini. Pasuruwan : Qiara Media

6
Endang Switri, Bimbingan konseling Anak Usia Dini, ( Pasuruwan: Qiara Media, 2019) hal95

9
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Nidayat Nur. 2008. Layanan Pada Anak Usia Dini. Yagyakarta: TPA Beringharjo

Masriadi. 2017. Epidemiologi peyakit menular. Depok: PT raja grafindo

Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta

https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-konsep-dasar-tpa.html
morrgan, George S. 2012. Dasar – dasar Taman Penitipan anak Pendidikan Anak Usia
Dini, Jakarta : Indeks
Supsiloani, Puspitawati, Hasanah Noviy. Eksistensi Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya
bagi ibu rumah tangga yang bekerja. Medan: Studi kasus di TPA Dharma

10

Anda mungkin juga menyukai