Oleh:
Nuryama (T20195054)
September 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah, penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik dan benar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini memuat tentang “Mampu memahami kurikulum tempat penitipan
anak”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Mohammad Zaini,
S.Pd.I.,M.Pd.I dan berbagai sumber yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang
penyusun tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.Terima kasih atas perhatiannya.
Penyusun
ii
DAFAR ISI
COVER ............................................................................................................................ i
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan anak usia dini saat cukup menggembirakan, walaupun
dapat dikatakan masih rendah. Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan
TK dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar
(APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini
(PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%.
Dari data di atas, dapat diungkapkan beberapa fakta antara lain masih rendahnya
angka partisipasi kasar masyarakat dalam mengikuti PAUD/TK serta kurangnya
perhatian pemerintah dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini. Program
PAUD/TK masih didominasi oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam
menyelenggarakan program PAUD/TK di daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala,
baik dari pendanaan maupun kualitas pembelajarannya.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maka pengembangan pendidikan usia dini mulai
dilakukan dengan baik. Baik peran pemerintah secara langsung maupun peran
pemerintah untuk mendorong pengembangan PAUD yang lebih berkualitas. Dalam hal
ini UU No, 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud
pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Taman Penitipan Anak
(TPA) bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi
orang tua yang mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan
pengasuhan anak yang selain berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga
memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia anak-anak mereka.
Taman Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya
Taman Penitipan Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963
sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan,
1
sosial anak balita selama ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak
dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (Dit PADU) tahun 2000, maka
pembinaan untuk pendidikan menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.
Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah
memberikan layanan yang holistik dan integratif. Holistik berarti seluruh kebutuhan
anak (kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan
kelangsungan hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA. Integratif berarti
semua lembaga TPA melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.
Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama
TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan
dengan tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk
PAUD. baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola
program PAUD.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Taman Penitipan Anak?
2. Apa Tujuan dari TPA?
3. Bagaimana Pengelola Taman Penitipan Anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang tempat penitipan Anak
2. Untuk mengetahui kelembagaan tempat penitipan Anak
3. Untuk mengetahui tentang dasar-dasar hukum tempat penitipan Anak
4. Untuk mengetahui tentang tujuan dari tempat penitipan Anak
5. Menjelaskan tentang pronsip-prinsip dasar pengembangan tempat penitipan anak
6. Untuk mengetahui tentang komponen-komponen kurikulum tempat penitipan Anak
7. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup kurikulum tempat penitipan Anak
8. Mengetahui cara mengelola tempat penitipan Anak
9. Untuk mengetahui indikator keberhasilan dalam tempat penitipan Anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Lembaga TPA yang telah memiliki program yang permanen dan pendidikan
yang sesuai dengan ketentuan dalam Standar PAUD, berhak mengajukan
akreditasi lembaga PAUD Non-Formal.
Administrasi kelembagaan:
a. Visi, misi, dan tujuan lembaga yang disusun oleh Pengelola dan Pemilik
Yayasan;
b. Struktur Kepengurusan;
c. Surat-surat berharga: Izin Pendirian dari Pejabat yang Berwenang, Akta
Kepemilikian/Akta Kerjasama/Izin Penggunaan Bangunan, Izin
Oparsional, dsb
Administrasi ketenagaan, mencakup:
a. Data tenaga pendidik: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, mulai bertugas, bertugas di kelompok apa, dan pelatihan
yang diterima;
b. Data pengelola: Nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan,mulai bertugas, dan pelatihan yang diterima;
c. Data tenaga administrasi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, mulai bertugas, dan pelatihan yang diterima;
d. Data petugas lainnya bila ada.
Administrasi Anak, meliputi:
a. Buku induk:nama anak, tempat dan tanggal lahir, anak ke berapa, nama
orang tua, pekerjaan orang tua, tanggal masuk;
b. Buku catatan perkembangan anak/buku raport.
Administrasi Keuangan, mencakup:
a. Buku kas/bank;
b. Buku Pengeluaran dan Penerimaan;
c. Kartu Pembayaran/iuaran dari peserta didik;
d. Buku inventaris barang;
e. Buku untuk kearsipan lainnya.
Administrasi Program, meliputi:
a. Rencana kegiatan semester, bulanan, harian;
b. Formulir pendaftaran calon peserta didik;
c. Buku komunikasi/penghubung antara pendidik dan orangtua;
d. Jadwal kegiatan bermain;
e. Pernyataan orangtua;
f. Buku daftar hadir untuk anak;
g. Buku daftar hadir untuk pendidik dan pengasuh;
h. Buku tamu; dan
i. Buku agenda kegiatan
4
4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2004-2025.
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah No.66 tahun
2010
7. Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, tugas dan fungsi
kementerian negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon 1 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden No.67 tahun 2010.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini
2
Supsiloani, Puspitawati, Noviy Hasanah, Eksistensi Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya bagi ibu rumah
tangga yang bekerja, (Medan: Studi kasus di TPA Dharma) hal 122
5
3. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam
menyusun rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD
lebih terarah dan tepat sasaran.
4. Melayani kebutuhan anak, yakni mampu mengembangkan kemampuan, kebutuhan,
minat, potensi setiap anak.
5. Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam masyarakat
6. Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan
belajar anak.
7. Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan untuk
semua dapat dilaksanakan.
8. Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat
9. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, khususnya di lingkungan sekolah
10. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga yang diungkapkan kepada masyarakat
sebagai bentuk akuntabilitas.
11. Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak usia
dini.
12. Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses
pembelajaran3.
2. Pendidik
a. Guru
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia
dini, psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD.
Kompetensi yang harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian,
profesional, pedagogik dan sosial.
Adapun kewajiban guru adalah
1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak
2) Mengembangkan rencana pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan
anak
3) Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan tahapan perkembangan
anak dan minat anak
4) Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dicapai anak.
b. Guru Pendamping
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas II PGTK atau SMA yang telah mendapat pelatihan PAUD.
Kompetensi yang harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian,
3
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2007)
6
profesional, pedagogik dan sosial. Adapun kewajiban guru pendamping adalah
membantu guru pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di atas.
c. Pengasuh
Kualifikasinya adalah minimal lulusan SMA sederrajat, sedangkan
kompetensinya adalah: memahami dasar pengasuhan, terampil melaksanakan
pengasuhan dan bersikap dan berperilkau sesuai dengan kebutuhan psikologis
anak.
Adapun kewajiban pengasuh adalah:
1) Membantu guru dan guru pendamping sesuai keperluannya
2) Melakukan perawatan kebersihan anak
3) Merawat kebersihan fasilitas yang digunakan anak
4) Bersikap dan berperilaku sesuai kebutuhan psikologis anak
3. Pengelola
Pengelola TPA minimal mempunyai kualifikasi lulusan SMA dan mempunyai
sertifikat pelatihan PAUD, serta telah berpengalaman menjadi guru PAUD minimal
selama 2 tahun. Kompetensi yang harus dimiliki sama dengan kompetensi pendidikan
TPA, serta kewajibannya adalah:
1) Mengelola Rencana Anggaran Belanja Lembaga
2) Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan pendidikan,
pengasuhan dan perlindungan
3) Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugas di lembaganya
4) Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga
5) Menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya.
7
5. Sosial emosional.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum menu generik atau acuan lainnya yang
sesuai.
BAB III
PENUTUP
4
Masriadi, Epidemiologi peyakit menular, (Depok: PT raja grafindo, 2017) hal 148
5
Nur hidayat, Layanan Pada Anak Usia Dini, (Yagyakarta: TPA Beringharjo, 2008) hal32
8
A. Kesimpulan
Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD yang secara tegas
diamanatkan oleh UU No. 20 Persyaratan Layanan Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah "Suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan6
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Seperti ditegaskan Depsos (2002) adalah untuk: 1) Terjaminnya tumbuh kembang
anak berupa pengasuhan, rawatan, dan pembinaan melalui proses sosialisasi dan
pendidikan anak sebaik mungkin; 2) Tersedianya kesempatan bagi anak untuk
memperoleh kelengkapan asuhan, rawatan, pembinaan dan pendidikan yang baik
sehingga dapat terjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan
partisipasi bagi anak; 3) Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan
kekerasan atau tindakan lain yang akan mengganggu atau mempengaruhi kelangsungan
hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak; 4) Terbantunya
orangtua/keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga, khususnya dalam melaksanakan
pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan di luar keluarga. Dengan demikian, lembaga
pelayanan ini merupakan upaya preventif dalam menghadapi kekhawatiran keterlantaran
melalui asuhan, perawatan, pendidikan, dan bimbingan bagi anak balita. Mengacu pada
penegasan di atas, dapat dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak (TPA) bertujuan untuk
memberikan pelayanan pendidikan dan pembinaan kesejahteraan bagi anak dini usia
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Pengelola teman penitipan anak sebaiknya menekankan kepada upaya untuk
mengurangi kemungkinan terjadi penularan melalui rute feses-mulut, termasuk dengan
membudayakan kebiasaan cuci tangan setaip saat dari toilet setelah mengganti pokok dan
sebelum makan
B. Saran
Dalam hal ini penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan perannya dalam
pendidikan anak usia dini, baik dari pendanaan, perekrutan tutor yang sesuai dengan
kualifikasi maupun membuka ruang seluas-luasnya kepada masayarakat untuk
mengembangkan PAUD khususnya TPA yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Switri Endang . 2019. Bimbingan konseling Anak Usia Dini. Pasuruwan : Qiara Media
6
Endang Switri, Bimbingan konseling Anak Usia Dini, ( Pasuruwan: Qiara Media, 2019) hal95
9
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Nidayat Nur. 2008. Layanan Pada Anak Usia Dini. Yagyakarta: TPA Beringharjo
Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta
https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-konsep-dasar-tpa.html
morrgan, George S. 2012. Dasar – dasar Taman Penitipan anak Pendidikan Anak Usia
Dini, Jakarta : Indeks
Supsiloani, Puspitawati, Hasanah Noviy. Eksistensi Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya
bagi ibu rumah tangga yang bekerja. Medan: Studi kasus di TPA Dharma
10