Anda di halaman 1dari 21

TUGAS UAS OBSERVASI

Dosen Pembimbing : Dinda Septiani, M. Psi., Psikolog

Oleh :

1. Juita. M. G. Nadapdap
2. Ivonne Rahmi Alenda
3. Sarah Fauziah

MATA KULIAH OBSERVASI


UNIVERSITAS ABDURRAB
FAKULTAS PSIKOLOGI
T.A. 2020

1 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Uas Observasi di Sekolah Dasar El Shaddai Mulia. Kami
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan-bahan materi laporan ini.
Kami sadar bahwa Tugas UAS Observasi yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan Tugas Uas
Observasi di Sekolah Dasar El Shaddai Mulia ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon
bantuan dari para pembaca.
Demikianlah Tugas Uas Observasi di Sekolah Dasar El Shaddai Mulia ini kami buat, apabila ada
kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf. Atas kerjasama dan partisipasinya, kami ucapkan terima
kasih.

Pekanbaru, 24 Januari 2020

Penyusun

2 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATAPENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN……………………..................……………………………………4
.A. SEJARAH SINGKAT SATUAN PAUD EL SHADDAI MULIA.............................4
B. STRUKTUR KEPENGURUSAN SATUAN LEMBAGA PAUD.............................6
C. VISI, INDIKATOR VISI, MISI, DAN TUJUAN......................................................7
D. SELAYANG PANDANG SD EL SHADDAI MULIA...............................................8
E. OBSERVASI..............................................................................................................15
F. ANAMNESA.............................................................................................................17

BAB II ANALISA................................................................................................................19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

3 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


BAB I
PENDAHULUAN

A. SEJARAH SINGKAT SATUAN PAUD EL SHADDAI MULIA

Jalan Beringin merupakan suatu daerah yang sudah mulai berkembang secara meyakinkan,
dimana di Jalan Beringin sekarang ini sudah banyak berdiri rumah penduduk dan komplek
Perumahan yang berkembang sangat pesat, diperkirakan akan banyak juga anak-anak usia pra
sekolah yang berdomisili di Jalan Beringin. Pada awalnya sekolah ini berdiri dengan nama “Bee
School” dan berganti yayasan dengan nama Yayasan Aumelya Deata sebagai suatu lembaga
yang mengelola Pendidikan anak usia dini ( Pra Sekolah ) bertekad untuk membangun dan
mendidik anak-anak dengan mendirikan suatu pendidikan bagi anak-anak usia dini ( Pra Sekolah
) dengan nama SD EL Shaddai Mulia.
Setelah Yayasan Aumelya Deata dibentuk oleh Notaris Delfrida Rumada Hutasoit,SH yang
berkedudukan di Pekanbaru dan dengan SK Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia pada tanggal 3 Oktober 2015 dengan Nomor AHU-0015325.ah.01.12. Tahun 2015
maka pihak Yayasan langsung mengurus Surat Izin Operasional Sekolah dan puji syukur kepada
Tuhan atas perlindunganNya maka izin sekolah dapat kami peroleh pada hari Kamis, tanggal 21
Juli 2016 dengan Nomor : 420/BID.PAUDNI.KEB.1/VII/2016/7288.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak UPTD , Ibu Pengawas SD Ibu
Armaita,Mpd dan ibu Ema dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru atas bimbingan dan
arahannya kami dapat memperoleh izin Taman Kanak- Kanak, ucapan terimakasih kami juga
kepada Bapak Daud, Guru-guru, Orangtua murid atas doa dan dukungan yang sangat besar yang
kami rasakan sehingga dapat melanjutkan dan memperoleh Izin dari Dinas Pendidikan
Indonesia.
Kerinduan dan impian Yayasan Aumelya Deata dapat memberikan sumbangsih murid yang
cerdas serta takut akan Tuhan karena bangsa ini bukan kekurangan orang-orang cerdas namun

4 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


kekurangan orang cerdas yang takut akan Tuhan. Dan dengan melihat kondisiDunia semakin
kacau dan orang-orang kehilangan tujuan hidup. Mereka membutuhkan pertolongan. Dan kami
memandang hanya Tuhanlah yang mampu untuk memulihkan dunia ini dengan melalui anak-
anakNya yang hidup dalam kebenaran. Melalui dunia pendidikan yang membentuk sikap Anak
yang takut dan cinta akan Tuhan, dan dengan melihat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang sangat cepat dan bersifat global yang berdampak kepada tuntunan, tantangan
dan kebutuhan masyarakat yang sedemikian kompleks mengharuskan lembaga / yayasan yang
bergerak dibidang pendidikan melakukan terobosan secara cepat ditambah lagi dengan
kurangnya sarana pendidikan sebagai wadah untuk menampung anak-anak usia sekolah yang
ada disuatu daerah. Usia 0-6 tahun merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak, dalam masa ini anak berada dalam masa peka untuk menerima
rangsangan, terarah dan dapat didorong ketingkat pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.

Dengan demikian diharapkan pembiasan perilaku dan kemampuan anak dalam didikan
untuk berkembang dan tumbuh secara baik dan benar. Oleh karena itu pendidik sejak awal bagi
anak usia dini cukup penting dan sangat menentukan masa depan anak.
Dengan adanya program Taman Kana- Kanak, dan Sekolah Dasar maka usaha yang
hendak dicapai hendaknya menjadi pedoman dilapangan menunjukkan bahwa peran serta
masyarakat sangat menentukan, mengingat orangtua anak dapat dengan mudah mendapatkan
pelayanan bagi anak-anak, khususnya di TK dan SD EL Shaddai Muliadi Jalan Beringin no 8 C-
D Kecamatan Payung Sekaki - Pekanbaru.

5 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


B. STRUKTUR KEPENGURUSAN SATUAN LEMBAGA PAUD

STRUKTUR PENGURUS YAYASAN AUMELYA DEATA

Pembina Yayasan

Ketua Yayasan

Sekretaris Bendahara

6 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


C.VISI, INDIKATOR VISI, MISI, DAN TUJUAN

1. Visi
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan
orang tua terhadap pendidikan memicusekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SD
El Shaddai Mulia memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa
datang yang diwujudkan dalam visi sekolah berikut:

VISI SD El Shaddai Mulia

Menjadikan Duta Kristus yang Takut akan


Tuhan, Bijaksana, Unggul, Cinta Lingkungan
Hidup, Sehat dan Berkarakter

2. Indikator Visi
a. Mengaktualisasikan ilmu dalam bentuk skill sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikuasai
siswa.
b. Menghaegai dan berpartisipasi aktif dalam memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan.
c. Mengaktualisasikan milai-nilai luhur dan budaya melayu dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengaktualisasikan sikap iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Misi
Visi tersebut diatas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi kedepan dengan
memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.

7 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


D. SELAYANG PANDANG SD EL SHADDAI MULIA

A. STRUKTUR KURIKULUM
1. Cakupan Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan Agama Kristen di SD El Shaddai Mulia bertujuan untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara
lisan maupun tulis
 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara
 Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
 Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial

8 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
 Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia indonesia.
Standar Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

d. Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

e. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

9 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

f. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

g. Seni Budaya dan Keterampilan


Tujuan:
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga


Tujuan:
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
dan olahraga yang terpilih
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
10 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri
dan demokratis
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
tahun 2006.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)
menyatakan bahwa struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran


No Kelompok Mata
Cakupan
. Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status
hak dan kewajibannya dalam kehidupan
11 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru
bermasyarakat, bebangsa dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotism bela Negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
Teknologi teknologi pada SD/MI/ SDLB/Paket A
dimkasudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi keindahan serta harmoni mencakup
apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
Kesehatan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup
sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan
12 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru
seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan pula bahwa:
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan
melalui, muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan
dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
(2) Kelompok mata pelajaran kewaganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A,
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,
seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/ SDLB/Paket A
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal yang relevan.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket Adilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan.
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
2. Alokasi Waktu Per Mata Pelajaran
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
El Shaddai Muliaadalah sebagai berikut:

NO Alokasi Waktu
Komponen Kelas
. 1 2 3
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 2
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 6 6 8
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 3 2
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2

13 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


Kesehatan
B Mulok :
a. Arab Melayu (Armel) 2
b. Bahasa Asing (Inggris) 2 3 3
c. Dll
C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 30 32 34
Keterangan:
1. 1 (satu) jam pelajaraan alokasi waktu 35 menit.
2. Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan Tematik

E. OBSERVASI

E.1. Observasi Fisik Sekolah Dasar El Shaddai Mulia

Obsevasi yang dilakukan di Sekolah El Shaddai Mulia yang beralamat di Jalan Beringin, Air Hitam
– Pekanbaru. Observasi yang dilakukan tidak menyeluruh disetiap kelas, hanya fokus pada satu kelas saja
yaitu kelas 1B. Bangunan Sekolah El Shaddai Mulia masih Ruko dengan 4 Ruko dan bangunanya terdiri
dari dua lantai. Pada halaman belakang sekolah terdiri dari Taman yang dihiasi bunga-bunga dan lapangan
ini mejadi tempat upacara dan tempat bermain anak- anak. Dan pada halaman depan sekolah terdapat papan
nama sekolah dan pagar sekolah, ada beberapa mainan tempat anak bermain, dan dari gerbang depan
sekolah, kita berjalan sekitar 4 meter maka kita akan menemui pintu depan sekolah yang langsung disambut
oleh satpam dan saat satpam membuka pintu maka kita langsung menemui ruangan administrasi. Anak
Taman Kanak- kanak akan masuk dari halaman depan sekolah dan anak Sekolah Dasar akan masuk dari
gerbang di halama belakang sekolah supaya arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar maka ruang untuk
masuk anak dibagi didepan dan dibelakang sekolah.
Saat tiba pukul 7.15 pagi maka anak – anak akan berbaris menyanyikan 1 lagu wajib nasional, 1
lagu rohani dan kemudian mereka akan menucapkan peraturan sekolah. Setelah selesai mereka akan
memasuki kelas dimana barisan kelas anak yang paling tertib akan masuk lebih dulu. Sangat luar biasa anak
tidak ada yang berlari, mereka berbaris dan antri dengan teratur tanpa ribut dan kemudian mereka akan
menuju kelas dengan menaiki tangga ke lantai dua gedung ruko sekolah tersebut kemudian gurunya akan
mendoakan satu persatu anak untuk memasuki kelas dan setelah masuk kedalam kelas sebelum memulai
pelajaran maka beribadah dahulu selama 15 menit.

I.E.2. Observasi Kegiatan Belajar

14 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


Observer mendapat kesempatan untuk mengobservasi anak di kelas 1B dengan nama P, umur 7
tahun, berjenis kelamin perempuan. Anak ini tidak mau bicara, bahkan satu katapun tidak terdengar dari
mulutnya. Proses belajar dimulai pada Pukul 8.30 dimana setelah anak- anak memasuki ruangan kelas
mereka akan melakukan ibadah sekitar 15 menit, setelah ibadah baru akan memulai proses belajar mengajar
dikelas tersebut. Pada hari Rabu, 20 November 2019 Guru Kelas memberi pujian pada anak dan guru
mengajak anak untuk melakukan beberapa variasi tepuk dan anak yang konsentrasi dan tidak salah
mengikuti tepukan yang diinstruksikan oleh guru maka akan mendapat hadiah. Dari hasil observasi
Observer, anak tidak melakukan intruksi guru namun hanya senyum saja. Dan pada hari Rabu, 27
November 2019 Guru juga melakukan intruksi yang sama, dan anak (observee) hanya senyum saja, dan
pada hari itu guru menyapa P,P tidak menjawab hanya senyum saja, Guru sudah berusaha untuk bertanya
dan menyapa P namun P hanya senyum tanpa menjawab. Saat Observer mengobservasi P dengan teman
satu tempat duduk P, P juga tidak mau berbicara, saat penghapus P jatuh dan teman satu bangkunya
mengambil penghapusnya yang jatuh dan menyerahkan kepadanya,P hanya senyum tanpa mau bicara.
Dihari berikutnya Observer kembali mangikuti kegiatan kelas, dimana jam pelajaran tersebut
kegiatan kelas meronce yaitu membuat kalung atau gelang dari manik-manik, P mengalami kesulitan tidak
bisa memasukkan benang kedalam lobang manik- manik, P tidak mau minta tolong kepada temannya, dia
menangis dan mengantukkan kepalanya ke dinding kelas lalu temannya bertanya, P tidak menjawab, dia
hanya menangis saja, lalu guru menghampiri dan bertanya namun P tetap menangis dan tidk menjawab ibu
guru. Karena P tidak menjawab maka guru berinisiatif untuk membantu P memasukkan benang kedalam
lobang manik- manik, baru P diam dan tidak menangis lagi.
Pada saat kelas 1B masuk jam Pelajaran Olah Raga pada jam 8.30, anak menuju halaman belakang
sekolah. Setelah guru selesai mengajar praktek olahraga maka waktunya anak bermain dilapangan, P
bermain sendirian, dia mengambil alat-alat yang dipakai praktek dan bermain sendiri, saat anak lain datang
menghampirinya dan mengajak bermain, namun P tidak mau dan tidak menjawab, saat temannya meminta
mainan dari tangan P namun P tidak menjawab maka temannya langsung menarik mainan dari tangannya,
namun P tidak menjerit, tidak bicara, dia diam saja saat temannya usil padanya. Observer melihat guru
memeluk dan bertanya padanya, P tidak menjawab hanya diam dan menganggukkan kepala saja. Dan saat
anak kembali ke kelas, P juga terus diam tanpa ada komunikasi, dan tiba waktunya pulang pada pukul
12.45, anak berbaris dan didoakan satu-satu oleh guru dan kemudian mereka turun bersama dengan
menuruni anak tangga menuju halaman belakang, tempat penjemputan anak oleh orangtua mereka. Saat P
mau menggaantungkan tasnya sebelum orangtua nya datang menjemputnya, P tidak mau menjumpai guru
untuk minta tolong menggantungkan tasnya, kebetulan saat itu gantungan tas yang bisa dijangkaunya sudah
penuh dan dia harus menggantungkan tas di tempat yang kosong, tempat itu tidak bisa dijangkaunya, tetapi
anak ini tidak mau meminta bantuan, dia hanya diam saja, Observer melihat guru mengamatinya,
kemungkinan gurunya berharap P mau minta bantuan dan berbicara namun tetap saja tidak, dia terus
berusaha karena sudah terlalu lama maka gurunyapun membantunya. Dan saat orangtuanya datang untuk

15 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


menjemputnya, P juga tidak mau minta tolong pada teman atau guru yang menjaga piket waktu itu, dia mau
ambil sendiri tasnya, maka guru pun membantunya.

F. ANAMNESA
F.1. Anamnesa OrangtuaAnak

a. Anamnesa Orangtua
Iter mencoba untuk berkomunikasi dengan orangtua dari P tersebut dengan meminta persetujuan
dari pihak sekolah yang telah memberi kesempatan dan waktu bagi saya untuk bisa mengobservasi dan
mewawancarai. Dengan kesempatan yang diberi maka Iter mewawancarai Itee (orangtua murid).
Berdasarkan pertanyaan yang saya pernah ajukan kepada Ibu Dinda pada Mata Kuliah Observasi tentang
kasus dari anak ini maka Ibu Dinda mengatakan untuk menggali informasi dari pendidikan keluarganya.
Maka kamipun mewawancarai ibu tersebut
Dari hasil wawancara Iter dengan Itee, bahwa P mau berbicara dengan adiknya, mama dan
papanya tetapi jika di bawa keluar P tidak mau berbicara dengan lingkungan luar, dan ketika dia TK, P
hanya mau berbicara kepada satu orang guru kelasnya, itupun setelah mau tamat sekolah dari Taman
Kanak- Kanak. dan dengan guru yang lain P tidak mau berbicara serta kepada temannyapun tidak mau
berbicara.
Dan menurut Itee (orangtua P) ketika mengandung P, sering terjadi konflik antara itee dengan
suaminya bahkan suaminya mau memukul Itee tersebut sekalipun ibu ini sedang mengandung, dan ketika
P lahir hubungan mereka bukan semakin membaik tetapi masih terus terjadi pertengkaran bahkan di depan
anak mereka yaitu P sang suami memukul istrinya. Papanya juga sering mengejek anaknya P dan papanya
tidak pernah memeluk, mencium, memuji anaknya. Papanya hanya sibuk bekerja dan ketika pulang
bekerja langsung main hp dan papanya tidak pernah mengajak mamanya dan juga P untuk jalan- jalan.
Itee juga mengakui kalau dia juga sama dengan suaminya yaitu sering mengejek P dan membanding
bandingkan dengan orang, mamanya juga mengakui kalau mamanya sedikit berbicara dengan P/ tidak

16 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


punya waktu kusus karena sudah capek belanja dan berjualan di rumah serta mengurus pekerjaan rumah
dan anak. Itee mengaku kelelahan dan tidak punya waktu.
Maka dari hasil wawancara yang kami lakukan, kami menemukan kenapa P berprilaku tidak mau
berbicara kemungkinan mengalami trauma, dia takut/tidak nyaman dengan lingkungan luar dan kurang
berani serta karena sering diejek mengakibatkan dia kurang percaya diri. Maka saran yang kami berikan
kepada orangtua agar mendukung anak dan memberikan kenyamanan dengan pujian, pelukan,
penghargaan dan penerimaan serta memberikan waktu special dengan bercerita setiap malam kepada anak
tersebut dengan cerita yang dapat meningkatkan keberaniannya. Serta diharapkan kerjasama dengan
papanya agar juga memberi perhatian yang sama seperti mamanya untuk memberikan kehangatan pada
anak dan jangan bertengkar didepan si anak dan mereka harus kompak mengasuh anak mereka.
Dan bersyukur pada bulan Januari 2020 memasuki semester genap anak tersebut mau berbicara
dengan teman dan gurunya walaupun tidak banyak tetapi sudah mau menjawab ketika teman dan guru
menanyakan P. Dan hasil wawancara Iter dengan itee (mamanya) bahna anak tersebut dengan orang diluar
lingkungan mereka P sudah mau berbicara.

F.2. Anamnesa Guru Kelas

a. Anamnesa Guru Kelas


Observer/ Iter mencoba untuk mewawancarai guru kelas (G) dari P tersebut. Menurut P terdapat
prilaku anak tidak mau berbicara sekalipun guru bertanya, memuji P tetap saja tidak mau menjawab, P
hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan kepala saja. Mulai darin awal masuk semester baru
di tahun ajaran baru di Bulan Juli P tidak mau berbicara sampai iter mengobserasi di bulan November-
Desember 2019. Guru juga merasa sedih akibat prilaku P.
Guru kelas P adalah Sarjana Pendidikan jurusan bahasa Indonesia, guru kelas ini sudah
mempunyai pengalaman mengajar selama 3 tahun. Guru kelas sudah melakukan pendekatan kepada anak
dan juga orang tua P. Dan dia terus membangun hubungan yang baik dan perlakuan yang hangat penuh
kasih kepada P dengan harapan bahwa suatu saat nanti, P akan mau berbicara. P juga mengajak temn-
teman satu kelas untuk tidak memaksa P berbicara dan mereka juga tidak boleh mengejek tetapi mereka
harus menemani dan menolong P dan mengasihi serta mendoakan P.
Dan bersyukur pada Januari 2020 di semester genap, P sudah mau berbicara dengan teman dan
guru kelasnya. Guru Kelas P sangat senang dengan perkembangan prilaku P. Menurut Guru Kelas,
Sekolah Elshaddai Mulia sudah tepat tempat P untuk mengecap pendidikan karena Sekolah mengajarkan
nilai-nilai Agama dan mendidik anak untuk saling mengasihi, menolong, menghargai dan saling

17 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


mendoakan, namun kelemahan dari Sekolah El Shaddai Mulia adalah belum memiliki tempat gedung
kelas yang luas karena masih di Ruko, tempat bermain juga di gedung sangat sempit.

BAB II
ANALISA

Dari hasil analisa Observer bahwa Sekolah El Shaddai Mulia adalah sekolah yang berlandaskan
pengajaran dengan nilai- nilai agama, mengajarkan anak mulai dari usia Dini untuk terus dapat beribadah
dan mempunyai karakter yang takut dan mencintai Tuhannya. Dengan pendidikan berlandaskan kasih,
penerimaan dan penghargaan antara guru kepada anak muridnya untuk mendidik penuh dengan kasih dan
kesabaran.
Maka dari pengamatan Observer tentanga anak kelas 1B yang berusia tujuh tahun dengan jenis
kelamin wanita mengalami prilaku tidak mau bicara dikarenakan pola asuh salah maka dapat sebabkan
anak alami mogok bicara atau selective mutism. Parents pernah mendengar istilah selective
mutism? Selective mutism (SM) bisa diartikan sebagai salah satu gangguan pertumbuhan anak-anak yang
menyebabkan anak sulit berbicara.

Bebeberapa waktu lalu, saya sempat mengikuti kuliah WhatsApp dengan topik Waspada Hyper
Parenting.  Narasumber dalam kuliah Whatsapp itu adalah Anggia Darmawan, praktisi psikologi,
sekaligus psikolog anak Kementrian Sosial RI dan Psikoteraspis.

Anggia menjelaskan bahwa salah satu risiko hyper parenting adalah menyebabkan anak


mengalami selective mutism. Hyper Parenting adalah sebuah pola pengasuhan dengan kontrol berlebihan
yang dilakukan orangtua agar anak mencapai terbaik dalam segala hal. “SM ini bisa diartikan sebagai
fobia berbicara. Penderita SM ini pada dasarnya bukan bisu, tapi punya perilaku yang serupa layaknya
seseorang yang memiliki trauma sosial. Ketika ada berada di lingkungan baru atau bertemu orang baru,
tiba-tiba saja saja jadi tidak bisa berbicara,” terangnya. Pernahkah Parents melihat ada anak yang tiba-tiba

18 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


saja mogok bicara saat berada di lingkungan baru? Anak yang biasanya mau berbicara di rumah, tiba-tiba
saja diam seribu bahasa. Atau kondisi ini justru dialami oleh si kecil di rumah? Biasanya kondisi ini
memang terjadi saat anak merasa bahwa dirinya berada dalam lingkungan yang dianggapnya tidak
menyenangkan. Jika berada di rumah, anak-anak mungkin bisa ngobrol, bisa bercerita pada orangtuanya.
Namun ketika anak sudah masuk ke lingkungan sosial, terlebih lingkungan baru maka bisa berubah
‘melempem’.

Seorang ahli bernama Kehle, mendefinisikan selective mutism merupakan suatu gangguan ketika


seseorang menjadi diam atau “mute” pada situasi tertentu. Biasanya kondisi ini dialami pada tahap
perkembangan usia anak-anak. Umumnya, kondisi ini sering terdiagnosis saat anak berusia antara tiga
hingga delapan tahun. Seperti yang ditulis dalam pijar psikologi, beragam penelitian mengatakan kalau
jumlah anak yang mengalami SM tidaklah terlalu besar, tidak lebih dari 1%. Menurut APA (American
Psychological Association) jumlahnya memang masih tergolong kecil. Meskipun begitu, kondisi SM tentu
saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. “Orang yang mengalami SM ini seperti punya trauma untuk
berbicara, khususnya dengan orang-orang yang tidak yakin bisa dia percaya. Jangankan orang baru
dikenal, dengan keluarga pun mereka cenderung tidak percaya. Namun memang, orang yang mengalami
SM ini tidak talkactive.” ujar Anggia lagi. Anggia melanjutkan, kondisi selective mutism bukan
dikarenakan anak tidak bisa bicara, atau speech delay, SM ini dikarenakan anak memiliki rasa cemas atau
takut yang sangat tinggi, bahkan bisa dibilang memiliki trauma. “Mereka ini punya rasa takut besar, takut
ditertawakan, takut disepelekan, takut tidak diterima, takut dianggap remeh, takut dianggap bodoh, jadi
apa-apa serba takut,” ujarnya.

“Selective mutism memang disebabkan karena adanya trauma masa lalu. Misalnya orangtuanya
sering kali membentak anak, sering menyalahkan atau sering menertawakan anak. Jadi ia tumbuh di
rumah atau di lingkungan yang sering terjadi bullying,” tambah Anggia. Dikatakan Anggia, bila sejak
kecil anak dididik dengan pola asuh tidak tepat atau hyper parenting, maka anak tumbuh dengan penuh
tekanan, sehingga memicu terjadinya SM. Oleh karena itu, jika hal ini terjadi maka tentu saja harus
diperbaiki. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan mencari tahu dulu akar masalahnya di
mana, ketahui mengapa bisa terjadi dan pada usia berapa anak ini mengalami trauma, termasuk
mengetahui siapa yang menyebabkan anak mengalami SM.

19 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah El- Shaddai Mulia cukup baik dalam
memberikan pelayanan dan pengajaran kepada anak didiknya, meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam penyelenggaraannya. Oleh karena itu, diuraikan hal-hal berikut :

Kelebihan dari Sekolah El Shaddai Mulia


 Memiliki guru-guru yang setia dan mau melayani serta mendidik anak dengan penuh kasih dan
kesabaran.
 Mendidik anak dengan bernafaskan nilai- nilai agama
 Anak didik bisa mendapatkan ijazah
 Buku laporan perkembangan anak cukup detail
 Sekolah El Shaddai Mulia mengajarkan kepada guru-guru untuk hidup rukun dan membangun
hubungan kekeluargaan
 Memiliki komunikasi yang dekat dengan orangtua murid bahkan jika ada murid yang
membutuhkan perhatian kusus, guru berkunjung langsung kerumah orangtua murid
 Program Sekolah yang baik sertamengajarkan keahlian dalam bahasa asing yaitu bahasa Inggris

Kekurangan Sekolah El Shaddai Mulia

20 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru


 Ruangan kelas yang kurang safety, yaitu berada di lantai dua
 Ruangan untuk bermain didalam indor terlalu sempit sehingga ruang gerak anak tidak bebas.
 Belum memiliki Psikolog

IV.B. SARAN
Adapun hal yang disarankan kepada pihak Sekolah El Shaddai Mulia adalah sebagai
berikut:
 Menyediakan jasa psikolog yang stand by, atau setidaknya dapat hadir di I-Homeschooling dengan
frekuensi yang lebih sering sehingga diagnosa sesuai dengan kondisi anak.
 Anak didik yang hendak belajar di Sekolah El Shaddai Mulia hendaknya terlebih dahulu diberikan
pemeriksaan psikologis
 Meningkatkan safety ruangan kelas.

Adapun hal yang disarankan kepada pihak Sekolah dan Orang tua murid P
 Pihak sekolah terus menjalin hubungan baik kepada orangtua murid untuk terus berkomunikasi untuk
perkembangan anak terkusu orangtua P
 Sebaiknya orangtua B terus menerus memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya.

21 | Observasi El Shaddai Mulia Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai