Disusun Oleh:
WAHYU RAHMADANIE (210103110038)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat jasmani
dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Permainan Edukatif
Setatak”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
sari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan yang terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sesuai
ketentuan yang ada.
Akhir kata ini berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan mamfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Permainan Edukatif...........................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Kesimpulan........................................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................................7
Daftar Pustaka............................................................................................................................7
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada masa anak -anak merupakan wahana pendidikan yang sangat
fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-
dasar pengetahuan,sikap dan keterampilan pada anak. Oleh karena itu sumber belajar
dapat diolah atau dikreasi dengan berbagai metode agar anak lebih mudah mencerna nilai-
nilai yang terkandung didalamnya. Dalam usaha mengkreasi itu, umber belajar bisa
menjadi alat yang dapat berfungsi membantu proses belajar anak. Hal ini sering disebut
Alat dan atau Aktivitas Permainan Edukatif (APE).
Sebagaimana kita ketahui bersama, dunia anak dunia bermain. Oleh karena itu,
selama rentang perkembangan anak usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain.
Mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak kebutuhan atau dorongan internal
(terutama tumbuhnya sel syaraf di otak) sangat memungkinkan anak melakukan berbagai
aktivitas bermain tanpa mengenal lelah dengan bermain anak dapat menyalurkan
kelebihan energi yang terkandung dalam tubuhnya sekaligus belajar atau berlatih dalam
suasana riang untuk meningkatkan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.
Anak usia dini mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan
semua aspek perkembangannya agar tumbuh secara optimal. Pada masa tersebut
menjadi pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Menurut Suryana (2013) anakusia dini adalah sosok individu sebagai makhluk
sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental
bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang memiliki makna bagi kehidupannya, jika dioptimalkan melalui
pendidikan yang tepat. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh
upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orangtua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan
kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan (Suryana & Rizka, 2019). Hal ini menunjukan bahwa
anak usia dini merupakan individu yang unik dengan memiliki beberapa tahapan
3
perkembangan yang harus
3
dicapai dan distimulasi dengan pendidikan sejak dini.
Berbicara tentang aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan.
Menurut Khadijah (2016) perkembangan kognitif anak usia dini adalah kemampuan
cara berfikir anakusia dini dalam memahami lingkungan sekitar sehingga
pengetahuan anak bertambah. Perkembangan kognitif dapat diartikan sebagai proses
sistem susunan syaraf internal manusia ketika sedang berfikir (Fardiah, Muwarni, dan
Dheini, 2019). Kemampuan kognitif membuat anak sebagai individu yang secara
aktif memperoleh sendiri pengetahuan tentangdunia (Baharun dkk., 2021).
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari masa tumbuhnya hingga sampai pada tahap
dewasa berkaitan erat dengan lingkungannya (Novitasari dan Fauziddin, 2020).
Artinya dengan kemampuan berfikir ini anak dapat mengeksplorasikan berbagai
benda yang ada di sekitarnya sehingga mereka dapat memperoleh berbagai
pengetahuan. Pengembangan kognitif diharapkan menjadi dasar kemampuan belajar
di era perubahan dan masyarakat yang berbasis pengetahuan (Hendriati dan Santoso,
2021).
Perkembangan kognitif setiap anak berbeda- beda sesuai dengan usia dan tahapannya.
Piaget (Mu’min, 2013) meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat
tahapandiantaranya : 1) tahap sensorikmotorik (dari kelahiran sampai umur 2 tahun),
dalam tahapan ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan
pengalaman indra (sensory) mereka dengan gerakan motor (otot). 2) tahap pra-
operasional (usia 2-7 tahun), tahap ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis,
anak kecil secara mental mulai mempresentasikan objek yang tidak hadir. 3) tahap
operasional konkret (usia 7- 11 tahun), pada tahap ini kemampuan untuk
mengklasifikasikan sesuatu sudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-
problem abstrak. 4) tahap operasional formal (usia 12 tahun ketas) mereka
memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide
dikepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Hal ini menunjukan
bahwa anakmemiliki tahap pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda. Fase
perkembangan kognitif anak usia taman kanak-kanak berada pada fase pra-oprasional
yang mencakup tiga aspek, salah satunya kemampuan untuk berfikir simbolik, yaitu
kemampuan untuk berfikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa
tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak (Suryana, 2016). Dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan anak akanterbentuk seiring dengan bertambahnya
3
usia serta bertambah luasnya pemahaman informasiyang ia temui.
3
Terkadang dengan cara bermain anak-anak bisa meningkatkan kemampuan berfikir,
kemampuan berbahasa seperti dalam permainan Setatak di permainan ini anak-anak bisa
berpikir secara logis , belajar dan bergaul dengan lingkungan sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. apa yang dimaksud dengan permainan edukatif ?
2. bagaimana cara bermain,bentuk permainan dan gambar lapangan dalam permainan
setatak?
3. apa saja unsur nilai-nilai edukatif dalam permainan setatak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan pada makalah ini adalah
untuk menjelaskan:
1. Apa yang dimaksud dengan permainan edukatif
2. Cara bermain,bentuk permainan dan gambar lapangan permainan setatak
3. Nilai-nilai edukatif dalam permainan setatak
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Uswatun Hasanah, “Penggunaan Alat Permainan Edukatif pada Taman Kanak-Kanak diKota Metro
Lampung”,vol.5,No.1,Maret 2019.Hal.9.
4
dan yang menarik adalah dari masing-masing jenis permainan tradisional tersebut memiliki
maksud dan tujuan yang sama, yakni memberikan rasa riang gembira kepada siapapun yang
melakukannya.2 Saat ini salah satu permainan tradisional yang masih dapat dijumpai adalah
permainan setatak dimana permainan ini membutuhkan kerjasama tim dalam sebuah regu dan
memiliki unsur gerak yang kompleks.
7
2
Yoga Brata Susena dkk, Ethnnosport Permainan Tradisional Gobak Sodor(Universitas PGRI
Banyuwangi:2021),hal.2.
7
1. Sebelum permainan dimulai anak-anak harus menentukan kelompoknya sesuai yang
disepakati bersama dan jika sudah maka selanjutnya ditentukan mana kelompok pemain
pertama dan mana kelompok pemain kedua.
2. kelompok pertama dipersilahkan untuk membuat garis setatak lalu memainkannya untuk
pertama kali. Sedangkan kelompok kedua mengawasi kelompok pertama.
3. Jika kelompok pertama menginjak garis setatak maka gugurlah ia, jika kelompok pertama
mampu melompati kotak setatak hingga akhir. Maka, kelompok tersebut mendapat 1
poin.
Permainan setatak bersifat kelompok dan individual serta dapat dimainkan oleh anak
laki- laki dan anak perempuan. Permainan setatak mengandung unsur-unsur melatih
keterampilan, ketangkasan dan kelincahan. Dengan bermain setatak anak banyak melakukan
gerakan melompat, berlari dan bergerak bebas untuk mencapai tujuan pada kotak akhir.
Sedangkan kelompok lawan mengawasi pemain dan ketika sudah lolos dalam memasuki
beberapa tahap maka kelompok itu mendapatkan poin.
permainan ini disekolah bisa di mainkan di halaman sekolah dan lapangan. Pembuatan
garis menggunakan batu bata,kapur atau seadanya. Tidak melihat latar belakang, ras,
golongan, agama, dan sebagainya, bersifat mempersatukan keragaman latar belakang yang
berbeda.
7
BAB III
PENUTUP
4.4.1 Kesimpulan
Bermain merupakan kegiatan yang paling disukai anak yang dilakukannya secara
berulang- ulang. Anak melakukannya karena memiliki perasaan senang dan ingin mencoba
hal baru sebagai sarana untuk menemukan jawaban dari setiap rasa ingin tahunya, tujuan
kegiatan bermain bagi anak adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek
perkembangan anak baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosional atau
sosial.
Salah satu permainan yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan aspek
perkembangan tersebut adalah permainan setatak. Setatak adalah permainan tradisional anak
yang berkembang di Pekanbaru dan sekitarnya yang dimainkan anak untuk menghibur diri
dalam mengisi waktu luang saat hari libur atau waktu senggang seusai pulang sekolah dengan
cara meloncat-loncat diatas tanah. Didalam permainan Setatak mengandung nilai-nilai
edukatif seperti dalam ranah kognitif,psikomotorik dan afektif.
4.4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak sekali kekurangan,kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk dijadikan sebagai nasehat sehingga kelak bisa membuat makalah
yang lebih baik lagi
7
Daftar Pustaka
Astini, dkk. 2017. "Identifikasi Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam
Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak
6(1):31-40.https://doi.org/10.21831/jpa.v6i1.15678
Astuti, N. 2017. "Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Melalui Model Pembelajaran
Number Head Together (NHT) Pada Kelompok A1 TK Madukismo." Jurnal
Pendidikan Anak 6(1):1-11. https://doi.org/10.21831/jpa.v6i1.15656
Baharun, dkk. 2021. "Pengelolaan APE Berbahan Limbah Untuk Meningkatkan Kecerdasan
Kognitif Anak." Jurnal Ob 5(2):1382-95. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.763
Bodedarsyah, A., dan Yulianti, R. 2019. "Meningkatkan Kemampuan Berfikir Simbolik
Anak Usia Dini Kelompok A (Usia 4-5 Tahun) Dengan Media Pembelajaran
Lesung Angka." Jurnal Ceria 2(6):354-58.
https://doi.org/10.22460/ceria.v2i6.p354-358
Delfia, E., dan Mayar, F. 2020. "Penanaman Konsep Berhitung Anak Melalui
Permainan Pencocokan Kepingan Buah." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini 4(1):338-50. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.350
Desvarosa, E. 2016. "Penerapan Permainan Tradisonal Engklek Dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Bina Guna." Jurnal
Handayani 6(1). https://doi.org/10.24114/esjpgsd.v6i2.5978
Fardiah, dkk. 2019. "Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui
Pembelajaran Sains." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4(1).
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.254
Hayati, dkk. 2017. "Identifikasi Keterampilan Kognitif Anak Usia 2-6 Tahun Di
Lembaga PAUD Kecamatan Sleman Yogyakarta." Jurnal Pendidikan Anak
6(2):181-89. https://doi.org/10.21831/jpa.v6i2.17705
Hendriati, A., dan Santoso, S. 2021. "Identifikasi Kontributor Pengembagan Kognitif
Anak Prasekolah: Guru, Teman, Lingkungan Fisik Sekolah?" Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5(2):1269-81.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.757
Hasanah, Uswatun,(2019), penggunaan Alat Permainan Edukatif Pada Taman Kanak-Kanak di
Kota Metro Lampung.vol.5,No.1.
7
Khobir,Abdul,(2009), Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif. Vol.7,No.2.
7
7