Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI

MENGANALISIS PREFENCE AUDITORI,VISUAL,KINESTIK

DOSEN PENGAMPUH :

MACHDALENAVIANTY,M.ED M,PD ED.D

DR.WINDI DWI ANDIKA,MPD

DISUSUN OLEH:

Della Anggitia

Putri Salsabila

Hammy Azzahra

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“.MENGANALISIS PREFENCE AUDITORI,VISUAL,KINESTIK”

Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang materi pengantar sosiologi


yang nantinya dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dari
pembaca, dan semoga makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang 13 Agustus 2021

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I......................................................................................................................iii

PENDAHULUAN..................................................................................................iii

1.1.LATAR BELAKANG..................................................................................iii

1.2.RUMUSAN MASALAH..............................................................................iv

1.3.TUJUAN.......................................................................................................iv

1.4.MANFAAT....................................................................................................v

BAB II......................................................................................................................1

PEMBAHASAN......................................................................................................1

2.1.LATAR BELAKANG RALF DAHRENDORF............................................1

2.2.KONTEKS SOSIAL YANG MELATARI PEMIKIRAN DAHRENDORF.5

2.3.PEMIKIRAN RALF DAHRENDORF DALAM SOSIOLOGI.....................7

2.4.KRITIK UTAMA TERHADAP TEORI KONFLIK.....................................9

2.5.PERBEDAAN TEORI KARL MAX DENGAN TEORI RALF


DAHRENDORF.................................................................................................11

BAB III...................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

3.1.KESIMPULAN............................................................................................15

3.2.SARAN.........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini, pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia,
karena pendidikan tersebut yang dapat mengarahkan manusia ke kehidupan yang
lebih baik. melalui proses pendidikan diharapkan manusia dapat memahami
hakikat hidup untuk menjalankan tugas hidup dengan benar. Pendidikan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai proses perubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok yang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, pasal 3 disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (El-Khuluko
I, 2015:1).
Hakikat pendidikan tersebut untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, 2
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat bangsa dan Negara (El-Khuluko I, 2015:1).

Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini akan menjadi dasar untuk
proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan tersebut pada dasarnya meliputi
seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam
proses perawatan, pengasuhan, serta pemberian pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak-anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui dan
memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan melalui cara
mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang
dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Karena anak merupakan
pribadi yang unik selalu melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian,
maka lingkungan yang diupayakan oleh pendidik dan orang tua harus dapat
memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman
dengan berbagai suasana (Mursid, 2015:15).

2
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian auditori?

2. Apa pengertian

3. Apa pengertian

1.3.TUJUAN
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:

1.Untuk

1.4.MANFAAT

2
Ada nilai manfaat yang dapat diperoleh dalam Makalah ini:

Hasil Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta menjadi bahan referensi dalam pembuatan Makalah selanjutnya
khusunya dalam materi teori konflik menurut Ralf Dahrendorf.

2
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

2.2.

2.3.GAYA BELAJAR KINESTIK

Berkaitan dengan karakteristik anak dengan gaya belajar kinestetik, Deporter & Hernacki
(2010: 118) menyimpulkan sebagai berikut:

(a) berbicara dengan perlahan, anak dengan gaya belajar kinestetik lebih memahami
suatu objek melalui sentuhan, sehingga dalam mengungkapkan bahasa anak dengan
gaya belajar kinestetik melakukan dengan perlahan-lahan dan berulang-ulang,

(b) menanggapi perhatian fisik, anak dengan gaya belajar kinestetik berinteraksi melalui
sentuhan dan sangat peka terhadap kontak fisik, perhatian juga mudah teralihkan,

(c) anak dengan gaya belajar kinestetik akan menyentuh tangan, dagu, atau lengan
lawan bicara agar mendapatkan perhatian saat melakukan interaksi dengan lawan
bicara,

(d) banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, kegiatan belajar yang melibatkan
aktivitas duduk terlalu lama membuat anak dengan gaya belajar kinestetik tidak tahan
dan menyalurkan energi gerak melalui gerakangerakan seperti pindah posisi duduk,
memainkan alat tulis, menggerakkan kaki,

(e) mempunyai perkembangan awal otot – otot yang besar, aktivitas gerak yang
dilakukan anak dengan gaya belajar kinestetik lebih terkordinasi, sehingga kelenturan,
kekuatan otot lebih baik dari anak lainnya,

(f) belajar melalui memanipulasi dan praktik, kegiatan bermain merupakan kesukaan
anak-anak, melalui bermain anak dapat menyalurkan energi yang dimiliki. Kegiatan
memanipulasi objek anak dengan gaya belajar kinestetik dilakukan dengan menyatukan
mainan sebagai objek nyata di sekitar lingkungan anak, menyusun benda seolah-olah
membuat sarang, menyusun bukubuku yang digambarkan sebagai bangunan rumah,

2
(g) menghafal dengan cara berjalan dan melihat, anak dengan gaya belajar kinestetik
lebih mudah menghafal huruf dengan aktivitas berjalan melalui simbol-simbol huruf
yang disediakan,

(h) menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, anak dengan gaya belajar
kinestetik dalam aktivitas membaca akan menggunakan jari telunjuknya untuk
mengetahui tata letak kata atau huruf,

(i) tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, anak dengan gaya belajar kinestetik tidak
bisa duduk diam dalam waktu lama, karena mereka lebih tertarik dengan benda-benda
yang dilihat,

(j) tidak dapat mengingat geografi kecuali anak dengan gaya belajar ini memang pernah
berada di tempat itu, sehingga dengan melihat kembali tempat yang pernah didatangi
secara spontan anak dengan gaya belajar kinestetik akan mengungkapkan kejadian yang
pernah dialami di tempat tersebut,

(k) kemungkinan tulisannya jelek, anak dengan gaya belajar kinestetik kurang menyukai
aktivitas menulis, sehingga hasil tulisannya dibilang cukup jelas dan singkat,

(l) Ingin melakukan segala sesuatu, anak dengan gaya belajar kinestetik selalu ingin
melakukan semua hal secara bersamaan, dan selalu meletakkan mainan pada beberapa
tempat untuk digunakan kembali,

(m) menyukai permainan yang menyibukan, anak dengan gaya belajar kinestetik lebih
menyukai permainan yang menyibukkan seperti leggo, masak-masakan, menyusun
kartu, menggunakan stik es untuk menghasilkan bentuk, meronce,

2.4.

2
2.5.

BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

3.2.SARAN

2
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai