Anda di halaman 1dari 15

KONSEP TARI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Tari

Dosen Pengampu : Sitti Muliya Rizka,S.Pd,M.Ed.

DI SUSUN OLEH :

Annisa Mujahidah 2106104210060

Alfira Maulida 2106104210063

Maghfirah 2106104210025

Novi Fitria 2106104210072

Lidia Humaiora 2106104210078

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH 2022/2023


KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah
menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan
segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Salawat beserta salam juga
kita sanjungkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan. Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan yang berjudul " Pembelajaran Tari”

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penulisan Makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun agar dapat mencapai kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca dan dapat bernilai ibadah di sisi-
Nya. Terimakasih.

Banda Aceh, 19 Februari 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 4

A. Pemahaman Dan Pengenalan Seni Gerak Untuk Paud............................ 4

B. Konsep Gerak Dasar.................................................................................... 6

1.Gerak Dasar Locomotor............................................................................... 6

2.Gerak Dasar Non-Locomotor...................................................................... 6

3.Gerak Manipulatif......................................................................................... 7

C. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini................................................... 7

D. Desain Pembelajaran Tari........................................................................... 8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 10

A.Kesimpulan.................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku), bahasa dan
komunikasi sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak. Menurut Yeti (2011)
bahwa aspek-aspek perkembangan tersebut meliputi :
a. Perkembangan fisik : pada dua tahun pertama perkembangan bayi secara fisik lebih
pesat daripada periode masa kanak-kanak. Pada tahun pertama berat badan
meningkat, dan memperoleh keterampilan mobilitas seperti merangkak, berdiri,
berjalan. Tahun kedua saatnya menghaluskan keterampilan mobilitas. Perkembangan
motorik berlangsung melalui perkembangan proximodistal (berpusat pada badan dan
jari jemari) dan perkembangan cephalocaudal (berpusat pada bagian badan turum ke
kaki). Pada usia 5 bulan dapat meraih mainan, usia 7 bulan sudah mulai tumbuh gigi.
Pada masa prasekolah anak sudah mulai memperhalus motorik halus seperti
mengembangkan keterampilan menggambar, memotong, mewarnai dan sebagainya.
Usia 3 tahun sudah dapat bermain dengan membentuk balok. Usia 6 tahun sudah
mulai kehilangan giginya. Menginjak usia sekolah dasar sudah memiliki kegiatan
seperti olah raga, permainan.
b. Perkembangan kognitif : menurut Piaget tahap perkembangan kognitif anak sebagai
tahap sensorimotorik karena bayi dapat mengetahui dan memahami sekelilingnya
hanya dengan menggunakan indera dan tindakan refleks, seperti menghisap,
menghirup, menggenggam. Pada usia 2-6 tahun mencapai tahap praoperasional, pada
tahap ini sudah dapat menggunakan simbol dan dapat mempresentasikan ke dalam
kata-kata dengan mengggunakan pikiran secara simbolis. Pada usia 6-8 tahun pindah
ke tahap praoperasional kongkret. Penilaian anak tidak hanya berdasarkan persepsi
melainkan operasi mental dan logis.

1
c. Perkembangan bahasa : pada usia dua tahun pertama bayi dan anak ada
perkembangan dari prabahasa ke penggunaan bahasa primitif dapat menangis dengan
tenang. Usia 10 bulan sudah mulai dengan intonasi bahasa, usia 18 bulan berkembang
menjadi dua-tiga suku kata. Pada usia 2 tahun dapat menggunakan kalimat lebih
panjang dan sempurna. Pada usia 3 tahun anak sudah mulai memahami dan
menggunakan aturan percakapan. Usia prasekolah anak sudah dapat mengembangkan
literasi (baca tulis) melalui pengembangan bahasa oral melalui buku-buku yang ada di
lingkungannnya. Melalui interaksi percakapan dengan orang tua, pengasuh.
Perkembangan bahasa tulis terjadi pada anak dimulai saat sekolah dasar.
d. Perkembangan sosial emosional : pada masa bayi terjadi ikatan emosional dengan
orang tua. Pada usia 2 tahun pertama anak sudah ada tanda-tanda sosial dengan teman
sebaya, anak sudah dapat berinteraksi dengan teman melalui permainan. Pada masa
ini terjadi pengaruh sosial yang positif dan negatif. Pada usia 6-8 tahun anak
mengalami transisi, karena anak menghadapi hal-hal penting dari segi sosial dan
perkembangan emosionalnya.
Anak usia dini pada umumnya menyenangi aktivitas gerak yang berirama atau
aktivitas ritmik dan dinamis. Mereka senang melakukan gerak-gerak yang mengikuti
irama lagu atau bernyanyi. Kegiatan gerak tari dapat memberikan suatu dorongan atau
rangsangan yang baik bagi anak-anak dalam proses membangun dan menemukan daya
gerak mereka. Anak-anak perlu menemukan gerak asli sehingga dapat mengekspresikan
dengan bantuan guru untuk berkreasi sesuai dengan keinginan jiwanya. Usia dini berada
pada masa peka, artinya anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya
perkembangan menyangkut seluruh potensi anak.
Seperti yang dikemukakan oleh Samsudin (2008:1) adalah “ Masa peka merupakan
masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons stimulus
yang diberikan oleh lingkungan.” Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle
childhood atau masa anak-anak. Pada anak usia dini, kesehatan fisik mulai stabil dan
perkembangan fisik anak menjadi maksimal dari usia sebelumnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep gerak pada masa perkembangan anak usia
dini?

2
2. Apa pengertian dari Konsep dasar gerak anak ?
3. Apa yang dimaksud dengan gerak lokomotor.non-lokomotor dan manipulative?
4. Apa Pengertian dari Pembelajaran Tari Anak Usia Dini ?
5. Apa Saja Desain Pembelajaran Tari?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep gerak pada perkembangan anak usia
dini
2. Untuk mengetahui pengertian dari konsep gerak anak
3. Untuk mengetahui pengertian dari gerak lokomotor,non-lokomotor dan
manipulative
4. Untuk Mengetahui pembelajaran tari anak usia dini
5. Untuk mengetahui desain pembelajaran tari

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemahaman Dan Pengenalan Seni Gerak Untuk Paud


Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup, dengan bergerak maka kita dapat
merasakan adanya kehidupan. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang paling
sempurna memiliki kemungkinan gerak yang lebih luas dibandingkan dengan makhluk
yang lain. Mulai dari awal keberadaannya manusia terlahir untuk dapat menggerakkan
anggota badannya, contohnya bayi yang baru lahir sebagai 150 tanda ia hidup, maka dia
akan menggerakkan anggota tubuhnya. Begitu pentingnya arti gerak bagi manusia
sehingga dengan gerak seseorang mampu untuk melakukan komunikasi, seperti halnya
orang tuna wicara, maka ia akan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan yang
bermakna sebagai ganti bahasanya. Selain sebagai alat komunikasi, maka dengan gerak
kondisi fisik akan terjaga, memperlancar peredaran darah dan memperkuat kerja jantung.
Pada kegiatan menari , elemen dasar tari adalah gerak, tetapi dalam hal ini tidak semua
gerak dapat disebut dengan tari, karena gerak dalam tari bukanlah gerak realistik atau
sehari-hari, melainkan gerak yang telah distilir dan distorsi (diperhalus dan digubah) serta
mengandung ritme tertentu, sehingga mengandung nilai estetik. Susane K. Langer dalam
bukunya yang berjudul “Problem of Art” mengungkapkan bahwa gerakgerak yang
ekspresif adalah gerak yang indah, yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Kata indah
identik dengan bagus, yang dapat memberikan kepuasan batin manusia (Soedarsono,
1986). Pendapat tersebut diperkuat oleh Murgiyanto (1986) yang mengemukakan bahwa
bahan baku tari adalah gerak tubuh manusia yang dilakukan untuk mengungkapkan
pengalaman batin dan perasaan seseorang, dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan
dari orang lain. Gerak tari sebagai gerak yang indah mewujudkan pengalaman-pengalaman
yang tidak hanya untuk dinikmati sendiri tetapi untuk dimengerti dan dihayati oleh orang
lain. Berdasarkan beberapa teori yang diungkapkan oleh ahli maka dapat disimpulkan

4
bahwa gerak dalam seni tari adalah ungkapan ide dan ekspresi manusia yang diwujudkan
dalam bentuk perubahan posisi anggota (gerakan) yang memiliki irama, tempo, harmoni,
dan nilai estetik. Unsur tari meliputi unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama
adalah gerak, sedangkan unsur penunjang, yaitu musik, tata rias, tata busana, setting,
properti, tata lampu, desain dramatik dan tempat pertunjukan.
Gerak dan lagu merupakan bagian dari pendidikan seni tari. Pembelajaran gerak dan
lagu dalam kegiatan bermain merupakan perpaduan antara gerak fisik dengan nyanyian
atau lagu yang dilakukan anak. Gerak dan lagu juga dapat diartikan gerakan- gerakan anak
mengikuti musik atau lagu yang telah ditetapkan. Aktivitas bermain tersebut dapat
membuat kegiatan pembelajaran tidak terasa sepi 151 dan membosankan, selain itu
mendorong anak untuk aktif bergerak, sehingga dapat memacu tumbuh dan
berkembangnya fisik dan kecerdasan anak. Sasaran konkrit pada pembelajaran gerak dan
tari anak adalah untuk menumbuhkan kesadaran anak terhadap anggota tubuhnya,
kepekaan ruang dan irama. Kegiatan bermain gerak dan lagu untuk anak usia dini,
merupakan aktivitas yang sangat populer dan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
sehari- hari. Bahkan kegiatan ini dilakukan dalam berbagai event, misalnya kegiatan hari
besar dan kegiatan akhir tahun. Hal ini menjadikan bermain gerak dan lagu penting
diketahui oleh guru PAUD dan diharapkan melalui kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kemampuan dan kepekaan sosialisasi anak.
Ruang lingkup pendidikan memposisikan tari sebagai media yang memungkinkan anak
memiliki pengalaman gerak yang ekspresif dan dapat memberikan ruang pada anak untuk
berada pada dunianya sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dalam bentuk koreografi
kegiatan bermain disebut play dance. Pembelajaran seni tari untuk anak usia dini bertujuan
untuk melatih motorik anak, melatih perkembangan kognitif, afektif, melatih
perkembangan sosial emosi, komunikasi dan bahasa, melatih minat, bakat, dan kreativitas
anak, menanamkan nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kemanusiaan, kepekaan estetis dan
melestarikan budaya Indonesia.
Kemampuan dalam seni tari anak usia dini dapat dilihat berdasarkan kemampuan dasar
fisik yang dapat diidentifikasi dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan,
lokomotor, kecepatan, perubahan, ekspresi, teknik, mengendalikan tubuh, gerak yang
energik dan koordinasi anggota tubuh, sedangkan kemampuan dasar estetik anak usia dini

5
terlihat dari kemampuannya mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan
penciptaan tari maupun dalam kegiatan menari. Kemampuan dasar kreatif anak usia dini
dapat diidentifikasi dari kemampuannya membuat gerak-gerak ekspresif yang spontan,
unik dan berbeda dengan teman-temannya, bahkan menciptakan gerakan baru, serta
kecepatannya dalam hal menyesuaikan diri dengan teman-temannya, ketika melakukan
kesalahan pada waktu menari.
B. Konsep Gerak Dasar
Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa konsentrasi,
aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara simbolik. Tari pada anak usia
dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang dapat dilakukan sesuai dengan fase
perkembangan kinestetiknya (psikomotornya).
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna
meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan penguasaan gerak terjadi sejalan dengan
pertumbuhan fisik, pada masa awal dan pembentukan pola gerak dasar. Gerak dasar tersebut
meliputi berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kesalahan pada gerak dasar yang tidak
dikoreksi akan merugikan anak tersebut dan akan bersifat menetap dan sukar untuk dirubah,
kerugian tersebut meliputi: (1) tidak efisiensinya gerakan, (2) buruknya mekanika pada saat
penampilan, (3) kemungkinan terjadinya cidera lebih besar, dan (4) pengeluaran energi lebih
besar/pemborosan energi.
Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu Locomotor, Non
locomotor, dan manipulatif.
1. Gerak Dasar Locomotor
Gerakan lokomotor merupakan suatu gerakan yang ditandai dengan adanya
perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling. Gerakan ini
biasanya membuat anak merasa senang melakukannya. Gerakan lokomotor ini bisa
dimodifikasi menjadi permainan anak sehingga tanpa, disadari, siswa sedang
melakukan gerak lokomotor, seperti berjalan, lari, dan mengguling. Tujuan dari
dilakukannya gerakan dasar jalan dan berlari adalah meningkatkan kemampuan
gerakan dasar yang banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat
menerangkan dan memberi contoh yang benar mengenai teknik gerakan dasar atletik

6
jalan dan lari. Pada aktivitas ini anak melakukan kegiatan berjalan, berlari, dan
melompat selama 5 menit dengan rintangan yang sudah ditentukan.
2. Gerak Dasar Non- Locomotor
Gerakan dasar ini dilakukan tanpa adanya perpindahan tempat, contohnya meliuk,
menggoyangkan pinggul dan bahu, menarik, menekuk, dan memutar. 1. Memutar
Badan. Gerakan memuntar atau memilin badan dapat dilakukan dengan memutar
setengah badan dimana posisi kedua kaki tetap, tetapi anggota badan mulai dari
pinggang sampai kepala diarahkan ke samping. 2. Menekuk Badan. Gerakan
Menekuk badan dapat dilakukan dengan jongkok, menunduk atau menekuk badan ke
samping. 3. Memutar Badan. Gerakan memutar badan dilakukan dengan mengubah
posisi kaki untuk mengubah posisi bandan menghadap kearah yang berbeda. Gerakan
Mengubah Posisi Anggota Tubuh (Tangan, kaki, dan Kepala). Gerakan mengubah
posisi anggota tubuh yang tidak menyebabkan berpindahnya badan secara
keseluruhan ke tempat lain contohnya menggeleng kepala, melipat tangan,
merentangkan tangan, mengangkang, mengangkat satu kaki, dan lain- lain.
3. Gerak Manipulatif
Gerakan yang memakai alat bantu seperti bola. Contoh gerakan ini adalah
melempar, menangkap, dan menyepak. Aplikasi di lapangan untuk gerak dasar jalan
dan lari ini bisa dikemas dalam bentuk permainan. Guru harus lebih jeli memilih
permainan yang akan dilakukan oleh anak-anak sehingga menjadi aktivitas yang
menyenangkan, menyegarkan dan menyehatkan.
C. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini
Tari dalam dimensi pendidikan akan memberi warna dan arah pada pembentukan
pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak. Hal ini disebabkan karena pembelajaran tari
tidak hanya mengembangkan kompetensi motorik semata, akan tetapi kompetensi afektif
dan kognitif. Ada empat fungsi pendidikan taripada anak usia dini. Purnomo (1993:30-31)
mengemukakan keempat fungsi itu sebagai berikut: (1) mengembangkan kompetensi
intelektual. Hal ini disebabkan pada saat menari anak harus mempu secara kognitif, yaitu
untuk memahami, mengerti, mensintesa bahkan mengevaluasi gerak yang dilakukan.
Sedangkan dari ranah afektif anak dituntut untuk mampu bersikap positif menerima estetika
tari. Sementara dari ranah psikomotorik anak dituntut untuk mampu melakukan gerak secara

7
terampil, tepat dengan irama yang mengiringinya;(2) wahana sosialisasi. Tari dalam dimensi
pendidikan juga merupakan wahana sosialisasi bagi anak, terutama sewaktu menari dalam
bentuk kelompok. Setiap anak dituntut untuk mampu bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk
memberi kekompakan gerak sewaktu menari. Sosialisasi melalui tari akan berdampak pada
rasa percaya diri pada anak;(3) wahana cinta lingkungan. Selain mengembangkan
kompetensi intelektual dan kompetensi bersosialisasi, tari pendidikan juga mampu
mengembangkan cinta lingkungan pada anak. Ini dapat dilakukan dengan cara memberi
pengertian tentang makna tari yang terkandung didalamnya. Dengan demikian anak tidak
hanya hanya hapal dalam menari melainkan dapat menanamkan sejak dini untuk mencintai
lingkungan alam sekitar;(4) pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas ini dapat
dilakukan dengan melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan oleh anak. Melalui eksplorasi
anak-anak dapat mencoba dan menemukan berbagai ragam gerak yang dikehendaki.
Kemampuan yang sangat mendasar dari fisik anak usia dini dapat dilihat dari
kemampuan dalam melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor, kecepatan, adanya
perubahan ekspresi, teknik, bisa mengendalikan tubuh dan dapat melakukan gerak energik
melalui koordinasi dengan anggota tubuh lainnya.
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tari bagi anak usia dini,
yaitu : (1) tari imitatif, dan (2) karakteristik gerak tari bagi anak usia dini.
Menurut Rachmi (2008:6.7) secara umum karakteristik gerak bagi anak usia dini, yaitu :
1) Menirukan
Dalam bermain anak-anak senang menirukan hal-hal yang diamatinya baik secara
audio, visual maupun audio visual. Ia mulai menirukan berbagai aktion/gerakan
sampai pada otot-ototnya demi menurut kata hatinya.
2) Manipulasi (perlakuan)
Anak-anak melakukan gerakan-gerakan secara spontan dari objek yang diamatinya
sesuai dengan keinginannya ataupun terhadap gerakan-gerakan yang disukainya.
3) Bersahaja
Anak-anak dalam melakukan gerak dengan sangat sederhana dan tidak dibuatbuat
atau apa adanya. Kesahajaan itulah yang dimiliki anak. Contohnya ketika anak usia
dini mendengarkan musik, ia akan menggerak-gerakan bagian tubuhnya sesuai
dengan keinginan hatinya.

8
D. Desain Pembelajaran Tari
Berikut ini langkah-langkah dalam pembelajaran tari :
a. Eksplorasi
Pembelajaran tari perlu diberikan kepada anak agar dapat mengungkapkan orisinalitas
gerak. Pengungkapan gerak melalui eksplorasi yaitu pengungkapan ide-ide gerak dan
menuangkan kedalam ekspresi anak untuk mengembangkan kepribadian, kemampuan
sosialisasi dan kreativitas. Dalam penelitian ini, eksplorasi diberikan kesempatan pada
anak setelah guru memberikan contoh terlebih dahulu sehingga anak akan mudah
menirukannya.
b. Improvisasi
Pembelajaran tari dilaksanakan tidak mengikat namun perlu diperkenalkan kepada anak
melalui apresiasi dengan cara meberikan gambaran tentang gerak dasar tari untuk
memberikan kesempatan dalam mengungkapkan ekspresi gerak sesuai dengan
kemampuannya. Improvisasi yang dilakukan anak berlangsung secara alami sesuai
kemampuan dalam menginterpretasikan dengan pemahaman anak. Melalui Improvisasi
guru akan memahami tingkat kemampuan anak dalam menginterpretasikan pemahaman
tentang gerak yang dimiliki anak. Seyogyanya guru memberikan kebebasan kepada anak
dalam bergerak.
c. Penyusunan atau penggabungan gerak
Dengan menari anak diharapkan dapat berapresiasi dan memberikan kesempatan untuk
mengembangkan motorik dengan pengalaman mengungkapkan ekspresi gerak untuk
meningkatkan kemampuannya. Gerak yang dilakukan berdasarkan eksplorasi dan
improvisasi serta gerak peniruan. Penyusunan gerak sangat dibutuhkan dalam menari
agar ada patokan atau standar dalam pembelajaran menari, sehingga memudahkan guru
dan anak dalam bergerak selanjutnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni mempunyai peran yang penting dalam dunia pendidikan, termasuk
pendidikan anak usia dini. Pada lingkup pendidikan anak usia dini seni gerak dapat
diaplikasikan dalam bentuk gerak lagu dan seni tari, seni gerak dapat berfungsi untuk
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk bebas berekspresi
mengemukakan ide, melatih imajinasi anak, memberikan pengalaman estetik dan mampu
memberi umpan balik penilaian berupa kritik atau saran terhadap suatu karya seni sesuai
dengan mediumnya. Selain itu dengan pembinaan sensitivitas serta rasa atau kepekaan
estetik pada anak usia dini, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi
imajinatif serta mampu mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi,
kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan
keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara. Pembelajaran olah gerak
dan seni tari tidak mendidik anak untuk menjadi seniman tari, tapi bertujuan untuk
menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan sesuai
dengan aspek perkembangan anak usia dini.
Namun dalam prakteknya di lapangan, pembelajaran anak usia dini yang memadukan
dengan gerak dan lagu ataupun tari, masih kurang memberikan kebebasan pada anak untuk
berekspresi, sehingga pengalaman estetis dan kemampuan mengelola emosional anak
menjadi kurang berkembang. Seharusnya anak di bebaskan untuk berekspresi agar mereka
mampu mengembangkan potensi intelektual, imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan
keterampilan yang mereka miliki.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Sutini, A. (2012). Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini, 3(2).

https://www.researchgate.net/publication/

348312187_Gerak_Dasar_Tari_Untuk_Anak_Usia_Dini

http://paud.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/PEMBELAJARAN-OLAH-GERAK-DAN-

TARI-UNTUK-ANAK-USIA-DINI.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai