Anda di halaman 1dari 16

`

DOSEN PENGAMPU
ASMAYAWATI, M.Pd.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP SITUS BANTEN
JL. BAYANGKARA CIPOCOK JAYA SERANG - BANTEN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya, kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk
Mendeskripsikan Konsep Dasar Teori Pengembangan Motorik dan Bahasa AUD pada mata
kuliah Pengembangan Motorik dan Bahasa Anak.

Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantua, arahan, dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa, maupun isi, sehingga
penyusun secara terbuka menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami khususnya.

Penyusun,
Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1

BAB II Konsep Dasar Pengembangan Motorik dan Bahasa AUD .......... 3


a. Perkembangan Perkembangan Motorik AUD ............................. 3
b. Masalah Perkembangan Motorik AUD ....................................... 7
c. Pengaruh Kemampuan Motorik AUD ......................................... 7
d. Faktor Lingkungan ....................................................................... 7
e. Melatih Motorik Kasar pada AUD .............................................. 8
f. Melatih Motorik Halus pada AUD .............................................. 8
Pengembangan Bahasa AUD ......................................................... 10

BAB III Penutup .................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

Anak Usia Dini (AUD) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak-anak memiliki
kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dan lingkungan. Masa peka
adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik maupun psikis sehingga siap untuk
merespon semua stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Maka pendidikan sangat penting
untuk membantu mengembangan semua potensi atau kemampuan yang dimiliki anak agar
berkembang dengan baik. Sekolah adalah wadah pendidikan untuk mengembangkan segala
potensi yang ada pada anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Menjadi
kewajiban bagi pendidik untuk memberikan dan mengupayakan layanan bimbingan, bantuan
serta rangsangan terhadap kebutuhan anak. Kebutuhan anak yang terpenuhi dengan baik
memungkinkan kemampuan anak dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan kurikulum
2009 kemampuan yang dikembangkan meliputi 5 bidang pengembangan yaitu nilai-nilai
agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Kemampuan-
kemampuan tersebut akan sangat berguna bagi anak untuk memasuki jenjang pendidikan dan
kehidupan selanjutnya. Kemampuan motorik halus merupakan bagian dari kemampuan fisik
motorik dimana kemampuan fisik motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan anak melibatkan kelompok otot-otot
besar, seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak. Jadi, gerakan motorik kasar anak
balita meliputi merangkak, berlari, melompat, melempar, dan menangkap bola.
Motorik halus menurut Ismail (2009:84) adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian-
bagian tubuh tertentu, yang tidak membutuhkan tenaga besar tetapi hanya melibatkan
sebagian anggota tubuh yang dikoordinasikan dengan seimbang. Contoh dari motorik halus
yaitu menggenggam, memasukkan benda ke dalam lubang, membalik halaman atau lembaran
buku, meniru membuat garis, menggambar, melipat, menggunting, menempel, merangkai dan
menyusun.
Berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan mahkluk
sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya. Anak selalu menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa,
sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Melalui berbahasa,
komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik sehingga anak dapat membangun hubungan.
Tidak heran bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia
belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami
dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan
bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang
lebih tinggi.
BAB II
KONSEP DASAR PENGEMBANGAN MOTORIK DAN BAHASA AUD

A. Konsep Dasar Pengembangan Motorik AUD


a. Kemampuan Perkembangan Motorik AUD
Kemampuan motorik anak merupakan salah satu aspek dalam perkembangan anak usia
dini yang perlu diperhatikan. Kemampuan motorik dibagi menjadi dua yaitu kemampuan
motorik kasar dan halus.
Kemampuan motorik adalah kegiatan yang melibatkan anak menggunakan otot-otot
dalam tubuhnya. Motorik anak dibagi menjadi dua, motorik kasar dan halus.
1. Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan anak melibatkan kelompok otot-otot
besar, seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak. Jadi, gerakan motorik
kasar anak balita meliputi merangkak, berlari, melompat, melempar, dan menangkap
bola.
2. Motorik Halus
motorik halus adalah gerakan motorik anak yang melibatkan otot-otot kecil dalam
tubuh anak, seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan. Contoh gerakan motorik
halus anak, antara lain mencoret kertas, menggambar, menggoyangkan jempol, dan
menyusun balok menjadi menara

Kemampuan motorik anak berbeda setiap usia, sehingga kita perlu memantau sejauh
mana daya jangkau anak dalam menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Berikut
penjelasan seputar kemampuan motorik kasar dan halus anak usia dini, mulai 1-5 tahun.
Perkembangan anak usia dini: 1-2 tahun
Pada anak usia 1-2 tahun, perkembangan motorik halus dan kasarnya meliputi:

 Motorik kasar
Dari aspek motorik kasar, anak usia 1 tahun sudah bisa berdiri sendiri meski belum
terlalu lama. Untuk berjalan, anak mulai belajar dan berlatih mulai usia 11 bulan dan
lancar di usia 18 bulan. Berdasarkan grafik dari Denver II, anak usia 12 bulan atau 1
tahun sudah bisa memindahkan tubuhnya, mulai dari berguling, tengkurap, lalu berusaha
berdiri sendiri. Mendekati usia 2 tahun, perkembangan motorik anak usia dini semakin
baik dengan kemampuannya untuk melompat, menendang, sampai melempar bola.

 Motorik halus
Si kecil sering mengambil barang yang ada di hadapannya? Itu termasuk ke dalam
perkembangan motorik halus pada anak usia dini. Di usia 1 tahun, anak sudah bisa
meraih atau mengambil benda yang ada di dekatnya. Selain itu, ia juga sudah bisa
menggenggam benda di tangannya. Namun masih butuh waktu untuk belajar
memasukkan mainan ke dalam tempatnya. Menjelang usia 2 tahun, ia sudah bisa
menyusun balok sampai 6 tingkat, menyusun benda secara vertikal, dan membuka
lembaran buku.

Perkembangan anak usia dini: 2-3 tahun


 Kemampuan motorik kasar
Di usia 2 tahun atau 24 bulan, anak semakin aktif yang menandakan kemampuan motorik
kasarnya berkembang dengan baik. Dalam grafik perkembangan anak Denver II
ditunjukkan bahwa motorik anak balita masuk kategori sangat baik, ketika ia sudah
mampu berjalan mundur, berlari, melempar bola, bahkan melompat. Ia juga sudah bisa
mengambil barang di lantai dengan menekuk lututnya seperti sedang squat atau jongkok.
Di usia anak 30 bulan atau 2 tahun 6 bulan, si kecil sudah belajar menyeimbangkan tubuh
dengan mengangkat satu kaki selama 1-2 detik. Ini merupakan salah satu kemampuan
motorik anak balita.

 Kemampuan motorik halus


Tanda anak memiliki kemampuan motorik halus yang baik adalah senang melakukan
coretan anakdi buku atau media lain yang sering ia gunakan. Di usia ini, mata dan jari
anak sudah bisa berkoordinasi dengan baik, sehingga coretan anak semakin jelas dan bisa
membuat suatu bentuk meski belum jelas. Selain itu, di grafik Denver II juga
menunjukkan bahwa kemampuanmotorik halus anak pada usia 2 tahun 6 bulan sudah
semakin mahir menyusun balok kayu menjadi sebuah menara. Awalnya hanya 2-4
tingkat, kini bertambah menjadi 6 hingga 8 tingkat.

Perkembangan motorik anak usia dini: 3-4 tahun


Perkembangan motorik anak balita 3-4 tahun untuk kemampuan motorik kasar dan halus,
yaitu:

 Kemampuan motorik kasar


Ketika usia anak 3 tahun dan gerakan anak semakin aktif, itu tanda kemampuan motorik
kasarnya berkembang dengan baik. Grafik Denver II menunjukkan bahwa di usia 3 tahun,
anak sudah cukup lancar menyeimbangkan tubuh dengan mengangkat satu kaki selama 1-
2 detik. Bahkan ia sedang berusaha menambahkan durasinya 1 detik, menjadi 3 detik.
Kemampuan motorik kasar anak usia 3 tahun sudah mampu memanjat dan berlari sesuai
dengan keinginannya. Tangga juga menjadi tempat bermain untuk menaiki satu anak
tangga ke anak tangga lainnya.

 Kemampuan motorik halus


Bila si kecil semakin sering mencoret dan asyik bermain dengan krayon, itu tanda
kemampuan motorik anak berkembang dengan baik. Di usia 3 tahun, anak mulai belajar
meniru atau menyalin gambar orang lain, seperti bentuk kotak, segitiga, lingkaran, dan
lainnya. Di usia 42 bulan atau 3 tahun 6 bulan, anak mulai belajar menggambar orang
dengan 6 bagian tubuh, seperti kepala, tangan, kaki, jari, mata, hidung, telinga. Cara anak
memegang krayon juga semakin baik, yaitu mengapit krayon di antara jempol dengan jari
lain. Menyusun balok salah satu kemampuan motorik halus yang dimiliki anak usia 3
tahun. Ia sudah mampu menyusun balok menjadi sebuah menara dengan memakai 6-8
balok lebih tinggi. Ini adalah cara agar anak tetap fokus.

Perkembangan motorik anak usia dini: 4-5 tahun


 Kemampuan motorik kasar
Di usia ini anak sudah bisa menyeimbangkan tubuhnya ketika berlari, sehingga risiko
terjatuh lebih kecil dibanding usia sebelumnya. Imajinasi anak juga bermain ketika
sedang berlari, terkadang ia membayangkan sedang menggiring bola di tengah lapangan
dalam sebuah pertandingan. Sejalan dengan itu, grafik Denver II menunjukkan bahwa
keseimbangan anak juga semakin baik. Ia mampu mengangkat satu kaki selama 1-4 detik
tanpa terjatuh. Si kecil juga bisa melompat-lompat sambil berjalan layaknya kelinci.

 Kemampuan motorik halus


Kemandirian anak dan fokus akan semakin baik saat melakukan kegiatan di usia 4 tahun.
Di usia ini, anak sudah mampu menggunting kertas mengikuti pola atau garis putus-putus
sebagai panduannya. Selain itu, anak juga sudah mampu meniru gambar yang dibuat oleh
orang lain, bahkan mulai mencoba menggambar manusia, lengkap dengan anggota tubuh.
Sebagai contoh, kepala, tangan, kaki, jari, mata, telinga, hidung, dan mulut.
Ia juga sudah bisa memegang sendok sendiri ketika menyantap makanan balita. Bahkan,
jadwal makan anak juga lebih teratur.

b. Masalah Perkembangan Motorik AUD


Di usia 1 tahun, masalah perkembangan motorik yang sering ditemui adalah kondisi anak
yang sulit atau takut untuk berjalan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab anak
terlambat jalan, yaitu:

c. Pengaruh Kemampuan Motorik AUD


Dalam beberapa kasus, anak terlambat jalan dipengaruhi kemampuan motorik dari faktor
genetik. Jika anak terlambat jalan, kemungkinan ada anggota keluarga yang mengalami
hal sama sebelumnya.
Ini bukan berarti anak cacat atau ketinggalan. Semua kemampuan motorik berjalan baik
dan normal, hanya saja terlambat dibanding teman lain dan ini tidak bahaya.
Selain itu, anak terlambat jalan juga bisa disebabkan gangguan perkembangan. Bisa jadi
anak tidak hanya terlmbat berjalan, tapi juga terlambat dalam perkembangan motorik
kasar, halus, bahasa, dan kemampuan sosial.
Patient menjelaskan bahwa kondisi ini bisa dipengaruhi oleh hipotonia (rendahnya tonus
otot yang membuat tubuh lebih lemas) dan dysmorphic (gangguan psikologis ketika
seseorang cemas pada tampilan fisik dan merasa memiliki kelainan fisik). Ini dapat
menyebabkan anak terlambat jalan.

d. Faktor lingkungan
Tidak hanya faktor medis yang bisa menyebabkan perkembangan motorik anak usia dini
terganggu, tapi lingkungan dan faktor kebiasaan. Beberapa di antaranya:
 Infeksi (misalnya, meningitis, ensefalitis, sitomegalovirus)
 Cedera kepala
 Malnutrisi atau gizi buruk
 Rakitis atau kelainan tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D, kalsium dan
fosfat
 Obesitas dan hip dysplasia belum terbukti menghambat perkembangan jalan anak
 Baby walker sedikit berpengaruh pada perkembangan jalan anak
 Kebiasaan menaruh anak di boks bayi
Dalam kasus yang sangat ekstrem, kebiasaan atau tradisi menaruh anak di atas kasur
atau boks bayi membuat kemampuan motorik kasar anak tidak terlatih.
Bagaimana cara mengasah perkembangan motorik anak di usia dini
Kalau Anda merasa kemampuan motorik anak balita harus dilatih, ada beberapa cara
yang bisa dilakukan.
Sebaiknya, latih anak motorik si kecil sesuai dengan usia agar tidak menimbulkan
gangguan tumbuh kembang anak.
e. Melatih Motorik Kasar pada AUD
Di usia 1-2 tahun, anak sedang senang belajar berjalan dan berlari. Anda bisa melatih
motorik kasar si kecil dengan mengajaknya ke ruang yang lebih luas seperti taman
kota. Bila si kecil terlihat tidak percaya diri atau ogah-ogahan saat belajar jalan,
pancing dia untuk melangkah dengan menyimpan mainan di jarak yang tidak bisa dia
jangkau. Ini cara yang sama ketika memancing anak merangkak. Ketika ia berusaha
untuk meraih mainan tersebut, beritahu arahnya. Apakah ke kanan atau ke kini. Selain
sebagai terapi anak terlambat jalan, ini juga bermanfaat untuk melatih koordinasi
antara tangan dan otak anak.

f. Melatih Motorik Halus pada AUD


Anak usia 1-2 tahun sedang gemar dengan banyak warna, Anda bisa
memanfaatkannya untuk melatih motorik halus dengan menggambar. Mengutip dari
Understood, menggambar bisa meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan ketika
menggenggam krayon atau pensil warna. Berlatih memegang alat warna juga cara agar
si kecil berlatih dalam mengontrol pemakaian benda yang dipegangnya.
Anak usia 2-3 tahun
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar dan
halus anak usia dini 2-3 tahun, adalah:
Melatih motorik kasar
Di usia 2 tahun, anak sangat tertarik dengan tarian dan nyanyian. Untuk melatih
motorik kasar si kecil, Anda bisa mengajaknya untuk bermain perang-perangan di
halaman atau taman. Bagi peran bersama anak, misalnya anak menjadi tahanan dan
Anda menjadi penangkap. Lalu biarkan anak Anda berlarian saat berusaha ditangkap.
Melatih motorik halus
Jadikan anak danalat warna sebagai teman. Anda bisa melatih motorik halus anak
dengan mengajaknya menggambar bersama memakai krayon atau pensil warna.
Biarkan si kecil berekspresi dengan coretan yang ia buat, secara perlahan beri contoh
bentuk gambar yang jelas. Misalnya, gambar kucing, dinosaurus, atau tempat makan
yang sering ia gunakan.
Anak usia 3-4 tahun
Berikut cara melatih kemampuan motorik kasar dan halus anak usia 3-4 tahun:
Melatih motorik kasar anak
Ajak anak ke taman bersama temannya dan biarkan merekaberlarian dan memanjat. Di
usia ini, anak sudah merasa senang bermain dengan teman sebaya. Sehingga kehadiran
anak seusianya bisa memancing si kecil untuk lebih bergerak aktif. Namun, pastikan
untuk tetap melakukan pengawasan terhadap kegiatan anak dan pastikan tempat
bermain anak dalam kondisi aman.
Melatih motorik halus anak
Bila Anda melihat kemampuan motorik halus anak perlu diasah, ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, salah satunya bermain lilin. Dalam situs Understood dijelaskan
bahwa gerakan membentuk lilin, memotong, dan mencetak lilin merupakan contoh
motorik halus yang bisa dilatih dan dikembangkan kembali. Kegiatan ini juga
termasuk dalam melatihsensori dan menghindari gangguan belajar pada anak.
Anak usia 4-5 tahun
Cara melatih kemampuan motorik kasar dan halus pada usia balita 4-5 tahun yaitu:
Melatih motorik kasar
Tidak perlu mencari kegiatan di luar rumah, Anda bisa melatih motorik kasar anak
dengan menari. Putar lagu kesukaan si kecil, lalu buat gerakan-gerakan lincah yang
sesuai irama agar anak bisa mengikuti.Menari mampu membantu dalam hal
keseimbangan dan koordinasi dalam setiap gerakannya.
Melatih motorik halus
Sponge bisa menjadi alat untuk melatih motorik anak balita. Alat penunjang lain yang
dibutuhkan adalah air, sponge bersih, dan dua mangkuk. Cara bermainnya, isi 1
mangkuk dengan air dan biarkan piring satunya dalam keadaan kosong. Setelah itu,
biarkan anak Anda untuk merendam spons ke dalam mangkuk berisi air dan pindahkan
ke mangkuk yang kosong. Permainan sederhana ini bisa meningkatkan perkembangan
motorik anak di usia dini.

B. Pengembangan Bahasa AUD


Kita semua menyadari bahwa bahasa merupakan suatu hal yang penting. Tanpa
bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi
sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan mahkluk sosial yang harus
hidup berdampingan dengan sesamanya.
Anak selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Anak dapat
mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap
apa yang dipikirkan oleh anak. Melalui berbahasa, komunikasi antar anak dapat terjalin
dengan baik sehingga anak dapat membangun hubungan.
Tidak heran bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain.
Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa
agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya
dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung
kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli
Bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan. Dengan adanya bahasa, satu
individu dengan individu lain akan saling terhubungkan melalui proses berbahasa.
Badudu (1989) mendefiniskan bahasa sebagai alat penghubung atau komunikasi
antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,
perasaan dan keinginannya.
Sementara Bromley (1992) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem simbol yang
teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol,
visual ,aupun verbal. Pengembangan keterampilan berbahasa pada anak usia dini
mencakup empat aspek, yaitu: berbicara, menyimak, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif
karena anak dituntut untuk menghasilkan bahasa. Sebaliknya, keterampilan menyimak
dan membaca bersifat reseptif karena anak lebih banyak menyerap bahasa yang
dihasilkan oleh orang lain.
1. Teori Nativisme
Menurut teori nativisme, terdapat keterkaitan antara faktor biologis dan
perkembangan bahasa. Pada saat lahir, anak telah memiliki seperangkat kemampuan
berbahasa yang disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’.
2. Teori Behavioristik
Selanjutnya, teori behavioristik lebih mengedepankan peran perlakukan lingkungan
setelah anak dilahirkan. Ketika dilahirkan, anak tidak memiliki kemampuan apapun.
Belajar bahasa harus dengan pengkondisian lingkungan, proses imitasi dan diberikan
penguatan.
Dengan demikian, pengkondisian lingkungan menjadi sebuah faktor yang sangat
kritis karena lingkunganlah yang perlu memberikan pengaturan pada stimulus dan
konsekuensi yang ditimbulkannya. Jika stimulasi bahasa yang diberikan kepada anak
baik maka konsekuensi atau hasil yang akan didapatkan oleh anak juga akan baik.
3. Teori Konstruktivisme
Berbeda dengan kedua teori sebelumnya, teori konstruktivisme memandang bahwa
ketika anak memperlajari bahasa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi,
diantaranya: peran aktif anak terhadap lingkungan, cara anak memproses suatu
informasi, dan menyimpulkan struktur bahasa. Melalui proses interaksi dengan orang
lain, maka pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang.

BAB III
PENUTUP

Orang tua perlu waspada ketika anak usia 18 bulan belum bisa berjalan sama sekali.
Untuk menentukan kemampuan anak berjalan, perhatikan keterampilan motorik anak. Hal
penting lain yang perlu diingat adalah anak yang lahir prematur memiliki garis perkembangan
berbeda dengan anak yang lahir di usia kehamilan yang sesuai. Pakai usia koreksi yang sesuai
dengan tanggal lahir asli anak. Jadi, kalau usia anak 14 bulan tapi Anda melahirkan 3 bulan
lebih awal, berarti usia anak yang sesuai dengan perkembangannya adalah 11 bulan.
Bila usia anak sesuai dengan hari perkiraan lahir, Anda perlu mewaspadai beberapa hal di
bawah ini sebagai tanda anak terlambat jalan.
 Tidak bisa berdiri sendiri
 Tidak bisa menarik sesuatu, seperti tali, taplak meja, atau mainan
 Tidak bisa bangkit dari duduk
 Tidak bisa mendorong mainan sambil berdiri
 Anak usia 18 bulan belum bisa jalan sama sekali
 Anak berjalan dengan tumit
Bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan. Dengan adanya bahasa, satu
individu dengan individu lain akan saling terhubungkan melalui proses berbahasa.

Segera ke dokter untuk konsultasi masalah perkembangan motorik anak usia dini.

Anda mungkin juga menyukai