DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
SUAIMI FALES, MH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “ Pengaruh Politik Terhadap Hukum ” Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Anak Usia Prasekolah.............................................................................3
B. Ciri-ciri Anak Pra Sekolah........................................................................................3
C. Tahapan Perkembangan Anak Pra Sekolah..............................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan prasekolah merupakan dasar bagi perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, daya cipta dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya. Pendidikan
prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik di luar dilingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur
pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah antara lain meliputi pendidikan Taman
Kanak-kanak, terdapat di jalur sekolah, dan Kelompok Bermain, serta Penitipan Anak di
jalur luar sekolah. Taman Kanak-kanak diperuntukan anak usia 5 dan 6 tahun untuk satu
atau dua tahun pendidikan, sementara kelompok bermain atau penitipan anak
diperuntukan anak paling sedikit berusia tiga tahun
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun
(Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak
tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan
potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak-kanak adalah
salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dasar
(Supartini, 2004).
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas di dalam makalah ini adalah :
1
Anggini Sudono, Pedoman Pendidikan Prasekolah, (Jakarta:Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1991), h. 7
2
Ibid
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Wong (2008) anak usia prasekolah mempunyai usia 3-5 tahum.
Pencapaian perkembangan anak usia prasekolah yaitu biologis, psikososial, kognitif,
spiritual, dan sosial. keberhasilan pencapaiaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
sebelumnya sangat penting bagi anak prasekolah untuk memperluas tugas-tugas yang
telah mereka kuasai selama masa toddler.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia
prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun dengan ciri perkembangan fisik
yang lambat dan perkembangan kognitif dan psikososial yang cepat. pertumbuhan dan
perkembangan anak prasekolah sangat ditentukan dari keberhasilannya dalam
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan selama masa toddler.
3
Suyadi dan Maulidya Ulfah., 2013, Konsep Dasar PAUD, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hal.20
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh
karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih
besar
Perkembangan lain yang terjadi pada anak pra sekolah ialah umumnya jumlah
gigi yang mencapai 20 buah. Otot dan system tulang akan terus berkembang sejalan
4
Soemiarti, Patmonodewo. Pendidikan anak Prasekolah. (jakarta: Rineka cipta, 2003),
hlm 87-89
dengan usia mereka. Kecepatan perkembangan jasmani dipengaruhi oleh gizi,
kesehatan, dan lingkungan fisik lain misalnya tersedianya alat permainan dan
kesempatan yang diberikan kepada anak untuk melatih berbagai gerakan.
Pada waktu anak berusia 3 tahun anak mampu melakukan gerakan melempar
tampa kehilangan keseimbangan. Pada usia 5 tahun mereka meloncat dengan
mempertahankan keseimbangannya, biasanya mereka sudah mampu membuat gambar,
gambar orang. Pada usia 6 tahun diharapkan anak sudah mampu melempar dengan
tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda roda dua.
1. Perkembangan Kognitif
Perkemabangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan
merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada anak
yang berusia 0-2 tahun mulai lebih mampu memebedakan hal-hal yang diamati.
Perkembangna kognitif anak prasekolah termasuk kedalam pertengahan tahapan dari
Pieget yaitu tahapan praoprasional atau fungsi simbolik. Setelah masuk pada tahapan
praoperasional anak-anak mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya,
tahapan bantuan kehadiran sesuatu dilingkungannya, anak mampu mngingat kembali
simbol-simbol dan membanyangkan benda yang tidak tampak secara fisik.
2. Perkembangan Bahasa
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan
berbicara melalui pembicraan yang dapat memikat orang lain.Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara antara lain, dengan bertanya, melakukan
dialog dan menyanyi.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik Merupakan dasar bagi perkembangan anak selanjutnya.
Meningkatnya pertumbuhan tubuh anak, baik menyangkut ukuran berat badan, tinggi,
maupun kekutatannya anak akan dapat lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan
eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan orang tua.
Pada saat anak mencapai usia pra-sekolah (3 – 6 tahun) terdapat ciri yang jelas
yang membedakan antara usia bayi dan usia anak pra-sekolah. Perbedaan ini dapat
terlihat dalam penampilan, proporsi tubuh, berat dan tinggi badan maupun keterampilan
yang mereka kuasai. Pada anak usia pra-sekolah telah tampak otot-otot tubuh yang
berkembang dan memungkinkan bagi mereka untuk melakukan keterampilan. Semakin
usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, sehingga anak memiliki
keseimbangan di tungkai bagian bawah.
2. Perkembangan Motorik
3. Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual anak pra sekolah pada periode ini ditandai dengan
kemampuan menggunakan sesuatau untuk mempresentasikan sesuatu dengan
menggunakan simbol untuk melambangkan suatau kegiatan, benda yang nyata, atau
peristiwa..
4. Perkembangan Emosional
Perkembangan emosional pada anak pra sekolah sudah dapat membedakan
bahwa aku berbeda dengan orang lain. Bersamaan dengan itu,berkembang pula perasaan
harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Emosional anak pra sekolah
dapat berupa rasa takut , cemas, marah, cemburu, girang, kasih sayang, phobia, dan rasa
ingin tahu.
5. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak pra sekolah dapat berupa anak sudah mulai bisa
menyusun kalimat tunggal yang sempurna dan lainnya serta anak sudak dapt
menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
Kemampuan anak memahami bahasa orang lain masih terbatas. Anak pra-
sekolah hanya memahami bahasa dari persepsi dirinya sendiri dan akselerasi
perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi simbolis. Apabila
fungsi simbolis telah berkembang, akan memperluas kemampuan memecahkan
persoalan dengan belajar dari bahasa orang lain.
Menurut Welton & Mallon (1981:118), bahasa merupakan bentuk utama dalam
mengekspresikan pikiran dan pengetahuan jika anak mengadakan hubungan dengan
orang lain. Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhan,
pikiran dan perasaan melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna.
Menurut Vygotsky (Dworetzky, 1990: 275) ada tiga tahap perkembangan bicara
anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir dengan bahasa, yaitu tahap
eksternal, egosentris dan internal. Tahap eksternal di mana sumber berfikir anak dalam
berbahasa datang luar dirinya, misalnya saat ibunya mengajukan pertanyaan kepada
anak, lalu anak berfikir untuk menjawabnya. Tahap egosentris di
mana pembicaraan orang lain tidak lagi menjadi prasyarat awal terjadinya proses
berfikir dan berbahasa. Tahap internal di mana anak menghayati sepenuhnya proses
berfikir tanpa ada orang lain yang menuntutnya.
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak pada pra sekolah sudah tampak jelas, anak sudah
mulai aktif bersosialisasi dengan teman sebayanya. Adapun tanda-tandanya: anak mulai
mengetahui aturan-aturan, anak sudah mulai patuh pada peraturan, anak mulai
menyadari hak orang lain dan anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain.
Pengenalan anak terhadap lingkungan di luar rumah akan membantu anak yang
baru memasuki pendidikan prasekolah untuk lebih mampu beradaptasi dengan
lingkungan kehidupan yang beragam. Lingkungan luar rumah memberi pengalaman
kepada anak untuk mengenal aturan-aturan yang berbeda dengan lingkungan rumah,
menemukan teman yang tidak memberi perhatian, mengalami sendiri bagaimana harus
mengalah kepada orang lain, mengalami sendiri bagaimana harus mengikuti aturan-
aturan sosial.
7. Perkembangan Bermain
Pada usia ini dapat dikatakan masa bermain, perkembangan anak pra sekolah
dalam beberapa permainan anak dapat berupa; permainan fungsi (gerak), permainan
fiksi (perang-perangan), permainan reseptif atau apresiatif (mendengarkan cerita),
membentuk ( kontruksi) ( membuat kue dari tanah liat), perkembangan prestasi ( sepak
bola).
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru yang asli
dan imaginatif berdasarkan gagasan yang sudah ada. Menurut Gordon & Browne,
apabila ingin mengembangkan kreativitas anak, guru harus membantu anak untuk
mengembangkan fleksibilitas dan menggunakan imaginasi, kesediaan untuk mengambil
resiko, menggunakan diri sendiri sebagai sumber dan pengalaman belajar.
Cara untuk mengembangkan fleksibilitas adalah dengan perlakuan guru yang
tidak otoriter dan memberi kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan,
memberi kepercayaan untuk melakukan pilihan, membangun hubungan yang penuh
keterbukaan sehingga anak menyaksikan sendiri sesuatu yang boleh berbeda. Pada
mulanya anak biasa tidak ingin terlihat berbeda dengan orang lain karena ia tidak berani
menghadapi resiko akibat perbedaan itu. Akan tetapi, apabila guru terus mendorong
anak untuk menentukan pilihan yang berbeda dan memberi pengharapan atas perbedaan
itu, maka secara berangsur-angsur akan menumbuhkan kreativitas pada anak.
8. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian anak pra sekolah juga dipengaruhi oleh orang tua
anak dan keluarga. Sehingga untuk mendapatkan perkembangan kepribadian anak yang
baik maka orang tua dan keluarga harus menerapkan prilaku yang baik dalam
keluarga.
9. Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak pada periode pra seolah ini telah memiliki dasar
tentang sikap moral terhadap orangtua, saudara, dan teman sebaya. Dalam
menanamkan moralitas yang baik maka kelompok sosialnya juga harus memberikan
sifat-sifat moral yang baik pula.
Anak pra-sekolah belum dapat menangkap ide yang mendasari mengapa aturan
tersebut berlaku bagi dirinya. Semakin anak tersebut berkembang penalarannya,
semakin terbukalah pemikirannya untuk menerima norma. Ini berarti terbentuknya
moral seiring dengan berkembangnya pola berfikir mereka, karena penalaran moralm
sesorang memacu timbulnya perbuatan moral (Knoers, 1994 : 305-309).
Dengan mengenal perkembangan anak usia prasekolah baik dari segi fisik,
motorik, bahasa, sosial, kreativitas, emosi, kognisi dan moral, meskipun dengan paparan
yang sangat terbatas dan singkat ini, kiranya dapat berguna untuk mengenal bagaimana
pendidikan untuk anak pra-sekolah menurut tinjauan psikologi yang sesuai dengan
perkembangan usia mereka.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup tulisan kiranya beberapa hal berikut ini dapat menjadi masukan untuk
memahami pendidikan anak pra-sekolah :
2. Sebagai persiapan sekolah, maka anak selayaknya tidak mendapat beban yang
berlebihan yang hanya memuaskan dan membanggakan orangtua dan pihak institusi
secara sepihak, akan tetapi faktor kemampuan anak harus menjadi prioritas utama dalam
penyelenggaraan pendidikan pra-sekolah.
3. Anak usia pra-sekolah memiliki ciri-ciri alamiah masa bermain. Maka orang tua perlu
memberi kesempatan kepada anak untuk mengenal lingkungan sosial di luar rumah.
4. Suatu saat anak dapat menunjukkan sikap suka atau tidak suka secara silih berganti
dalam pendidikannya, maka kepandaian guru sangat penting dalam menerapkan metode
yang sesuai dengan perkembangan anak, sehingga, membuat anak selalu merasa ingin
hadir di sekolah.
dan kecerdasan yang berbeda satu dengan lainnya, maka masing-masing anak perlu
memperoleh perhatian secara individual.
DAFTAR PUSTAKA