Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan alam semesta. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Serta kepada teman –
teman yang sudah menjadi inspirasi saya sejak awal pembuatan makalah. Dalam pembuatan
makalah ini tentu masih banyak sekali kesalahannya. Saran dan kritik dari pembaca masih
sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Sekian kata pengantar dari saya, Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Hormat saya,

(PENULIS)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG................................................................................... 3
B. BATASAN MASALAH…………………………………………………… 3
C. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 3
D. TUJUAN PENULISAN MAKALAH…………………………………….. 3
E. MANFAAT PENULISAN MAKALAH…………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
A. PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN MASA AKHIR
PADA ANAK-ANAK................................................................................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN.............................................................................................. 11
B. SARAN........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya anak
ke kelas satu dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola
kehidupannya. Sebab, masuk ke kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
Masa akhir anak-anak sering disebut sebagai masa tamyiz masa sekolah atau masa
sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun sampai masuk masa pubertas dan masa
remaja awal yang berkisar pada usia 12-13 tahun. Pada masa ini, anak sudah matang
bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola
kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.

B. BATASAN MASALAH
Perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak dalam makalah ini akan
dibahas tentang bagaimana kita dapat mengetahui perkembangan fisik, koginitif dan
psikososial pada anak saja.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan
masalah yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana Perkembangan Masa Pertengahan dan Masa Akhir Anak-Anak?

D. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Mengetahui dan memahami pengertian, dan ciri-ciri pertumbuhan serta
perkembangan pada masa pertengahan dan akhir anak-anak.
2. Untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah.

E. MANFAAT PENULISAN MAKALAH

Dapat menambah pengetahuan tentang perkembangan masa pertengahan dan


masa akhir pada anak-anak.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN DAN MASA AKHIR PADA


ANAK-ANAK

Masa pertengahan dan akhir anak-anak adalah masa dimana anak-anak berada dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan yang di tandai dengan perubahan fisik, psikis,
motorik dan kognitif.
Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Kematangan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun
antar budaya yang berbeda. Masa ini disebut juga masa anak sekolah. Anak-anak sudah lebih
mandiri. Pada masa inilah anak paling peka dan paling siap untuk belajar. Mereka haus akan
pengetahuan dan ingin selalu mengetahui dan memahami.
Permulaan masa pertengahan dan masa akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya
anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan bagian besar
dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak
yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.

1. Perkembangan Fisik
a) Keadaan Berat dan Tinggi Badan
Dalam perkembangan fisik, masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan
periode pertumbuhan fisik yang lambat yang relative seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas. Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang
sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang
tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Anak
menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, serta belajar berbagai keterampilan.
Selama masa akhir anak-anak, tumbuh tinggi sekitar 5-6% dan berat sekitar 10%
setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5
kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci 42,4 kg. Kenaikan
tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu dengan anak yang lain. Peran
kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
b) Perkembangan Motorik
4
Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, perkembangan motorik anak-
anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa
anak-anak. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik mereka, anak-
anak terus melakukan berbagai aktifitas fisik. Aktifitas fisik ini dilakukan dalam
bentuk permainan yang kadang-kadang bersifat informal, permainan yang diatur
sendiri oleh anak. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal. Bila dikuasai, keterampilan-keterampilan
fisik ini merupakan sumber kenikmatan dan prestasi yang besar bagi anak-anak.
Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar mereka memperoleh
kendali yang lebih besar atas tubuh mereka dan dapat duduk serta berdiri dalam waktu
yang lebih lama. Tetapi anak-anak sekolah dasar jauh dari kedewasaan fisik, dan
mereka harus lebih aktif. Mereka menjadi lebih jenuh karena duduk terlalu lama
daripada berlari, melompat, atau bersepeda. Tindakan fisik adalah penting bagi anak-
anak untuk memperhalus keterampilan-keteranpilan mereka yang sedang berkembang.
Oleh karena itu, pada prinsipnya anak-anak sekolah dasar harus terlibat secara aktif
daripada pasif di dalam kegiatan-kegiatan.

2. Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah pengetahuan yang luas mengenai berpikir dan mengamati,
kognitif adalah tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
a) Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Menurut Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-
konsep atau skema-skema. Sedangkan operasi kongkrit adalah aktifitas mental yang
difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit yang dapat
diukur.
Anak akan melalui tiga macam proses yang disebut operasi-operasi, yaitu :
Negasi (negation). Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan
dan akhiran dari deretan suatu benda. Hubungan timbal balik (resiprokasi). Ketika
anak melihat bagaimana deretan benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deratan
benda itu berubah dan posisinya tidak sama dengan yang semula, tetapi anak
mengetahui bahwa jumlah benda itu sama. Identitas, anak pada masa konkrit
operasional sudah bisa mengenal satu persatu benda yang ada pada deretan itu. Anak

5
bisa menghitung, sehingga meskipun benda dipindahkan anak dapat mengatahui
bahwa jumlahnya akan tetap sama.
b) Perkembangan Memori
Pada usia 7 tahun, seorang anak memasuki tahap operasional konkret.
Dinamakan demikian karena pada saat ini anak dapat menggunakan operasi mental
untuk memecahkan masalah konkret (actual). Anak dapat berpikir logis ketimbang
sebelumnya karena pada saat ini mereka dapat mengambil berbagai aspek dari situasi
tersebut kedalam pertimbangan. Walaupun demikian, mereka masih dibatasi untuk
berpikir tentang situasi yang sebenarnya pada saat itu saja.
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan
kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk
sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat
maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan obyek-obyek yang sebelumnya
kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah
berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak
masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir
anak berkembang kearah berpikir konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir, anak-anak menunjukkan
perubahan-perubahan penting sebagai mereka mengorganisasi dan mengingat
informasi. Setelah anak berusia 7 tahun tidak terlihat peningkatan yang berarti. Cara
mereka memproses informasi berbeda dengan orang dewasa. Memori jangka panjang
pada anak terlihat peningkatan seiring dengan penambahan usia selama masa
pertengahan dan masa akhir anak-anak. Hal ini karena memori jangka panjang sangat
tergantung pada kegiatan belajar individu ketika mempelajari dan mengingat
informasi.
Meskipun pada masa pertengahan dan masa akhir anak-anak tidak terjadi
peningkatan yang berarti dalam memori jangka panjang, malah menunjukkan
keterbatasan, namun selama periode ini mereka berusaha mengurangi kererbatasan
tersebut menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu perilaku yang
disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori.
Menurut Marlin, ada empat strategi memori, yaitu rehearsal, organization,
imagery, dan retrieval. Rehearsal (pengulangan) adalah salah satu strategi
meningkatkan memori dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah
6
informasi tersebut disajikan. Organization (organisasi) seperti pengkategorian dan
pengelompokan, merupakan strategi memori yang sering digunakan orang dewasa.
Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
Memori anak kelas satu sekolah dasar meningkat setelah mereka dilatih membentuk
perbandingan interaktif. Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses
mengeluarkan atau memunculkan informasi dari memori.
Di samping strategi-strategi di atas, juga terdapat hal lain yang mempengaruhi
memori anak, seperti usia, sikap, motivasi, dan lain-lain.

c) Perkembangan Pemikiran Kritis


Pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan
secara mendalam, mempertahankan pemikiran memikiran dengan pendekatan dan
perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang
datang dari berbagai sumber. Untuk mengembangan pemikiran anak yang kritis
dengan cara mengajarkan anak menggunakan proses-proses berpikir yang benar,
mengembangan strategi-strategi pemecahan masalah, meningkatkan mental mereka,
memotivasi anak untuk menggunakan keterampilan berpikir yang baru saja mereka
pelajari.
d) Perkembangan Intelegensi (IQ)
Intelegensi Quotions telah dianggap sebagai suatu norma yang menentukan
perkembangan kemampuan dan ppencapaian optimal hasil belajar anak di sekolah.
Dengan mengetahui intelegensinya, seorang anak dapat dikategorikan sebagai anak
yang pandai/cerdas (jenius), sedang, atau bodoh (idiot). Intelegensi dapat diartikan
sebagai kemampuan berpikir secara abstrak, memecahkan masalah menggunakan
simbol-simbol verbal, dan kemampuan untuk belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
e) Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)
Menurut Goleman Emotional Quotions (kecerdasan emosional) mempunyai
lima komponen yang penting, yaitu: mengenali emosi, mengelola emosi, motivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Ketika usia anak
bertambah, mereka menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan
orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur ekspresi emosional mereka dalam
situasi sosial, dan mereka dapat merespon tekanan emosional orang lain. Pada usia 7

7
atau 8 tahun, raasa malu dan rasa bangga akan diimplikasi pada tindakan mereka dan
jenis sosialisasi yang pernah mereka terima.
Mengenali emosi diri atau kesadaran diri adalah mengetahui apa yang
dirasakan dan menggunakannya untuk mengambil keputusan, memiliki tolok ukur
yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Mengelola emosi
yaitu menangani emosi diri agar berdamapak positif bagi diri sendiri, orang yang
memiliki keerdasan emosional adalah orang yang mampu menguasai, mengelola dan
mengarahkan emosinya dengan baik. Motivasi diri yaitu menggerakkan hasrat yang
paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun manusia menuju sasaran,
membantu mengambil keputusan dalam bertindak, dan mampu bertahan dalam
kegagalan.
Mengenali emosi orangg lain (empati) yaitu kemampuan untuk merasakaan
apa yang orang lain rasakan , mampu memahami pendapat mereka, menumbuhkan
hubungan saling percaya yang menyelaraskan diri dengan orang banyak. Membina
hubungan yaitu kemampuan mengendalikan dan menangani emosi secara baik ketika
berhubungan dengan orang lain.
f) Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)
Spiritual Quotions atau kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain.
Aspek di dalam SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
masalah makna dan nilai, SQ adalah kecerdasan untuk menetapkan perilaku dan hidup
manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, SQ adalah kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna disbanding dengan
yang lain, SQ adalah keerdasan yang tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang
ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.
Anak-anak memiliki kemampuan SQ yang dibawanya sejak lahir, dan
pendidikan agama harus dipertahankan sebagai bagian penting dari progam-progam
yang diberikan di sekolah.
g) Perkembangan Bahasa
Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut.
Perbendaharaan kosa kata anak meningkat dan cara anak menggunakan kata dan
8
kalimat bertambah kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Dari
berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak lain,
serta melalui radio dan televisi, anak-anak menambah kosa kata yang ia gunakan
dalam ucapan atau tulisan. Ketika anak masuk ke kelas satu dasar, kosa katanya
mencapai 20.000 samapi 24.000 kata. Pada saat anak duduk di kelas 6, kosa kata
mencapai 50.000 kata.
Seiring dengan meningkatnya kosa kata pada tahun-tahun bersekolah,
penggunaan kata kerja yang tepat untuk sebuah aksi semakin meningkat. Mereka
belajar bukan hanya menggunakan banyak kata tetapi juga memilah kata yang benar
untuk penggunaan tertentu.
Anak juga mengalami kemajuan dalam berbicara, pengucapan, pembentukan
kalimat, yaitu dari usia 6-10 tahun, panjang kalimat akan bertambah, kalimat panjang
biasanya tidak teratur dan terpotong-potong, berangsur-angsur setelah dan kemajuan
dalam pengertian.

3. Perkembangan psikososial
Dunia psikologi anak menjadi lebih kompleks dan berbeda dengan masa awal
anak. Hubungan dengan keluarga dan teman sebaya memainkan peranan yang
penting. Sekolah dan hubungan para guru menjadikan aspek kehidupan anak menjadi
terstruktur. Pemahaman anak terhadap diri “self” berkembang.
a) Perkembangan Pemahaman Diri
Pada usia sekolah dasar, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami
perubahan yang sangat pesat. Menurut Santrock, perubahan ini meliputi :
Karakteristik Internal, anak-anak pada masa pertengahan dan akhir lebih cenderung
mendefinisikan dirinya melalui keadaan-keadaan dalam yang subjektif daripada
melalui kadaaan luar. Karakteristik aspek-aspek sosial, selama tahun-tahun sekolah
dasar, aspek-aspek sosial dari pemahaman diri juga menimgkat. Anak sekolah dasar
seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam menjelasakan
diri mereka. Karakteristik Perbandingan Sosial, pada tahap ini nak usia sekolah
cenderung membedakan diri mereka dengan orang lain.
b) Perkembangan dengan Teman Sebaya
Menurut Barker dan Wright anak usia 2 tahun menghabiskan 10% dari waktu
siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang

9
dihabiskan untuk teman sebaya adalah 20%. Sedangkan anak usia 7-11 tahun
meluangkan waktu lebih dari 40% untuk teman sebaya.
c) Pembentukan Kelompok.
Pembentukan kelompok teman, anak usia sekolah dasar lebih menekankan
pentingnya aktivitas bersama, seperti berbicara, mendengarkan musik, bermain game,
dan lain-lain, merupakan dasar bagi terbentuknya kelompok teman sebaya.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada Masa Pertengahan dan Akhir Masa Anak-anak, terjadi pada usia 6 sampai
12 tahun, yang mana pada masa tersebut keadaan fisik dan psikis pada anak juga akan
berubah. Perubahan tersebut meliputi :
a) Perkembangan Fisik, meliputi : Keadaan Berat dan Tinggi Badan, dan
Perkembangan Motorik.
b) Perkembangan Kognitif, meliputi : Perkembangan Kognitif Menurut Teori
Piaget, Perkembangan Memori, Perkembangan Pemikiran Kritis,
Perkembangan Intelegensi, Perkembnagan Kecerdasaan Emosional,
Perkembangan Kecerdasaan Spiritual, Perkembangan Kreativitas,
Perkembnagan Bahasa.
c) Perkembangan Psikososial, meliputi : Perkembangan Pemahaman Diri,
Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya, dan Pembentukan
Kelompok.

B. SARAN
Demikianlah makalah Psikologi Perkembangan yang kami sajikan, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran tetap kami harapkan demi kesempurnaan
makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung, 2005.

Diani E. Papalia, dkk., Human Development (Psikologi Perkembangan), Kencana Prenada


Media Group, Jakarta, 2010.

F.J. Monks dan A. M. P Knoers, Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam berbagai


bagiannya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004.

John W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup I, Jakarta, Erlangga,


2002.

M. Nur Ghufron, Psikologi, Kudus, Nora Media Enterprise, 2011.

Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, Teras, Yogyakarta, 2008.

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011.

12

Anda mungkin juga menyukai