Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA USIA PRA SEKOLAH, SEKOLAH,


DAN REMAJA

Dosen Pengampuh : Ns.

NAMA : NI LUH PUTU SINTIA DEWI

NIM : 201901104

KELAS : 2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA


NUSANTARA PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karna berkat
dan rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
ASKEP PADA USIA PRA SEKOLAH, SEKOLAH, DAN REMAJA, Dalam
menyusun tugas makalah ini merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti
perkuliahan Keperawatan Jiwa I.

Palu, 18 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Manfaat.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A. Konsep Usia Anak Pra Sekolah............................................................


1. Defenisi anak pra sekolah.........................................................
2. Ciri-ciri anak pra sekolah..........................................................
3. Factor-faktor yang mempengaruhi anak pra sekolah................
4. Perkembangan psikososial anak pra sekolah............................
B. Konsep usia anak sekolah.....................................................................
1. Defenisi Anak Sekolah.............................................................
2. Karakteristik Anak Sekolah......................................................
3. Cirri-ciri Anak Sekolah.............................................................
4. Tugas Perkembangan Anak Sekolah........................................
C. Konsep Usia Anak Remaja...................................................................
1. Defenisi Anak Remaja..............................................................
2. Batasan Usia Remaja................................................................
3. Tugas Perkembangan Psikososial Pada Remaja.......................
D. Asuhan Keperawatan Usia Pra Sekolah...............................................
E. Asuhan Keperawatan Usia Sekolah......................................................
1. Pengkajian.................................................................................
2. Diagnose....................................................................................
3. Intervensi...................................................................................
4. Implementasi.............................................................................
F. Asuhan Keperawatan Usia Remaja......................................................
1. Pengkajian.................................................................................
2. Diagnose....................................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan social. Tahapan
pertumbuhan dan perkembangan psikologi pada individu terdiri dari
delapan tahapan yang salah satunya ada usia anak pra sekolah, sekolah,
dan remaja. Dimana pada masa ini berada diantara usia 6-12 tahun dimana
pada masa itu anak sudah memasuki dunia sekolah yang lebih formal dan
tumbuh rasa kemandirian pada anak, pada perkembangan motorik pada
masa usia anak pra sekolah dan sekolah juga lebih senang bermain dengan
menggunakan kekuatan fisik misalnya berlari, melompat, menggambar
dan menulis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana askep gangguan jiwa pada anak usia pra sekolah ?
2. Bagaimana askep gangguan jiwa pada anak usia sekolah ?
3. Bagaimana askep gangguan jiwa pada anak usia remaja ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan mampu memberikan
asuhan keperawatan pada usia anak pra sekolah, sekolah, dan remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP ANAK USIA PRA SEKOLAH


1. Defenisi
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun pada
masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah anak membangun kontrol
sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan
sendiri (Potts & Mandeleco, 2012). Usia 3-6 tahun anak-anak dapat
diajari menulis, membaca, dan belajar mengetik. Usia prasekolah
merupakan kehidupan tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif
bagi anak-anak.
2. Ciri-ciri anak pra sekolah
Ciri-ciri anak prasekolah (3-6tahun) yang biasanya ada di TK
diantaranya yaitu :
a. Ciri fisik anak prasekolah dalam penampilan maupun gerak
gerik yaitu umumnya anak sangat aktif, mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya.
b. Ciri sosial anak prasekolah biasanya bersosialisasi dengan
orang disekitarnya, umumnya anak pada tahap ini memiliki
satu atau dua sahabat, kadang dapat berganti, mereka mau
bermain dengan teman.
c. Ciri emosional anak prasekolah yaitu cenderung
mengekspresikan emosinya engan bebas dan terbuka. Sikap
marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut, dan
iri hati sering terjadi.
d. Ciri kognitif anak prasekolah ialah terampil dalam bahasa.
Sebagian besar mereka senang berbicara, khususnya dalam
kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk
bicara. Sebagian mereka perlu dilatih untuk menjadi
pendengar yang baik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usia pra sekolah
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu :
a. Keturunan
Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh
besar pada perkembangan. Jenis kelamin anak, yang
ditentukan oleh seleksi acak pada waktu konsepsi,
mengarahkan pola pertumbuhan dan perilaku orang lain
terhadapa anak. Kebanyakan karakteristik fisik termasuk
pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, dan keganjilan
fisik, diturunkan dan dapat mempengaruhi cara
pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungannya.
b. Faktor Neuroendokrin
Kemungkinan semua hormon mempengaruhi
pertumbuhan dalam beberapa cara. Tiga hormon yaitu
hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan androgen, ketika
diberikan pada individu yang kekurangan hormon ini,
merangsang anabolisme protein dan karenanya
menghasilkan elemen esensial untuk pembangunan
protoplasma dan jaringan bertulang
c. Nutrisi
Nutrisi mungkin merupakan satu-satunya pengaruh
paling penting pada pertumbuhan. Selama masa bayi dan
kanak-kanak, kebutuan terhadap kalori relatif besar, seperti
yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan.
Pengaruh nutrisi juga baik mempengaruhi perkembangan,
terutama untuk perkembangan kognitif anak, untuk
perkembangan IQ anak
d. Hubungan Interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran
penting dalam perkembangan, terutama dalam
perkembangan emosi, intelektual, dari kepribadian. Melalui
individu ini anak belajar untuk mempercayai dunia dan
merasa aman untuk menjelajahi hubungan yang semakin
luas.
4. Perkembangan psikososial pada usia anak pra sekolah
Banyak sebutan untuk anak usia 3-6 tahun ini. Beberapa nama
diberikan untuk masa kini menurut Yuniartiningsih (2012) adalah :
a. Preschool age
Menunjukkan bahwa harapan dan tekanan yang diharapkan
pada masa kini sangat berbeda dari yang akan dialami saat anak
masuk sekolah.
b. Pregang age
Anak mulai belajar pada hal-hal yang berkaitan dengan
perilaku sosial.
c. Exploratory age
Meperlihatkan minat anak untuk bertanya apa saja yang ada
disekitarnya.
d. Imitative age
anak mulai mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang
ada disekitarnya.
e. Creative age
memperlihatkan bahwa setiap anak tampak lebih kreatif.
B. KONSEP USIA ANAK SEKOLAH
1. Defenisi
Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization)
yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di
Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Sedangkan menurut
Gunarsa (2008), masa anak usia sekolah adalah masa tenang atau masa
latent dimana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa
sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya.
Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok dimana anak mulai
mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama
antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar.Usia antara 6-
12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar. Pada permulaan usia
6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-anak mulai masuk
ke dalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan dengan
orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan
lingkungan baru dalam hidupnya.
Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka.
Kegembiraan di sekolah menyebabkan anak-anak sering menyimpang
dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka
(Moehji, 2002).Anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok
yang rawan mengalami gizi kurang diantara penyebabnya ialah tingkat
ekonomi yang rendah dan asupan makanan yang kurang seimbang
serta rendahnya pengetahuan orang tua. Anak sekolah dengan pola
makan seimbang cenderung memiliki status gizi yang baik
(Anzarkusuma dkk, 2014).Anak sekolah biasanya banyak memiliki
aktifitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan terjadi
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar, akibatnya
tubuh menjadi kurus. Sehingga untuk mengatasinya harus mengontrol
waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat yang
cukup (Moehji, 2002).
2. Karakteristik Anak Sekolah
Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik
mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan
batasan-batasan norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah
dikenali seperti pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas,
kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan makanan
(Yatim, 2005).
a. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
b. Aktivitas fisik anak semakin meningkat.
c. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya.
Anak pada usia sekolah sedang dalam masa
perkembangan dimana mereka sedang dibina untuk
mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan,
peningkatan berbagai kemampuan dan berbagai
perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat,
maka perlu ditunjang oleh keadaan gizi yang baik untuk
tumbuh kembang yang optimal. Kondisi ini dapat dicapai
melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta
penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya melalui
makanan sehari-hari seorang anak (Adriani & Wirjatmadi,
2012).
Moehji,1993 (dalam Safriana 2012) mengemukakan
anak-anak usia sekolah sudah cenderung dapat memilih
makanan yang disukai dan mana yang tidak. Anak-anak
mempunyai sifat yang berubah-ubah terhadap makanan.
Seringkali anak memilih makanan yang salah terlebih lagi
jika tidak dibimbing oleh orang tuanya. Selain itu anak
lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah sehingga
anak lebih sering menemukan aneka jajanan baik yang
dijual disekitar sekolah, lingkungan bermain ataupun
pemberian teman.
3. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar
Menurut Hurlock (2010: 146), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis
memberikan berbagai pelabelan kepada periode ini dan label-label itu
mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu
sebagai berikut :
a. Masa yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah
dan dimana ialebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman
sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga
lainnya.
b. Masa anak tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan
dan cerobohdalam penampilan, dan kamarnya sangat
berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat
mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya,
hanya beberapa saja yang dapat ditaati, kecuali kalau orang
tua mengharuskan dengan hukuman.
4. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Tugas–tugas perkembangan anak sekolah dasar menurut
Havighurst dalam Hurlock (2010: 209) adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permaianan yang umum
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
mahluk yang sedang tumbuh dan berkembang
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebayanyad.Mulai mengembangkan peran sosial pria atau
wanita yang tepat dan sesuai
d. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung
e. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari
f. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan
tingkatan nilai.
g. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial
dan lembaga-lembagai.
h. Mencapai kebebasan pribadi
C. KONSEP USIA ANAK REMAJA
1. Defenisi
Menurut World Health Organization (2014), remaja dalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Mentri
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Bencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahundan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di
Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau
sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok
remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya
perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-
19 tahun, adalah suatu priode masa pematangan ogan reproduksi
manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah priode
peralihan dari masa ana ke masa dewasa (Widastuti, Rahmawati,
Purmaningrum, 2019).
2. Batasan Usia Remaja
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai
kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini
Kartono (2013),batasan usia remaja dibagi tiga yaitu :
a. Remaja Awal (12-15 Tahun) Pada masa ini, remaja
mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat intensif,sehingga
minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini
remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum
bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu
pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak
stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Kepribadian remaja
pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa
remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan
kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai
menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan
terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan
yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan
akan timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri
pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk
melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang
dilakukannya. Selain itu pada masa ini remajamenemukan
diri sendiri atau jati dirnya.
c. Remaja Akhir (18-21 Tahun) Pada masa ini remaja sudah
mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan
ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri
dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah
hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah
mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang
jelas yang baru ditemukannya.
3. Tugas Perkembangan Psikososial pada Remaja
Menurut Erikson (1963 dalam Potter & Perry, 2009), tahap
perkembangan psikososial pada remaja adalah identitas versus
kebingungan (pubertas). Perubahan fisiologi yang berhubungan
dengan maturasi seksual menandai tahap ini. Ditandai juga
dengan kesenangan memperhatikan penampilan dan bentuk
tubuh. Tahap yang merupakanperkembangan ini dimulai dengan
menjawab pertanyaan “Siapa Saya?” kebutuhan akan identitas
penting nantinya dalam membuat keputusan seperti memilih
pekerjaan atau pasangan hidup. Setiap remaja merubah cara
hidupnya dalam masyarakat sebagai anggota bebas.
Akan timbul tuntutan, kesempatan, dan konflik yang
berhubungan dengan perkembangan identitas dan pemisahan dari
keluarga. Erikson berpendapat bahwa keberhasilan
menyelesaikan tahapan ini akan menghasilkan kepatuhan dan
kesetiaan terhadap orang lain dan terhadap cita citanya sendiri
(Hockenberry & Walson, 2007) Tugas perkembangan yang
harus diselesaikan selama masa remaja antara lain mencapai
kemampuan membina hubungan yang lebih dewasa dengan
teman sebaya dari kedua gender, mencapai kemampuan dalam
melaksanakan peran sosial maskulin atau feminin,
menerimaperubahan fisik dan menjaga tubuh secara efektif,
mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya, mempersiapkan diri untuk pernikahan dan
kehidupan berkeluarga, mempersiapkan diri untuk berkarir,
memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai panduan
dalam berperilaku (Keliat dan Pasaribu, 2016). Tahap-tahap
tumbuh kembang remaja (12-18 atau 20 tahun) antara lain konsep
diri berubah sesuai dengan perkembangan biologis, mencoba
nilai-nilai yang berlaku, pertambahan berat dan tinggi badan,
stres meningkat terutama saat terjadi konflik, anak wanita mulai
mendapat haid, tampak lebih gemuk, suasana hati berubah-ubah,
menyesuaikan diri dengan standar kelompok, hubungan anak
denganorang tua mencapai titik terendah (Nasir dan Muhith,
2011). Apabila tidak terpenuhinya tugas perkembangan ini maka
remaja dapat mengalami Gangguan Mental Emosional.
D. ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA ANAK PRA SKOLAH
Asuhan Keperawatan Pada An.A Dengan Kesiapan Peningkatan
Perkembangan Usia Prasekolah Dan Manajemen Kasus : Stimulasi Moral,
Spiritual Dan Psikososial Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang
Masa pra sekolah merupakan masa ketika anak berumur 3-6 tahun.
Kegagalan tugas perkembangan yang terjadi pada usia prasekolah bisa
menyebabkan anak memiliki perasaan bersalah sehingga anak tidak mau
berinisiatif. Oleh karena itu diperlukan stimulasi yang tepat oleh keluarga.
Untuk mendukung pelaksanaan tersebut diterapkan kemitraan lintas
program dalam manajemen pelayanan keperawatan. Perawat sebagai
bagian dari pelayanan kesehatan turut andil mewujudkan program
peningkatan perkembangan anak melalui upaya pelayanan kesehatan jiwa
melalui pendekatan Community Mental Health Nursing (CMHN). Salah
satu tugas dan fungsi CMHN yakni melakukan manajemen kasus
kesehatan jiwa dalam bentuk kegiatan pendidikan stimulasi moral,
spiritual dan psikososial pada anak usia sekolah di RW 06.
Ini bertujuan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
pada klien dengan kesiapan peningkatan perkembangan usia prasekolah
serta menerapakan stimulasi moral, spiritual dan psikososial. Asuhan
keperawatan diberikan dengan pendekatan proses keperawatan dan metode
studi kasus terhadap klien usia prasekolah dari tanggal 7-18 Agustus
2018 dan manajeman kasus stimulasi pada tanggal 19 Agustus 2018.
Hasil akhir asuhan keperawatan anak prasekolah, klien dan keluarga
mampu meningkatkan stimulasi perkembangan anak di delapan aspek
dalam masing masing pertemuan untuk mencapai kemandirian. Setelah
diberikan stimulasi kelompok diperolehh hasil bahwa anak mampu
melakukan stimulasi moral, spiritual dan psikososial kelompok anak usia
sekolah. Disarankan kepada perawat agar melakukan kunjungan rumah
pada anak usia praschool serta melakukan pembinaan yang berkelanjutan
terhadap keluarga dengan anak usia prasekolah dalam pertemuan
kelompok keluarga sehat serta memberikan penyuluhan terkait
permasalahan yang ditemukan dimasyarakat.
E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA ANAK SEKOLAH
1. Pengkajian
Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area
keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat menjadi seorang
dewasa yang kompeten. Perkembangan kemampuan psikososial
anak usia sekolah adalah kemampuan menghasilkan karya
berinteraksi dan berprestasi dalam belajar berdasarkan kemampuan
ini akan memuat anak bangga terhadap dirinya. Hambatan atau
kegagalan dalam mencapai kemampuan ini menyebabkan anak
merasa rendah diri sehingga pada masa dewasa, anak dapat
mengalami hambatan dalam bersosialisasi.

Tugas Perkembangan Perilaku Anak Usia Sekolah

Perkembangan yang normal 1) Menyelesaikan tugas


Industry/produktif (sekolah atau rumah ) yang
diberikan
2) Mempunyai rasa bersaing
(kompetisi)
3) Senang berkelompok dengan
teman sebaya dan
mempunyai sahabat karib
4) Berperan dalam kegiatan
kelompok
Penyimpangan perkembangan 1) Tidak mau mengerjakan tugas
Harga diri rendah sekolah
2) Membangkang pada orang
tua untuk mengerjakan tugas
3) Tidak ada kemauan untuk
bersaing dan terkesan malas
4) Memisahkan diri dari teman
sepermainan dan teman
sekolah
Selain mengkaji keterampilan yang telah diuraikan tersebut,
perawat juga perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan terdahulu,
kegiatan hidup anak sehari-hari, keadaan fisik, status mental, hubungan
interpersonal, serta riwayat personal dan keluarga.
a. Data demografi.
Pengkajian data demografi meliputi nama; usia,
tempat, dan tanggal lahir anak; nama, pendidikan, alamat
orang tua, serta data lain yang dianggap perlu diketahui.
Riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang
pernah diterima anak, juga perlu di kaji. Selain itu,
aktifitas kehidupan sehari-hari anak meliputi keadaan
gizi termasuk berat badan, jadwal makan, dan minat
terhadap makanan tertentu; tidur termasuk kebiasaan dan
masalah kualitas tidur;; eliminasi meliputi kebiasaan dan
masalah yang berkaitan dengan eliminasi; kecacatan dan
keterbatasan lainnya.
b. Fisik
Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan
kulit, kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut,
pernapasan, kardiovaskuler, muskuloskeletal, dan
neurologis anak. Pemeriksaan fisik lengkap sangat
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
gangguan fisik terhadap prilaku anak. Misalnya, anak
yang menderita diabetes atau asma sering berprilaku
merusak dalam usahanya mengendalikan lingkungan.
Selain itu, hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar
dalam menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan
untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan
yang pernah di alami anak.
c. Status mental
Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk
memberi gambaran mengenai fungsi ego anak. Perawat
membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi ego anak
dari waktu kewaktu. Oleh karena itu, status mental anak
perlu dikaji setiap waktu dengan suasana yang santai dan
nyaman bagi anak. Menggunakan alat bermain sangat
bermanfaat untuk mengalihkan fokus anak (yang
menimbulkan ansietas) ke karakter yang digunakan
dalam permainannya. Data dicatat sesuai dengan perilaku
yang di amati untuk menjaga objektivitas pengkajian,
kesan, perasaan, dan pendapat perawat.Pemeriksaan
status mental meliputi keadaan emosi, proses berpikir,
dan isi pikiran; halusinasi dan persepsi; cara bocara dan
orientasi; keinginan untuk bunuh diri atau membunuh.
Pengkajian terhadap hubungan interpersonal anak dilihat
dalam hubungannya dengan anak sebayanya yang
penting untuk untuk mengetahui kesesuaian perilaku
dengan usia. Pertanyaan yang perlu diperhatikan perawat
ketika mengkaji hubungan interpersonal anak, antara lain
sebagai berikut
1) Apakah anak berhubungan dengan anak
sebaya dan dengan jenis kelamin tertentu?
2) Apakah anak dalam struktur kekuasaan
dalam kelompok?
3) Bagaimana keterampilan sosial anak
ketika menjalin dan berhubungan dengan
anak lain?
4) Apakah anak mempunyai teman dekat?
Kemampuan anak berhubungan
dengan orang dewasa juga penting dikaji
untuk mengetahui kebutuhan anak akan
tokoh panutan dan kebutuhan anak akan
dukunga dan kasih sayang.
d. Riwayat personal dan keluarga.
Riwayat personal dan keluarga meliputi faktor
pencetus masalah, riwayat gejala, tumbuh kembang anak,
yang biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini
sangat diperlukan untuk mengerti prilaku anak dan
membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan.
Pengumpulan data keluarga merupakan kebagian penting
dari pengkajian melalui pengalihan fokus dari anak
sebagai individu ke sistem keluarga. Tiap anggota
keluarga diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa
yang bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh
keluarga untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Diagnosis
a. Potensial (normal): potensial berkarya
b. Risiko (penyimpangan): risiko harga diri rendah
3. Perencanaan
Setelah pengkajian selesai dan masalah utama yang
dialami anak telah diidentifikasi, rencana perawatan dan
pengobatan yang komprehensif di susun. Tujuan asuhan
keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak, seperti
modifikasi, penyesuaian dialami anak telah diidentifikasi,
rencana perawatan dan pengobatan yang komprehensif di susun.
Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan
anak, seperti modifikasi, penyesuaian sekolah anak dan
perubhan lingkungan anak. Tujuan umum untuk anak yang
dirawat di unit perawatan jiwa adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan emosi anak dan dan kebutuhan
untuk dihargai
b. Mengurangi ketegangan pada anak dan kebutuhan untuk
berprilaku defensif
c. Membantu anak menjalin hubungan positif dengan
orang lain.
d. Membantu mengembangkan identitas anak
e. Memberikan anak kesempatan untuk menjalani kembali
tahapan perkembangan terdahulu yang belum
terselesaikan secara tuntas.
f. Membantu anak berkomunuikasi secara efektif
g. Mencegah anak untuk menyakiti, baik dirinya sendiri
maupun diri orang lain
h. Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya
i. Meningkatkan uji coba realitas yang tepat
4. Implementasi
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial
anak usia sekolah bertujuan:
a. Anak mengenal kemampuan dirinya
b. Anak mengikuti kegiatan social
c. Anak merasa puas terhadap keberhasilan yang dicapai
Berbagai bentuk terapi pada anak dan keluarga dapat
diterapkan yang terdiri atas sebagai berikut.
1) Terapi Bermain
Pada umumnya merupakan media yang tepat
bagi anak untuk mengekspresikan konflik yang
belum terselesaikan, selain juga berfungsi untuk:
a) Menguasai dan mengasimilasi
kembali pengalaman lalu yang tidak
dapat dikendalikan sebelumnya
b) Berkomunikasi dengan kebutuhan
yang tidak disadari
c) Berkomunikasi dengan orang lain
d) Menggali dan mencoba belajar
bagaimana berhubungan dengan diri
sendiri, dunia luar, dan orang lain
e) Mencocokan tuntutan dan dorongan
dari dalam diri dengan realitas.
2) Terapi Keluarga
Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan
dalam terapi keluarga. Orang tua perlu belajar
secara bertahap tentang peran mereka dalam
permasalahan yang dihadapi dan bertanggung
jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak
dan keluarga. Biasanya cukup sulit bagi keluarga
untuk menyadari bahwa keadaan dalam keluarga
terus menimbulkan gangguan pada anak. Oleh
karena itu, perawat perlu berhati-hati dalam
meningkatkan kesadaran keluarga.
3) Terapi Kelompok
Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok
yang melakukan kegiatan atau berbicara. Terapi
kelompok ini sangat bermanfaat untuk
meningkatkan uji realitas, mengendaikan impuls
(dorongan internal), meningkatkan harga diri,
memfasilitasi pertumbuhan; kematangan dan
keterampilan sosial anak.
Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik
memungkinkan anggotanya umtuk menjalin
hubungan dan pengalaman sosial yang positif
dalam suatu lingkungan yang terkendali.
F. ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA ANAK REMAJA
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 jam 10.00 WIB
pada keluarga Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari Ibu
R (30 tahun), An. H (14 tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun) dan
Nenek. R (61 tahun). Pendidikan terakhir Bp. R adalah SMP. Pekerjaan
sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC (pembawa acara) di acara-
acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02 RW 02 Kelurahan
Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
Keluarga Bp. R merupakan keluarga extended family (keluarga
luas/besar) yang terdiri dari keluarga inti dan orang tua dari Bp.R yaitu
Nenek R. Dimana keluarga Bp. R merupakan keluarga yang didalamnya
masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, karena didalam satu
rumah di keluarga Bp. R terdiri dari 6 orang yang hidup bersama, segala
kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga. Keluarga Bp. R mengatakan
bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika ada anggota
keluarga yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu untuk
pertolongan pertamanya. Ibu. R mengatakan keluarga beragama Islam.
Kegiatan ibadah keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan
bepuasa.
Di keluarga Bp. R pencari nafkah utama adalah Bp. R yang bekerja
sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai pembawa
acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang
ada dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan
penghasilan suaminya saat ini. Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal
khusus untuk rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak
berwisata. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan dirinya stress maka
dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya nongkrong sambil
mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan menonton
balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan teman-
temannya hingga malam hari.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimana tugas
perkembangan keluarga dengan remaja yaitu: Memberikan kebebasan
yang seimbang dengan tanggung jawab remaja mengingat remaja yang
sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan yang intim dalam
keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
hindari perdebatan Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah anak pendiam
dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia
remja An. H sudah jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada
dirumah An. H banyak menghabiskan waktu di dalam kamarnya. An. H
mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H
bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu, misalkan belajar, Bp. R
sering marah-marah sehingga An. H malas untuk menanggapinya. Ibu. R
mengatakan sebenanrnya Bp. R baik, tetapi memang agak keras untuk
mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa An. H sulit diatur
semenjak memasuki SMP. An. H mengtakan tidak mengetahui tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja., karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen
peninggalan orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah
terbagi menjadi 6 ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih yang
berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela
yang selalu terlihat terbuka ini jarang dibersihkan. Anak-anak Bp. R tidak
ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat RW
02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam mengikuti
pengajian. An. H berteman dengan beberapa teman seusianya, sering
nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS
dan jalan-jalan dengan menggunakan motor. Ibu. R mengatakan bahwa
komunikasi pada keluarganya menekankan keterbukaan. Namun, An. H
mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya
dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R
sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R
juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa
saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu. R mengatakan urusan anaknya
lebih banyak diserahkan kepada ibuya. An. H mengatakan malas belajar
dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa
anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak
pernah memantau aktivitas belajar anakya di rumah.
Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah
dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H
termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya.
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan degan baik. Ibu.
R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka yang sakit akan
langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik. Keluarga Ibu. R juga
sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja.
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki
masa remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh
teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan
rumahnya. An. H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekoah
maupun teman di sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan
pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolahnya. An. H
mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama Keluarga (KK): Bp. R
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Pendidikan Terakhir : SMP
4) Usia : 38 tahun
5) Pekerjaan : Buruh
6) Alamat : RT 02 RW Kelurahan
Cisalak Pasar Kec.Cimanggis
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas
perkembangan keluarga dengan anak remaja yang
dilakukan oleh keluarga antara lain :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri. Keluarga sudah
memberikan kesempatan bagi An. H untuk
memilih apa yang ingin dilakukan. An. H
mengatakan tanggung jawabnya adalah
belajar dan membantu orang tua, itupun
jarang dilakukan atas kemauannya sendiri.
An. H sudah memiliki cita-cita, yaitu
menjadi seorang pemain bola, tetapi hanya
sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana
mencapai tujuannya.
b) Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan. Pernikahan Bp. R dan Ibu R
saat ini sudah berlangsung selama 15 tahu,
anaknya yang paling kecil sudah memasuki
usia sekolah. Saat ini, Ibu R dan Bp. R
mengatakan untuk berusaha membesarkan
ketiga anaknya dengan memenuhi segala
kebutuhan mereka.
c. Riwayat Keluarga Inti :
Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan
anak pertamanya lahir setahun kemudian. Ibu R dan Bp. R
baru memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran
anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun.
Bila sakit, keluarga Bp. R pergi ke dokter swasta langganan
keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang
dibatasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R
b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang
tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan anak remaja.
b. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi
efektif antara orang tua dan remaja.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun pada
masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah anak membangun kontrol sistem
tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan sendiri (Potts
& Mandeleco, 2012). Usia 3-6 tahun anak-anak dapat diajari menulis,
membaca, dan belajar mengetik. Usia prasekolah merupakan kehidupan
tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif bagi anak-anak. Pada Anak
sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia
lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
Sedangkan menurut Gunarsa (2008), masa anak usia sekolah
adalah masa tenang atau masa latent dimana apa yang telah terjadi dan
dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-
masa selanjutnya. Dan yang terakhir Menurut World Health Organization
(2014), remaja dalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Bencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahundan belum menikah. Pada askep usia anak pra sekolah
dilakukan dengan cara CMHN dimana berfungsi untuk melakukan
manajemen kasus kesehatan jiwa dalam bentuk kegiatan pendidikan
stimulus moral yang bertjuan memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, untuk askep usia anak sekolah yang pertama yang dikaji
yaitu data demografi untuk mengetahui identitas klien, keadaan fisik dan
status mentalnya.
B. Saran
Dalam pembuatan tugas makalah keperawatan jiwa ini jauh dari
kata sempurna dan untuk pembaca disarankan untuk memberikan saran
dan kritikan yang bersifat membangun dan semoga bermanfaat dengan isi
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Keperawatan(2018). Asuhan Keperawatan Pada An.A Dengan Kesiapan


Peningkatan Perkembangan Usia Prasekolah Dan Manajemen Kasus: Stimulasi
Moral, Spiritual Dan Psikososial Kelompok Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Padang. Diakses pada 18 Juni 2021,dari
http://scholar.unand.ac.id/38317/

Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3558/4/Chapter%202.pdf
http://perpustakaan.poltekkes
malang.ac.id/assets/file/kti/1503000064/BAB_II.pdf
Syurpa, Wahyuni
Terbitan: (2018)

Anda mungkin juga menyukai