Anda di halaman 1dari 20

ASKEP KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. BELIA KUSUMA NINGSIH


2. ENIAWATI SYAPITRI
3. ERNI FORI
4. ANGGI WIDIYA LESTARI
5. BAIHAKI
6. HUSNUL KHATIMA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Assamualaikum. Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, serat hidayah-Nya Puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, tepat waktunya yang berjudul
“ASKEP KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH”. Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Aswati selaku dosen pengampuh mata
kuliah Keperawatan Keluarga.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penulisan, bahasa ataupun penyusunannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pengampuh mata kuliah
Keperawatan Keluarga menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
dimasa yang akan datang.

Mataram, 15 Juni 2020

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................


KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi..................................................................................................................
B. Perkembangan Usia Sekolah..............................................................................
C. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah ........................
D. Masalah Anak Usia Sekolah...............................................................................
E. Konsep Asuhan Keperawatan ...........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak
bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis
Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan
kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun
sisebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah
dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk
sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan
selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan
psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal;
misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan
dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus
membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar
dari pengalaman kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan kesehatannya.
Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi stresor
potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres
anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai keberhasilan
yang maksimal.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu
12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih
baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh
sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
B. Perkembangan Usia Sekolah
1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk
tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia
tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh.
Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan
lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten,
yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa
prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung
membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak
bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui
media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap
industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau
menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki
keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang
merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak
akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting
dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak
mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat
temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat
besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan
pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman
yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh
Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai
belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan
merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau
nyata daripada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga
dan neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena
takut bila masuk neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai
pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan
pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak
telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya
dengan benar.
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih
guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan
penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya.
Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang
sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untuk
mempersiapkan anak menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan
orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak
membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita
khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk
membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai
standar perilaku umum yang diinternalisasi.

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah


Tahap Siklus Kehidupan
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
1.      Mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang
Keluarga dengan anak usia sekolah sehat.
2.      Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.
3.      Memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

D. Masalah Anak Usia Sekolah


1. Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan
dengan kebersihan diri
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga
kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga
anak menjadi rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan
bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini
dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi
hubungan sosial
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya
bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah
diri
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak
menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia sekolah yaitu :Kosakata yang kurang dari rata-rata
menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi
dengan orang lain.
1) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap)
akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya
berbicara bila perlu saja
2) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
3) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh
temannya
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi
yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu
masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga
untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut
yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak
puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang
lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak
cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan
cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh
buruk pada penyesuaian sosial anak
e. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman
atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar
dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas
perilaku
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan
apa yang sebaiknya dilakukan
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah
begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f. Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh
teman-teman sebaya
2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat
yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah
g. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang
menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha
dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai
hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal
dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan
orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan
bahkan menghukum anak
3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga
besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya
menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan
kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya
menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah
miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering
menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci
hal itu
5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah
mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan
sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya
mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang
harus dilakukan di rumah.
6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai
dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis
dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-
temannya.
7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang
tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak
akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap
kesayangan orang tua
8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak
menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau
terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak
keluarga membenci sikap sianak
9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena
teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan
memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang
sulit.

E. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan
materi askep keluarga)
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk
kemampuan yang telah dicapai)
6) Pemeriksaan fisik
c. Lengkapi dengan pengkajian fokus
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan
adakah sarana yang dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau
dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa
ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa
jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai usia anak
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada
lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan dalam merumuskan diagnosa


keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah yaitu :
a. Masalah aktual/risiko
1) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari
kebutuhan tubuh
2) Menarik diri dari lingkungan sosial
3) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
4) Mudah dan Sering marah
5) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas
sekolah yang dibebankan
6) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
7) Keengganan melakukan kewajiban agama
8) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
9) Gangguan komunikasi verbal
10) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak
waktu yang digunakan untuk bermain)
11) Nyeri (akut/kronis)
12) Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

b. Potensial atau sejahtera


1) Meningkatnya kemandirian anak
2) Peningkatan daya tahan tubuh
3) Hubungan dalam keluarga yang harmonis
4) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas
perkembangannya
5) Pemeliharaan kesehatan yang optimal

3. Perencanaan
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan :
Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan
yang adekuat
Intervensi :
1) Diskusikan tentang tugas keluarga
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat
anggota keluarga sakit
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap
upaya pertolongan yang telah dilakukan
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

b. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada
anaknya
Tujuan :
Ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus
dijalani
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan
masalah
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau
mampu membaut alternatif

c. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan :
Hubungan yang harmonis.dapat dipertahankan
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
pada keluarga
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak
usia sekolah)
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah

4. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendak dicapai mengacu pada
kriteria hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan
pada keluarga untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai
dengan tugas perkembangan keluarga dibidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah
meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, Struktur
keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan
keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan
bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari),
pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai), dan pemeriksaan fisik
DAFTAR PUSTAKA
Arina. 2012. Keluarga Anak Sekolah. Diakses pada tanggal 12 September 2012 di
http:/www. Scribd
Friedman, M., Marily. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :
Appleton And Lange.

Anda mungkin juga menyukai