OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan Akhlakul karimah................................. 3
B. Metode Pembelajaran Pada Anak usia Dini ............................. 6
C. Metode Bermain Peran ............................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendidikan akhalak menurut para ahli?
2. Metode apa yang harus digunakan pada anak usia dini?
3. Bagaimana cara memberikan pembelajaran akhlak pada anak usia dini?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui arti pendidikan akhlak menurut berbagai pendapat
2. Metode yang digunakan kepada anak usia dini dalam mempelajari
akhlakul karimah
3. Mempelajari metode yang harus dilakukan untuk anak usia dini agar
mudah dimengerti
BAB II
PEMBAHASAN
1
Aida Nurul, dkk. Penerapan Metode Bermain Peran untuk Meningkatkan Kemampuan
Bersosialisasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini. (Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Januari
2015, Vol. 4, No. 01) hal 91-92
“makhluqun”, artinya yang diciptakan. Dengan demikian, rumusan terminologis
dari akhlak merupakan hubungan erat antara Khaliq dengan makhluq serta antara
makhluq dengan makhluq.
Dalam Ensiklopedi Islam akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada
jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa
melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.19 Jika keadaan ter-
sebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji, disebut akhlaq mahmudah.
Sedangkan, jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, disebut akhlaq
madzmumah. Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa,
maka suatu perbuatan dapat disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat:
1. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau suatu perbuatan hanya
sesekali saja, maka tidak disebut akhlak.
2. Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti
terlebih dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan.
Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara matang, maka tidak disebut akhlak.
Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali, akhlak adalah:
“Akhlak adalah suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan perbuat- an
atau pengamalan dengan mudah tanpa perlu pemikiran dan per- timbangan, jika
kemantapan itu sedemikian sehingga menghasilkan amal-amal yang baik, yaitu
amal yang baik menurut akal dan syariah, maka itu disebut akhlak yang baik. Jika
amal-amal yang muncul dari keadaan (kemantapan) itu amal yang tercela, maka
itu dinamakan akhlak yang buruk.”2
Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa hakikat akhlak menurut al-
Ghazali mencakup dua syarat:
2
Rizky Eka, Upaya Meningkatkan Akhlakul Karimah Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Pembiasaan dan Media Audio Visual di RA Haefa Madani Binjai T.A 2016/2017,
(Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017) Hal. 26
1) Perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan ber- ulang kali dalam bentuk
yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan. Misalnya: seseorang yang
memberikan sumbangan harta hanya sekali-sekali karena dorongan
keinginan sekonyong-konyong saja, maka orang itu tidak dapat dikatakan
sebagai pemurah selama sifat demikian itu belum tetap dan meresap dalam
jiwa.
2) Perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud
refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan
karena adanya tekanan-tekanan, paksaan-paksaan dari orang lain, atau
pengaruh-pengaruh dan bujukan-bujukan indah dan sebagainya. Misalnya:
orang yang memberikan harta benda karena tekanan moral dan
pertimbangan. Maka belum juga termasuk kelompok orang yang bersifat
pemurah. Pemurah sebagai sifat dan sikap yang melekat dalam pribadi
yang didapat karena didikan atau memang naluri.
Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak
yang terpuji yang ditampakkan dalam kenyataan hidup sehari-hari23. Al-karimah
ini biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang skalanya
besar, seperti: menafkahkan hartanya dijlan Allah, berbuat baik kepada kedua
orang tua dan lain sebagainya. Allah SWT befirman:
Artinya:
Dan janganlah kamu ucapkan kata “uf-cis” kepada kedua orang tua, dan
janganlah membentaknya, dan ucapkanlah pada keduanya ucapan yang
mulia. (QS. al-Isra, 17: 23)
Dari penjabaran tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa al-karimah adalah
suatu perbuatan yang baik, terpuji serta perbuatan-perbuatan yang dilahirkan
penuh dengan nilai-nilai keislaman serta norma-norma yang berlaku, sehingga
melahirkan prilaku-prilaku yang bernilai positif.
Jadi, akhlakul karimah adalah kebiasaan yang menimbulkan
suatu perbuatan yang baik atau terpuji serta tindakan secara sadar yang lahir
didalam diri seseorang tanpa adanya dibuat-buat, iya hadir dengan spontan dan
apa adanya.
B. Metode Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang
digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode
berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan.
berpendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk
menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
Pendekatan bersifat aksiomatis yaitu pendekatan yang sudah jelas kebenarannya,
sedangkan metode bersifat prosedural yaitu pendekatan dengan menerapkan
langkah-langkah. Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan dalam
pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara
bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian
pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu
kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Salamun (dalam
Sudrajat, 2009:7) menyatakan bahwa metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara
yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi
yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.3
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam
menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara teratur dan
bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah
kondisi yang berbeda.4
Penggunaan metode pembelajaran sangat penting karena dengan metode
guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan bersistem dalam
3
Khomsiyatin, dkk. Metode Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini di Bustanul Athfal
Aisiyah Mangkujayan Ponorogo. (Jurnal Educan. Vol. 2 No. 1 Agustus 2007) Hal. 273
4
menyajikan materi pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran antara
lain: (a) metode tutorial (pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
bimbingan), (b) metode demonstrasi (pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan proses, situasi, benda, atau cara kerja), (c)
metode debat (meningkatkan kemampuan akademik siswa), (d) metode Role
Playing (cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan), dan (e) metode problem solving (pemecahan masalah)
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Upaya tentang penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan
akhlakul karimah pada pendidikan anak usia dini adalah salah satu penelitian yang
penting untuk diterapkan, karena keterampilan hidup yang mendasar dan perlu
dilatih semenjak usia dini bagi setiap individu. Perkembangan sosial anak ditandai
oleh kemampuan dalam menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku
sosialnya sehingga dapat bersosialisasi dengan baik.
Pendidikan akhlak sangat penting diberikan kepada anak usia dini, karena
dengan akhlak yang baik bisa menjaga anak kita dari hal-hal yang dilarang agama,
sehingga anak kita bisa terlindungi dari api neraka. Keluarga merupakan
lingkungan utama dan pertama bagi proses perkembangan anak sekaligus
merupakan peletak dasar kepribadian anak.
B. Saran
1. Untuk orang tua, hendaknya orang tua harus lebih jeli dalam
memperhatikan setiap perkembangan anaknya.
2. Untuk guru, sebaiknya guru harus mulai lebih memperhatikan lagi tentang
hal-hal yang berkaitan dengan segala yang bernilai baik guna di
praktekkan serta dibiasakan kepada anak sejak dini dan dilakukan dengan
berkelanjutan terus menerus hingga anak menjadi terbiasa.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Zamroni, Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak, (SAWWA Vol. 12 No. 2
April 2017)
Khomsiyatin, dkk. Metode Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini di Bustanul
Athfal Aisiyah Mangkujayan Ponorogo. (Jurnal Educan. Vol. 2 No. 1
Agustus 2007)
Rizky Eka, Upaya Meningkatkan Akhlakul Karimah Anak Usia 5-6 Tahun
Melalui Metode Pembiasaan dan Media Audio Visual di RA Haefa
Madani Binjai T.A 2016/2017,(Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
2017)