Anda di halaman 1dari 16

PROSES PEMBENTUKAN AKHLAK

MAKALAH
Ditulis Untuk Memenuhi Syarat UAS Dari Mata Kuliah Ilmu Akhlak
Dosen Pengampu : Sani Insan Muhamadi, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 11 PGMI 1 C
Winda Sri Yunita ( 1202090111 )
Tanti Yulia Damayanti ( 1202090095 )

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2020 M/1442 H


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES
PEMBENTUKAN AKHLAK “ tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang panutan umat
muslim semua yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah menuju ilmiah dari zaman kufur menjadi bersyukur.
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian
Akhir Semester dari mata kuliah Ilmu Akhlak. Selain itu makalh ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan penulis dan bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sani Insan Muhammadi, M.Pd selaku
Dosen Pengampu dari mata kuliah Ilmu Akhlak yang telah memberi tugas kepada kami
sehingga kami bisa banyak belajar dan menambah wawasan tentang Proses Pembentukan
Akhlak.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu saran
dan kritik pembaca sangat kami harapkan demi terwujudnya kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandung 12 Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN.........................................................................................................................2
B. MACAM-MACAM AKHLAK................................................................................................3
1. Akhlak Kepada Allah SWT....................................................................................................3
2. Akhlak Kepada Sesama Manusia............................................................................................3
3. Akhlak Terhadap Lingkungan Sekitar....................................................................................6
C. PROSES PEMBENTUKAN AKHLAK..................................................................................7
D. TUJUAN PEMBENTUKAN AKHLAK.................................................................................9
E. TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN AKHLAK....................................................................9
BAB III................................................................................................................................................12
KESIMPULAN………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhlak merupakan bagian terpenting dalam hidup kita. Sebagai makhluk sosial
tentu kita pasti sering berkomunikasi dan membutuhkan orang lain. Baik buruknya
seseorang ditentukan dari bagaimana ia bersikap kepada orang lain. Umat Islam sudah
seharusnya mengikuti dan mencontoh panutan yang memiliki akhlak sempurna yaitu Nabi
Muhammad SAW dimana kisahnya tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an. Bukan hanya
dalam Al-Qur’an akan tetapi tutur kata beliau menjadi tuntunan dan perbuatatannya
menjadi panutan,yang dinamakan Hadits.
Sebagai calon pendidik tentunya kita harus memiliki sikap yang baik untuk bisa
dicontoh peserta didik. Jika pendidik utama dalam keluarga itu Orang tua maka di
lingkungan sekolah guru yang menjadi bagian pemeran yang harus membimbingnya ke
jalan yang lebih baik.
Pembentukan akhlak ini harus dimulai sejak kecil. Karena ada pepatah
mengatakan “Belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu,belajar sesudah dewasa
bagai mengukir diatas air”. Dari pepatah ini hal yang bisa kita fahami adalah sebuah
ranting yang masih muda tentu akan lebih mudah untuk meluruskan dan mudah di tata
seperti yang diinginkan pekebun, Akan tetapi jika ranting tua coba diluruskan maka yang
terjadi ranting itu akan patah karena sudah lama kering (tua).
Gambaran ini juga sama halnya pada manusia,proses pendidikan akhlak itu
dimulai sejak kecil supaya nanti ketika ia tumbuh dewasa ia sudah menjadi pemuda
pemudi yang cerdas berakhlak mulia dan demi terwujudnya manusia yang mengamalkan
isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara membentuk akhlak yang terpuji pada anak?
2. Tahapan apa saja yang harus kita tempuh supaya terbentuk akhlak yang
terpuji?
3. Poin-poin penting apa saja yang harus kita perhatikan dalam proses
pembentukan akhlak?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui cara atau proses pembentukan akhlak pada anak
2. Untuk mengetahui tahapan yang harus kita tempuh sebagai seorang peserta
didik
3. Untuk mengetahui lebih luas tentang ruang lingkup proses pembentukan
akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Berbicara tentang proses pembentukan akhlak sama halnya dengan membahas
tentang tujuan Pendidikan. Banyak sekali para ahli ilmu menyebutkan bahwa diantara
tujuan Pendidikan itu membentuk kepribadian yang baik pada peserta didik. Akan
tetapi sebenarnya akhlak itu tidak perlu dibentuk karena akhlak itu merupakan
gambaran atau perintah naluri yang secara spontan dilakukan oleh anggota badan
sesuai perintah otak. Manusia cenderung mengikuti apa kata hatinya,jika hati atau
nalurinya menginginkan berbuat baik maka terjadilah perbuatan baik begitupun
sebaliknya.
Pandangan lain menjelaskan bahwa sebenarnya akhlak itu perlu diubah dan
dibenarkan, Sebagaimana hasil dari pendidikan itu demi terbentuknya karakter yang
baik pada siswa. Sebagai contohnya seseorang yang melakukan kejahatan tidak akan
selamanya jahat, prilaku tidak baik ini bisa diubah menjadi kea rah yang lebihbenar
dengan cara pembentukan akhlak mahmudah. Begitupun dengan orang bodoh dia
tidak akan selamanya bodoh,hal ini bisa diubah dengan cara
belajar,bertanya,menjelajah dan lain sebagainya.
Para ulama ketika ingin mendefinisikan akhlak mereka tidak dapat
mendefinisikannya dengan kata-kata. Banyak ulama yang menulis tentang akhlak
yang terkenal seperti Imam Al-Ghazali dan Ulumuddin atau ulama-ulama yang
lainnya seperti Yusuf bin Asbab,Ibnu Jatim .
Ketika mereka berusaha untuk mendefinisikan akhlak mereka tidak dapat
mendefinisikannya dengan kata-kata seperti ibadah. Mereka hanya bisa menyebutkan
dengan contoh-contoh akhlak yang mulia itu dengan keteladanan sesuatu yang
dirasakan, dilihat langsung , bukan sesuatu yang teoritis, karena sebab itu mempelajari
akhlak adalah salahsatu mempelajari ilmu yang sangat susah, maka dari itu ulama
dahulu menuntut ilmu itu minimal 50 tahun, 30 tahun dihabiskan untuk mempelajari
akhlak dan 20 tahun untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya.
Ini menunjukan bahwa perhatian kepada masalah akhlak yang sangat besar
dan bahwa ini adalah satu pelajaran hidup yang sangat susah, ketika ingin
mengaplikasikannya didalam kehidupan, perlu perjungan untuk meraih akhlak yang
mulia, perlu proses karena kita hadir di dunia ini perlu membawa dua sifat yaitu pasti
ada disemua manusia yaitu ``kita penuh dengan kedzoliman`` dan ``kita penuh dengan
kejahilan`` maka untuk membersihkan dua sifat buruk ini kita memerlukan proses
yang panjang, maka dari itu Nabi mengatakan ``sesungguhnya kesantunan akhlak
yang mulia itu hanya dapat diraih dengan mengajar, dan memplajarinya.
Jadi akhlak ini juga perlu dipelajari dan perlu dilatih. Orang yang tidak peduli
dengan akhlak nya dia tidak akan dapat mengetahui kekurangan dirinya mungkin dia
merasa di atas akhlak yang mulia padahal masih jauh panggang dari api, yaitu dia
masih jauh dari akhlak yang mulia.
Secara umum definisi akhlak ini telah banyak kita ketahui dan kita fahami
bersama. Akhlak bisa berarti kebiasaan seseorang,tingkah laku,sifat atau tabiat,dan
segala hal yang berkaitan dengan baik dan buruk berarti ada sangkut pautnya dengan
pemahaman akhlak itu sendiri.
Adapun pengertian akhlak menurut beberapa ahli yaitu :
 Ibnu Miskawaih
Ibnu Miskawaih mendefinisikan akhlak sebagai tabiat atau sifat yang tertanam
pada diri seseorang dimana jiwa nya ada keinginan yang mendorong untuk
melakukan sesuatu secara spontan tanpa ada paksaan dari siapapun dan tanpa
harus berfikir dan mempertimbangkan Kembali
 Ahmad bin Musthafa
Pakar ini mendefinisikan kahlak sebagai suatu ilmu dimana dari ilmu tersebut
kita dapat mengetahui jenis dari keutamaan penting seperti syahwat (hawa
nafsu),marah dan kekuatan berfikir.
 Abu Hamid Al-Ghazali
Menurutnya definisi akhlak ini merupakan sifat atau tabiat yang melekat dalam
jiwa seseorang dimana dari jiwa tersebut lahir tingkah laku atau perbuatan
tanpa bagaimana dirinya dan tanpa renungan terlebih dahulu.

B. MACAM-MACAM AKHLAK
1. Akhlak Kepada Allah SWT
Tiga belas tahun pertama di Mekkah,yang dilakukan oleh bagina Nabi
Muhammad SAW ini adalah memperbaiki akhlak manusia di muka bumi ini kepada
Allah SWT dengan menanamkan ruh jiwa dan semangat tauhid yang tinggi.
Semua ajaran yang dibawa dari mulai Nabi Adam A.S sampai Nabi
Muhammad SAW mengajarkan dan menanamkan kalimat tauhid kepada umatnya.
Seseorang yang tidak bertauhid berarti dia adalah orang yang kufur,dan kufur ini
banyak macamnya Contoh: kufur iman berbentuk syirik,murtad,dan nifak. Memang
benar pada zaman sekarang tidak ada lagi yang Namanya berhala dan kita meyakini
tuhan yang satu,kita tidak menyembah Latta dan Uzza seperti zaman dahulu. Akan
tetapi akhlak kita mudah sekali untuk digoyahkan. Bisa jadi Manna dan Hubbal itu
berbentuk kekayaan,tahta atau jabatan.
Seringkali kita menggunakan semua itu seolah-olah sama rata dengan Allah
SWT. Ketika seseorang merasa takut akan manusia maka akhlak nya bergeser dan
berubah menjadi menganggungkan manusia dan monomorduakan Allah SWT.
Zaman boleh berubah akan tetapi akhlak tidak boleh,massa boleh berubah akan
tetapi keyakinan kita jangan berubah,Untuk itu salahsatu contoh sikap berakhlak
kepada Allah SWT adalah bertauhid menanamkan serta mengamalkan makna dari
kalimat tauhid itu sendiri. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa makna yang tersirat
dalam kalimat tauhid itu mengesakan Allah berarti dalam pengamalannya kita tidak
boleh menyembah sesuatu selain Allah SWT dan kita tidak boleh mengutamakan
seseorang diatas Allah SWT.
2. Akhlak Kepada Sesama Manusia
Islam membebaskan manusia dari ras diskriminasi,pada waktu yang bersamaan
islam mengangkat harkat dan martabat perempuan. Hak Peerempuan sebelum islam
hanya dijadikan pemuas nafsu semata,dilahirkan hanya untuk melahirkan.
Dalam penetapan suatu hukum kewajiban kepada Allah bisa diberikan kepada
manusia,contohnya seperti kakek tua,orang yang sakit susah sembuh yang tidak lagi
kuat berpuasa maka puasanya bisa diganti dengan membayar fidyah kepada fakir
miskin,padahal kewajiban berpuasa itu memenuhi perintah Allah SWT akan tetapi jika
dalam konteks demikian maka kewajiban tersebut bisa diberikan kepada manusia yaitu
dengan membayar fidyah.Akan tetapi tidak bisa dibalikan,jika kita berbuat dosa
kepada manusia,berbuat salah,menyakiti orang lain,tidak bisa dimohonkan kepada
Allah SWT.
Kufur artinya menutupi dan syukur artinya membuka. Ketika kita
mendapatkan nikmat maka kita harus pandai bersyukur,dan kita tidak boleh menutupi
nikmat yang Allah berikan. Kita juga harus pandai berterimakasih kepada
manusia,dan manusia ini ada tingkatan nya.
Pertama kita harus berbuat baik kepada orang tua yang akan menjadi jembatan
kita dengan alam arwah, dan mereka merupakan penyebab kita hadir di alam
nyata,ketika kita tidak berterimakasih pada manusia berarti seseorang tersebut tidak
bersyukur kepada Allah SWT. Akan tetapi jika seorang mukmin di takdirkan lahir dari
perut seorang kafir,maka jangan ikuti nasehatnya yang menyebabkan kufur kepada
Allah SWT,dan dalam konteks hubungan antar manusia kita tidak boleh saling
memusuhi dengan mereka.
Ihsan merupakan membalas berbuat baik lebih dari yang orang lain
berikan,dalam konteks berbuat baik kepada orang tua kita tidak bisa membalas lebih
dari yang mereka lakukan,sedangkan dalam firman Allah disebutkan kita harus
berbuat “Ihsan” kepada mereka. Maka kita harus selalu berusaha menyayangi mereka
dan kita harus berterimakasih kepada mereka yang menjadi penyebab kita ada di dunia
nyata.seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan diatas orang yang tidak
berterimakasih kepada manusia maka orang tersebut tidak bersyukur kepada Allah
SWT.
Fitrah manusia adalah untuk mengenal Allah,akan tetapi kita tidak bisa
berkata-kata langsung dengan-Nya. Dan orang yang bisa menyampaikan itu hanya
Nabi Muhammad SAW yang diberi wahyu dan menyampaikan hidayah-Nya kepada
kita. Maka kita harus berterimakasih kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara
berpegang teguh pada ajaran yang nabi tinggalkan yaitu Al-Qur’an dan Hadits,lalu
senantiasa memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi.
Shalawat tidak hanya cukup di ungkapkan dengan lisan,shalawat di ujung lidah
di tepi bibir akan selesai,maka dalam hal ini harus ada peningkatan dalam
pengamalan. Masih ada peninggalan Rasul yang harus juga kita hidupkan jaman
sekarang seperrti lembaga pendidikan yang masih mewariskan ajaran Nabi
Muhammad SAW yang harus kita hidupkan.
Rasulullah tidak perlu di bangunkan kuburan dari emas, Rasulullah tidak
meminta makamnya diselimuti dengan sutra, tapi Rasul menginginkan kita
melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan tauhid,aqidah dan ajaran yang di
wariskan Rasul. Masih banyak lembaga pendidikan Islam yang membutuhkan bantuan
kita,maka cara kita berterimakasih yaitu dengan membantu lembaga pendidikan
tersebut.
Orang lain yang harus kita ucapkan terimakasih adalah pasangan hidup yang
akan atau sedang menemani kita. Kita diciptakan Allah berpasang pasangan dari jenis
kita sendiri. Zaman jahiliyyah dulu mereka juga melakukan pernikahan,akan tetapi
kebanyakan orang jahiliyyah menganggap perempuan itu sebuah benda,jika dalam
aturan syariat Islam kita tidak boleh berpoligami lebih dari 4 istri maka yang
dilakukan orang jahiliyah zaman dulu mereka lakukan hal itu dengan seenaknya.
Perempuan bukan harta warisan yang berarti benda,akan tetapi perempuan
mendapatkan harta warisan.Islam mengangkat harkat perempuan dari harta warisan
dinaikkan haknya menjadi penerima warisan. Dan Allah menciptakan perempuan
sebagai pasangan hidup laki-laki.
Selanjutnya,orang yang wajib kita ucapkan terimakasih adalah ‘Ulul Amri’
yang mengurus urusan kita, dan kita sebagai manusia banyak sekali permasalahan.
Permasalahan itu ada yang sifatnya bersama yang tidak bisa dilakukan oleh kita,maka
kita mengangkat mewakilkan orang lain untuk mengurus urusan kita. Dengan adanya
Ulul Amri maka hukum Allah ditegakkan,melarang rakyatnya untuk tidak meminum
khamr,daging babi dan sebagainya.Oleh karena itu kita harus berterimakasih kepada
pemerintah yang mencegah manusia kepada perbuatan yang menjerumuskan kepada
azab Allah SWT.
Terakhir orang yang harus kita ucapkan terimakasih adalah sahabat,kerabat
atau orang-orang disektar kita. Jika kita perhatikan proses masuknya nasi ke dalam
perut kita itu banyak sekali peranan orang lain yang membantu,dari mulai yang
membajak sawah,menanam padi,membawa padi ke kilang padi,membawa padi ke
kota,orang yang membeli beras ,lalu orang yang menanak nasi hingga sampai nasi itu
kedalam mulut kita. Dan nasi itu sangat penting dalam kehidupan manusia,nasi
menjadi energi ketika kita akan memulai aktfitas sehari-hari kita,dijelaskan juga dalam
Al-Qur’an bahwa nasi itu bisa menguatkan dan menegakkan tulang belakang.
Kita seringkali bersikap acuh,kalau beras itu sudah kita beli maka tidak ada
lagi hubungan dengan orang-orang yang berperan menjadikan nasi atau beras itu ada.
Di dalam agama Islam tidak sesederhana itu,kita diajarkan untuk menghargai jasa
orang lain,berterimakasih sebagai tanda syukur kita.
Apabila kita tidak sanggup membalas kebaikan orang lain,kita tidak mampu
membalas jasa orang lain,maka kata Rasul doakan mereka dengan doa-doa yang baik.

Kita hidup di negara yang banyak sekali perbedaan beragam suku dan
budaya,akan tetapi jika satu akidah maka mereka adalah saudara kita. Siapapun tidak
bisa memesan warna kulit,dilahirkan dimana ataupun sebagainya maka dalam konteks
ini kita sebagai sesama manusia,sama sama memiliki hak yang sama tidak boleh
melakukan prilaku yang tidak berkenan di hati orang lain,karena bagiamanapun kita
adalah makhluk sosial,dikata hari ini kita tidak butuh kepada seseorang tersebut maka
suatu hari maka pasti akan tiba waktunya kita membutuhkan orang lain.
Di negara Indonesia ini kita harus menjaga persatuan dan kesatuan.Jika kita
menginginkan persatuan dan kesatuan maka kita harus mempererat tali
silaturrahmi.Kita harus menghargai orang lain jika kita juga ingin dihargai jangan
saling bertengkar hanya karena perbedaan warna kulit tapi kita harus jadikan
perbedaan itu menjadi nilai estetika (keindahan)
Agama Islam itu sangat menghargai perbedaan,dalam konteks beragama kita
tidak boleh saling mencaci maki,karena ketika kita mencaci agama lain maka agama
Islam juga akan dihina. Dan hal ini Allah SWT sampaikan dalam Al-Qur’an
“Janganlah kau hina tuhan mereka karena mereka nanti akan memaki Allah SWT
tanpa pengetahuan mereka”.
Untuk itu hal ini sangat dilarang oleh Islam. Kita sadar bahwa negara
Indonesia itu berlandaskan Pancasila dan kita sadar juga bahwa harus menghargai
perbedaan didalamnya yaitu dengan menanamkan prinsif rukun antar umat beragama.

3. Akhlak Terhadap Lingkungan Sekitar


Allah SWT tealah menata lingkungan ini seindah-indahnya,akan tetapi tidak
sedikit orang yang bersifat arogan merusaknya. Demi kepentingan pribadi seseorang
berani menebang pohon sembarangan tanpa memikirkan bagaimana nasib lingkungan,
bukan hanya itu saja, akan tetapi masih banyak contoh sikap seseorang yang merusak
lingkungan.
Pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Ada sebuah pohon besar
dimana setiap kali Nabi bepergian, Nabi sering sekali berteduh dan singgah pada
pohon besar itu, Hingga pada suatu hari tiba dimana ketika Rasul ingin berteduh
kembali di pohon besar itu sudah tidak lagi indah,rantingnya sudah banyak sekali yang
patah,terlihat dibawah pohon itu seperti sudah dikotori dibawahnya. Rasul berkata
“Celakalah seseorang yang telah berbuat seperti itu”.Sikap Rasul tersebut menandakan
Rasul sangat peduli terhadap lingkungan.
Terkadang sebagian orang ada yang tidak senang ketika melihat nikmat yang
dirasakan orang lain sehingga muncul dalam dirinya untuk merusak nikmat
tersebut,sikap ini merupakan sikap yang tidak terpuji. Oleh karena itu,kita harus
menanamkan keimanan yang kuat dalam diri kita,kita harus sering bertafakur ketika
melihat indahnya alam semesta ini.
Orang yang beriman sebenarnya adalah orang yang selalu memberikan
ketenangan,keamanan,selalu menjaga lingkungan sekitarnya. Agama Islam
memberikan ketentraman bagi manusia,maka jika kita ingin disebut sebagai muslim
yang sebenarnya,maka kita tidak boleh ,merusak,mencaci,dan menyakiti orang lain.
Kita harus berakhlak terhadap lingkungan dan makhluk hidup di sekitar
kita.Karena ketika kita ramah terhadap lingkungan maka lingkungan pun akan ramah
kepada kita. Alam banyak sekali memberikan manfaat kepada manusia,sesuatu yang
kita makan bahan asalnya tumbuhan atau buah-buahan dari tanah. Maka salahsatu cara
kita berakhlak terhadap lingkungan sekitar yaitu dengan cara merawat dan menjaga
lingkungan dengan baik.
C. PROSES PEMBENTUKAN AKHLAK
Adapun definisi proses pembentukan akhlak adalah tahapan yang harus
ditempuh seseorang dengan menggunakan metode metode demi tercapainya tujuan
dari pembentukan akhlak itu sendiri.
Tahapan pada proses pembentukan akhlak ini tidaklah mudah untuk
ditempuh.tetapi dengan cara membiasakan pada prilaku yang lebih baik itu akan lebih
sempurna untuk mendekati tujuan pembentukan akhlak.
Pembentukan akhlak ini perlu di bimbing dan dilatih lebih cermat lagi dalam
ruang lingkup etika masyarakat. Contohnya dalam memberikan Pendidikan pada anak
dilingkungan keluarga,maka orangtua harus mencontohkan kebiasaan yang baik serta
keimanan yang baik juga.
Orang yang paling baik itu tidak dilihat dari seberapa mewah rumahnya,paling
banyak mobilnya ataupun siapa yang paling tinggi gajinya,Akan tetapi kata Rasul
orang yang paling baik (laki-laki yang paling baik) diantara kalian adalah orang yang
bisa memelihara dan menyayangi keluarganya. Mengapa laki-laki harta warisannya
dua kali lipat dari perempuan? Ini bukan menunjukkan islam merendahkan posisi
perempuan akan tetapi laki-laki sangat besar tanggung jawabnya untuk menjaga
kelauarganya.
Kemuliaan seseorang tidak juga dilihat dari ketampanan rupa,dan sehebat apa
kemampuannya akan tetapi kemualiaan seseorang diukur dari ketingkatan taqwanya
kepada Allah SWT. Akan tetapi kita didunia ini tidak beriman sendirian maka sudah
seharusnya kita sebagai orang yang faham mana baik dan buruk untuk mengajak dan
menegur orang lain untuk menuju kejalan yang lebih benar.
Islam banyak mengajarkan dan memperhatikan lingkunngan sekitarnya,tentang
berbuat baik dan untuk saling mengingatkan kepada orang lain terutama tetangga.
Salah satu cara untuk memaknai persaudaraan dalam islam tentunya kita harus
mempunyai rasa empati pada orang lain. Kita tidak boleh berjalan dalam kebaikan
tanpa mengajak mereka yang haus akan ilmu agama,kita tidak boleh mempunyai rasa
“yang penting keluarga saya sudah baik,orang lain terserah mereka”. Karena inti dari
ajaran Islam adalah mengamalkan “Amar Ma’ruf Nahyi Munkar”. Jika kita diam
melihat kebenaran diinjak-injak kita diam melihat perilaku yang munkar,maka kata
Nabi dikhawatirkan akan terjadi bencana yang dahsyat yang tidak kita inginkan.

Salahsatu penyebab tidak dikabulkannya doa-doa kita itu bukan karena


solat,bukan karena kita belum naik haji akan tetapi salahsatu penyebabnya adalah
karena kita tidak mengajak orang lain dalam hal kebiakan dan mengingatkan mereka
pada prilaku yang dilarang.
Begitu penting ruang lingkup akhlak difahami oleh siapapun,maka kajian
akhlak ini menjadi salahsatu bagian penting yang perlu diperhatikan dan ditanamkan
sejak dini. Tentu proses penerapan akhlak baik ini harus berbekal pada ajaran islam.
D. TUJUAN PEMBENTUKAN AKHLAK
Tujuan pembentukan akhlak ini adalah sesuai dengan sifat pada ajaran islam
itu sendiri yang mulia yaitu demi terbentuknya insan yang sempurna, beriman maka
untuk membentuk insan yang sempurna beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia,
harus ada proses pembentukan akhlak sejak anak usia dini/usia pra sekolah, bisa
berupa latihan dengan cara melakukan perbuatan yang baik. Contoh perbuatan yang
baik ini seperti : Berdo'a, Shalat, Membaca ayat suci Al-Qur'an, dan ucapan perbuatan
yang baik lainnya.
Maka tujuan pembentukan akhlak salahsatu caranya yaitu dengan adanya
usaha orang tua yang mendidik terhadap anak didik yang mungkin melalui
pengarahannya, atau bimbingannya dan perbuatan yang baik hingga terbentuk akhlak
pribadi yang mulia. Pada ajaran islam itu sediri harus mewujudkan kebaikan,
perdamaian, kasih sayang, kebahagiaan, dan tolong-menolong dalam mengajak
terhadap kebaikan dan taqwa hingga tercapai kebahagiaan di dunia atau di akhirat
serta di ridhoi oleh Allah SWT.
E. TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN AKHLAK
Secara umum akhlak dapat dibentuk melalui tiga tahapan yaitu:
 Input (Rukun Iman )
Seseorang itu mampu mempelajari dan perlu mengahayati. Karena Rukun
iman, bahwa dengan kita mempercayai aspek-aspek dari rukun iman maka akan
menimbulkan rasa keyakinan yang mendalam pada diri seseorang tentang kewujudan
Allah SWT, dan tentang kewujudan Rasulullah SAW.
Setelah kita meyakininya maka kita juga akan lebih yakin bahwa Nabi
Muhammad SAW sebagai pesuruh Allah SWT Sudah yakin kewujudan allah dan
Rosulullah maka otomatis juga kita yakin dengan malaikat,kitab, Qada dan Qadar dan
juga Hari Kiamat. Apabila sudah mantap rukun iman dalam diri seseorang itu sebagai
teras utama ataupun paksi utama di dalam hati,diri maka dilanjut pada tahap atau
proses yang selanjutnya.
 Proses ( Rukun Islam)
Dimana dalam Rukun Islam ini kita melaksanakan himpunan amalan-amalan
yang telah diterapkan didalamnya.Sebagaimana kita tahu bahwa Rukun Islam
mempunyai 5 aspek penting yaitu :
o Mengucapkan 2 kalimah syahadat
o Shalat 5 waktu
o Berpuasa
o Zakat
o Haji

Jadi ke lima aspek tersebut kita jadikan latihan,yang dilakukan secara


konsisten dan bersepadu secara rutin harian kita. Kita telah melakukan amalan-amalan
itu secara rutin yang berlandaskan rukun islam yang mana, yang pertama tadi bila
seseorang itu sudah mantap Rukun iman di dalamnya dan yang kedua melajukan
amalan-amalan yang terkait dalam Rukun Islam ini secara istiqomah.
 Output (Hasil)
Bila kita melakukan amalan seacara konsisten maka terbentuklah akhlak, yang
mana kahap ke 3 yaitu timbulah ihsan (perbuatan baik).Perlakuan-perlakuan baik ini
akan lahir secara mudah,secara langsung tanpa paksaan perasaan dan betul-betul
ikhlas karena Allah SWT.
Apabila kita melakukan perbuatan yang baik ataupun sedang melakukan
amalan kepada Allah SWT, maka akan timbul rasa kita ini sedang dilihat oleh Allah
ataupun kita sedang melihat Allah, apabila kita sedang melihat allah ketika kita merasa
sedang disaksikan segala perbuatan kita oleh Allah SWT.maka kita akan merasa jahil,
hina, rendah diri dan segala rasa yang menimbulkan sikap penghambaan kita kepada
Allah SWT. Maka begitulah bagaimana akhlak itu dibentuk melalui 3 tahap .
o Pemantapan Rukun Iman
o Melaksanakan Rukun Islam
o Timbul rasa Ihsan dalam diri kita
Berikut ini juga tips atau kiat kiat yang bisa kita lakukan dalam proses
pembentukan akhlak :
 Mempelajari Akidah Tauhid Yang Baik Dan Benar.
Mengapa kita harus belajar tauhid? Alasannya adalah karena dari akidah dan
tauhid ini bisa menumbuhkan akhlak yang mulia,dan akhlak yang mulia adalah buah
dari akidah tauhid yang benar.
Orang yang paling rusak akhlaknya, adalah orang yang aqidahnya rusak seperti
orang kafir, dan orang musyrik,walaupun kata-katanya sopan tingkah lakunya baik
kepada tetangga,akan tetapi kalau dia tidak beriman kepada Allah SWT maka
sebenarnya dia adalah orang yang paling rusak dan paling buruk akhlak nya.
 Bersemangat Dalam Menimba Ilmu
Bersemangat dalam menimba ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur'an dan
As-Sunnah, dengan belajar ilmu agama kita tahu mana akhlak yang baik dan mana
akhlak yang buruk dan mana yang dicinta oleh Allah dan mana yang dibenci oleh
Allah dengan belajar belajar ilmu agama, karena ilmu agama berfungsi sebagai cahaya
penerang bagi kehidupan seorang hamba menuju akhirat, yaitu menuju Allah SWT.
 Mengetahui Keutamaan Akhlak Yang Mulia
Dengan kita mengetahui apa saja keutamaan yang diperoleh seseorang yang
berakhlak mulia maka tentu hati dan raga kita akan tergerak untuk memperbaiki diri.
 Berteman Dekat Dengan Orang-Orang Yang Sholeh.
Ciri-ciri orang soleh itu banyak,akan tetapi yang paling utama itu ada tiga:
o Aqidahnya benar
o Ibadahnya sesuai tuntunan dan petunjuk Rasulullah SAW
o Akhlaknya mulia
Kita harus berteman dengan orang yang soleh, karena berteman dekat dengan
orang soleh akan membantu dan menjadikan kita berakhlak mulia,pengaruhnya sangat
besar sekali.Teman dekat yang soleh akan mengajak kepada yang ma'ruf mencegah
dari yang mukar.
 Banyak Mengingat Kematian
Dengan seseorang banyak mengingat kematian,maka pasti akan senantiasa
berhati-hati dalam menjalani dan mengambil sikap.Hati kita tidak boleh sombong
dengan kekayaan, kita tidak boleh sombong dengan kedudukan kita, tidak sombong
dengan ilmu atau banyaknya pengikut (orang yang menyukai kita),tidak boleh
sombong dengan kecantikan kita, dan tidak boleh sombong dengan ketampanan kita.
Dengan cara kita banyak mengingat kematian maka orang tersebut akan menyiapkan
diri dengan bekal iman,amal dan akhlak yang mulia.
 Berdo'a Kepada Allah Agar Diberi Bimbingan Dan Taufik Untuk Menjadi
Orang Yang Berakhlak Mulia
Walaupun ilmu kita banyak,hafalan kita terhadap Al-Qur'an sempurna 30 juz,
hafal ribun hadits,akan tetapi kalau tidak mendapat taufik dari Allah maka akhlak kita
rusak,tidak bisa mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari dan ilmu yang telah kita
pahami.
Kita harus selalu menghamba kepada Allah supaya ilmu yang kita dapatkan
bermanfaat,sehingga kita mampu mengamalkan ilmu,mengisinya dengan akhlakul
kharimah dan kita harus berdoa dan berlindung kepada Allah supaya dijauhkan dari
akhlak yang buruk
BAB III
KESIMPULAN

Sesuatu itu pasti akan berubah sesuai dengan waktunya. Di zaman sekarang ini masih
banyak sekali yang perlu kita benahi dan perlu kita perhatikan,salahsatunya perihal akhlak
manusia. Cara seseorang bersikap itu harus dilandasi dengan pedoman yang sesuai dengan
sumber agama Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Adapun cara kita berakhlak terdapat tiga macam yaitu akhlak kepada Allah
SWT,kepada sesama manusia,dan kepada lingkungan di sekitar kita,.
Tahapan-tahapan yang bisa kita tempuh dalam proses pembentukan Akhlak
diantaranya kita bisa mulai dari pelaksanaan rukun iman,rukun islam yang mana hasil dari
kedua praktek tersebut adalah perbuatan “Ihsan” (akhlak yang baik)
Kiat-kiat atau tips yang juga bisa kita lakukan demi tercapainya akhlak yang mulia
adalah dengan kita sering bergaul bersama orang yang shaleh,selalu ingat kematian,selalu
berusaha dan berdoa,menjauhi penyakit hati seperti riya’sombong dan lain sebagainya.
Tahapan dan Tips tersebut akan membantu kita untuk menjadikan kita manusia yang
memiliki akhlak sempurna kepada Allah SWT,dengan selalu mengikuti ajaran Nabi
Muhammad SAW dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an,maka Insyaallah kita tergolong
orang yang mempunyai akhlak terpuji.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/pengertian-akhlak.html
https://ainamulyana.blogspot.com/2014/09
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1279455&val=8181&title=Pembentukan%20Akhlak%20Al-Karimah%20pada
%20Anak%20Usia%20Dini
http://etheses.iainkediri.ac.id/113/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai