PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu tugas Metodologi penelitian pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Afeza Avrianti
21922109
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang dengan
izin-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita menuju cahaya Iman dan Islam seperti yang kita nikmati saat ini.
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di semua perguruan tinngi baik
swasta maupun negeri adalah membuat karya ilmia dalam bentuk proposal. Dalam rangka
inilah penulis membuat proposal dengan judul PENGARUH PENDIDIKAN AQIDAH
TERHADAP SIKAP SOPAN SANTUN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR 87
KENDARI”.
Selama pembuatan proposal ini penulis mengalami sedikit hambatan seperti yang
menyangkut pengaturan waktu, maupun penyelesainnya lainnya. Namun dengan petunjuk
dari ALLAH SWT serta dengan usaha yang gigih maka segala kesulitan dan hambatan dapat
di atasi dengan sebaik baiknya. Sehingga proposal ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan kontribusi atas terslesainya proposal ini, terutama kepada dosen
pengampuh mata kuliah yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga bagi
penulis.
Kendari,Desember 2020
Afeza Avrianti
NIM: 21922109
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………… I
Kata Pengantar………………………………………………………….. Vi
Daftar Isi ………………………………………………………………… Ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 6
C. Tujuan penulisan……………………………………………….. 7
D. Manfaat penulisan …………………………………………….. 7
E. Definisi Operasional……………………………………………. 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang semakin maju seperti sekarang ini, banyak memberikan
pengaruh yang positif maupun yang negatif bagi masyarakat. Jika kita tidak pandai dalam
sebaliknya jika kita pandai memanfaatkannya maka kita akan menjadi manusia yang sukses
baik di dunia maupun di akhirat. Namun kenyataannya, akhir-akhir ini terdapat gejala
kemerosotan moral pada sebagian anggota masyarakat. Gejala tersebut ditandai dengan
kenakalan anak-anak, meningkatnya jumlah kriminalitas, dan sebagai akibat dari kemajuan
teknologi, anak-anak dapat mengakses apa saja yang ingin mereka lihat tanpa me
an perbuatan yang kurang baik itu. Sudah menjadi kewajiban seorang guru apabila
beradadi lingkungan sekolah/ madrasah untuk memberikan contoh- contoh perbuatan yang
baik menurut agama, dan hal itu diperkuat oleh orang tua di rumah.Orang tua sangat
mengharapkan anak yang dilahirkannya menjadi anak yang sholeh, mengetahui cara berbakti
kepada Tuhannya dan mengetahui bersikap sopan dan santun kepada sesama, menjadi qurrata
َوٱلَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز ٰ َو ِجنَا َو ُذرِّ ٰيَّتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َوٱجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
Walaupun kata pendidikan sudah akrab dalam kehidupan sehari-har masyarakat, tetapi
tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat umum, tetapi juga terjadi di kalangan para ahli
pendidikan. Masing-masing memiliki definisi yang berbeda antara satu dengan lainnya
untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik(Darmaningtyas, 2004 : 1).
Disamping itu, Ngalim Purwanto mendefinisikan, pendidika sebagai usaha orang dewasa
orangtua bagi anakanaknya dengan maksud untuk menyokong kemajuan hidupnya, dalam arti
memperbaiki tumbuhnya kekuatan jasmani dan rohani yang ada pada Anak (Naim, 2008 :
31).
Sedangkan Akhlak mempunyai kedudukan penting dalam ajran islam, untuk mencapai
keridhaan allah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh bukhari dari sahabat umar ibnu
al khatab, di jelaskan tentang sendi sendi agam yang bertumpu pada tiga komponen, yaitu
iman, islam, dan ikhsan. Ketiganya merupakan system yang dalam praktik yang tidak bisa di
pisahkan satu sama lain, tetapi merupakan totalitas untuk mewujudkan akhlaq al-kariimah
dalam setiap perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan. Pembentukan akhlak mulia
merupakan tujuan utama yang harus disuriteladankan oleh guru pada anak didik. Tujuan
utama dari pendidikan islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup
menghasilkan orang orang bermoral, jiwa bersih, cita cita yang benar dan akhlak .
Akhlak yang baik adalah tonggak Agama dan dunia. Bahkan kebajikan itu adalah akhlak
yang baik. Karena Nabi shallallahu „alayhi wa sallam diutus untuk menyempurnakan
akhlak-akhlak yang mulia. Orang yang paling baik akhlaknya adalah orang yang paling
disukai oleh Rasulullah shallallahu „alayhi wa sallam dan paling dekat dengan majelis Nabi
di Hari Kiamat nanti. Orang yang berakhlak baik telah berhasil mendapatkan kebaikan dunia
َكانَ لَ ُكمۡ فِ ۡى َرس ُۡو ِل هّٰللا ِ اُ ۡس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ۡن َكانَ يَ ۡرجُوا هّٰللا َ َو ۡاليَ ۡو َم ااۡل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ۡيرًا
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.
Ayat di atas menjelaskan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bahwa beliau tidak pernah
buruk dalam ucapan maupun perbuatan. Yakni, beliau sangat jauh dari berbagai keburukan
dalam ucapan ditinjau dari tabiʽat dan usaha. Beliau tidak buruk pada dirinya, tidak pula
buruk pada pembawaannya, bahkan beliau itu lembut dan sangat mudah. Beliau juga tidak
bertabiʽat buruk. Bahkan Rasulullah shallallahu „alayhi wa sallam adalah orang yang paling
jauh dari keburukan dalam berbicara atau dalam perbuatannya oleh karena itu sebaik baik
Didalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, pendidikan agama Islam khususnya
pendidikan tentang keesaan Allah (aqidah) dan perilaku (akhlaq) merupakan hal yang paling
penting di dalam membina kepribadian siswa agar tumbuh dan berkembang menjadi insan
kamil, cerdas dan trampil sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan demikian maka
akan tercipta masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
"Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab".5 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka harus
memikirkan akan pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga apa yang diupayakan
dan tujuan yang diinginkan oleh guru dalam menanamkan ilmu pengetahuan agama Islam
keesaan Allah (aqidah) dan perilaku (akhlaq) sangat penting peranannya dalam pembinaan
kepribadian anak serta dapat memperbaiki akhlak dan mengangkat derajat yang lebih tinggi,
yang dikemukakan oleh Mahmud Yunus bahwa :"Pendidikan Agama itu mempunyai
kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk
memperbaiki akhlak dan mengangkat derajat yang tinggi serta berbahagia dalam hidup dan
kehidupannSesuai dengan pendapat di atas bahwa orang yang berbudi pekerti adalah orang
Untuk itulah perlunya kita menggali, memahami dan mengamalkannya dengan penuh
keyakinan tentang ajaran agama Islam yang diperoleh baik di sekolah maupun yang di dapat
dari lingkungan keluarga, agar kelak dapat mempunyai akhlaq yang baik.Dalam Perspektif
pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual. setiap guru,
khususnya yang beragama Islam terlepas apakah dia guru bidang studi agama atau tidak
bertugas dan memiliki tanggung jawab dalam membimbing dan mendidik dimensi spiritual
Guru menurut Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 tentang guru dan dosen
adalah: Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Proses pembelajaran agama Islam, terutama pembelajaran akidah , guru merupakan salah
satu komponen pembelajaran dan juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
pendidikan. Guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar, tetapi juga berperan dalam usaha
pembentukan watak, tabi‟at maupun pengembangan sumber daya yang dimiliki oleh anak
didik.
Untuk itu, peran guru tidak hanya terbatas pada peran sebagai pengajar yang hanya
membentuk dan membina sikap mental anak didik kearah yang lebih baik, sehingga pada
peran yang ketiga ini guru diharapkan untuk dapat transfer of value (menanamkan nilai-
nilai). Maka dari itu, peran guru akidah akhlak sangat menentukan berhasilnya suatu
pembelajaran.
SDN 87 kendari. Saat ini terdapat masalah yang terkait dalam proses pendidikan salah
satunya ialah bagaimana peran guru dalam pembentukan perilaku sopan santun siswa
karena pada lembaga tersebut masih banyak peserta didik tidak bisa berbahasa dan
berperilaku yang baik, dan juga benar. Interaksi antara siswa kepada gurunya sangat tidak
jauh berbeda ketika siswa berinteraksi dengan teman sebayanya. Pada dasarnya semua guru
MTs. Ihyaul Ulum ini sudah memberikan contoh yang baik kepada siswanya. Namun masih
banyak siswa yang tidak dapat berperilaku secara sopan dan santun. Hal ini dapat
diperkirakan karena pergaulan bebas saat ini yang kebanyakan menirukan perilaku dan gaya
bahasa media sosial yang tidak sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini menjadi menarik untuk diteliti. Daya tarik ini terkait dengan pengaruh pendidikan
akidah terhadap sikap sopan santun siswa karena masih ada sebagian siswa yang saat ini
akiqah masih rendah. Kajian ini sangat penting juga sebagai masukan yang bermanfaat bagi
SDN 87 kendari
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peran Guru Pendidikan Akidah terhadap sikap sopan santun di SDN 87 kendari”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Guru Akidah Dalam Membentuk Perilaku Sopan Santun Siswa kelas v
SDN 87 kendari?
3. Bagaimana pengaruh Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membentuk Perilaku Sopan
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui Peran Guru Akidah Dalam Membentuk Perilaku Sopan Santun Siswa Di
SDN 87 kendari?
3. Untuk mengetahui pengaruh Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membentuk Perilaku
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yamg hendak dicapai, maka penelitian ini
Agar dapat memberikan konstribusi pemikiran guna memperkaya khazanah keilmuan dalam
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan atau acuan untuk semua guru dalam proses
b. Bagi sekolah
Sebagai bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan yang berkaitan dengan pengaruh
c. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya ilmiah yang lebih baik,
juga sebagai latihan dalam melakukan sebuah penelitian, serta dapat memberikan manfaat
dalam mengembangkan potensi terkait dengan efektifitas peran guru akidah akhlak dalam
E. Definisi operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasikan atau diteliti. Konsep ini sangat
penting karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk
melakukan hal yang serupa. Sehingga apa yang dilakukan oleh penulis terbuka untuk diuji
kembali oleh orang lain. Untuk dapat memahami judul di atas, maka perlu penjelasan dari
beberapa istilah yang terkandung dalam istilah tersebut, adapun istilah yang perlu
1. Pengaruh adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 849), pengaruh adalah
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
2. Pendidikan adalah Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk
melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. ...
Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
3. Guru adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia juga mengartikan guru sebagaiorang yang
No.14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1disebutkan bahwa Guru merupakan pendidik profesional dengan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
4. Akidah adalah Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar pokok kepercayaan
atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap
5. Sopan santun adalah Sopan Santun Menurut taryati: Sopan santun atau tata karma
adalah suatu tata cara atau aturan yang turun temurun dan berkembang dalam suatu budaya
masyarakat, yang bermanfaat dalam pergaulan dengan orang lain, agar terjalin hubungan yang
akrab, saling pengertian, hormat menghormati menurut adat yang telah ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia (SD/MI) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar berakar
pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima
pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang
berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dansumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yangsaling bertukar informasi. Menurut D.
Sudjana Pembelajaran adalah upaya pendidiuntuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
merangsaseseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari
pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran adalah proses yang kompleks, didalamnya
keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajargurunya. Jika cara
mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima
pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada
siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Secara substansial mata
pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktikkan akhlak al-karimah sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multi
Sedangkan pembelajaran aqidah akhlak menurut Moh. Rifai adalah hubungannya sub mata
pelajaan pada jenjang pendidkan dasar membahas ajaran agama islam dalam segi aqidah dan
akhlak. Mata pelajaran aqidah akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang memberika bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, menghayati
kebenaran ajaran agama islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Dari
berbagai pendapat diatas meskipun terjadi perbedaan dalam memformulasikannya namun pada
hakekatnya yang membuat rumusan mempunyai titik tekan yan sama tentang apa pembelajaran
aqidah akhlak itu sendiri Bahwa pembelajaran aqidah akhlak merupakan suatu sarana pendidikan
agama isla. yang didalamnya terdapat bimbingan dari para pendidik atau guru agama agar
mereka mampu memahami, menghayati, dan meyakini kebenaran ajaran agama islam, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang lebih penting,mereka dapat terbiasa
melakukan perbuatan dari hati nurani yang ikhlas dan spontan tanpa harus menyimpang dari Al-
2. Pengertian akidah
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “Aqodah, ya’qidu, ‘aqdan-‘aqidatan yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti iman,
kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbunhnya kepercayaan tentunya didalam hati, sehingga yang
dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul didalam hati
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh
keraguan.Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan” aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa
arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat didalam lubuk jiwa dan tak dapat
beralih dari padanya”. Adapun aqidah menurut Syekh Mahmud Syaltut adalah”segi teoritis yang
dituntut pertama-tama dan terlebih dahulu dari segala sesuatu untuk dipercaya dengan suatu
keimanan yang tidak boleh dcampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-
raguan”. Sedangkan Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan “Aqidah sebagai sesuatu yang
Adapun tujuan pembelajaran aqidah akhlak menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:
Tujuan akhlak menurut Barmawie Umary yaitu “supaya dapat terbiasa atau melakukan yang baik,
indah, mulia, terpuji, serta menghindari yang buruk, jelek hina, tercela. Dan supaya hubungan kita
dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis”.
Sedangkan Menurut Moh. Rifai tujuan pembelajaran aqidah akhlak yaitu berikut:
a. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada siswa akan hal-hal yang harus
yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan
c. Memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah dan akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke
Adapun tujuan Pembelajaran Aqidah dismpn 1 kulisusu Buton Utara untuk membekali siswa
yaitu:
aqidah islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlaktercela dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari
ajaran dan nilai-nilai akidah islam. Berdasarkan rumusan-rumusan di atas, maka dapat penulis
ambil suat kesimpulkan bahwa tujuan aqidah akhlak tersebut sangat menunjang peningkatan
keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT serta dapat memberikan pengetahuan sekitar
kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan
sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat
dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari - hari serta sebagai bekal untuk jenjann pendidikan
berikutnya Ruang lingkup mata pelajaran Akidah di SMPN 1 kulisusu Buton Utarameliputi:
1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallaah, asmalah,
2. Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat tayyibah,asma’ al-husna dan
3) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat - malaikat-Nya, Kitab -kitab-Nya, Rasul-
5. Sumber akidah
Sumber ajaran pembelajaran aqidah akhlak dapat dibagi menjadi dua yaitu Al-Qur’an dan Al-
Hadist.
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Rasuldan Nabi-Nya yang
terakhir Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril untukdisampaikan kepada seluruh umat
manusia sampai akhir zaman nanti. Oleh karena itu, Al-Qur’an sebagai manifestasi kalam Allah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
Pada surat Luqman ayat 17 bahwa dari kisah Luqman, Dalam surah ini sangattegas kita disuruh untuk
melaksanakan sholat dan berbuat kebaikan (makruf) dan menjauhi perbuatan yang tercelah
(mungkar). Sama halnya dengan surah Al-Ash sebelumnya, dalam surah ini menjelaskan kita bahwa
kita sebagai umat muslim harus saling membantu, saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
Selain itu, kita sebagai umat muslim selalu untuk mengingatkan dan menasihati jika salah seorang
saudara kita telah berbuat yang tidak baik. Dalam hal ini , sangatlah penting bagi peserta didik untuk
membimbing dan menasihati setiap perilaku yang dilakukan baik disekola maupun diluar sekolah.
َ ولٓ ِٕٮ
َك هُ ُم ۡال ُم ۡفلِح ُۡون ٰ ُف َويَ ۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡال ُم ۡنكَرؕ َوا
ِ ِ َو ۡلتَ ُك ۡن ِّم ۡن ُكمۡ اُ َّمةٌ ي َّۡدع ُۡونَ اِلَى ۡالخَ ۡي ِر َويَ ۡا ُمر ُۡونَ بِ ۡال َم ۡعر ُۡو
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.
Dalam surat Ali-Imran ayat 104 terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat ma’ruf,
mencegah perbuatan mungkar. Menyampaikan ajakan kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang
mungkar itulah yang dinamakan da’wah, dengan adanya umat yang berda’wah agama menjadi hidup
dan berkembang. Sehingga hanya orang orang yang tetap menjalanka da’wah sajalah yang akan
b. Hadist
Al-hadist merupakan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad sawyaitu berupa
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah
melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).
1. Pengertian guru
Guru dalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daaya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh
Karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan serta secara
aktif dan menempatkan kedudukanya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntunan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus bahwa setiap diri guru terletak tanggun
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Guru menurut undang undang RI No. 14 tahun 2005 bab 1 pasal 1 di sebutkan bahwa guru
mengarahkan, melatih, dan menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,
l jalur pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal,
guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru masyarakat yakin bahwa gurulah
yang dapat mendidik peserta didik agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.Dengan
kepercayaan di berikan masyarakat, maka di pundak guru di berikan tugas dan tanggung jawab yang
berat. Mengemban tugas memang berat. Akan tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab.
Sebab tanggung jawab guru sebatas diding sekolah, dan juga diluar sekolah.Karena itu tepatlah apa
yang dikatakan oleh Drs. N.A Ametembum bahwa: “guru adalah semua orang yang mempunyai
wewenang tanggung jawab terhadap pendidikan murid murid, baik dari individual maupun klasikal
Karena itu tepatlah apa yang dikatakan oleh Drs. N.A Ametembum bahwa: “guru adalah semua
orang yang mempunyai wewenang tanggung jawab terhadap pendidikan murid murid, baik dari
Adapun tugas dan pekerjaan mengajar anak anak menuntut persyaratan tersendiri, yaitu terutama
persyaratan dapatnay guru membawa dan menanmkan tingkah laku anak didik yang baik sepanjang
psikologis. Apabila kita perinci tentang kebutuhan tentang tanggung jawab seorang guru akan
a. Pengetahuan tentang anak yang di percayakn dari segala seginyasecara umum maupun secara
masyarakat.
c. Pengetahuan dan kecakapan tekhnis dalam usalah membawa serta memimpin perkembangan
d. Kebutuhan ilmu pengetahuan padanya serta berusaha menghindari sikap dualistis dan menngajar.
Untuk itu semua perlu didasarkan atas keinsyafan terhadap tugas serta sifat sifat yang membantu
b. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suritauladan bagi anak didiknya.
c. Didalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta menumbuhkanya
d. Guru seyogyanya mencegah usaha usaha dan perbuatan yang dapat menurunkan martabatnya.
e. Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan keada muridnya sendiri dengan memyngut
a. Di dalam menunaikan tugas dan memcahkan masalah bersama hendaknya saling tolong
b. Di antara sesame guru hendaknya selalu ada kesediaan untuk saling memberi saran, nasihat
d. Guru hendaknya mencegah pembicaraan yang bersifat, yang berhubungan dengan pribadi
Komunikasi antara pendidik dengan orang tua wali murid merupakan realisasi dari
akuntabilitas sekolah. Meskipun kita di sekolah memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan
memengaruhi kehidupan peserta didik, pada akhirnya mereka akan kembali pada pangkuan orang
tuaanya. Jika kita gagal dalam menjaga komunikasi dengan orang tua tentang kemajuan anak
mereka di sekolah, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk membuat jembatan komunikasi
yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik. Pentingya komunikasi antara orang tua dan
guru terutama untuk memastikan bahwa anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik
a. Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orang tua wali atau anak,
dalam rangka kerjasama memecahkan persoalan persoalan di sekolah dan pribadi anak.
b. Segala kesalah fahaman yang terjadi antara guru dan orang tua wali
3. Peran guru
Peran guru tetap strategis dan menentukan dalam pembelajaran, meskipun telah di kembangkan
sederet konsep tentang keterlibatan lebih banyak siswa dalam proses pembelajaran dan mengurangi
over intervrensi guru tidak fungsional, guru agama sebagai tenaga profesi memerlukan dukungan
semua perangkat akademik dan teoritik selain keterampilan metodologis, karena setiap guru agama
harus senantiasa peka dan antisipatif terhadap tuntutan terhadap masyarakat dan ilmu
pengetahuan, teknologi. Oleh karena itu, diharapkan pengenalan dari berbagai pengalaman yang di
miliki diyakini sepenuh hatinya bahwa guru agama selama ini telah memiliki kemampuan
metodologis dan melaksanakan tugasnya dengan baik, efektif, menarik, mengesankan, dan penuh
tanggung jawab, sehingga diharapkan mampu meningkatkan wawasan, kemampuan akademik, dan
nasihat nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam
pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai nilai, orang yang menguasai bahan yang di ajarkan.
b. Havighurst menjelaskan peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan kedinansan,
sebagai bawahan terhadap atasanya, sebagai kolega dalam hubungan dengan sejawat, sebagai
mediator dalam hubungan dengan anak didik, sebagai pengatur di siplin, evaluator dan pengganti
orang tua.
c. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: mengawasi dan
d. Federasi dan organisasi professional guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di
skolah , tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan
Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di pundaknya di pikul tanggun
jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan persekolahan. Di Negara maju media
elektronik sebagai pengajar sudah di pergunakan dan kemampuan untuk membawakan bahan
pengajaran kepada pelajar sudah di buktikan. Namun keberadanya tetap tidak sepenuhnya bisa
menggantikan kedudukan seorang guru. Ada suatu yang hilang yang selama ini disumbangkan oleh
adanya interaksi antara manusia, anata guru dan pelajar kehilangan yang utama ialah segi
keteladanan dan penanaman nilai nilai yang di kristalisasikan dalam dalam tujuan pengajaran.
Sebab, tujuan yang mengarahkan pelajaran tersebut lebih bersumber pada guru ketimbang pada
pelajaran sekalipun tujuan itu di rumuskan oleh tenaga kependidikan yang kedudukanya lebih tinggi
bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dengan redaksi yang berbeda menurut marimba:
menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.
Berbeda dengan pendidikan di mana ia lebih menitikberatkan kepada proses transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian, pengajaran lebih focus kepada transfer ilmu pengetahuan. Menurut
akademis.Melihat definisi antara pendidikan dan pengajaran di atas, terlihat bahwa antar keduanya
mempunyai focus yang berbeda, namun tetap mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain.
Pendidikan lebih mengacu kepada pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping
juga transfer ilmu dan keahlian, sementara pengajaran lebih kepada transfer knowledge kepada
anak didik.
Mendidik dapat diartikan sebagai usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan,
baik secara jasmani maupun ruhani. Oleh karena itu, mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan
Sebagai pendidik guru akidah akhlak sebagai transfer of values (ransfer nilai) atau norma kepada
anak didik. Maka tugas guru bukan saja mengajar akan tetapi sebagai pendidik yang mengaruskan
dia untuk memilih kepribadian guru segala ciri dengan tingkat kedewasaan dan kepribadianya yang
matang, sehingga dapat memberikan cermin kebaikan kepada anak didik. Tugas dan tanggung
jawab sebagai pendidik di samping harus memahami materi yang akan diajarkan juga yang lebih
penting, guru harus menanamkan nilai nilai yang terkandung sikap dan kepribadian terpuji sehingga
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab
itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal,
guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan secara terus menerus dari seorang pembimbing
yang telah di persiapkan kepada individu yang membutuhkanya dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki secara optimal menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa,
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan secaraterus menerus dari seorang pembimbing
yang telah di persiapkan kepada individu yang membutuhkanya dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun lingkunganya.
Peranan guru sebagai model pembelajaran sangat penting Dalam rangka membentuk akhlak mulia
bagi siswa yang diajar. Karena gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh setiap murid.
Tindak tanduk, perilaku, dan bahkan gaya guru selalu diteropong dan sekaligus dijadikan cermin
(contoh) oleh muridmuridnya. 34Apakah yang baik atau yang buruk. Kedisiplinan, kejujuran,
keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan selalu direkam oleh
murid-muridnya dan dalam batas-batas tertentu akan diikuti oleh murid-muridnya. Demikain pula
sebaliknya, kejelekan-kejelekan gurunya akan pula direkam oleh muridnya dan biasanya akan lebih
Menurut kamus besar bahasa Indonesia membina adalah membangun atau pembeharuan. Pada
saat tertentu guru tentunya dihadapkan pada problem yang berkaitan dengan prestasi anak yang
dimilik oleh masing masing siswa yang mana mereka sangat memerlukan bimbingan, selain itu perlu
di lakukan pembinaan yang utama. Sehingga bakat yang dimiliki dan apa yang diharapkan untuk oleh
Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional dengan para siswa yang diajarnya.
Dalam hubungan ini pendidik berperan aktif sebagai penasehat. Peran pendidik bukan hanya
sekedar menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan sepenuhnya kepada siswa dalam
Pada hakikatnya mengajar bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran, dalam proses
pembelajaran siswa harus dijadikan dari pusat kegiatan. Hal ini di sesuaikan untuk membentuk mutu
1. Perilaku
Pengertian perilaku merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini
disebabkan perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek kehidupan manusia. perilaku mansuia
tidak berdiri sendiri. Perilaku mansuia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan
tingkah laku. Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. mental
diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku
merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang
dihadapi. Perbuatan tertentu ini bisa bersifat posotof dapat pula negative.
2. Membentuk perilaku
Menurut al ghazali berpendapat bahwa aklhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan dan pembinaan,
perjuangan keras dan sungguh sungguh. Imam al ghazali mengungkapkan dalam karyanya ihya‟
ulum al di-din sebagai berikut: seandainya akhlak itu tidak menerima perubahan, maka batallah
fungsi wasiat,nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadis rasulullah SAW yang
menyatakan “ perbaikilah akhlak kamu sekalian dan nabi senantiasa berdoa agar terhindar dari
perilaku munkar, sabdanya: ya allah aku berlindung kepadamu dari aklak dan sabdanya: ya allah aku
berlindung kepadamu dari aklak dan perbuatan yang munkar, dari hawa nafsu dan dari segala
Secara factual usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembagapendidikan baik lembaga formal,
informal dan nonformal dan melalui berbagai macam cara terus dilakukan dan di kembangkan. Hal
ini, menunjukan bahwa akhlak perlu di bentuk, di bina, dan di biasakan. Dari hasil pendidikan dan
pembiasaan itu, ternyata membawa hasil bagi terbentuknya pribadi pribadi muslim yang berakhlak
mulia. Demikian pula sebaliknya. Jika generasi dibiarkan tidak di didik, tanpa bimbingan dan tanpa
pendidikan, ternyata membawa hasil menjadi anak yang jahat. Dengan demikian, teori pertama yang
Sopan santun atau tata karma adalah suatu tata cara atau aturan yang turun temurun dan
berkembang dalam suatu budaya masyarakat, yang bermanfaat dalam pergaulan dengan orang lain,
agar terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian, hormat menghormati menurut adat yang telah
ditentukan 48 Perilaku ada kaitanya dengan sikap bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,
baik bersifat positif maupun negative dalam hubungan dengan objek objek psikologis, seperti:
simbul, prase, slogan, orang, lembaga,, cita cita dan gagasan Perilaku sopan santun berkaitan dengan
budi pekerti yang artinya budi pekerti mengacu pada pengertian dalam bahasa inggris, yang
diterjamahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain: (a) adat
istiadat, (b) sopan santun, (c) perilaku. Namun, pengertian budi pekerti secara hakiki adalah perilaku.
Sementara itu menurut draft kurikulum berbasis kompetensi (2001), budi pekerti berisi nilai nilai
perilaku manusia yang akan di ukur menurut kebaikan dan keburukanya melalui norma agama,
norma hukum, tata karma dan sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi
pekerti akan mengidentifikasi perilaku posotof yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan,
Akhlak adalah satu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumberperbuatan otomatis dengan suka
rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan
Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan kebenaran, cinta
kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga menjadi
wataknya, maka keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa
keterpaksaan, inilah yang dimaksud akhlak yang baik.Al-Ḥasan berkata, “Akhlak yang baik adalah
bermuka manis, bersungguh-sungguh dalam berderma dan menahan diri sehingga enggan
mengganggu.”
Di antara budi pekerti yang dimaksud dalam dunia usaha ini adalah seperti kejujuran, sikap amanah
dan legawa, menunaikan janji, bersikap konsekuen dalam membayar hutang dan memiliki toleransi
dalam menagih hutang, memberi kelonggaran kepada orang yang berhutang dan kesulitan
membayarnya, memahami kekurangan orang lain, memenuhi hak-hak orang lain, menghindari sikap
5. Paling relevan
Penelitian tentang Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA) yang peneliti temukan untuk bahan
kajian diantaranya :
1. Penelitian Muhammad Ikbal nasrulah efektivitas peran guru akidah akhlak dalam pembentukan
perilaku sopan santun siswa di madrasah sanawiyah ihyaul ulum mayat Lamongan hasil penelitian ini
berisi peran guru dalam membentuk perilaku sopan santun siswa di madrasah tsanawiyah ihyau
lulum manyar sekaran lamongan dengan alasan guru dapat membimbing dan memberikan contoh
yang baik kepada anak secara individual, sesuai dengan perbedaan anak yang meliputi perbedaan
bakat, minat, cara, belajar, kecerdasan, kemampuan, kebiasaan, tingkah laku dan kepribadiannya
masing-masing anak. Sehingga dengan bimbingan, pembiasaan, teguran, dan nasihat terus menerus
dapat membentuk tingkah laku yang baik pada diri peserta didik.
2. Penelitian Resky Pratiwi pengaruh pembelajaran akidah akhlak terhadap perilaku peserta didik
kelas v di MIN 2 Makassar penelitian ini berisi untuk membentukperilaku peserta yang baik sesuai
3. Penelitian Zidni ilma nafi'a pengaruh guru pelajaran akidah dalam menumkan sikap sopan santun
siswa di Mts muhamadiyah 1 palamebang penelitian ini berisi apakah ada pengaruh guru dalam
Metode kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan
secara gabungan, analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan
Penelitian ini dilaksanakan di sekokah SDN 87 kendari Pada bulan November samapai
Desember yang terletak Jln. Jati Raya, Kel. Wowanggu di Kec. Kadia. provinsi Sulawesi
Populasi ialah keseluruhan jumlah orang atau penduduk di suatu lingkungan, hal ini sejalan
pula dengan pemikiran Ibnu Hajar yang mengatakan bahwasannya populasi ialah kelompok
besar individu yang memiliki karakteristik umum sama. Begitu juga menurut Sugiyono yang
mengatakan bahwasannya populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Dan menurut Suharismi Arikunto juga mengatakan bahwasannya
populasi ialah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang ingin meneliti semua subyek,
populasi ialah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki karakteristik umum yang sama,
dimana populasi didalam penelitian ini ialah peserta didik MTs Ihyaul Ulum yang berjumlah 231
Selanjutnya ialah sampel, dimana sampel disini adalah bagian terkecil dari populasi yang
mewakili populasi tersebut yang digunakan sebagai contoh, didalam penelitiann Iialah peserta
didik kelas 7a, 8a, yang berjumlah 46 siswadi MTs Ihyaul Ulum Manyar Lamongan.hal ini juga
sama hal nya dengan pemikiran Sugiono yang mengatakan bahwasannya sampel ialah sebagian
D Suber data
b.Field Research
Dimana data yang diperoleh dari lapangan penelitian, dan dalam hal
a. ) Manusia
b) Non manusia
1. Observasi
Dimana hal ini melakukan peninjauan secara cermat hal ini sejalan dengan pendapat
Sutrisno Hadi yang mengatakan bahwasannya observasi ialah pengamatan atau pencatatan
dengan sistematik fenomena-fenomena yang akan diselesaikan. Dan metode ini biasa
keadaan sarana prasarana.79 Dalam hal ini peneliti melakukan observasi lingkungan sekolah
dan kelas. Dapat diketahui bahwasannya didalam metode ini digunakan untuk menggali data
tentang aktivitas pengajaran guru, perilaku peserta didik, dan sarana prasarana yang
menunjang.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data dengan cara memperoleh daftar nama peserta didik
yang digunakan sebagai sempel penelitian. Tekniknya yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkrip, surat kabar, majalah,
3. Wawancara
langsung dengan sumber data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya
informan, yaitu dengan pendidik sebagai pihak yang memberikan keterangan dan
yang jelas. Serta melakukan penggalian bagaimana pengaruh guru akidah terhadap
4. Kuesioner
Dimana hal ini melakukan survei yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis
berbentuk angket, hal ini pula sejalan dengan pendapat Sugiyono yang mengatakan
bahwasannya kuesioner ialah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
dijawabnya. Dan kuesioner juga merupakan teknik didalam pengumpulan data yang
lebih efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
Pada hal ini ialah teknik yang terakhir didalam metode penelitian setelah teknik
pengumpulan data selesai. Ketika data-data terkumpul tidak langsung dianalisa, melainkan
1. Editing (Penyuntingan), dimana hal ini memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang
dikembangkan responden
2. Koding (pengkodean), dimana hal ini memberikan tanda (simbol) yang berupa angket pada
3. Tabulating (tabulasi), dimana hal ini menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk
disajikan dalam bentuk tabel.84Barulah setelah pengolahan data dilakukan analisa data untuk
mendeskripsikan peningkatan perilaku sopan santun siswa di madrasah tsanawiyah ihyaul ulum
manyar. Dapat diketahui bahwasannya peneliti menggunakan teknik analisis sebagai berikut:
1. Yang pertama didalam menjawab rumusan masalah nomer satu, peneliti memakai rumus:
P= F/N X 100 %
Ket:
P: Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat suatu tabel yang di dalamnya
langsung dibuat frekuensi dan prosentase, setelah itu penulis menganalisa dan
menginterpretasikan data tersebut, dengan begitu akan dapat diketahui hasil penelitian ini.
3. Yang terakhir didalam menjawab rumusan masalah nomer tiga, peneliti memakai rumus Uji T:
DAFTAR PUSTAKA
Nasrulah, Muhammad iqbal. 2018. Efektivitas Peran Guru Akidah Akhlak Dalam
Pembentukan Perilaku Sopan Santun Siswa di Madrasah Tsnawiyah Ihyatul Ulum Manyar
Pratiwi, riski. 2018. Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Peserta Didik
Dewi, hafifah sita. 2012. Pengaruh Pendidikan Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Sosial Siswa