Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI BUDAYA AKADEMIK DAN ETOS KERJA SIKAP

TERBUKA DAN ADIL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Nanang Qosim, S.Pd.I.,M.Pd

Oleh:
Kelompok 9
Anggita Nur Cahyati NIM P1337431123069
Devrilia Rachma Nanda P NIM P1337431123073
Eka Nur Fadhillah NIM P1337431123077
Chintya Permata NIM P1337431123097
Arganis Gesi Aprilia NIM P1337431123112

KELAS REG-B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Nanang Qosim,
S.Pd.I.,MPd sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 10 September 2023

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Budaya Akademik Menurut Islam ......................................... 6
2.2 Pandangan Etos Kerja Menurut Islam ……………………………..…... 8
2.3 Pandangan Sikap Terbuka Serta Adil Menurut Perspektif Agama Islam. 9

2.4 Janji Allah SWT bagi Etos Kerja yang Baik dan Enam Prinsip Kerja 11
Seorang Muslim.

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 13
3.2 Saran……………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang universal, karena itu masalah-masalah yang ada
dalam masyarakat sudah barang tentu diatur di dalam ajaran Islam. Kajian tentang Al
Quran serta kandungan ajarannya tampaknya tidak akan pernah selesai dan akan
berlanjut sepanjang zaman. Keajaibannya akan senantiasa muncul kepermukaan
bagaikan mata air yang tidak pernah kering dan akan selalu menjadi inspirasi
kehidupan ummat Islam. Al Quran akan selalu hadir dalam kehidupan yang sarat
dengan berbagai persoalan hidup yang dialami oleh umat Islam. Di sinilah letak salah
satu keunikan Al Quran itu dan dari sini kita dapat memahami mengapa orang yang
mempercayainya tidak akan pernah meragukan validitas ajarannya dan
menganggapnya sebagai kebenaran mutlak dan final meski dipihak lain orang yang
meragukan dan tidak mempercayainya selalu berupaya untuk meruntuhkan kebenaran
Al Quran baik dengan cara halus atau kasar, dibungkus dengan metode ilmiah yang
mengandung distorsi atau bahkan hanya dengan hujatan, tanpa mengandung ilmiah
yang layak dalam kajian akademis.
Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas
dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh
warga masyarakat akademik di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak maju
bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan zaman. Perubahan
dan pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang
ideal senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan
mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama
mereka yang menggenggam idealisme dan gagasan tentang kemajuan.

4
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin sudah representatif untuk
mewujudkan pendidikan multikultural(beragam budaya). Budaya merupakan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh tentang Budaya
Akademik menurut Islam, Budaya Etos Kerja menurut Islam, Budaya Sikap Terbuka
dan Adil menurut Islam.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Bagaimana pandangan budaya akademik menurut Islam?
b. Bagaimana pandangan tentang etos kerja menurut Islam?
c. Bagaimana pandangan tentang sikap terbuka serta adil menurut perspektif
Agama Islam?
d. Apa janji Allah SWT. bagi etos kerja yang baik ada apa saja prinsip kerja
seorang muslim?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang pandangan budaya akademik menurut Islam yang
sebenarnya.
b. Untuk memahami tentang pandangan sikap etos kerja menurut Islam.
c. Untuk memahami tentang bagaimana pandangan tentang sikap terbuka serta
adil menurut perspektif Agama Islam.
d. Untuk memahami tentang apa saja prinsip kerja seorang muslim dan janji
Allah SWT. bagi etos kerja yang baik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Budaya Akademik Menurut Islam


Budaya akademik adalah sebuah situasi atau keadaan di mana suatu ajaran
atau suatu nilai dalam pendidikan telah menjadi kebiasaaan dan dilakukan secara
berulang-ulang seperti ajaran rajin, tekun, suka membandingkan berbagai ilmu, suka
bereksperimen dll.
Budaya akademik dalam Islam tentu menjadi sebuah keharusan dimana nilai-
nilai Islam diterapkan dalam dunia pendidikan.
Penting untuk dicatat bahwa muara dari budaya akademik yang ditumbuhkan
dalam Islam adalah semakin bertambahnya keyakinan terhadap Allah SWT.
Budaya akademik dalam Islam menghendaki semua orang muslim untuk
memiliki sikap tekun dan ulet dalam mencari ilmu. Islam sebagai agama yang
mendorong umatnya untuk menjadi cerdas dan pandai maka mempunyai banyak
dalil-dalil mengenai keutamaan mencari ilmu.

‫َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهَّللا َلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” [HR. Muslim].
Berpikir rasional adalah ciri utama ajaran Islam, aka Alquran mengajarkan
setiap orang untuk membumikan budaya akademik, yaitu menggunakan tradisi
keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas.

6
Dalam surat Ali-Imran/3:190-191 telah disebutkan bahwa seorang muslim
yang memiliki karakter berbudaya akademik disebut dengan istilah Ulul albab yang
secara kebahasaan mengandung arti ” orang-orang yang memiliki akal yang mumi”.
Dalam ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa mereka memiliki paling tidak dua
karakter yaitu: ” orang yang selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring” dan “mereka selalu memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi
Dalam surat Ali-imran/3: 192 juga telah dijelaskan bahwa tanda kebesaran
Allah SWT yang ada di alam raya ini hanya akan dapat ditangkap oleh orang-orang
yang mau mencurahkan akal dan pikirannya dan disertai dengan kebersihan hati
untuk selalu mengingat Allah SWT”.
Dalam ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa dari usaha tersebut maka lahirnya
sebuah kesadaran yang tulus untuk mengakui betapa agungnya Allah SWT dan
betapa lemahnya manusia di hadapan maha kuasa Allah SWT.
karakter yang ketiga terdapat pada surat Al- Zumar/39: 18. yang artinya “yang
mendengarkan perkataan selalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka
itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang
yang mempunyai akal.
Berikut ciri – ciri budaya akademik :
 penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyektif
 pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawab moral
 kebiasaan membaca
 penambahan ilmu dan wawasan
 kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat
 penulisan artikel, makalah, buku
 diskusi ilmiah
 proses belajar-mengajar
 manajemen perguruan tinggi yang baik
7
2.2 Pandangan Etos Kerja Menurut Islam
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Hal itu tentunya
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan setiap orang. Seorang muslim terutama
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri semisal sandang, pangan
dan papan. Hidup mandiri dan tidak meminta-meminta kepada orang lain membuat
seorang muslim harus mampu bekerja demi pemenuhan kebutuhan pokok tersebut.
Al-qur’an menerangkan anjuran seorang muslim untuk bekerja memenuhi kebutuhan
dunianya.

At-Taubah ayat 105 seperti berikut:


‫َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى ُهَّللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۖ َو َس ُتَر ُّد وَن ِإَلٰى َعاِلِم اْلَغْيِب َو الَّشَهاَد ِة َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم‬
‫َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).
Al Misbah (2001) karangan Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Surah At-Taubah ayat 105 mendorong manusia lebih mawas diri dan mengawasi
amal atau pekerjaan mereka. Hal ini mengingat Allah SWT. Di hari kiamat akan
membuka setiap hakikat amal baik atau buruk yang dikerjakan manusia. Allah Swt
melalui Surah At-Taubah ayat 105 menganjurkan kepada umat Islam untuk memiliki
etos kerja tinggi. Al-Qur’an menyebutkan kurang lebih sebanyak 412 kali kata yang
berarti bekerja. Hal ini tentu menambah pentingnya urgensi etos kerja dalam Islam.
Rasulullah Saw semenjak umur 12 tahun bahkan telah mencontohkan pentingnya etos
kerja melalui perdagangan ke negeri Syam bersama pamannya, Abu Thalib. Para
sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, hingga Ali bin Abi
Thalib juga merupakan para karakter pekerja keras.

8
Pekerjaan yang dilakukan pun kelak akan diminta pertanggung jawaban di
akhirat, apakah ada hal yang buruk turut dilakukan demi mendapatkan uang seperti
mencuri, korupsi, menipu atau melakukan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah
Subhanahu wata’ala. Seseorang yang makan dari hasil keringatnya sendiri, lebih
utama dibanding dengan orang yang makan dari pemberian orang lain, apalagi jika ia
masih kuat bekerja, sehat, dan memiliki akal.

2.3 Pandangan Sikap Terbuka Serta Adil Menurut Perspektif Agama Islam
Inti sikap terbuka adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting
di dalam Islam. Lawan dari jujur adalah tidak jujur. Bentuk- bentuk tidak jujur antara
lain adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sebagai bangsa, kita amat prihatin,
di satu sisi, kita (bangsa Indonesia) merupakan pemeluk Islam terbesar di dunia, dan
di sisi lain sebagai bangsa amat korup. Dengan demikian terjadi fenomena
antiklimak. Mestinya yang haq itu menghancurkan yang bathil, justru dalam tataran
praktis seolah-olah yang haq bercampur dengan yang bathil. Tampilan praktisnya,
salat ya. korupsi ya. Ini adalah cara beragama yang salah.
Jika berbuat salah kepada manusia segera meminta maaf kepadanya tidak
usah menunggu lebaran tiba. Pengakuan kesalahan baik terhadap Allah maupun
kepada selain-Nya ini merupakan sikap jujur dan terbuka. Menurut Islam sikap jujur
dan terbuka termasuk baik. Nabi bersabda:

‫ديقا وان‬pp‫تى يكتب عند هللا ص‬pp‫ان الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة وان الرجل يصدق ح‬
‫ وان الفجور يهدى النار وان الرجل ليكذب حتى يكتب عند هللا كذا باز متفق عليه‬.‫)الكذب يهد الى الفجور‬

Artinya : “Sesungguhnya jujur itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajikan itu
mengarah ke surga. Sesungguhnya lelaki yang senantiasa jujur, ia ditetapkan sebagai
orang yang jujur. Sesungguhnya bohong itu menggiring ke arah dusta. Dusta itu

9
menggiring ke neraka. sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan
ditetapkan sebagai pembohong. Muttafaq 'alaih “ (an-Nawawi:42).
Sedangkan sikap adil Secara leksikal adil dapat diaritikan tidak berat sebelah,
tidak memihak, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-
wenang (Kamus Besar. 1990 :6-7) Dari masing-masing arti dapat dicontohkan
sebagai berikut:
1. Cinta kasih seorang ibu terhadap putra- putrinya tidak berat sebelah.
2. Dalam memutuskan perkara, scorang hakim tidak memihak kepada salah satu
yang bersengketa.
3. Di dalam menjalankan tugasnya sebagai hakim, Hamid selalu berpegang
kepada kebenaran.
4. Sudah sepatutnya jika akhlaqul-karimah guru diteladani oleh murid.
5. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak berbuat sewenang-wenang
terhadap yang dipimpin. Dari masing-masing contoh ini dapat disimpulkan
bahwa sikap adil amat positif secara moral.
Karena sifat yang positif, tentu sikap adil didambakan oleh banyak orang.
Dalam contoh-contoh di atas, sikap adil bersikap positif atau menguntungkan orang
lain. Adil juga dapat dartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong
seseorang untuk mengendalikan amarah dan syahwat dan menyalurkannya ke tujuan
yang baik (al-Hufiy, 2000: 24). Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa adil adalah
kondisi batiniah seseorang yang berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk
mengendalikan amarah dan kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang
keluar menjadi baik. Yang mestinya orang itu menuruti hawa nafsu, karena kendali
sikap perbuatannya menjadi terarah, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Adil dapat diartikan menempatkan berbagai kekuatan batiniah secara tertib
dan seimbang (al-Hufiy, 2000 :26). Kekuatan yang dimaksud adalah al-hikmah, asy-
syaja 'ah, dan al-'iffa.al-Hikmah berarti kecerdasan. Orang cerdas dapat membedakan
antara yang benar dan salah, baik dan buruk, haq dan batal secara tepat, tetapi belum

10
tentu ia selalu memilih yang benar, yang baik, dan yang haq. Asy-syaja'ah berarti
berani tanpa rasa takut. Al-ffah berarti suci. Ketiga sifat utma ini jika tidak seimbang
menjadi tidak baik. Orang amat cerdas atau genius tetapi kecerdasannya dapat
dijadikan alat untuk mengelabuhi orang lain karena tidak ada 'iffah di dalam dirinya.
Orang selalu berani menangani setiap masalah yang dihadapi, tentu akan
menampakkan profil preman karena tidak ada al-hikmah dan 'iffah di dalam dirinya.
Orang cerdas dan berani lalu digunakan untuk mengeruk kekayaan negara secara
tidak syah adalah tidak baik karena tidak 'iffah di dalam dirinya. Orang selalu hanya
memilih kesucian dalam semua suasana secara terang-terangan tentu dapat
membahayakan diri sendiri.
Jika antara al-hikmah, asy-syaja'ah, dan al-'iffah berpadu secara seimbang
dalam diri seseorang, maka orang itu akan bersikap adil. Orang berani melakukan
sesuatu setelah ditimbang-timbang bahwa sesuatu itu baik menurut akal dan menurut
pertimbangan syariat juga baik. inilah gambaran perbuatan adil. Berarti, ia berani
berbuat karena benar. Orang tidak berani berbuat juga karena benar, adalah bersikap
adil, bukan karena takut. Dengan dimikian adil adalah puncak dari ketiga sifat utama
tersebut.
Islam memandang sikap adil amat fundamental dalam struktur ajaran. Kata
adil dan berbagai turunannya seperti: ya 'dilun, i'dilu, 'adlun. dan ta dili diulang
sebanyak 28 kali di dalam Alquran. Karena itu Allah memerintah kepada kita supaya
berlaku adil dalam semua hal.

2.4 Janji Allah SWT bagi Etos Kerja yang Baik dan Enam Prinsip Kerja
Seorang Muslim
Berikut janji Allah SWT. bagi etos kerja yang baik :
 Allah hamparkan jalan untuk menuju sukses QS.Ath-Tholak, 65: 3 "Allah
berikan rezki dari segala arah tanpa disangka-sangka".

11
 Allah jamin kehidupan yang sehat sejahtera QS. Al-'Araf, 7:95-96 "Allah
ganti kesusahan dengan kesenangan, Allah beri berkah dari langit dan dari
bumi".
 Allah beri balasan untuk dunia dan akhirat.
Adapun enam prinsip kerja seorang muslim sebagai berikut :
1. Kerja adalah perwujudan rasa syukur atas rahmat dan nikmat Allah.
QS.Saba',34: 13 "Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah, dan sedikit sekali
dari hamba-hambaku yang bersyukur".
2. Kerja berorientasi hasil yang baik (hasanah) dunia dan akhirat. QS. Al-
baqarah, 2: 202 "Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa
yang mereka usahakan".
3. Kerja berdasarkan realibility (kuat fisik dan mental) dan integrity (jujur,
amanah).
Perpaduan emosional, intelektual dan spritual. QS.Al-Qashash, 28: 26
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya". 4. Kerja berdasarkan semangat dan
kerja keras pantang menyerah. Pekerja keras tidak mengenal kata gagal.
5. Kerja cerdas, memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada
secara tepat (pengetahuan), terampil dan terencana, akurat.
6. Kerja Ikhlas, merupakan amal dan ibadat yang perlu dihayati. bukan
sekedar membayar kewajiban atau tanggung jawab (kesalehan individual dan
komunal, fastabiqul khairat).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas
dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh
warga masyarakat akademik di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Penting untuk dicatat bahwa muara dari budaya akademik yang ditumbuhkan dalam
Islam adalah semakin bertambahnya keyakinan terhadap Allah SWT.
Selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan
dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak
memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan
cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi
kalau tidak jujur maka energinya akan tersita untukmenutupi ketidakjujuran yang
dilakukan. Maka Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang
yang terbuka dan jujur. Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap
adil. Makn aadil yang diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum
melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus
ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah
SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri
3.2 Saran
Untuk menuntut dan mengamalkan budaya akademis, sikap etos kerja,sikap
terbuka, dan keadilan harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah swt agar dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta
lingkungan sekitar kita.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa, dan dapat dijadikan sumber referensi serta apabila ada kekurangan atau

13
ada salah dalam penulisan dalam makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/463488526/budaya-akademik-dan-etos-kerja-sikap-
terbuka-dan-adil
http://alifviarahma.blogspot.com/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html?
m=1
https://owntalk.co.id/2020/11/21/budaya-akademik-dalam-al-quran-dan-hadits/?
amp=1
https://perpustakaan.uad.ac.id/kajian-al-quran-tentang-etos-kerja/#:~:text=Al
%20Misbah%20(2001)%20karangan%20Muhammad,atau%20buruk%20yang
%20dikerjakan%20manusia
https://id.scribd.com/document/386230319/Etos-Kerja-Sikap-Terbuka-Dan-Keadilan-
Menurut-Pandangan-Islam#

14

Anda mungkin juga menyukai