MENYEBARKANNYA
DOSEN PEMBIMBING
Wahyu Hidayat S.Ag,M.Pd.I
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3(A5)
4.M.Gemilang 23010152
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari
bahwa banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi
kesempurnaan makalah ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................\
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................10
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menuntut ilmu adalah suatu bentuk ibadah dan kewajiban dalam
Islam.seperti yang di terangkan dalam Al-Qur,an yakni, Allah SWT berfirmah
“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadalah: 11), Sangat penting untuk memiliki
niat yang tulus dalam mengejar pengetahuan karena ini akan memberikan jalan
yang benar dan tulus menuju pencarian pengetahuan. Sikap rendah hati yang
sangat penting untuk pertumbuhan intelektual adalah menerima ilmu dengan hati
yang terbuka dan dengan lapang dada.
Agar mereka dapat fokus pada belajar dan memperoleh pengetahuan
sepenuhnya, pencari ilmu harus memiliki persiapan terbaik sebelum menemukan
informasi. Syari'at yang suci menyatakan bahwa memiliki akhlak dan adab yang
baik adalah tanda ahli islam, dan bahwa hanya orang yang menjaga adabnya dan
menghindari sifat buruknya yang dapat mencapai ilmu. Karena itu, para ulama
sangat memperhatikannya dengan menulis dan menyusun. Di majelis ilmu,
mereka memberikan adab (mentalqin) kepada muridnya. Karena mereka
sungguh-sungguh dan berbagi ilmu dari generasi ke generasi, mereka
mendapatkan berkatnya dengan duduk bersama ahlinya dan berhias diri dengan
adabnya.
Penyebaran Ilmu juga perlu di perhatikan, kenapa ilmu harus disebar, agar
sebuah ilmu tersebut dapat memberikan banyak manfaat keapada orang banyak,
menyebarkan ilmu juga merupakan sebuah pahala jariyah, selama ilmu itu di
sebar luaskan dan di kembangkan maka itu merupakan sebuah pahala yang terus
mengalir bagi umat islam.
Dengan demikian, pemahaman dan penerapan dari makaah ini mengenai
sifat-sifat terpuji ini menjadi dasar yang kokoh dalam membentuk karakter
seorang penuntut ilmu yang tidak hanya cemerlang secara akademis, tetapi juga
berakhlaq mulia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
1
B. Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini memiliki sebuah rumusan masalah yang cukup ompleks
yakni sebagai berikut Apasaja dan Bagaimana akhlak dan sifat terpuji dalam
menuntut ilmu dan bagaimana menyebarkan ilmu tersebut
C. Tujuan
Dalam Makalah ini memiliki sebuah tujuan yakni sebagai berikut Untuk
mengentahui Apasaja dan Bagaimana akhlak dan sifat terpuji dalam menuntut
ilmu dan bagaimana menyebarkan ilmu tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak
akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah
ta’ala). Sebagaimana dengan Hadist Rasulullah SAW :
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),
Edisi ke-3, h.34.
5
d) Tawadhu
Arti kata Tawadhu’ dari segi bahasa sama dengan makna kata
al-hawaan yang artinya, malu atau merasa rendah hati. Sedangkan
secara istilah adalah menampakkan kerendahan martabat diri pada
orang yang dianggap lebih mulia.
Ibnu Qoyyim dalam kitab Madarijus Salikin berkata:
“Barangsiapa yang angkuh untuk tunduk kepada kebenaran walaupun
datang dari anak kecil atau orang yang dimarahinya atau yang
dimusuhinya, maka kesombongan orang tersebut hanyalah
kesombongan kepada Alloh karena Alloh adalah Al-Haq (benar);
kalam-nya benar, agamanya-Nya benar. Kebenaran datangnya dari
Alloh dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan
diri untuk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yang
datang dari Alloh dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”
Tawadhu merupakan sifat orang beriman yang paling
menonjol secara umum dan para penuntut ilmu secara khusus. Allah
Swt telah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersikap tawadhu,
rendah hati dan berperagai lembut. Seperti firman allah di dalam Q.S:
Asy-Syu’araa:26:215
6
adab seorang penuntut ilmu adalah menghormati ulama/Guru,
bersikap tawadhu kepada mereka, memelihara kehormatan mereka
dan berhati-hati jangan sampai berbuat buruk terhadap mereka atau
bahkan meremehkannya. Tidak diragukan lagi bahwa akhlak yang
telah diperintahkan oleh Allah Swt kepada para hambanya mencakup
para ulama dan majlis ilmu. Sebab, ulama adalah pewaris para Nabi.
Sedangkan majlis ilmu syar’i adalah tempat dibacakannya ayat-ayat
al-Qur’anul Kari, hadits-hadit Nabi, hukum hala haram, dan ilmu-
ilmu yang lain. Maka seorang penuntut ilmu harus menghormati
ulama atau guru dan suara harus direndahkan di hadapannya. Peranan
guru/ulama sangat penting dalam melaksanakan pendidikan, artinya
guru/ulama memiliki tanggung jawab untukmenentukan arah
pendidikan tersebut. Itulah sebabnya Islam sangat menghormati dan
memuliakan orang-orang berilmu.
f) Sabar
Menurut KBBI, kata “sabar” dimaknai sebagai berikut. Sabar:
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa,
tidak lekas patah hati); tabah: ia menerima nasibnya denganMenurut
KBBI, kata “sabar” dimaknai sebagai berikut. Sabar: tahan
menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak
lekas patah hati).dalam islam Ada tiga macam sabar, yaitu pertama,
sabar dalam menta’ati Allah, kedua, sabar dalam meninggalkan hal-
hal yang diharamkan oleh Allah, ketiga, sabar dalam menjalani takdir
yang ditimpakan oleh Allah.
Sabar adalah salah satu akhlak mulia yang diperintahkan oleh
Islam. Di antara bentuknya adalah sabar dalam ketaatan kepada
Allah, sabar dari (meninggalkan) maksiat kepada Allah, dan sabar
dalam menghadapi ujian dunia. Dengannya seseorang akan dapat
menggapai pokok keimanan. Dan dengan kesabaran pula seseorang
dapat menggapai kesempurnaan iman. Allah Swt berfirman dalam
QS: Ali Imran:200
7
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.
Meskipun jarang, sabar dan tabah adalah kuncinya. Maka
sebaiknya penuntut ilmu mempunyai hati tabah dan sabar dalam
belajar, jangan sampai ditinggalkan sebelum sempurnah yang
dipelajari, dalam suatu bidang ilmu jangan sampai berpindah ke
bidang lain sebelum memahaminya benar-benar.
g) Jujur dan Amanah
Salah satu akhlak yang harus dimiliki oleh seorang penuntut
ilmu adalah menjadi jujur dan amanah saat menuntut ilmu, karena hal
ini akan menghasilkan akhlak yang mulia dalam menuntut ilmu.
Jujur adalah sikap yang menunjukkan adanya konsistensi
antara hati, perkataan, dan tindakan. Apa yang diniatkan oleh hati,
diucapkan oleh mulut atau lisan, dan ditunjukkan dalam tindakan
memang benar-benar terjadi. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan
hati nurani karena hati nurani senantiasa mengajak manusia untuk
menjadi jujur dan baik. Namun, ada saat-saat ketika kita lebih
cenderung mengikuti keinginan nafsu daripada hati nurani.
Sedangkan Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Maksudnya
sifat yang mencerminkan kemampuan sesorang menerima,
menyampaikan dan menjaga segala sesuatu yang telah disampaikan
orang lain kepadanya. Amanah dapat berupa pesan, ucapan,
perbuatan, harta, tugas atau tanggung jawab yang harus
dilaksanakan.sedangkan manusia yang tidak amanah di sebut dengan
tidak bertanggung jawab atau khianat. Dusta dan khianat adalah sifat
yang paling kotor dan buruk. Sebagaimana dengan firman
Allahdalam Q.S: Al-Anfal:8:27
8
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui”
h) Berpegang Teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah
Beriman kepada Allah merupakan dasar utama keimanan, dari
sinilah melahirkan keta’atan terhadap yang lainnya. Menjauhi
larangannya dan mengerjaan perintahnya merupakan suatu bukti
ketaatan yang berdasarkan iman kepadanya, seperti berpegang teguh
dengan Al-Qur’an dan hadist juga merupakan sebuah ketakwaan
kepadanya, Iman mengajarkan untuk membuka mata dan hati untuk
segala sesuatu yang diberikan Allah Swt, termasuk alam semesta.
Iman juga mengajarkan untuk berpikir dan mempertimbangkan ayat-
ayat yang terbuka serta nikmat terbesar.
B. MENYEBARKAN ILMU
Berbagai akhlak dan sifat serta perilaku terpuji dari sang penuntut ilmu ,
seoeran penuntut ilmu juga harus menyebarkannya diantara berbagai manusia,
tidak menyembunyikan dan pelit akan ilmu Allah Swt telah memperingatkan bagi
orang-orang yang menutupi ilmunya dan mengancamkanya dengan siksaan,
sebagaimana dalam firmannya. QS:Al-Baqarah:2:159.
9
menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati
(pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati”
Hendaklah penuntut ilmu bersemangat dalam menyebarkan ilmu kepada
manusia, mengigatkan dengan urusan agama, memperingatkan dari kelalaian dan
kemaksiatan serta mengajarkan hukum halal dan haram
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas , bahwa makalah ini membahas mengenai
Sifat Terpuji Menuntut Ilmu Dan Menyebarkannya, menuntut ilmu sangatlah
penting dalam perspektif Islam. Niat yang ikhlas, berlapang dada, mengamalkan
ilmu, tawadhu, menghormati guru, sabar, jujur, amanah, berpegang teguh kepada
Al-Qur'an dan Sunnah, serta bersungguh-sungguh adalah nilai-nilai yang
membentuk karakter seorang penuntut ilmu yang terpuji.
Niat yang ikhlas diakui sebagai fondasi utama dalam mengejar ilmu, sejalan
dengan prinsip bahwa setiap perbuatan tergantung pada niatnya. Adab atau sifat
10
terpuji menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan menuntut ilmu, dengan
berbagai sifat seperti berlapang dada, tawadhu, dan mengamalkan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Syafaat, TB. Aat dkk. 2008. Perenan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah
Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali Pers.
As’ad, Aliy. 2008. Bimbingan Belajar bagi Penuntut Ilmu (Terj. Ta’lim Muta’alim).
Surabaya: Menara Kudus
Amin, Ahmad. 1957. Al-Akhlaq. Terj. Farid Ma’ruf, Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta:
PT. Bulan Bintang.
Al-Qarni, Aidh. Dkk. 2008. Tips Belajar Para Ulama, Solo: Wacana Ilmiah Press.
Abu Hasan, 2019.Adab Menuntut Ilmu Kiat Sukses Meraih Mimpi di Zaman Now
Berdasarkan Petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits, CV Elsi Pro
11
Saebani,Ahmad Beni, dkk. 2012. Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia.
Jawas, Qadir Abdul bin Yasid. 2017. Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu, Bogor:
Pustaka at-Taqwa.
12