Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA


AL-HUSNA KOTA TANGERANG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Nila Risma
NIM: 02001019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SYUKRIYYAH TANGERANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Seminar Proposal ini

dengan judul: “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Al-Husna Kota Tangerang”.

Karya yang ditulis ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan

dari banyak pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Evan Hamzah Muchtar, ME. Sy, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam As-Syukriyyah.

2. Dr. Zubairi Muzakki, M.Pd.I, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam.

3. Segenap dosen Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

wawasan ilmu yang luas kepada penulis, semoga Allah memberikan

kesehatan dan keberkahan serta mendapat balasan terbaik di akhirat kelak.

4. Guru dan Siswa di SMA AL-Husna Kota Tangerang yang telah

mengizinkan penulis untuk dapat melakukan tugas akhir penelitian.

5. Keluarga dan Teman-teman yang tak pernah henti untuk memberikan doa

dan dukungan agar bisa terselesaikan nya Proposal skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan Prodi Pendidikan Agama Islam, yang selalu

memberikan kekuatan untuk berjuang hingga akhir.

Penulis menyadari bahwa karya iin masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhir

ii
kata, semoga karya ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi

pembaca. Semoga pihak-pihak yang membantu dan memberikan pertolongan

mendapat balasan yang tak terhingga dari Allah SWT, Aamiin.

Tangerang, 8 Januari 2024

Penulis

Nila Risma

NIM: 2001019

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 5
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 11
C. Batasan Masalah ................................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 12
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12
F. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................... 15
A. Kerangka Teori ..................................................................................................... 15
B. Hasil Penelitan Yang Relevan............................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 39
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 41
A. Tempat dan waktu penelitian ................................................................................ 41
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 42
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 48
E. Teknik Analisis Data............................................................................................. 51
F. Definisi Variabel Penelitian .................................................................................. 55
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 66
A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 71

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mencapai tingkat kedewasaan,

penguasaan,pemeliharaan dan pembelajaran untuk diri.Pendidikan dalam hidup

manusia berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dimana saja atau pada

berbagai tempat,baik itu, sekolah, maupun dalam lingkungan masyarakat. Hal ini

menunjukan bahwa manusia harus selalu berkembang sepanjang masa hidupnya.

Pendidikan tidak harus diperoleh pada lembaga formal saja melainkan dapat

diperoleh dari berbagai segi baik formal maupun informal.

Pendidikan di sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara

Indonesia, untuk itu pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun. Hal ini

sejalan dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa, yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”. 1

1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Jakarta: Transmedia Pustaka, 2008), hlm. 5.

5
Inilah fungsi dan tujuan pendidikan yang menjadi tugas dantanggungjawab

seorang guru selama mengabdikan diri di dalam dunia pendidikan.Hal ini berkaitan

dengan pendidikan yang diterima oleh Nabi Adam as. Berupa ilmu sebagai bekal

yang mula-mula diberikan Allah SWT.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS.Al-Baqarah/2:31 :

ۤ َ ‫ﻋﻠَﻰ ْاﻟ َﻤ ٰۤﻠﯨ َﻜ ِﺔ ﻓَﻘَﺎ َل ا َ ۢ ْﻧﺒِـ ْﻮﻧِ ْﻲ ﺑِﺎ َ ْﺳ َﻤ ۤﺎءِ ٰ ٓھﺆ‬


‫ُﻻ‬ َ ‫ﺿ ُﮭ ْﻢ‬ َ ‫ﻋﻠﱠ َﻢ ٰادَ َم ْاﻻَ ْﺳ َﻤ ۤﺎ َء ُﻛﻠﱠ َﮭﺎ ﺛ ُ ﱠﻢ‬
َ ‫ﻋ َﺮ‬ َ ‫ا ِْن ُﻛ ْﻨﺘ ُ ْﻢ ﺻٰ ِﺪﻗِﯿْﻦَ َو‬

”Dan Dia mengajarkan Adam tentang nama-nama (benda-benda)

seluruhnya.”2

Ayat diatas menjelaskan bahwa guru pertama yang mengajarkan manusia

ialah Allah swt yang memberi kekuatan berpikir dan memahami hakikat kepada

manusia.Manusia memiliki potensi untuk menerima seluruh ilmu pengetahuan

dan membuka hakekat dalam kehidupan.

Guru memiliki kedudukan yang penting dalam pendidikan.Hal ini dapat

dilihat dari tanggung jawab dan tugas guru untuk mencerdaskan anak didiknya,

dengan demikian seorang guru dituntut untuk melengkapi dirinya dengan berbagai

keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam

interaksi edukatif.Salah satu keterampilan guru yang harus dimiliki ialah

keterempilan mengelola kelas ,hal itu penting dikarenakan salah satu factor

keberhasilan seorang siswa bisa di tentukan dari bagaimana kondusifitas kelas dan

itu berkaitan dengan cara guru megelola kelas.

Menurut M. Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Taufik Rahmat dan Haida

Fitri,hasil belajar adalah keterampilan yang diperoleh siswa setelah persiapan

2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan Kitab Suci (Serang: CV Toha Putra,
1998). Hlm. 14

6
pembelajaran berlangsung.Mereka dapat menyebabkan perubahan perilaku dalam

pengetahuan,pemahaman,sikap,dan bakat siswa, mengangkat mereka ke tingkat

yang lebih tinggi daripada sebelumnya.3

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah

melalui kegiatan belajar.Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap.Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional,biasanya guru

menetapkan tujuan belajar.Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang

berhasil mencapai tujuan- tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.4

Hasil belajar yang dimaksud di atas adalah hasil tes yang telah dievaluasi

oleh guru sehingga ketika hasil yang peserta didik peroleh baik itu tinggi atau

rendah akan menunjukkan hasil belajar yang peserta didik peroleh baik berupa

angka maupun disimbolkan dengan huruf .

Idealnya,semakin terampil guru dalam mengajar maka semakin meningkat

pula hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.Seperti yang dikemukakan

Underwood bahwa penguasaan keterampilan dasar mengajar yang baik akan sangat

memengaruhi perilaku peserta didik dalam belajar.5

Di SMA- Al-Husna Kota Tangerang, terutama dalam mata pelajaran

pendidikan agama islam, hasil belajar siswa masih ada yang rendah. Hal ini terlihat

3
Taufik Rahmat dan Haida Fiti, “Pengaruh Keaktifan Belajar Terhadap hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X MIPA SMAN 1 Padang Gelugur”, Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK) Vol. 4, No. 6 (2022): hlm. 13262.
4
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEMI (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2014), hlm. 15.
5
Selvi Marali, “Upaya Pengawas untuk meningkatkan Keterampilan mengajar Guru
melalui Supervisi Klinis di MTs Muhammadiyah Kabila”, IDEAS: Jurnal Pendidikan, Sosial dan
Budaya, Vol. 5 No. 4 (November 2019), hlm. 439.

7
dari daftar nilai ulangan sekolah dan harian yang diberikan oleh guru mata pelajaran

tersebut kepada peneliti.

Faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar antara lain kurangnya

perhatian guru terhadap penataan tempat duduk siswa, kurangnya fasilitas kelas,

minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari mata pelajaran pai, dan

lingkungan pembelajaran yang kurang mendukung.

Keterampilan guru Pengelolaan kelas adalah usaha atau tindakan yang

dilakukan oleh guru dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi dalam proses

pembelajaran agar berlangsung efektif dan teratasi serta dapat memotivasi siswa

untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Keterampilan mengelola kelas merupakan hal yang terpenting dalam suatu

proses pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang aktif dan efesien demi

tercapainya tujuan pembelajaran.Pengelolaa kelas yang efektif merupakan

prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru yakni

keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi

pengatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,

keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,

keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta keterampilan

menutup pelajaran.6

6
Didi Supriadie Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran (Bandung: remaja
Rosdakarya, 2012), Hlm. 154.

8
Kegiatan pengelolaan kelas meliputi bagaimana pengaturan siswa,

pengaturan ruang kelas, serta bagaimana guru dalam menyampaikan pembelajaran

nkepada siswa. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru bisa menyangkut

pengelolaan siswa di dalam kelas terhadap materi pelajaran yang disampaikan

guru,serta bisa dilihat juga dari aspek pengelolaan lingkungan fisik kelas misalnya

pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan penerangan atau ventilasi, pengaturan

ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar serta kebersihan kelas.

Karena kelas merupakan ruangan dimana terjadi proses belajar mengajar

untuk diorganisasikan dan dikelola secara profesional oleh guru. Lingkungan ini

harus diawasi, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah tepat pada sasaran

yang sudah dikehendaki. Kelas dalam perspektif pendidikan dapat dipahami

sebagai sekelompok peserta didik yang berada pada waktu sama, menerima

pelajaran yang sama, serta bersumber dari guru yang sama.

Berdasarkan pendapat Nawawi dalam Euis Karwati menyatakan bahwa

kelas dapat dilihat dari dua perspektif yaitu; (1) Kelas dalam perspektif sempit

adalah ruangan yang dibatasi oleh dinding,tempat sejumlah peserta didik

berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar, (2) Kelas dalam perspektif

luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat

sekolah. Kelas merupakan suatu kesatuan organisasi yang menjadi unit kerja,

yang secara dinamis menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar mengajar yang

kreatif untuk mencapai suatu tujuan.7

7
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.
5.

9
Berdasarkan fakta dan data di atas, perlu dilakukan penelitian tentang

pengaruh Keterampilan Guru mengelola kelas terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam di SMA Al-Husna Kota Tangerang.

Sehubung dengan faktor-faktor yang memengaruhi belajar peserta didik,

adapula faktor yang memengaruhi dalam manajemen suatu kelas. Berhasilnya

manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor

faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya,juga

dipengaruhi oleh non fisik ( sosio-emosional) yang melekat pada pendidik.Untuk

mewujudkan pengelolaan kelas yang baik,dan beberpa faktor yang memengaruhi

antara lain: faktor kurikulum, faktor gedung dan sarana kelas, faktor pendidik,

faktor peserta didik, faktor dinamika kelas, dan faktor lingkungan.8

Peneliti perlu untuk meneliti hal tersebut agar peserta didik dapat memiliki

motivasi dalam belajar,yang dapat memengaruhi proses pembelajaran.Dengan

demikian kegiatan pengelolaan kelas merujuk kepada tujuan pendidikan nasional,

yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa,berakhlak mulia,sehat,

berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.9

Berdasarkan paparan diatas untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pengelolaan kelas terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMA Al-

8
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 114-115.
9
Syaiful Bhari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), hlm. 47.

10
Husna Kota Tangerang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh pengelolaan kelas Terhadap Hasil Belajar PAI di SMA Al-Husna

Kota Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Mengingat dasar masalah di atas, bukti masalah yang dapat dikenali

diperoleh sebagai berikut:

1. Diperlukannya pendidikan sebagai upaya manusia menuju tingkat

kedewasaan.

2. Pentingnya pendidikan untuk seluruh warga Indonesia sebagai

penerapan UUD 1945.

3. Guru memiliki kedudukan yang penting dalam proses pendidikan.

4. Guru dituntut untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan salah

satunya keterampilan mengelola kelas.

5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah

melalui kegiatan belajar.

6. Hasil belajar yang dimaksud di atas adalah hasil tes yang telah dievaluasi

oleh guru sehingga ketika hasil yang peserta didik peroleh baik itu tinggi

atau rendah.

7. Adanya pengelolaan kelas adalah usaha dalam rangka menciptakan kondisi

yang kondusif.

8. Keterampilan mengelola kelas merupakan hal yang terpenting dalam suatu

proses pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang aktif san efisien.

11
C. Batasan Masalah

1. Pentingnya pendidikan untuk seluruh warga Indonesia sebagai penerapan

UUD 1945.

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah

melalui kegiatan belajar.

3. Adanya pengelolaan kelas adalah usaha dalam rangka menciptakan kondisi

yang kondusif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar

pendidikan agama islam di SMA AL-Husna Kota Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pengelolaan kelas pada mata pelajaranPendidikan

Agama Islam di SMA Al-Husna Kota Tangerang.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMA Al-Husna Kota Tangerang.

3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pengelolaan kelas terhadap

hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama islam di SMA Al-

Husna Kota Tangerang.

Adapun manfaat dari peneliian ini, sebagai berikut:

1. Secara ilmiah adalah hasil penelitian ini diharapkan menambahkhasanah

ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

12
2. Secara praktis kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Lembaga Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

kepada para pendidik di pihak-pihak sekolah dalam meningkatkan

Hasil belajar peserta didik.

b. Orang Tua Sebagai salah satu masukan terhadap para orangtua dan

keluarga dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan perannya

sebagai seorang pendidik yang utama dalam kehidupan peserta didik.

c. Peserta Didik Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

yang penting bagi para peserta didik tentang pentingnya Hasil Belajar

dalam membantu pencapaian prestasi belajar.

d. Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pelajaran yang

berharga dan penting bagi saya sebagai peneliti untuk dimasa yang akan

datang. Mengingat penelitian ini mengkaji tentang hubungan

pengelolaan kelas dengan Hasil belajar, maka penelitian ini bisa saya

jadikan sebagai bahan acuan untuk menentukan cara mengajar di masa

yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan termasuk

dalam penelitian korelasional. Penelitian yang memakai metode kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data kuantitatif (angka) yang dikumpulkan

melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis statistika.10

10
Azwar, S. (2018), Metode Penelitian Psikologi Edisi III. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

13
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan hasil test PAI sebagai alat

pengumpulan data. Dengan penelitian ini, peneliti ingin memperoleh informasi

hubungan timal balik yang terjadi antara keterampilan guru mengelola elas terhadap

hasil belajar PAI di SMA Al-Husna Kota Tangerang.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman, peneliti menyusun sistematika penulisan

lima bab secara khusus, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama membahas pendahuluan, termasuk

latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Bab kedua berisi kerangka teori, termasuk

sumber-sumber kepustakaan, penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ketiga membahas metodologi

penelitian, termasuk tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan

teknik pengambilan sampel, deinisi dan operasionalisasi variabel, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab keempat

membahas hasil penelitian dan analisis dalam bentuk deskripsi dan ilutrasi.

BAB V PENUTUP. Bab kelima adalah penutup, yang berisi kesimpulan

penelitian dan saran untuk tindak lanut temuan.

14
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kerangka Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untukmengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan.Hasil belajar

berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (product) merupakan

suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.11 Sedangkan belajar

adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan

proses kognitif.12

Perubhan tingkah laku dalam hal ini sepertinya tingkah laku yang

diakibatkan oleh proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh

tidak dipandang sebagai proses belajar. Sebelum ditarik kesimpulan tentang

pengertian hasil belajar, terlebih dahulu dipaparkan beberapa pengertian hasil

belajar dari beberapa ahli, diantaranya:

1) Menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar merpakan

realisasi potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya,

11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 14
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hlm. 64.

15
baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

berpikir maupun keterampilan motorik.13

2) Menurut Gagne dan Briggs hasil belajar adalah sebagai

kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses

belajar. 14

3) Menurut Asep Jihad hasil belajar adalah perubahan tingkh laku

siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang

sesuai tujuan pembelajaran.15

4) Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya.16

5) Dari uraian definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan hasil

belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami

proses belajar atau setelah mengalai interaksi dengan

lingkungannya guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang

akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

b. Ruang Lingkup Hasil Belajar

Ruang lingkup hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang

akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu diklasifikasi

13
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosda karya, 2005), hlm. 102.
14
Rosma Hartiny Sam’s, Model PTK Teknik Bermain Konstruktif untuk Peningkatan Hasil
Belajar Matematika, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm 33.
15
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm 14.
16
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 45

16
dalam tiga domain yaitu:

1) Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif meliputi kemampuan menyatakan

kembali suatu konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan

kemampuan intelektual. Ranah kognitif menurut Bloom terdiri

atas enam tingkatan yaitu:17

a) Pengetahuan

Yaitu kemampuan yang paling rendah tetapi paling

dasar dalam kawasan kognitif.Pengetahuan untuk

mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau

mengingat kembali suatu obyek, ide, prosedur, dan lain-lain.

Adapun contoh rumusan dalam indikator seperti:

menceritakan apa yang terjadi, mengemukakan arti,

menentukan lokasi, mendeskripsikan sesuatu, dan

menguraikan apa yang terjadi.

b) Pemahaman

Yaitu pengetahuan terhadap hubungan antar faktor-

faktor, antar konsep, hubungan sebab akibat,dan penarikan

kesimpulan. Adapun rumusan dalam indikator seperti:

mengungkapkan gagasan dengan katakata sendiri,

menjelaskan gagasan pokok, menceritakan kembali dengan

kata-kata sendiri, dan menjelaskan gagasan pokok.

17
Http://file.upi.edu/irektori/FMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196406061990031

17
c) Penerapan

Yaitu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah

dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun

rumusan dalam indikator seperti: melakukan percobaan,

menghitung kebutuhan, dan membuat peta.

d) Analisis

Yaitu penyelesaian atau gagasan dan menunjukkan

hubungan antar bagian-bagian tersebut. Adapun rumusan

dalam indikator seperti: merumuskan masalah, mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh informasi.

e) Sintesis

Yaitu kemampuan untuk menggabungkan berbagai

informasi menjadi kesimpulan atau konsep. Adapun

rumusan dalam indikator seperti: menentukan solusi

masalah, menciptakan produk baru dan merancang model

mobil mainan.

f) Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi dari ranah

kognitif,yaitu mempertimbangkan dan menilai benar salah,

baik dan buruk. Adapun rumusan dalam indikator seperti:

memilih solusi yang terbaik, menulis laporan, dan

mempertahankan pendapat.

18
2) Ranah Afektif

Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai. Adapun ranah efektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:18

a) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)

Yaitu kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan

dari luar yang datang kepadanya dalam bentuk masalah,

gejala,situasi, dan lain lain.

b) Responding (menanggapi) Yaitu kesediaan memberikan

respons berpartisipasi.

c) Valuting (menilai atau menghargai) Yaitu kesediaan untuk

menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut

d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan) Yaitu

merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk di dalam hubungan satu dengan nilai

lain.

e) Characterization (karakterisasi) Yaitu keterpaduan sistem

nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor ialah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan atau keterampilan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar. Ranah psikomotor menurut

18
Http://bernandohutajulu.blogspot.com/2012/10/pengertian-penilaian-
kognitifafektif.html

19
Simpson terdiri atas enam tingkatan yaitu19:

a) Perception (Persepsi) Kemampuan membedakan suatu

gejaladengan gejala lain.

b) Set (Kesiapan) Contoh mengetik, kesiapan sebelum

lari,dangerakan sholat.

c) Guided response (Gerakan terbimbing) Kemampuan

melakukan sesuatu yang diconohkan seseorang.

d) Mechanism (Gerakan terbiasa) Kemampuan yang dicapai

karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa.

e) Adaptation (Gerakan kompleks) Kemampuan melakukan

serangkaian gerakan dengan cara dan urutan yang tepat.

f) Origination (kreativitas) Kemampuan menciptakan

gerakan-gerakan baru yang tidak ada dari yang sebelumnya.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

faktor internal dan faktor eksternal yaitu:20

1) Faktor internal, Faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri

yang meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis (jasmani) dan

faktor psikologis (rohani).

a) Faktor fisiologis Aspek fisiologis meliputi jasmaniah secara

umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya

19
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 45
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hlm. 148.

20
dan kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak

dalam proses belajar sehingga hasilbelajarnya dapat optimal.

b) Faktor psikologis, banyak faktor yang termasuk aspek

psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

dalam pembelajaran siswa.Namun, di antara faktor-faktor

rohaniah siswa yang dipandang umumnya adalah sebagai

berikut: tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap

siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal, faktor internal terdiri dari dua faktor, eksternal

juga terdiri atas dua faktor yang meliputi faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para

guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Masyarakat, tetangga,

dan lingkungan fisik atau alam dapat juga mempengaruhi

hasil belajar siswa.

b) Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk

lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan belajar

siswa.

Faktor-faktor di atas menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

21
2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Marimba dalam buku karangan Heri Gunawan memberikan

defenisi pendidikan agama Islam sebagai bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentukya

kepribadian utama menurut ukuran Agama Islam. Defenisi pendidikan

agama Islam secara lebih rinci dan jelas, tertera dalam kurikulum

pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan Hadits,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman.21

Jadi, pendidikan agama islam ialah mengarahkan peserta didik agar

memiliki kepribadian yang sesuai dengan pemahaman serta jaran islam.

Karena islam mengajarkan bahwa kita perlu mengimplementasikan ilmu-

ilmu agama yang didapatkan dengan menjalankan amalan-amalan yang

sudah dijelaskan dalam al-qur’an, hadist, ijma maupun qiyas.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah swt. yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

21
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 201

22
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

3) Penyesuaian mental,yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik.

4) lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

5) Perbaikan,yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan,pemahaman dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

6) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia

seutuhnya.

7) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umu

(alam nyata dan nir-nyata) sistem dan fungsionalnya.

8) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidan agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat di manfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.22

Dapat dipahami oleh peneliti bahwa pendidikan agama islam

bukan hanya sekedar sebuah mata pelajaran saja , tetapi sebuah upaya

22
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 134-135.

23
yang dilakukan seorang pendidik untuk membuat peserta didik

memiliki akhlak dan bertaqwa kepada allah swt , dengan cara

memperhatikan fungsi serta tujuan dari pendidikan islam itu sendiri.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Kurikulum PAI dalam buku karangan Abdul Majid, pendidikan

agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.23

Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan agama

islam di atas maka penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam

adalah usaha sadar untuk membina dan mengembangkan pengetahuan

peserta didik untuk mengenal, dan memahami ajaran tentang agama Islam

secara meyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu

pandangan hidup demi keselamatannya di dunia maupun di akhirat nanti.

Fungsi pendidikan agama islam yaitu meningkatkan keimanan

dan ketakwaan peserta didik kepada allah swt., penanaman nilai sebagai

pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat,

menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkunga fisik maupun

lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan

23
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 135.

24
ajaran agama islam, memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari,

menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang

dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju

manusia seutuhnya, pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan

secara umu (alam nyata dan nir-nyata) sistem dan fungsionalnya,

menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama

Islam agar bakat terseubt dapat berkembang secara optimal sehingga dapat

dimanfaatkan untuk diri sendiri dan bagi orang lain.

Adapun tujuan penddikan agama Islam unttuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimaan melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayata, pengnamalan, serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

3. Pengelolaan Kelas

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni pengelolaan dan kelas.

Untuk mendefinisikan istilah pengelolaan kelas perlu kita jabarkan definisi

kedua kata tersebut. Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan

management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia

25
menjadi manajemen.

Menurut Saiful manajemen adalah serangkaian kegiatan

pendayagunaan segala sumber daya secara efektif untuk mencapai suatu

tujuan.24

Menurut Djamarah kelas yaitu sekelompok peserta didik pada waktu

yang sama menerima pelajaran yang sama dari pendidik yang sama pula.25

Dalam konteks kegiatan proses belajar mengajar pengelolaan kelas dapat

di definisikan sebagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal untuk

pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan berbagai jenis

kegiatan disini adalah kegiatan pengelolaan (manajerial), bukan kegiatan

intruksional (pengajaran) yang secara sengaja di ciptakan agar kegiatan

proses belajar mengajar dapat berlangsung dan berhasil dengan baik.

Memelihara kondisi, suasana, keadaan kelas tidak selamanya pada aspek

fisik kelas jika dikaitkan dengan Hasil belajar.Hasil belajar tidak selalu

alami tetapi bisa motivasinya berasal pendidik, media, pendekatan maupun

model pembelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah pengelolaan kelas adalah

keterampilan pendidik menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

interaksi edukatif. Dengan kata lain, kegiatan kegiatan untuk menciptakan

24
Saiful Sagala, Manajemen Srategi dalam Pengelolaan Mutu Pendidikan (Bandung:
Alfabeta,2010), hlm 52.
25
Djamarah, Seri Pembaharuan Pendidikan Membangun Kelas Aktif dan Inspiratif
(CetakanPertama; Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 131.

26
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi

edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku

peserta didik yang menyeleweng perhatian kelas perhatian ganjaran bagi

ketetapan waktu penyelesaian kerja siswa, atau penetapan norma

kelompok produktif.26

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan pendidik, meliputi

perencanaan, pengaturan, dan pengoptimalan berbagai sumber, bahan,

serta sarana pembelajaran yang ada di kelas guna menciptakan kegiatan

pembelajaran yang efektif dan berkualitas bagi peserta didik.

Menurut Hayati pengelolaan kelas adalah upaya pendidik untuk

menciptakan dan memelihara serta mengembalikan kondisi belajar yang

kondusif, jika terjadi kendala dalam proses pembelajaran.27

Menurut Mulyasa pengelolaan kelas merupakan keterampilan

pendidik untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan

mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.28

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan suasana

kelas yang kondusif sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik dan juga kondusif.Guru juga dapat mengendalikan kelas

apabila terjadi gangguan-gangguan yang dapat memecahkan ketenangan

26
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka
Cipta,2000), hlm. 145.
27
Hayati, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar (Jawa Timur: Qiara Media, 2020), hlm. 3.
28
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 91

27
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

b. Tujuan Pengelolaan Kelas

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun

kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosio-emosional(non fisik)

merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar

peserta didik. Menurut Arikunto tujuan manajemen kelas yaitu:

1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan

belajar maupun kelompok belajar, yang memungkinkan peserta

didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi pembelajaran.

3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai

dengan lingkungan sosial, emosial dan intelek peserta didik

dalam belajar.

4) Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan latar

belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.29

Menurut Djamarah dan Aswan pengelolaan kelas yang dilakukan

oleh pendidik bukan tanpa tujuan.Karena ada tujuan itulah pendidik selalu

berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun

fikiran dirasakan. Pendidik sadar tanpa mengelola kelas dengan baik,

29
Hayati, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar, hlm. 5

28
maka akan menghambat kegiatan pembelajaran. Itu sama saja membiarkan

jalannya pembelajaran tanpa membawa hasil, yaitu menghantarkan

peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.30

Menurut Sudirman tujuan manajemen kelas adalah penyediaan

fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam

lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang

disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja,

terciptanya sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,

perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada

peserta didik31

Sedangkan menurut Nurhasnawati tujuan pengelolaan kelas yaitu:

1) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan tanggung

jawab individu terhadap tingkah lakunya.

2) Membantu peserta didik agar mengerti tingkah laku yang

sesuai dengan tata tertib kelas.

3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri sendiri

dalam tugas serta tingkah laku sesuai dengan kegiatan

kelas.32

Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa

30
Djamarah dan Aswan, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis (Cet 1;
Yogyakarta:Deepublish, 2018), hlm 72
31
Sudirman, Pengelolaan Pendidikan (Cetakan Ke-1; Sumedang: UPI Sumedang Press,
2017),hlm. 16.
32
Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Micro (Pekanbaru: Suska Press, 2002), hlm. 31

29
tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap peserta didik di kelas dapat

bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara

efektif dan efisien. Indikator kelas yang tertib adalah sebagai berikut:

1) Setiap peserta didik terus bekerja, tidak macet, artinya tidak

ada peserta didik yang berhenti karena tidak tahu akan

tugasnya.

2) Setiap peserta didik harus melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu, artinya setiap peserta didik akan bekerja

secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan

kepadanya.33

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan

kelas adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,

kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik untuk

belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya dan meminimalisir

hambatan yang dapat mengganggu pembelajaran sehingga dapat

tercapainya efektivitas, keberhasilan dan hasil belajar yang maksimal.

c. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

Hal yang sering didiskusikan oleh penulis professional dan

pengajaran adalah pengelolaan kelas.Pengelolaan kelas diperlukan karena

setiap hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku peserta didik selalu

berubah.Hari ini peserta didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi

besok belum tentu.Kondisi Kelas selalu berubah ubah dalam bentuk

33
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa (Jakarta: rajawali pers, 2000), hlm. 69

30
perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional peserta didik. Oleh

karena itu, pendidik harus mengetahui ruang lingkup pengelolaan kelas

agar dapat mengelola kelas dengan baik, ruang lingkup pengelolaan kelas

adalah sebagai berikut:

1) Pengelolaan Tata Lingkungan Fisik Kelas Salah satu faktor

yangpenting dalam belajar adalah lingkungan.Pendidik harus

menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan

pendidikan subjek didiknya (peserta didik).Lingkungan fisik

kelas harus bersih dan sehat. Kelas sedapat mungkin harus

merupakan suatu tempat yang indah dan menyenangkan.

Selain itu, pengaturan tempat duduk di kelas juga harus

disesuaikan dengan kondisi kelas, sehingga kelas mejadi

tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar.

nyaman dan menyenangkan untuk belajar.

2) Pengelolaan dan Penegakan Disiplin Kelas Pengelolaan kelas

dimaksud sebagai upaya untuk mengatur atau mengontrol

perilaku siswa untuk mencapai tujuan pendidikan karena ada

perilaku yang harus dicegah atau dilarang atau sebaliknya

harus dilakukan. Disiplin yang dimaksudnya disini adalah

perilaku yang berkaitan dengan sopan santun peserta didik,

cara berpakain, tata tertib dalam belajar, mematuhi tata tertib

sekolah, disiplin mengerjakan tugas.

31
3) Pengelolaan Perilaku Peserta Didik Perilaku peserta didik

merupakan masalah karena terkait erat dengan efektif

belajardari kedua peserta didik dan persfektif pendidik.Ketika

ruang kelas yang bebas dari gangguan, peserta didik dapat

menggunakan waktu untuk kegiatan belajar di kelas.Perilaku

satu peserta didik yang mengganggu dapat mengalihkan

peserta didik lainnya dari pembelajaran.Perilaku yang tidak

pantas harusditangani dengan segera untuk mencegah perilaku

tersebut terus berkembang dan menyebar.Pengabaian yang

berlangsung lama menyulitkan bagi para peserta didik untuk

belajar dan menyelesaikan tugas.34

Apabila seluruh perilaku kelas memenuhi harapan, maka

pembelajaran dapat dimaksimalkan.Dari penjelasan di atas, dapat diketahui

bahwa ruang lingkup pengelolaan kelas terdiri dari, pengelolaan tata

lingkungan fisik kelas, pengelolaan dan penegakan disiplin kelas, dan

pengelolaan perilaku peserta didik.

Menurut Supriyanto, ruang lingkup pengelolaan kelas dapat

diklasifikasikan menjadi dua.

1) Pengelolaan kelas yang memfokuskan hal-hal yang bersifat

fisik. Adapun hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam

pengelolaan kelas mencakup pengaturan dan perabot kelas

serta pengaturan peserta didik dalam belajar. Pengaturan ruang

34
Carolyn M Evertson dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru SD (Jakarta:
kencana, 2011), hlm. 186

32
belajar dan perabot kelas (meja, kursi, lemari, papan tulis, dan

meja guru)hendaknya memerhatikan:

a) Bentuk dan ruangan kelas;

b) Bentuk dan ukuran meja dan kursi peserta didik;

c) Jumlah dan tingkatan peserta didik;

d) Jumlah kelompok dalam kelas; serta

e) Jumlah peerta didik dalam tiap kelompok

2) Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang

bersifat non fisik. Hal-hal non fisik dalam pengelolaan kelas

memfokuskan pada apek berikut:

a) Interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya;

b) Peserta didik dengan pendidik; serta

c) Lingkungan kelas menjelasng, selama, dan akhir

pembelajaran.35

Atas dasar itulah, peneliti mensintesiskan hal yang perlu

diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah aspek psikologi, sosial, dan

hubungan interpersonal menjadi sangat dominan.Kedua hal, yaitu fisik dan

nonfisik tersebut perlu dikelola dengan baik dalam rangka menghasilkan

suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang efektif dan

berkualitas.Faktor intern peserta didik berhubungan dengan masalah emosi,

pikiran dan perilaku.Kepribadian peserta didik dengan ciri-ciri khasnya

masing-masing menyebabkan peserta didik berbeda dari peserta didik

35
Supriyanto, Cerdas Pengelolaan Kelas (Cetakan Pertama; Yogyakarta: DIVA Press,
2018), hlm.14-15

33
lainnya secara individual.Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi

aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.Sedangkanfaktor

ekstern peserta didik terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,

penempatan peserta didik, pengelompokan kelas, jumlah peserta didik, dan

sebagainya. Masalah jumlah peserta didik di kelas akan mewarnai dinamika

kelas. Semakin banyak jumlah peserta didik di kelas, misalnya dua puluh

orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya

semakin sedikit peserta didik di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Perlu diketahui bahwa pendidik dengan fungsi dan jabatan masing-masing

akan berbeda pula tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola kelas.

Pendidik kelas dan wali kelas lebih banyak memiliki kewenangan dalam

mengatur kelasnya, mulai dari kegiatan administrasi, operasional, dan

desain ruang pembelajaran.

B. Hasil Penelitan Yang Relevan

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah mempelajari terlebih dahulu

beberapa buku dan jurnal skripsi yang sekiranya bisa dijadikan bahan acuan dan

referensi. Adapun yang menjadi bahan tinjauan pustaka adalah :

1. Sri Warsono, (2016) “Pengaruh Pengelolaan Kelas oleh Guru dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMAN 2 Ketahun Kab.

Bengkulu Utara” Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan

tentang pengelolaan kelas serta faktor pendukung dan penghambat

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

34
menunjukkan bahwa pengelolaan kelas oleh dilakukan dengan

mengatur fasilitas belajar, mengatur kebersihan ruangan kelas dan

pengaturan posisi tempat duduk siswa dan guru serta pencegahan dalam

setiap masalah yang muncul dengan menggunakan berbagaipendekatan

terutama pendekatan sosio emosional. Faktor pendukung dan

penghambat dalam pengelolaan kelas yaitu mengcakup ruang kelas

yang sempit membuat siswa kurang nyaman untuk bergerak, cara

mengajar guru yang tidak bervariasi selalu menggunakan metode yang

sama pada setiap pembelajaran serta gaya kepemimpinan guru yang

terlalu otoriter sehingga siswa agak takut terhadap guru tersebut.

2. Yeni Ekawati, (2017) “Manajemen kelas dalam Menunjang

Efektifitas Pembelajaran PAI di SMP Mambaul Hisan Gondang

Gondasari Kab. Blitar” Penelitian ini dilatar belakangi oleh untuk

meningkatkan mutu pembelajaran yang berlangsung di kelas maka

diperlukan manajemen kelas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Dalam manajemen kelas guru sebagai pemeran utama yang

sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, guru harus

senantiasa memperhatikan dan menciptakan suasana yang kondusif di

dalam kelas. Jenis penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif

kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu observasi,wawancara

dan dokumentasi serta teknis analisis data yaitu reduksi data, penyajian

data dan verifikasi data. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa

pelaksanaan manajemen kelas dalam menunjang efektivitas

35
pembelajaran meliputi: pengelolaan fisik seperti kebersihan kelas dan

pengelolaan non fisik seperti pemberian motivasi siswa agar tetap

konsetrasi, menggunakan metode yang bervariasi pemberian perhatian

yang adil. Faktor penhambat dalam proses pembelajaran meliputi siswa,

lingkungan sekolah, guru serta sarana dan prasarana.

3. Imas Wati Saputri Da’I, (2016) "Keterampilan Pengelolaan Kelas

Guru PAI di SMK 2 Purwokerto". Keterampilan pengelolaan kelas

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab

kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar tercapai kondisi optimal

sehingga terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang

diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

keterampilan pengelolaan kelas guru PAI di SMK 2 Purwokerto. Jenis

penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu pengumpulan data yang

dilakukan langsung dilokasi penelitian. Penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif kualitatif. Obyek penelitian adalah keterampilan

pengelolaan kelas dan subyek penelitian adalah guru PAI. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan pengelolaan kelas

guru PAI di SMK 2 Purwokerto memiliki keterampilan yang baik, dapat

dilihat dari cara guru menciptakan dan memelihara serta

mengembalikan kondisi belajar yang optimal disertai dengan beberapa

indikator pada komponen tersebut.

4. Dina Widyarani, (2011) "Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap

Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP al

36
Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan". Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengelolan kelas terhadap

pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini

dilaksanakan di SMP Al Mubarak pondok Aren Tanggerang selatan dari

bulan januari 2011, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

siswa-siswi SMP Al Mubarak Tanggerang selatan kelas VII berjumlah

32 siswa. Dari hasil penelitian data tentang pengelolaan kelas

berdasarkan angket yang diisi oleh siswa SMP, metode yang digunakan

adalah metode survey dengan teknik kuantitatif.Data pengelolaa kelas

dan pemebelajaran efektif di peroleh melalui kousioner yang terdiri dari

50 item.Dari hasil perhitungan di dapat RXY produk moment sebesar

0,739% maka ho diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara pengelolaan kelas dan pembelajaran efektif pada mata

pelajaran IPS. Koefisien determinasi sebesar 54,6% menunjukkan

bahwa pengelolaan kelas memberikan konstribusi terhadap

pembelajaran.

Melihat dari hasil penelitian yang telah dijelaskan dapat

disimpulkan bahwa penelitian yang peneliti lakukan mempunyai

perbedaan dengan peneltian penelitian sebelumnya. Dalam skripsi ini

peneliti meneliti tentang pengelolaan kelas yang berpengaruh terhadap

hasil belajar .Disamping itu juga perbedaan dari penelitian ini dapat

dilihat dari tempat, subyek, obyek, maupun waktu yang peneliti

37
lakukan. Diharapkan peneliian ini dapat mengembangkan tentang

penelitian-penelitian terdahulu tentang keterampilan guru dalam

mengelola kelas terhadap hasil belajar PAI.

5. Aditya Aditya Fahmi, (2020 ) “Pengaruh Pengelolaan Kelas

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Studi

di MTs Al-Fitroh Tangerang” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengelolaan kelas oleh guru Fiqih, mengetahui motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih dan mengetahui pengaruh

pengelolaan kelas oleh guru Fiqih terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Fitroh Tangerang. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik

pengumpulan data melalui observasi,wawancara, dokumentasi, dan

angket. Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis

korelasi dengan mengggunakan product moment (rxy) diperoleh nilai

korelasi sebesar 0,417. Hal ini menujukkan bahwa antara pengelolaan

kelas oleh guru dengan motivasi belajar siswa terdapat korelasi yang

sedang, karena sebab pengelolaan guru yang sedang maka motivasi

belajar siswa akan menjadi sedang. Dilihat dari segi statistic bahwa

pengelolaan kelas oleh guru dengan motivasi belajar siswa sebesar

17,3%. Sedangkan sisanya 82,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang

dapat diteliti lebih lanjut.

38
C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu konsep yang memberikan hubungan kausal

anara dua variabel atau lebih dalam rangka memberikan jawaban sementara

terhadap masalah yang di teliti.

Pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar PAI di SMA AL-Husna


Kota Tangerang

Pegelolaan kelas Hasil belajar Pendidikan Agama


 Pengertian  Pengertian Islam
 Tujuan  Ruang lingkup  Pengertian
 Ruang lingkup  Faktor yang  Fungsi
Teori : Dzamarah, mempengaruhi  Tujuan
Saiful,Hayati, Teori: Heri Gunawan,
Mulyasa, Abdul Majid, dan Dian
Sudirman,Nurhasnaus Andyani.
ati, Suhasimi arikunto
dan

Penelitian yang relevan


 Sri Warsono “Pengaruh Pengelolaan Kelas oleh Guru dalam
Meningkatkan Hasil Belajar”
 Yeni Ekawati “Manajemen Kelas dalam Menunjang Efektifitas
Pembelajaran”
 Imas Wati “Keterampilan Pengelolaan Kelas Gueu PAI”
 Dina Widrayani “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Pembelajaran
Efektif”

39
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa variable terikat

hasil belajar (Y) berhubungan dengan variable bebas pengelolaan kelas (X)

dengan demikian kerangka penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pengelolaan kelas (X) Pengelolaan kelas (X)

D. Hipotesis Penelitian

Sebelum suatu hipotesis di uji , maka hipotesis tersebut haruslah memenuhi

syarat syarat yang di tentukan. pengujian hipotesis akan membawa pada

kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis . hipotesis disini hanyabersifat

sementara, karena hipotesis sebenarnya akan tampil dalam hasil sesudah dalam

bentuk penelitian.

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.

Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya36.

Untuk itu menguji kebenaran suatu hipotesis digunakan pengujian yang disebut

pengujian hipotesis.

Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan diatas , maka peneliti

mengajukan pernyataan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar

PAI di SMA Al-Husna Kota Tangerang yang signifikan.

H1 : Terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar PAI

SMA Al-Husna Kota Tangerang yang signifikan.

36
Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar, Pengantar statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara ,2012), hal.119.

40
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Al-Husna Kota Tangerang, Jl. A.

Damyati No. 43 RT. 006/007, Sukarasa, Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang, Banteng 15111.

Peneliti memilih lokasi tersebut karena melihat beberapa fenomena

yang terjadi di tempat yangakan diteliti. Di mana keterampilan guru mengelola

kelas masih perlu diperhatikan dan beberapa pertimbangan lain, yaitu

mudahnya akses untuk menjangkau lokasi tersebut serta kerjasama dengan

pihak sekolah, kaena merupakan tempat PPL peneliti dan letaknya yang cukup

strategis.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2023 – Februari 2024.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Persiapan, pada tahap ini penelitian diawali dengan kegiatan

mengidentifikasi permasalahan di lokasi yang akan digunakan untuk

melakukan penelitian.

b. Pelaksanaan, pada tahap ini kegiatan dimulai dengan mengadakan

observasi secara langsung kemudian mengumpulkan data dari berbagai

responden terkait penelitian ini.

41
c. Pelaporan, tahap akhir yang dilakukan peneliti berupa mengolah data,

menganalisa hingga menginterpretasikan hasil dari penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan termasuk

dalam penelitian korelasional. Penelitian yang memakai metode kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data kuantitatif (angka) yang dikumpulkan

melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis statistika.37

Penelitian korelasional adalah untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan yang

ada diantara variabel. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan hasil test PAI

sebagai alat pengumpulan data. Dengan penelitian ini, peneliti ingin memperoleh

informasi hubungan timbal-balik yang terjadi antara keterampilan guru mengelola

kelas terhadap hasil belajar PAI di SMA Al Husna Kota Tangerang. Adapun

korelasi masalahnya adalah sebagai berikut:

X Y

Variabel (X) : Pengelolaan Kelas

Variabel (Y) : Hasil Belajar PAI

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan survey, yaitu penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang di pelajari

adalah data dari sampel yang di ambil dari populasi tersebut, sehingga di temukan

kejadian- kejadian relative dan distributive.

"Dalam survey informasi yang dikumpulkan dari responden dengan

37
Azwar, S. (2018). Metode Penelitian Psikologi edisi II. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

42
menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survey dibatassi pada penelitian

yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh

populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya di kumpulkan dari seluruh

populasi . Dengan demikian pengertian survey adalah “penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data yang pokok”.38

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan yang menjadi target dalam

menggeneralisasikan hasil penelitian. Jadi populasi adalah kelompok yang

menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan siapa

generalisasi hasil penelitian berlaku.39Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.40 Populasi adalah kesuluruhan subjek dan objek penelitian. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X,XI, Dan XII

SMA Al Husna kota Tangerang yang jumlah peserta didiknya sebanyak 126

siswa.

38
Agung Widhi K,Zahra P, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:PandivaBuku,2016)
Cetakan 1, hlm 81
39
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Cet 1; Jakarta: Pt Fajar Interpratama Mandiri,
2013), hlm.228.
40
Sulaiman Saat, Sitti Maia, Metodologi Penelitian (Gowa Sulawesi Selatan: Pusaka
Almaida,2019), hlm. 65.

43
Jumlah peserta didik / Populasi target di SMA Al-Husna Kota Tangerang

Kelas Jumlah peserta didik

X 31

XI 58

XII 37

Jumlah 126

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan

dana,41 tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi. Apa yang dari sampel, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk sampel, dan kesimpulannya juga akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili). Penelitian ini termasuk penelitian populasi atau sampel

jenuh dimana jumlah sampel adalah keseluruhan jumlah populasi yaitu seluruh

siswa kelas X, XI dan kelas XII yang berada di SMA Al-Husna Kota Tangerang,

yang berjumlah 126 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik simpling yaitu pengambilan sampel acak

sederhana. Alasan peneliti memilih teknik sampling karena di dalam penelitian

ini akandilakukan yang namanya generalisasi, yaitu hasil penelitian pada sampel

41
Singgih Santoso, SPSS20, Pengolah Data Statistik di Era Informasi (Jakarta: PT Elex
MediaKomputindo, 2015), hlm. 5

44
dapat diberlakukan ke populasi, dimana kelas X, XI, XII yang menjadi populasi

dengan penyebaran yang homogen yakni tidak ada pengklarifikasian antara

siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan

rendah, yang nantinya dilakukan pengacakan dengan cara undian maka akan

terpilih kelas yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Sampel dalam

penelitian ini adalah perwakilan dari setiap kelas X Dan XI , , jumlah sampel

sebanyak 40 orang. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel pada

penelitian ini adalah kelas X ips Dan XII Mipa.

Jumlah Sampel di SMA Al-Husna Kota Tangerang

NO KELAS JUMLAH

1 X IPS 15

2 VIII B 25

40
TOTAL
Menurut Arikunto Suhasimi penelitian ini menggunakan teknik

penarikan Sampel total dari populasi yang ada yaitu 100 orang siswa dengan

menggunakan pertimbangan sebagai berikut : “ Apabila subyeknya lebih dari

100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau 15-30% atau juga

lebih. Sedangkan apabila ternyata subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik

diambil sepenuhnya sehingga penelitian yang dilakukan yaitu merupakan

penelitian populasi.42

42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka
Cipta,2006), hlm. 134.

45
Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan probability

sampling yaitu metode pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

. Tekhnik dalam menentukan sampel menggunakan tekhnik proportional

random samplingyaitu tekhnik yang digunakan apabila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional Dengan

demikian masing-masing sampel untuk tiap sekolah harus proporsional sesuai

dengan populasi43

Tabel Nama Sampel Kelas X IPS dan XI MIPA

No Nama Siswa

1 Abilian Herlindra

2 Anisa Shafira

3 Alifah Mustika Zahra

4 Bhara Meilano Nur Rachman

5 Dewi Nurul Kurnia

6 Dika Aleef Sa’Adan

7 Duta Ageng Damara

8 Firna Nahwa Firdausi

9 Gilang Fakhri Rahardian

10 Hammeda Prayazizou Kanzulkafi

11 Husnul Mar’iyah

12 Kezya Ardya Nasheva

43
Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

46
13 Vitarahayu Agustina Shahab

14 Muin Abdul Rosyid

15 Nadin Regita Pramesti

16 Nisrina Al Habsyi

17 Olan Caesar

18 Putri Lestari

19 Qesya Aureal Nur Rahmat

20 Radjasa Hazel Suhendra

21 Rajwa Iklima

22 Riska Puspitasari

23 Safitri Handayani

24 Syahla Khalisa Amany

25 Ullya Rafifah Riadi

26 Siti Nopitasari

27 Retno Wulan

28 Nita Sari

29 Aldi Denada Sumayku

30 Desi Dwi Safitri

31 Adinda Fitria

32 Febby Astuti

33 Sulistia Asri

34 Sakinah Hamzah

47
35 Haura Zhafirah

36 Dea Agripa Novianti

37 Anggi Puspaninggrum

38 Uswatun Hasanah

39 Trisca Miranda

40 Dian Islamiyati

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Agar diperolah data yang benar

benar valid, peneliti melakukan penelitian lapangan. Adapun metode pengumpulan

datanya, peneliti menggunakan cara atau metode sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dimaksudkan untuk melakukan pengamatan dari berbagai fenomena/ situasi/

kondisi yang terjadi. Metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah

metode observasi partisipasi dimana teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung oleh peneliti. peneliti secara langsung terlibat dalam kegiataan

sumber data yang diamati.44

Penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap objek

dan lokasi penelitian. Pengamatan ini sangat berguna sekali untuk mengetahui

kondisi yang sesungguhnya, tentang objek penelitian, khususnya jumlah

44
Agung Widhi K,Zahra P, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:PandivaBuku,2016)
Cetakan 1, hlm 102

48
populasi yang akan menjadi objek sampel penelitian.

2. Wawancara atau Interview

Pada pertanyaan agar mudah memperoleh data-data yang diperlukan

Metode Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan Tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan tujuan

penelitian.45

Dalam pelaksanaanya, peneliti menggunakan wawancara semi terbuka,

yaitu suatu wawancara dimana orang yang diwawancarai bebas menjawab

pertanyaan peneliti sebagai pewawancara. Pewawancara mungkin saja

mempunyai daftar pertanyaan, tetapi daftar pertanyaan itu tidak dilengkapi

dengan pilihan jawaban, pewawancara hanya mencatat dan merekam hasil

wawancara dengan informan.46 Wawancara ini rencananya akan dilakukan

dengan peserta didik di SMA Al-Husna Kota Tangerang.

3. Angket

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan secara

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

artlaporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.47 Keuntungan angket

antara lain:

a. Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh

hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu yang relatif lama,

sehingga objektivitas dapat terjamin.

45
Sutrisno Hadi. Metode Reseach II. (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm.197
46
Arizal, Metodologi penelitian kualitatif sebuah upaya mendukung penggunaan kualitatif
dalamberbagai disiplin ilmu.(Cet. IV: Depok: Rajawali Press. 2017). hlm. 137
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, hlm. 134.

49
b. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya

homogen.

c. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang

jumlahnya cukup banyak. Data yang dikumpulkan melalui angket

berupa lembar jawaban instrument mengenai pengelolaan kelas dan

motivasi belajar peserta didik. Untuk mengukur sejauh mana

pemahaman peserta didik mengenai hal tesebut.

4. Dokumentasi

Yaitu sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk surat-surat, catatan-catatan, laporan, artefak dan foto.48 Metode

dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data yang

bersifat dokumentatif, misalnya arsip, surat, catatan penting dan laporan dari

SMA Al-Husna Kota Tangerang. Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi

adalah foto-foto bukti saat berlangsungnya penelitian di kelasX IPS DAN XI

MIPA SMA Al-Husna Kota Tangerang.

5. Tes Tertulis

Tes merupakan suatu teknik pengukuraan yang di dalamnya terdapat

berbagai pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus di kerjakan atau dijawab

oleh responden . bentuk tes yang penulis pakai untuk variable X dan Y Adalah

dalam bentuk pilihan ganda yang berhubungan dengan mata pelajaran yang

ingin di jadikan objek penelitian . dalam penelitian ini mata pelajaran nya adalah

48
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skipsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiyah,
(Jakarta:Kencana, 2011), hlm.141

50
pendidikan agama islam , maka bentuk tes pilihan ganda nya berhubungan

dengan pelajaran yang terkait.

E. Teknik Analisis Data

Dalam eksplorasi kuantitatif pemeriksaan informasi adalah tindakan setelah

informasi dikumpulkan dari semua responden atau sumber informasi lainnya untuk

kemudian diolah hingga memperoleh jawaban darirumusan masalah dan menguji

hipotesis yang digunakan. Pemeriksaan informasi kuantitatif merupakan strategi

penanganan informasi dalam penelitian yang memanfaatkan teknik faktual untuk

menganalisis data yang dikumpulkan.

Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan peneliti memanfaatkan

bantuan pemrograman aplikasi SPSS.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik yang menjelaskan data, dan tidak dimaksudkan untuk kemudian

digunakan sebagai analisis data, dan tidak dimaksudkan untuk menjadi

kesimpulan atau generalisasi yang berlaku secara umum. Analisis statistik

deskriptif bertujuan untuk menyajikan ringkasan statistik dalam bentuk

tabel, grafik atau diagram dan lainnya. Tabel atau diagram tersebut

diharapkan dapat membantu untuk lebih memahami hasil analisis.

Kemudian mencari mean, median, modus, standar deviasi, varians dan

perhitungan presentase yang ada pada data kelompok.

51
2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Alat yang dapat mengukur faktor-faktor yang harus diperkirakan

secara tepat dan tegas. Keabsahan instrumen menyiratkan bahwa instrumen

estimasi dapat diandalkan dan sesuai dengan tujuan pemeriksaan yang

dinyatakan. Dengan demikian, instrumen yang sah dapat memberikan

informasi yang tepat dan tepat sehubungan dengan variabel yang dimaksud.

Pada intinya uji validitas dimanfaatkan agar mengetahui apakah setiap

pernyataan atau pertanyaan kuesioner valid untuk penelitian.

Dasar uji legitimasi adalah menganalisis nilai r yang ditentukan

(Pearson Connection) dengan nilai r tabel.

Dengan menggunakan kolom Degree of freedom (df) dan rumus =

N-2 untuk mengetahui nilai r tabel, angka N yang akan digunakan dalam hal

ini adalah jumlah responden sampel. Item pernyataan atau indikator

dianggap valis jika terhitung lebih besar dari r tabel.

b. Uji Reliabilitas

Faedahnya sebagai informasi apakah suatu data instrumen cukup

dipercaya untuk digunakan dalam penelitian. Nilai Cronbach Alpha dan

tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian ini akandibandingkan.

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari

0,60.

52
3. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Menentukan data berdistribusi normal. Hipotesis yang dirumuskan

akan diuji yaitu dengan regresi linieritas dan korelasi. Distribusi normal dari

data diperlukan untuk statistik parametrik yang akan digunakan pada setiap

variabel yang dianalisis.

Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa data berdistribusi normal berdasarkan temuan analisis

SPSS dengan tingkat signifikansi 5%. Sebaliknya, dapat ditarikkesimpulan

bahwa data tidak mengikuti distribusi normal jika nilaisignifikansinya

kurang dari 0,05.

b. Uji Homogenitas

Menunjukan apakah data antar kelompok sampel berasal dari

kesamaan varians. Tujuan nya adalah agar melihat suatu hasil dari

hipotesis nol yang menyatakan bahwa variasi antara kelompok

data tidak signifikan atau sama, sehingga memastikan bahwa

kelompok- kelompok tersebut dapat dibandingkan secara adil dalam

analisis statistik.

Strategi yang digunakan untuk menguji homogenitas

informasi dalam ulasan ini adalah uji Bartlett. Hipotesis nol diterima,

dan dimungkinkan untuk menarik kesimpulan bahwa data homogen

jika p- value lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah

ditentukan sebelumnya, seperti 0,05. Di sisi lain, hipotesis nol ditolak

53
dan data ditolak jika p-value kurang dari tingkat signifikansi hingga

dianggap heterogen.

4. Uji Hipotesis

a. Persamaan regresi Linier Sederhana

Teknik faktual yang digunakan untuk memutuskan hubungan antara

satu faktor bebas dan satu variabel lingkungan. Variabel independen

digunakan sebagai prediktor dalam regresi linier sederhana untuk

memprediksi nilai variabel dependen. Akibatnya, nilai variabel independen

dapat digunakan untukmemprediksi nilai variabel dependen menggunakan

regresi linier sederhana. Rumus berikut dapat digunakan untuk mengetahui

pengaruh keaktifan belajar (X) terhadap hasil belajar (Y) dengan

menggunakan persamaan regresi ini: Y = a+bX

Selain itu, uji t, yang juga disebut uji parsial, digunakan untukmenguji

hubungan antara masing-masing variabel independen dan variabel

dependen. Uji t dapat dilakukan dengan mengevaluasitingkat signifikansi

yang ditunjukkan pada tabel distribusi t atau dengan membandingkan nilai

t hitung yang dihitung dengan nilai t tabel.

Keputusan pengujian dalam uji t antara variabel independen dan

variabel dependen dapat disimpulkan jika: nilai t yang ditentukan lebih

menonjol daripada nilai t tabel, spekulasi yang tidakvalid ditolak, sehingga

sangat mungkin beralasan bahwa ada pengaruh yang sangat besar antara

faktor bebas dan variabel dependen. Bergantian, jika nilai t yang ditentukan

tidak persis dengan nilai t tabel, spekulasi yang tidak valid diakui, sehingga

54
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh masif antara faktor otonom

dan variabel dependen.

b. Uji Linieritas dan Signifikansi Persamaan Regresi

Menggunakan F hitung yang didapat dari baris Deviation from

Linearity. Untuk menentukan apakah variabel dependen secara signifikan

dipengaruhi oleh semua variabel independen secara bersama-sama. 0,05

adalah tingkat kepercayaan yang digunakan. Hipotesis alternatif diterima,

dan dimungkinkan untuk menarik kesimpulan bahwa semua variabel

independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel

dependen jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel.

c. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y

Ukuran statistik yang dikenal sebagai koefisien korelasi digunakan

untuk menentukan tingkat hubungan atau hubungan yang ada antara dua

variabel. Nilai koefisien korelasi dapat berkisarantara -1 hingga +1. Nilai -

1 menunjukkan hubungan yang sangat disayangkan antara kedua faktor,

nilai +1 menunjukkan hubungan yang sangat pasti antara kedua faktor, dan

nilai 0 menunjukkan tidakada hubungan antara kedua faktor tersebut.

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Uji signifikansi koefisien

korelasi variabel X dan variabel Y dapatdilihat pada tabel model summary.

F. Definisi Variabel Penelitian

1. Definisi Konsepual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang telah menjadi teori .

55
penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas , dan

tegas.49 Berikut ini adalah definisi konseptual dari masing masing variable:

a. Pengelolaan Kelas (Variabel X)

Pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan pendidik,

meliputi perencanaan, pengaturan, dan pengoptimalan berbagai sumber,

bahan, serta sarana pembelajaran yang ada di kelas guna menciptakan

kegiatan pembelajaran yang efektif dan berkualitas bagi peserta didik.Atau

dapat pula diartikan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru

untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga peserta didik

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan juga kondusif. Guru juga

dapat mengendalikan kelas apabila terjadi gangguan-gangguan yang dapat

memecahkan ketenangan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Adapun beberapa ruang lingkupnya adalah pengelolahan tata

lingkungan fisik, pengelolahan dan penegakan disiplin , pengelolahan

prilaku peserta didik.50

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan

kelas adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,

kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik untuk

belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya dan meminimalisir

hambatan yang dapat mengganggu pembelajaran sehingga dapat

tercapainya efektivitas, keberhasilan dan hasil belajar yang maksimal.

49
Febri Endra .Pengantar Metodologi Penelitian ( Statistika Praktis ) ( Sidoarjo:Zifatma
Jawara,2017) hlm.123.
50
Carolyn M Evertson dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru SD (Jakarta:
kencana, 2011), hlm. 186

56
b. Hasil Belajar PAI (Variabel Y)

Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah

mengalami proses belajar atau setelah mengalai interaksi dengan

lingkungannya guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan

menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar

memiliki beberapa ruang lingkup diantaranya: Ranah kognitif, Ranah

Afektif dan Ranah psikomotorik. Adapun factor yang mempengaruhi hasil

belajar ada dua yaitu: factor internal yang berasal dari dalam diri peserta

didik dan factor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik seperti

lingkungan dll.

Definisi pendidikan agama Islam secara lebih rinci dan jelas, tertera

dalam kurikulum pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-

Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman.51

Adapun tujuan pendidikan agama islam unuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang

agamislam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

dalam hal keimanan.

51
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 201.

57
2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variable mendefinisikan variable secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

objek atau fenomena.52 Menjelaskan definisi variabel secara operasional yaitu

menggambarkan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel

tersebut bersifat spesifik dan terukur. Berikut ini asalah definisi operasional

dari masing masing variabel :

a. Pengelolaan Kelas (Variabel X)

Hasil belajar siswa yang dilakukan melalui pengelolaan kelas oleh

seorang guru akan berdampak negatif maupun positif dalam hasil belajar

siswa. terutama hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama

islam. Pengelolaan kelas ini dilihat dari penyebaran angket atau kuisioner

yang dibuat peneliti yang berkaitan dengan pengelolaan kelas.

Dari aspek aspek tersebut, disusun butir butir pernyataan sebanyak

30 butir dengan menggunakan skala deskriptif model likert untuk

pernyataan positif, yakni: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu (R)

= 3, Tidak Setuju (TS) =2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1, sedangkan untuk

pernyataan negative yakni: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu (R)

= 3, Tidak Setuju (TS) =4 Sangat Tidak Setuju (STS) = 5.53

52
Ismail Nurdin dan Sri Hartati.Metodologi Penelitian Sosial ( Surabaya: Media Sahabat
Cendakia,2009) hlm.122
53
Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya,2010)

58
b. Hasil Belajar PAI (Variabel Y)

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses yang

menyangkup pengetahuan, atau keterampilan belajar dalam jangka waktu

tertentu yang hasil akhirnya di tunjukan dengan nilai yang diberikan oleh

guru di dalam buku raport, yang didalamnya terdapat nilai mata pelajaran

pendidikan agama islam,yang mencangkup nilai uts, uas, dan harian.

Di dalam penelitian ini ,peneliti mengambil nilai dari pelajaran

pendidikan agama islam secara keseluruhan, baik nilai kognitif, afektif , dan

psikomotorik.

G. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah fasilitas yang digunakan dalam penelitian,

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik dalam suatu

penelitian.54

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa instrument penelitian

adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam menggumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematik.

Salah satu hal atau komponen yang paling penting dalam metode penelitian

adalah instrument yang mana dapat membantu kerja dan kinerja peneliti dalam

mengumpulkan data. instrument sangat membantu peneliti dalam mencari tahu

mengenai sesuatu yang ingin dicapai dengan indikator-indikator tertentusehingga

54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (
Bandung:Alfabeta, 2008),hlm.148

59
dapat terukur segala fenomena yang diinginkan dengan jelas. Oleh karena itu,

mengukur dalam penelitian variabel haruslah memiliki alat ukur yang baik

Penelitian kali ini terdapat dua data yang berbeda yang saling terkait, yaitu data yang

berkenaan dengan pengelolaan kelas (X), dan data yang berkenaan dengan Hasil

belajar pendidikan Agama Islam ( Y ). Peneliti menggunakaninstrument untuk

mengetahui atau mengukur fenomena yang berkaitan dengan kedua variabel

tersebut.

1. Kisi-Kisi Instrumen

kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang akan

diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan

instrumen yang mungkin dipakai.

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka

disusun sejumlah pertanyaan yang akan dijawab oleh setiap responden. adapun

skala pengukuran yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial55 dengan alternative jawaban

sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) =5

Setuju (S) =4

Ragu-Ragu (R) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat Tidak Setuju (STS) =1

55
Ridwan,2007.Metode dan Teknik Penyusunan Tesis.Bandung:Alfabeta

60
Pemberian skor tersebut dengan pertimbangan, jawaban tertinggi diberi

skor 5, karena ada 5 alternatif jawaban. kemudian setiap item jawaban disusun

dari nilai tertinggi kebawah.

Tabel Kisi Instrumen

No Variabel Indikator Sub indicator Nomor soal

1 Pengelolaa Menciptakan 1. Memprakteka 1,2,3,4

nkelas iklim yang n prinsip

tepat pengelolaan 5,6,7

kelas

Djamarah 2. Memperakte
8
(2020 : hlm kan

131 ) keterampilan

pengelolaan

kelas
9
3. Mempraktek

an

pendekatan

pengelolaan

kelas

4. Mempraktekan 10,11,12

aspek-aspek

pengelolaan

kelas

61
Mengatur 1. Pengaturan 13,14,15,16

ruang belajar tempat duduk

siswa

2. Pengaturan 17, 18, 19

cahaya ruangan

kelas

3. Pengaturan 20,21

penyimpanan

barang-barang

4. Pengaturan 22, 23

kebersihan

kelas

Mengelola 1. Mengatur siswa 24, 25, 26

interaksi 2. Pengaturan

belajar nada suara di 27, 28

mengajar kelas

3. Keterampilan 29, 30

membimbing

diskusi

2 Hasil

belajar Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai

Muhibbin harian siswa, UTS, dan UAS

Syah, 2007

62
2. Kaliberaasi Instrumen

a. Uji Validitas

Menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya, untuk mengetahui validias alat ukur yang

akan digunakan dalam penelitian ini, maka akan digunakan validitas

konstruk. Alasan digunakan validitas konstruk karena setiap item disusun

pada konstruk dari masing-masing teori. Adapun teknik korelasi yang

digunakan adalah teknik korelasi product moment, untuk mengetahui

korelasi antara skor item dengan skor total item. bahwa korelasi akan

dikatakan valid jika nilai koefisien korelasinya sama dengan 0,3 atau lebih

(paling kecil 0,3).56 Berikut rumus pearson product moment :

𝑛 (Σxy) − (Σx)(Σy)
r
[(nΣx ) - (Σ𝑥) ] [(nΣy ) - (Σy) ]

Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel x dan y

n = Jumlah subjek penelitian

Σx = Jumlah nilai dari setiap item variabel x

Σy = Jumlah nilai dari setiap item variabel y

Σxy = Jumlah perkalian antara variabel x dan y

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas menunjukan apakah kuesioner dapat memberikan

ukuran yang konstan atau tidak (Sugiyono, 2017). Penguji reliabilitas dalam

56
Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

63
penelitian ini menggunakan teknik internal consistency. Alasan peneliti

menggunakan internal consistency karena metode ini memiliki nilai praktis

dan efesien yang tinggi (Azwar, 2015). Adapun teknik yang digunakan

untuk menghitung reliabilitas adalah Alpha Cronbach dengan bantuan

program alat uji statistik. Dalam aplikasi tersebut, reliabilitas dinyatakan

oleh koefisien reliabilitas yangangkanya berada pada rentang 0 – 1,00.

Dalam penelitian ini alat ukur dikatakan reliabel jika ≥ 0,70 (Sugiyono,

2017). Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

K = Jumlah instrumen pertanyaan

∑S12 = Jumlah varians dari tiap instrumen

Sx 2 = Varians dari keseluruhan instrumen

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

64
c. Instrument

Pengujian intrumen dilakukan untuk mengukur tingkat validitas dan

reliibilitas instrument. Uji validitas dilakukan berkaitan dengan permasalahan

apakah instrument yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu dalam hal ini

adalah pengelolaan kelas dapat mengukur dengan tepat sesuatu yang hendak

diukur tersebebut. Analisis dilakukan dengan menggunakan formula korelasi

product moment dari pearson, dan perhitungan reliabilitas instrument digunakan

rumus Alpha Cronbach.

65
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Profil SMA Al-Husna Kota Tangerang

Nama Sekolah : SMA AL-HUSNA TANGERANG

NPSN : 206065551

Jenjajng Pendidikan : SMA

Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah : Jl. A. Damyati No. 43-45

RT / RW : 002 / 015

Kode Pos : 15111

Kelurahan : Sukarasa

Kecamatan : Tangerang

Kabupaten / Kota : Kota Tangerang

Provinsi : Banten

Negara : Indonesia

SMA Al-Husna Kota Tangerang secara formal didirikan pada tanggal

19 September 1979 berdasarkan Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor: 082/I02.Kep/E79. SMA Al-Husna

Tangerang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Al Husna Tangerang,

Pendiri Yayasan Al-Husna Tangerang adalah KH. Soleh Ali (tokoh ulama/

cendikiawan) Yayasan Al-Husna Tangerang terdaftar pada tanggal 2 Desember

1959 melalui Notaris Rd. Soejadi Jakarta. YP.Al-Husna memliliki Lembaga

66
Pendidikan mulai dari Tingkat Madrasah Diniyah sampai tingkat Perguruan

Tinggi. SMA Al-Husna Tangerang Terakreditasi “B” berdasarkan Keputusan

Badan Akreditasi Provinsi Banten Nomor: 34/BAP-S/M-SK/XI/2011.

2. Visi Misi SMA Al-Husna Kota Tangerang

Visi:

“Terwujudnya generasi penerus bangsa yang berjiwa IMTAQ dan menguasai

IPTEK serta unggul dalam prestasi”

Misi:

a. Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berbudi pekerti

yang luhur.

b. Meningkatkan mutu pendidikan akademik dan non akademik yang

mengorientasikan sistem nilai agama dan budaya dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

c. Mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal, baik dalam bidang

akademis maupun non-akademis.

d. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia dan sarana prasarana

yang ada di sekolah dan mensinergikan seluruh potensi, guna mewujudkan

visi sekolah secara optimal.

e. Mengembangkan profesionalisme guru dalam pembelajaran

f. Memberikan layanan masyarakat yang prima

g. Menjalin hubunngan yang harmonis antara sekolah dengan wali peserta

didik, masyarakat, instansi dan lembaga dalam rangka pencapaian visi yang

optimal.

67
3. Data Siswa dan Guru SMA Al-Husna Kota Tangerang

Jumlah siswa yang berada di SMA Al-Husna Kota Tangerang adalah 126 siswa

yang terbagi menjadi 6 kelas yaitu kelas X MIPA, X IPS, XI MIPA, XI IPS, XII MIPA,

XII IPS. Berikut dijelaskan lebih detail dalam tabel data siswa SMA Al- Husna Kota

Tangerang.

NO KELAS JUMLAH

1 X MIPA 17 SISWA

2 X IPS 14 SISWA

3 XI MIPA 31 SISWA

4 XI IPS 27 SISWA

5 XII MIPA 17 SISWA

6 XII IPS 20 SISWA

Guru yang mengajar di SMA Al-Husna Kota Tangerang dari kelas Xhingga

kelas XII berjumlah 18 guru. Struktur organisasi sekolah merupakan pembagian tugas

dan jabatan di dalam satu sekolah yang digunakan untuk memudahkan administrasi

dan tercapai nya suatutujuan dalam Pendidikan. Berikut ini adalah data guru SMA Al-

Husna Kota Tangerang.

NO GURU L/P L P MATA PELAJARAN

1 Drs H Sariono, M.Pd L PAI

2 Dra Hj Supami, M.M P Kimia / Kimia Lintas

3 Fatwa Aulia, S.Pd P Biologi / Biologi Lintas

4 Siti Zulaikha, S.Pd P Matematika Wajib

68
5 Abdurrohim, S.Pd.I L Akidah Akhlak / Fiqih

6 Suciati, S.H P Bahasa Inggris

7 Nur Bilqis, S.Pd.I P PKN / Sejarah Indonesia

8 Desty Rosniawaty, S.Pd. P Ekonomi

9 Ghina Mecca Elmania,S.Pd P 4 14 Sejarah Indonesia

10 Deni Eko Susilo, S.Pd L PJOK

11 Siti patimah, S.Hum P Bahasa Arab / Tahsin

12 Mitha Oktaviana, S.Pd P Geografi / Seni Budaya

13 Rumi Yuliska, M.Pd P Fisika

14 Okta Rina Safitr, S.Pd P Matematika Minat & Wajib

15 Lita Amelia, S.Pd P Sosiologi

16 Santi Sulasti, S.Pd P Prakarya / Fiqih

17 Chaerul Anwar, S.S L Bahasa Indonesia

18 Wulan Rifantri P Bahasa Inggris

JUMLAH 18

4. Sarana dan Prasarana

a. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Al-Husna Kota Tangerang

1) Jumlah sarana

No. Jenis Sarana Jumlah Tersedia

1 Ruang kelas 6 Ruang

2 Masjid 1 Ruang

3 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

4 Ruang Guru 1 Ruang

69
5 Lab Komputer 1 Ruang

6 Ruang Osis 1 Ruang

7 Ruang TU 1 Ruang

8 WC Guru 1 Ruang

9 WC Siswa Laki-laki 2 Ruang

10 WC Siswa Perempuan 2 Ruang

2) Jumlah Prasarana

No. Jenis Prasarana Jumlah Tersedia

1 Meja Siswa 148 Buah

2 Kursi Siswa 141 Buah

3 Meja / Kursi Guru 28 Set

4 Meja / Kursi Kepala Sekolah 2 Set

5 Sofa Tamu 2 Buah

6 Infocus 7 Buah

7 AC 11 Buah

8 Rak Buku 4 Buah

9 Lemari 8 Buah

10 Komputer 22 Set

70
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004) (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm 134-135

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 135.
Agung Widhi K,Zahra P, METODE PENELITIAN KUANTITATIF
(Yogyakarta:Pandiva Buku,2016) Cetakan 1, hlm 81

Agung Widhi K,Zahra P, METODE PENELITIAN KUANTITATIF


(Yogyakarta:Pandiva Buku,2016) Cetakan 1, hlm 102

Arizal.Metodologi penelitian kualitatif sebuah upaya mendukung penggunaan


kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu.(Cet. IV: Depok: Rajawali Press.
2017). Hlm. 137
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm 14.

Azwar, S. (2018). Metode Penelitian Psikologi edisi II. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Azwar,S.(2018).Metode Penelitian Psikologi edisiii.Yogyakarta:pustakapelajar.

Carolyn M Evertson dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru SD


(Jakarta: kencana, 2011), hlm. 186
Carolyn M Evertson dan Edmund T. Emmer, Manajemen Kelas Untuk Guru SD
(Jakarta: kencana, 2011), hlm. 186

Departemenagamari,AlQur’andanTerjemahanKitabSuci(Semarang:C.V.tohaputra,
1998),h. 14.

Djamarah dan Aswan, Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis (Cet 1;


Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm 72

Djamarah, Seri Pembaharuan Pendidikan Membangun Kelas Aktif dan Inspiratif


(Cetakan Pertama; Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 131.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),

71
hlm. 91.
Euis Karwati, Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Management),
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 5.
Febri Endra .Pengantar Metodologi Penelitian ( Statistika Praktis ) (
Sidoarjo:Zifatma Jawara,2017) hlm.123.

Hayati, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar (Jawa Timur: Qiara Media, 2020), hlm.
3.
Hayati, Manajemen Kelas di Sekolah Dasar, hlm. 5

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 201

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 201.

Http://bernandohutajulu.blogspot.com/2012/10/pengertian-penilaian-
kognitifafektif.html

Http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196406061990031

Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar, Pengantar statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara , 2012), hal.119.

Ismail Nurdin dan Sri Hartati.Metodologi Penelitian Sosial ( Surabaya: Media


Sahabat Cendakia,2009) hlm.122

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skipsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiyah,
(Jakarta: Kencana, 2011), hlm.141

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarata: PT Raja Grafindo, 2007),hlm 64.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hlm 148

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT


Remaja Rosda Karya, 2005), hlm 102.

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya,2010)
Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Micro (Pekanbaru: Suska Press, 2002), hlm. 31

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hlm 14


Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm 52.

72
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,hlm 45.
Ridwan,2007.Metode dan Teknik Penyusunan Tesis.Bandung:Alfabeta
Ridwan,2007.Metode dan Teknik Penyusunan Tesis.Bandung:Alfabeta
Rosma Hartiny Sam’s, Model PTK Teknik Bermain Konstruktif untuk Peningkatan
Hasil Belajar Matematika, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm 33.

Saiful Sagala, Manajemen Srategi dalam Pengelolaan Mutu Pendidikan (Bandung:


Alfabeta, 2010), hlm 52
Selvi Marali,“Upaya Pengawas untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Guru
melalui Supervisi Klinis di mts Muhamadiyah Kabila”, 5 no. 4 (November
2019), hlm. 439
Singgih Santoso, SPSS20, Pengolah Data Statistik di Era Informasi (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2015), hlm. 5
Sudirman, Pengelolaan Pendidikan (Cetakan Ke-1; Sumedang: UPI Sumedang
Press, 2017), hlm. 16.
Sugiyono, Metod Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D
( Bandung: Alfabeta, 2008),hlm.148
Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa (Jakarta: rajawali pers, 2000),
hlm. 69

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006), hlm. 134.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, hlm. 134.
Sulaiman Saat, Sitti Maia, Metodologi Penelitian (Gowa Sulawesi Selatan: Pusaka
Almaida, 2019), hlm. 65.
Supriyanto, Cerdas Pengelolaan Kelas (Cetakan Pertama; Yogyakarta: DIVA Press,
2018), hlm. 14-15
Sutrisno Hadi. Metode Reseach II. (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm.197

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), hlm. 145

73
Syaiful Bhari Djamarah,Gurudan Anak Didikdalam Interaksi Edukatif
(Jakarta:rinekacipta,2000),hlm.47.

Taufik Rahmat and Haida Fitri, “Pengaruh Keaktifan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas X MIPA SMAN 1 Padang Gelugur,”
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (2022): hlm. 13262

Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia,Manajemen


Pendidikan,(Bandung:Alfabeta,2013),hlm. 114-115

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang System


PendidikanNasional dan Undang-
undangrepublikindonesiano.14Tahun2005tentangGurudanDosen(Jakarta:trans
mediapustaka,20 08),hlm 5
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Cet 1; Jakarta: Pt Fajar Interpratama
Mandiri,2013),hlm.22

74

Anda mungkin juga menyukai