Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampu:
Bambang Irawan, M.Pd

Disusun Oleh:
Dimas Pratama Putra
NIM. 2323210032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah yang berjudul “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional”. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Irawan, M.Pd
yang telah membimbing penulis sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.

Bengkulu, Februari 2024

Dimas Pratama Putra


DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam................................................................... 3
B. Tujuan Pendidikan Islam......................................................................... 5
C. Sistem Pendidikan dan Sistem Pendidikan Islam Indonesia................... 6
D. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan Nasional.......................................... 8
E. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional............................ 10
BAB IIII PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting demi
berlangsungnya perkembangan serta kehidupan bangsa yang maju. Pendidikan
menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa sekaligus menjadi cerminan
kepribadian dari masyarakatnya. Sebab pendidikan yang maju akan
menghasilkan masyarakat yang maju pula serta modern sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Melalui pendidikan inilah kemudian akan menghasilkan
atau mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam perannya
sebagai penggerak roda pemerintahan.
Adapun keterkaitan antara pendidikan nasional dan pendidikan Islam
memiliki kaitan yang sangat erat. Sebab dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang berupaya mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari
segi intelektual, rohani dan iman yang berdasarkan kepada kepercayaan dan
kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adanya tujuan dalam pendidikan
nasional ini kemudian diterapkan atau diwujudkan melalui pendidikan agama
yakni pendidikan Islam.
Disinilah kemudiah antara pendidikan nasional dan pendidikan Islam
saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan nasional tidak akan bisa terwujud
tanpa adanya pendidikan agama. Maka dari itu pendidikan keagamaan
merupakan bagian terpadu yang dimuat dalam kurikulum pendidikan maupun
yang melekat pada setiap mata pelajaran sebagai bagian dari pendidikan nilai
yang akan menghasilkan insan yang bertakwa dan berakhlak mulia. Intinya
nilai-nilai agama akan selalu memberikan warna tersendiri bagi pendidikan
nasional di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian pendidikan Islam?
2. Sebutkan tujuan pendidikan Islam?
3. Bagaimana sistem pendidikan dan sistem pendidikan islam Indonesia?
4. Jelaskan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional?
5. Jelaskan pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui sistem pendidikan dan sistem pendidikan islam
Indonesia.
4. Untuk mengetahui kurikulum dan tujuan pendidikan nasional.
5. Untuk mengetahui pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah pondasi dalam hidup dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam diri manusia dalam mencapai tujuan hidup. Senada dengan
itu Muhibbin Syah, mengemukakan pendidikan ialah sebagai proses untuk
menumbuh kembangkan seluruh kemampuan (potensi) dan perilaku manusia
melalui pengajaran.1
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam berlangsungnya
perkembangan serta kehidupan bangsa yang maju. Pendidikan menjadi tolak
ukur kemajuan sekaligus menjadi cermin kepribadian masyarakat dari suatu
bangsa. Dengan pendidikan dapat membuat manusia menemukan hal-hal baru
yang dapat dikembangkan dan diperoleh untuk menghadapi tantangan yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan merupakan proses mempersiapkan masa depan anak didik
dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien. 2 Dimana pendidikan
harus berorientasi ke masa yang akan datang, sebab anak didik di masa kini
ialah gambaran bangsa yang akan datang. Maka dari itu pendidikan diharapkan
bisa menjadikan peserta didik yang siap dalam menghadapi tantangan hidup
kedepannya. Selaras dengan definisi pendidikan yang dirumuskan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1,
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Dengan begitu pendidikan ialah suatu proses belajar secara terus
menerus terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita masyarakat, mengembangkan
1
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h.40.
2
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15.
potensi peserta didik seoptimal mungkin agar bisa mengatasi segala tantangan
masa depan.
Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka
kita harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam
baha tersebut. Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang adalah term
tarbiyah dari kata rabb (‫)رب‬. Selain kata tarbiyah, term pendidikan juga dikenal
dengan istilah Ta’lim dan Ta’dib. Akar kata Ta’lim adalah Alima (‫)علم‬, kata ini
bisa memiliki beberapa arti, seperti mengetahui atau mengenal, mengetahui
atau merasa, dan memberi kabar kepadanya. Kata Allama mengandung
pengertian sekedar memberitahu atau memberi pengetahuan, tidak
mengandung arti pembinaan kepribadian. Begitu juga dengan kata Ta’dib,
menurut Ibn Al-Manzhur, arti asal kata Addabaadalah Al-dua’ (‫ )الدعاء‬yang
berarti undangan. Beranjak dari term Ta’dib, maka pendidikan menurut Al-
Attas sebagaimana dikutip oleh Al-Rasyidin adalah penyamaian dan
penanaman adab dalam diri seseorang. Disimpulkan oleh Al-Attas bahwa
kandungan dari kata ta’dib adalah akhlak.3
Adapun pengertian pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan apa yang
dimaksud dan ditujukan oleh pendidikan nasional. Pendidikan Islam adalah
upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan seluruh potensi
manusia sesuai dengan fitrahnya agar berkembang secara optimal menuju
kedewasaan sehingga mampu menjadikan manusia sebagai abdullah dan
khalifatullah fi al-ardh.4
Pendidikan Islam adalah suatu proses yang sangat komprehensif, disusun
secara sistematis, terencana, dalam upaya mengembangkan potensi yang ada
pada diri anak didik secara optimal, untuk menjalankan tugas di muka bumi ini
dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah yang didasarkan
dengan bingkai ajaran Islam pada semua aspek kehidupan. Dengan kata lain
proses penyiapan generasi muda atau peserta didik untuk mengisi peranan,

3
Syafri Rizka Martabe Nasution , “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional”,
Studi Multidisipliner Vol.4 No.2 (2017), h.129.
4
Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientificuntuk Pendidikan Agama Islam di
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 36.
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.5
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk
membimbing tingkah laku manusia, baik individu maupun sosial untuk
mengarahkan potensi, baik potensi dasar, maupun potensi ajar yang sesuai
dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai
Islam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
B. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan tujuan
pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Selaras dengan tujuan pendidikan Nasional, pendidikan Islam juga
memiliki tujuan yang hampir sama dengan pendidikan Nasional dimana tujuan
pendidikan Islam adalah menciptakan manusia-manusia yang beriman dan
berpengetahuan, dan saling menunjang satu sama lainnya. Sebagaimana
pendidikan Islam ini berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Allah yang harus
ditanamkan ke dalam individu atau anak didik lewat proses pendidikan. Oleh
sebab itu, penanaman nilai tersebut harus mampu mengantarkan, membimbing,
dan mengarahkan anak didik untuk melaksanakan fungsinya sebagai ‘abd
(hamba) dan khalifah (pemimpin), guna membangun dan memakmurkan alam
ini sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan Allah.
Dengan demikian, terciptalah manusia yang berakhlak mulia, beriman,
bertaqwa, dan meyakini sebagai sesuatu kebenaran serta mampu membuktikan
kebenaran itu, melalui akal, rasa, di dalam seluruh perbuatan dan tingkah laku
sehari-hari yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Untuk itu, pendidikan
harus di rencanakan sedemikian rupa untuk menimbulkan pertumbuhan

5
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 23.
kepribadian anak didik yang seimbang melalui latihan spiritual, intelektual, dan
rasional.6
C. Sistem Pendidikan dan Sistem Pendidikan Islam Indonesia
1. Sistem Pendidikan
Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan sistem adalah
jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk
mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah
ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari
semua komponen atau bagian-bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan
tersebut. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang
disebut sebagai sistem pendidikan.7 Secara teoritis, suatu sistem pendidikan
terdiri dari komponenkomponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari
proses pendidikan. Adapun komponen-komponen atau faktor-faktor tersebut
terdiri dari:8
a. Tujuan, disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk
memberikan arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan.
b. Peserta Didik, fungsinya adalah sebagai objek sekaligus sebagai subjek
pendidikan. Sebagai objek, peserta didik tersebut menerima
perlakuanperlakuan tertentu, tetapi dalam pandangan pendidikan modern,
peserta didik lebih dikatakan sebagai subjek atau pelaksanaan
pendidikan.
c. Pendidik, berfungsi sebagai pembimbing pengaruh untuk menumbuhkan
aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan.
d. Alat Pendidikan, maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah
atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.

6
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 43-44.
7
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum:Menuju KurikulumBerbasis Kompetensi,
(Ciputat:Quantum Teaching, 2005), h. 4
8
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.
123
e. Lingkungan, maksudnya lingkungan sekitar yang dengan sengaja
digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan perfungsi
sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses pendidikan.
2. Sistem Pendidikan Islam Indonesia
Secara sosiologis dan dalam sketsa kasar, sistem pendidikan Islam
Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:9
a. Orientasi, bahwa orientasi sistem pendidikan Islam Indonesia telah
mengalami perubahan dan perkembangan terus-menerus. Pada awalnya
orientasi pendidikan Islam lebih banyak berkonsentrasi pada urusan
ukhrawiyah, nyaris lepas dari urusan dunyawiyah. Satu-satunya urusan
mu’amalat yang paling banyak dibicarakan adalah hukum waris.
b. Strategi, seiring dengan proses perkembangan orientasi, strategi
pendidikan Islam Indonesia pada awalnya juga teralienasi dan
konfrontasi dengan pemerintah kolonial.
c. Sumber Belajarpendidikan Islam Indonesia terus berubah dan
berkembang semakin beragam dan intensif, tidak hanya jumlahnya tetapi
juga kualitasnya.
d. Metodologi Belajar, awalnya metodologi belajar masih bersifat klasik,
namun kini mulai tampak berubah, kelompok diskusi telah berkembang
dimana-mana. Dengan demikian, sudah tiba saatnya metodologi
pengajaran sistem pendidikan Islam Indonesia melampaui dataran
doktrin, kemazhaban, dan furu’iyah. Semua bahan yang sesuai dengan
tingkat kematangan berpikir pelajar hendaknya diberikan secara lengkap.
Dan pada akhirnya mereka sendirilah yang mengolah dan
memutuskannya.
3. Sistem Pendidikan Nasional
Maksud sistem pendidikan nasional di sini adalah satu keseluruhan
yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu
sama lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

9
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat:Logos Wacana Ilmu, 1999),
h. 31
Dalam hal ini, sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suatu
suprasistem, yaitu suatu sistem yang besar dan kompleks, yang di dalamnya
tercakup beberapa bagian yang juga merupakan sistem-sistem.
Pendidikan memiliki nilai yang strategi dan urgen dalam pembentukan
suatu bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan
hidup bangsa tersebut. Sebab lewat pendidikan akan diwariskan nilai-nilai
luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya
berfungsi untuk how to know, how to do, dan how to live together, tetapi
yang sangat penting adalah how to be, bagaimana agar how to be terwujud
maka diperlukan transfer budaya dan kultur.
Oleh karena demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan
pendidikan, maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan
tersebut, yang dipayungi dalam sistem pendidikan nasional. Bangsa
Indonesia di awal kemerdekaannya sungguh sangat serius untuk membenahi
pendidikan. Ada beberapa catatan sejarah dari kronologisnya menunjukkan
keseriusan dan kesungguhan para pendiri Negara ini untuk membenahi
pendidikan.10
D. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam rangka mewujudkan sistem pendidikan nasional, hal-hal yang
berkenaan dengan dasar, tujuan, fungsi, unsur-unsur pokok dan azas-azas
pelaksanaan pendidikan nasional dituangkan dalam kurikulum. Kurikulum
merupakan seperangkat minimal program belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan, baik pendidikan umum, khusus maupun pendidikan
kemasyarakatan. Kurikulum sebagai perangkat dan upaya pelaksanaan
pendidikan nasional hendaknya disusun sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional dan tujuan lembaga sesuai dengan jenis dan jenjangnya serta
kaitannya satu sama lain. Di samping itu harus diperhatikan tahap-tahap
perkembangan anak didik serta relevansi kurikulum terhadap lingkungan dan
pembangunan nasional.

10
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam:Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta:Kencana, 2012), h. 8
Penyusunan program belajar mengajar didalam pendidikan nasional
didasarkan atas kurikulum induk nasional. Atas dasar kurikulum induk tersebut
disusun paket program belajar mengajar, baik untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, pendidikan kemasyarakatan maupun untuk pendidikan khusus
(kedinasan dan keagamaan). Kurikulum sebagai perangkat minimal program
belajar mengajar terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai bahan, komposisi
bahan, sistem penyampaian dan sistem evaluasi.11
Tujuan pendidikan adalah merupakan faktor yang sangat penting karena
merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya
dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itulah yang hendak
dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan pendidikan agama. Sedangkan tujuan
pendidikan nasional (Indonesia) adalah merupakan tujuan umum yang hendak
dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan daripada
kualifikasi terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama.
Adapun rumusan formal tujuan pendidikan nasional tersebut terdapat
pada Undang-Undang pendidikan dan pengajaran No. 12 tahun 1945 bab II
pasal3 yang berbunyi: “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis, yang
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan
adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan
tersendiri yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan tujuan
pendidikan nasional, bahkan harus menopang/menunjang tercapainya tujuan
tersebut. Termasuk didalamnya pendidikan agama disekolah-sekolah di
Indonesia harus mempunyai tujuan yang paralel dengan tujuan pendidikan
nasional.

11
Dzakiah daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 25.
E. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Menurut Sunarya, Pendidikan nasional
adalah sistem pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut. Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.12
Mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut jelas sekali
bahwa peran nilai-nilai agama menjadi sangat penting dalam setiap proses
pendidikan yang terjadi di sekolah. Pendidikan Islam diyakini mampu
menjawab isu perubahan zaman yang terjadi pada masyarakat di Indonesia.
Pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan
pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal
pikiran, kecerdasan, perasaan serta panca indera yang dimilikinya.
Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat
dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini
dikaitkan dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut.
Suatu sistem pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat
manusia pada umumnya dan eksistensi bangsa Indonesia khususnya dalam
hubungan masa lalu, masa kini dan kemungkinan perkembangan masa depan.

12
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, Pasal 3.
Melihat dari perspektif budaya di Indonesia, pendidikan Islam adalah
sebagai warisan budaya, yaitu sebagai alat transmisi unsur-unsur pokok budaya
kepada para generasi, sehingga identitas umat tatap terpelihara dalam
tangangan zaman, bahkan dalam istilah sosio kultural yang plural dikatakan
pendidikan Islam tanpa daya sentuhan budaya akan kehilangan daya tarik yang
pada akhirnya hanya akan menjadi tontonan artifisial yang membosankan
ditengah percaturan arus globalisasi.13
Sistem pendidikan nasional sebenarnya tidak menominasi sistem
pendidikan Islam di Indonesia, dan makna manusia seutuhnya dalam tujuan
pendidikan nasional melalui beragam jenis, jenjang, sifat dan bentuk
pendidikan/pelatihan sebagai proses kemanusiaan yang bertindak dalam logika
berfikir sebagai makhluk yang berakal dan berbudi, juga sebagai proses
pemanusiaan yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh
pemegang mandat ilahiah yang merujuk pada hubungan dengan Tuhannya.
Secara filosofis, pandangan hidup bangsa tidak bertentangan dengan
ajaran Islam, maka pendidikan Islam Indonesia seharusnya mampu menjadi
sub sistem pendidikan nasional. Terlebih sejak dikeluarkannya UUSPN Nomor
2 Tahun 1989 dan RUU Sisdiknas 2003, yang berwawasan masa depan dan
diintrodusirkannya kebijakan link and match dalam pendidikan, maka hal ini
menjadi peluang dan sekaligus tantangan bagi sistem dan lembaga pendidikan
Islam, khususnya bagi sarjana dan cendekiawan muslim untuk merumuskan
rancangan sekaligus mempelopori bangunan pendidikan Islam yang
berwawasan masa depan, sesuai dengan misi dasar kata Al-Islam, adalah
mengislamkan yang berarti menjalankan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dan dinamika keislaman.
Adanya peluang dan kesempatan untuk berkembangnya pendidikan Islam
secara terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional tersebut dapat kita lihat
pada pasal-pasal, seperti berikut ini:14

13
Fathul Jannah, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional”, Dinamika Ilmu
Vol.13. No. 2 ( 2013), h 164
14
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 1996), h.30-
33
1. Didalam pasal 1 ayat 2, desebutkan bahwa pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kenyataannya tidak dapat
dipungkiri, bahwa pendidikan Islam baik secara sistem maupun
kelembagaannya, merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat akar
pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelaslah bahwa
pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
nasional.
2. Pada pasal 4 diungkapkan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan. Apa yang
dinyatakan dalam tujuan pendidikan nasional tersebut terutama yang
menyangkut nilai-nilai dan aspek-aspeknya, sepenuhnya adalah nilai-nilai
dasar ajaran Islam, tidak ada yang bertentangan dengan tujuan pendidikan
Islam. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan Islam akan mempunyai
peran strategis dan menentukan dalam keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan nasional tersebut.
3. Selanjutnya pada pasal 10 dinyatakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral dan keterampilan. Menurut ajaran Islam, keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama, yang berperan besar dalam
upaya pembentukan kepribadian anak. Dengan masuknya pendidikan
keluarga menjadi bagian dasar sistem pendidikan nasional, maka pendidikan
keluarga muslim pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pendidikan nasional yang berlaku.
4. Pada pasal 11 ayat 1 disebutkan bahwa jenis pendidikan yang termasuk jalur
pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan,
pendidikan akademik dan pendidikan profesional. Yang dimaksud
pendidikan agama sebagaimana yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran
agama yang bersangkutan. Kita mengetahui bahwa setiap orang Islam harus
mengetahui nilai-nilai tentang ajaran-ajaran Islam, terutama yang
berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan, moral dan sosial budayanya.
Oleh karenanya, pendidikan Islam dengan lembaga-lembaganya, tidak bisa
dipisahkan dari sistem pendidikan nasional.
5. Sementara itu pada pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa isi kurikulum setiap
jenis dan jalur serta jenjang pendidikan, wajib memuat pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan. Berkenaan
dengan ini, dijelaskan bahwa pendidikan agama (termasuk pendidikan
agama Islam) merupakan bagian dari dasar dan inti kurikulum pendidikan
nasional, dan dengan demikian pendidikan agama Islam pun terpadu dalam
sistem pendidikan nasional.
6. Kemudian pasal 47, terutama ayat 2 dinyatakan bahwa ciri khas satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan. Dengan
pasal ini, satuan-satuan pendidikan Islam baik yang berada pada jalur
sekolah maupun pada jalur luar sekolah akan tetap tumbuh dan berkembang
secara terarah dan terpadu dalam sistem pendidikan nasional. Dengan
demikian madrasah baik Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah diakui sama dengan sekolah umum, dan merupakan satuan
pendidikan yang terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah pondasi dalam hidup dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam diri manusia dalam mencapai tujuan hidup. Tujuan
pendidikan Islam adalah menciptakan manusia-manusia yang beriman dan
berpengetahuan, dan saling menunjang satu sama lainnya. Sebagaimana
pendidikan Islam ini berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Allah yang harus
ditanamkan ke dalam individu atau anak didik lewat proses pendidikan.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan
adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan
tersendiri yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan tujuan
pendidikan nasional, bahkan harus menopang/menunjang tercapainya tujuan
tersebut. Termasuk didalamnya pendidikan agama disekolah-sekolah di
Indonesia harus mempunyai tujuan yang paralel dengan tujuan pendidikan
nasional.
Adanya peluang dan kesempatan untuk berkembangnya pendidikan Islam
secara terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional tersebut dapat kita lihat
pada pasal-pasal, seperti berikut ini:
1. Didalam pasal 1 ayat 2, desebutkan bahwa pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pada pasal 4 diungkapkan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.
3. Selanjutnya pada pasal 10 dinyatakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai
moral dan keterampilan.
4. Pada pasal 11 ayat 1 disebutkan bahwa jenis pendidikan yang termasuk jalur
pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan,
pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
5. Sementara itu pada pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa isi kurikulum setiap
jenis dan jalur serta jenjang pendidikan, wajib memuat pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
6. Kemudian pasal 47, terutama ayat 2 dinyatakan bahwa ciri khas satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alba, Cecep. 2012. Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Harlinda, dkk. 2023. “Pendidikan Islam Pada Masa Awal di Indonesia”, JIPSI
(Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial) 2(2): 154.
Mansur. 2004. Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Jogjakarta: Global
Pustaka Utama,. 2004), h.120.
Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Yahdi, Muhammad. 2023. “Sejarah Pertumbuhan Dan Pekembangan Pendidikan
Islam di Indonesia”, Jurnal Bidang Kajian Islam 12(1): 65-66.
Zuhairini dkk. 1995. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuharini dkk. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksar.

Anda mungkin juga menyukai