PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
ISLAH LATIF AH
NIM : 16.02.0070
Bismillahirrahmanirrahim
SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
(study kualitatif di SDITAn Najm Pondok Gede Bekasi) ” ini disusun dengan tujuan
untuk melengkapi persyaratan pembuatan skripsi program studi strata satu (SI)
Islam AlQudwah Depok. Dalam penulisan proposal skripsi ini tentu masih banyak
Depok, 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Kajian Teori.............................................................................. 10
B. Penelitian yang Relevan............................................................ 36
C. Kerangka Berfikir...................................................................... 41
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
begitu pesat. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa
adalah persoalan mutu pendidikan pada suatu jenjang dan satuan pendidikan.
pengadaan buku, dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan,
juga tidak selamat di dunia dan akhirat. Imam Syafi’i pemah berkata “bila kau
tak tahcin lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan. Di
dalam kitab karya Imam Bayhaqi yang berjudul Manaaqib Asy-Syafi’i (2/139,
Darda ia berkata:
yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang
mencintai ilmu, dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka
Dan yang paling istimewa bagi seorang yang berilmu, Allah SWT
Mujadilah: 11
pengetahuan beberapa deraj at. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
5Muhammad Abdurrahman Bin Abdurrahim Al-Mubarakfuri, Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Jami’ At-
Tirmidzi (Darul Fayha’ : Beirut, 1432 H) sumber: http://rumaysho.com/
keijakan”.6
selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana dan prasarana,
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal. Hal ini sejalan dengan
profesional.
pertama dan utama. Figur yang satu ini akan menjadi sorotan yang strategis
mengajar dan yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang
sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas.
dari korelasi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
kepadanya?. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup. Maka kamu
atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan Adapun orang
mendidik umatnya untuk dapat masuk Islam. Suatu ketika ada seorang
murid yang buta namun haus akan ilmu dan datang kepada Rasullah Saw
undang No. 14 tahun 2005 Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa guru adalah
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk
mendidik atau jika dia mengajar karena terpaksa saja karena tidak ada
kemauan yang berasal dari dalam diri guru, karena motivasi menjadi
dan motivasi yang dipunyai oleh guru, maka kineija guru tidak dapat
prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
disamping itu dia harus membuat pintar anak muridnya secara akal
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, berarti guru
landasan kependidikan.
kompetensi dasar belum optimal. Hal ini terlihat dari kompetensi dasar yang
hanya menekankan pada ranah kognitif saja, sedangkan ranah afektif dan
saja setiap kali guru menyampaikan materi di kelas. Guru dalam proses
seperti diatas sangat menarik, mengingat guru adalah faktor kunci didalam
B. Fokus Penelitian
sekolah.
C. Pertanyaan Penelitian
Gede Bekasi?
2. Faktor- faktor apa saja yang mendukung kompetensi profesionalisme
Bekasi?
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Sekolah
4. Bagi Guru
5. Bagi Masyarakat.
A. Kajian Teori
1. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi
17 Muh. Ilyas Ismail, Kinerja dan Kompetensi Guru ( Jumal Lentera Pendidikan, Vol. 13
No. 1, 2010), him. 53
18 Elea Andina, Efektifitas pengukuran Kompetensi Guru (Jumal Masalah-masalah Sosial,
Vol.9 No.2, 2018) him. 206
rasional untuk mencapai tujuan yang disyaratkan sesuai
psychomotor behaviors.
sebaik-baiknya.20
21 Eko Setiawan, Kompetensi Pedagogis danprofesional Guru PAUD dan SD/MI (Jakarta :
ESENSI divisi Penerbit Erlangga, 2018) him. 28
22 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan
(Bandung : ALFABETA, cv ,2013) him. 23
orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memerinci standar
b. Pengertian Guru
Secara etimologi (asal usul kata), istilah “Guru” berasal dari bahasa
a. Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak
tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau
taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai
belajar. Berkaitan dengan ini, sebenemya guru memiliki peranan yang unik
setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukan dan dibenarkan semata-
mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung
jawabnya.27
khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul
27Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011) him.
125
28Moh. Uzer Usman,op.cit, him.5
nasional dan tujuan institusional yang telah dirumuskan. Menurut Danim,
yang lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi
nilai-nilai hidup.
guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat
Guru tidak lagi sebagai pemberi ceramah dan penyaji informasi, lebih
29 Rusydi Ananda, dkk., Inovasi Pendidikan (Medan: CV Widya Puspita, 2017), hlm.33
siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang
1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik
2. Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi
3. Informator
kurikulum.
4. Organisator
Sebagai organisator selain adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan
dari guru.
5. Motivator
6. Inisiator
7. Fasilitator
8. Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah
9. Demostrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik
pahami.
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru
11. Mediator
12. Supervisor
13. Evaluator
30Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekatan teoritis
psikologis (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.43-48
mengemukakan tiga fungsi atau peran guru dalam proses mengajar,
kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam arti luas.
Dalam pengamatan hampir tidak ada guru yang benar yang tidak
27
Amrizul, Upaya meningkatkan kompetensi Guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajara (RPP) melalui Workshop dan bimbingan berkelanjutandi SDN 01 Lunang Kecamatan
Lunang. (Jumal Penelitian Guru Indonesia, Vol. 3 No 1,2018), him. 35 2SMintarsihDanumiharja,
Profesi Tenaga Kependidikan (Yogyakarta: Deepublish,2014), him. 25
e. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan / atau kepeserta didik
pada guru).
yang ada dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan
yang objektif, sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga
kesulitan belajar.
adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak
kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik di didik agar
Guru harus bertanggung j awab atas hasil kegiatan belajar anak melalui
Proses belajar dan hasil belajar para peserta didik bukan hanya
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulum, akan tetapi
kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
33Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Penerbit Bumi Aksara,2011) him.30
akan menunjukan kualitas guru yang sebenamya. Hal ini berarti bahwa guru
pembelajaran.34
mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan
34 Siti Nafsul muthmainnah dan Marsigit, Gaya mengajar Guru Pemula dan Guru Profesional
dalam pembelajaran matematika SMP di Klaten (Jumal Pendidikan dan kebudayaan, Vol.3
No.2 ,2018), him..206-207
35Rusman, model-modelpembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016)hlm. 51
Menurut Kontoro (Jumal education leadership), ukuran guru yang
profesional adalah:
berbagai evaluasi.
propesinya.36
dan teknologi yang secara tepat berubah sebagai ciri dari masyarakat abad
36Connie Chairunnisa, Manajemen pendidikan dalam multi perspektif (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2016)hlm. 271
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan
layak.37
keprofesionalan.38
kompeten (berkemampuan).
selama ini diserahkan kepada guru itu sendiri. Jika guru itu mau
sendiri.40
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
4. Kompetensi profesional42
mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekeijan lain (Dr. Nana
yang mendasar.
seringkali standar bagi pemula atau guru baru belum dapat dipenuhi.
juga beberapa persoalan atau tugas prinsip yang semua guru harus
masyarakat.48
dan
prose pembelajaran.51
dilaksanakan.53
bidang studi.54
sebagai berikut:
yang bervariasi.
pembelajaran.
didik.
sosial.57
akademik berikut tes pedagogik, tes bidang studi, dan tes bakat
yang belum; dan (3) Penilaian Kineq a Guru (PKG) yang dilakukan
peningkatan kompensasi
3).58
Pada intinya, kita fahami bahwa guru merupakan salah satu faktor
Karena itu, salah satu upaya yang efektif adalah meningkatkan mutu
Sertifikasi guru ada dua yakni sertifikasi guru dalam jabatan dan
kompetensi yang terdiri atas dua tahap yaitu tes tertulis dan tes
59 Muammar, Puji Dwi Darmoko, Srifariyati dan Muntoha, Dampak Tunjangan sertifikasi
terhadap kinerja guru. (Jumal Madaniyah,Vol.l edisi XII,2017) him.25
60 Martinis Yasmin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru. (Jakarta : Gaung
Persada,2010), him. 150-154
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa
Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang
61 Daharti, R., Susilowati, I., Sutanto, H, Strategi Peningkatan Kompetensi Guru Dengan
Pendekatan Analysis Hierarchy Process (JEJAK Journal of Economics and Policy, 6(1), 2013), him.
81
Tujuan sertifikasi sangat jelas yaitu untuk meningkatkan
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
Process, paling tidak ada empat (4) program yang dapat dijadikan
untuk belajar yang lebih tinggi baik melalui program beasiswa atau
sebagai berikut:
faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada
umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan,
bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya
64 Aulia Wilda Isro, Analisis Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Sentra dan
Lingkaran Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal II Kepatihan. (Jumal PEDAGOGIA
Vol.2 N0.1,2013), hal.1-2
65 Nurul Huda, Analisis Kompetensi Profesional Guru Biologi Madrasah Aliyah Negeri Di
Kota Medan j Jumal Sabilarrasyad Vol.l no 1,2016) him.140-141
66Bangunan di Medan. (Jumal pendidikan dan kebudayaan, Vol. 16 No.6,2010) hlm.638-639
proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik apabila
didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi yang baik karena guru
belajar siswa. Hal ini dapat dipahami karena guru merupakan sumber
daya yang aktif, sedang sumber daya yang lain bersifat pasif. Sebaik-
67 Hernita Pasongli, Hasmawati dan Riski Nuri Amelia, Analisis Kompotensi Profesional Dan
Pedagogik Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) Di Smp Negeri Se-Kota Ternate ( Jumal Penelitian
Humano Vol.8 No.1,2017), him. 86-87
68 Irmawati, Analisis Kompetensi Profesional Guru Di Sekolah Menengah Pertama.
( Jumal EKLEKTIKA Vol. 1 No. 1,2013) hlm.43-44
pembelajaran, mengorganisasikan materi dan tugas-tugas tepat dalam
pun tidak akan tercapai. Oleh karena itu, guru yang menjadi figur bagi
guru. Oleh karena itu diperlukan guru yang memahami dan menghayati
69 Ardiansyah Harahap, Analisis Kompetensi Profesionalisme Guru Pendidikan Sejarah Di
Man Nagasaribu T.A 2018/2019. (Jumal Tarombo Pendidikan SejarahIPTS, Vol.l No.1,2019),
him.18
profesinya, dan tentunya guru yang memiliki wawasan pengetahuan dan
lembaga pendidikan.70
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru untuk
C. Kerangka Berfikir
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
Kompeten atau tidaknya seseorang sebagai guru bisa dilihat dari latar
lebih baik.
tinggi semangat dan motivasi yang dipunyai oleh guru, maka kineq a guru
yang di persyaratkan.
telah di tetapkan.
Pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru selama ini
diserahkan kepada guru itu sendiri. Jika guru itu mau mengembangkan
dirinya sendiri, maka guru itu akan berkualitas, karena ia senantiasa mencari
menentukan dari suatu proses pendidikan adalah pendidik itu sendiri. Hal
ini merupakan kinerja guru paling berkualitas seumpuk tugas serta tanggung
guru.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
pelajaran.
tindakan reflektif.
1. Tempat Penelitian
pada bulan Desember 2019 sampai dengan bulan April 2020 (insyaAllah) yang
dilakukan secara random atau acak menyesuaikan dengan kebutuhan informasi dan
3. Jadwal Penelitian
Setiap rangkaian aktifitas atau kegiatan yang berkenaan dengan penelitian ini
Tabel 3.1
Bulan
N
Keterangan
O Des J F Ma Ap Me
a e r r i
Pengajuan judul Skripsi n b
1.
Penyusunan Proposal Skripsi
2.
3. Seminar Proposal Skripsi
pihak sekolah
5. Pengumpulan Data
Pengolahan Data
6.
7. Penyelesaian Skripsi
Sidang Skripsi
8.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dunia sosial, dan prespektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi,
adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak
dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan sosial atauhubungan timbal balik. 76 Di
perlakuan terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada
variabel. Tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek dan komponen berjalan
sebagaimana adanya.
kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain,
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
D. SumberData
informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Peneliti akan mencari data
An Najm Pondok Gede Bekasi, yaitu antara lain kepala sekolah, manajemen, dewan
guru. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-
adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang ada awalnya jumlahnya sedikit,
lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang
sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari
strategis dalam penelitian. Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang
Teknik menunjukan suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam
1. Wawancara (interview)
wawancara.79
78Unaradjan Dominikus Dolet, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta :Atmajaya,2013) him. 130
79 Indranata, Iskandar. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas, Metode Penelitian. (Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia 2008), him. 199
jenis wawancara yaitu: Wawancara terstruktur, wawancara semi
a. Wawancara terstruktur
yang sama.
oleh responden.80
informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Wawancara ini sangat
berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan cara
banyak orang. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai kepala sekolah,
guru, pegawai dan orang tua murid di SDIT An Najm Pondok Gede Bekasi,
2. Studi dokumentasi.
3. Observasi.
tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang
segala aspek yang ada didalam ruang lingkup peran guru sebagai pendidik
Bekasi.
data yang berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
Data yang diperoleh dari lapangan, kemudian diolah agar lebih sederhana.
1. Reduksi data
hal-hal yang pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
2. Penyajian data
display-kan data atau penyajian data yang dimaksudkan agar mudah dipahami apa
3. Penarikan kesimpulan
kualitatif akan dapat menjawab fokus masalah sejak awal, tetapi juga
mungkin juga tidak sebab fokus masalah dalam penelitian kualitatif masih
belum pemah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
1. Ketekunan pengamatan
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Penulis
akan valid.
2. Triangulasi
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu.
pengumpulan data yang berbeda - beda untuk mendapatkan data dari sumber
autentik.91
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Tien Rafida. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.
Medan: Perdana publishing.
90 Indranata, Iskandar. Metode Penelitian. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia 2008), him. 138
91Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D)
(Bandung: CV. ALFABETA, 2011) him. 270 - 275
Diah Ayu. 2013. Analisis Kompetensi Profesional Guru Administrasi Perkantoran
Dalam Proses Pembelajaran Di Smk Tamtama Prembun Kabupaten
Kebumen. Economic Education Analysis Journal Vol.2 No.2.
Erlina, Cut Zahri Harun dan Nasir Usman (2017). Kinerja Guru Sertiflkasi dalam
meningkatkan pembelajaran pada madrasah Aliyah Negeri (MAN) Beureunuen
kabupaten Pidie. Jumal Magister Administrasi Pendidikan Pasca Saijana Universitas
Syiah Kuala, Vol.5 No.3
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Huda, Nurul. 2016. Analisis Kompetensi Profesional Guru Biologi Madrasah Aliyah Negeri
Di Kota Medan. Jumal Sabilarrasyad Vol.l no 1.
Ismail, Muh Ilyas. 2010. Kinerja dan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran. Jurnal Lentera
Pendidikan, Vol. 13 No. 1.
Isro, Aulia Wilda. 2013. Analisis Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Sentra dan
Lingkaran Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal II Kepatihan. Jumal
PEDAGOGIA Vol.2 No. 1
Irmawati. 2013. Analisis Kompetensi Profesional Guru Di Sekolah Menengah Pertama. Jumal
EKLEKTIKA Vol. 1 No.l.
J. Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Kompri. 2017. Standarisasi kompetensi kepala sekolah : pendekatan teori untuk praktik
profesional. Jakarta : Kencana.
Maimunah. 2019. Analisis Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Negeri 001 Sungai
Pinang. Jumal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), vol.3 (6).
Manullang, Hengki Frengki., Fauziyah Harahap, Ely Djulia. 2017. Analisis Kompetensi
Profesional Guru Biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang. Jumal Pendidikan
Biologi, Vol.6 No.2.
Mariyana, Rita. 2016. Kompetensi Guru Berbasis Karakter untukAnak Usia Dini, Jurnal
Pendidikan Vol. 12 (1). PEDAGOGIA UPI
Muammar, Puji Dwi Darmoko, Srifariyati dan Muntoha. 2017. Dampak Tunjangan sertifikasi
terhadap kinerja guru. Jurnal Madaniyah.Nol.l edisi XII.
Mulyasa, E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosdakarya.
Musriadi. 2016. Profesi kependidikan secara teoritis dan Aplikatif panduan praktis bagi
pendidik dan colon pendidik. Yogyakarta : Deepublish.
Matondang, Zulkifli. 2010. Kompetensi Profesional Guru SMK Bidcing Keahlian Teknik
Bangunan di Medan. Jumal pendidikan dan kebudayaan, Vol. 16 No.6.
Muhammad Abdurrahman Bin Abdurrahim Al-Mubarakfuri. 1432. Tuhfah Al- Ahwadzi
Syarh Jami' At-Tirmidzi. Darul Fayha' : Beirut, sumber: http://rumaysho.com/
Nafsul muthmainnah, Siti dan Marsigit.2018. Gaya mengajar Guru Pemula dan Guru
Profesional dalam pembelajaran matematika SMP di Klaten. Jumal Pendidikan dan
kebudayaan, Vol.3 No.2.
Pasongli, Hemita. , Hasmawati dan Riski Nuri Amelia. 2017. Analisis Kompotensi
Profesional Dan Pedagogik Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) Di Smp Negeri Se-Kota
Ternate. Jumal Penelitian Humano Vol. 8 No.l
Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Sumber : http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sadirman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman Bagi Guru Dan
Colon Guru. Jakarta:Rajawali.
Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta,cv.
Salim dan Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif (Konsep danAplikcisi dalam ilmu
sosial, Keagamaan dan Pendidikan). Bandung: Citapustaka Media.
Satori, Djam'an. 2010. Profesi Keguruan.(Jakarta : Universitas Terbuka Sukidi.
Setiawan, Eko. 2018. Kompetensi Pedagogis dan Profesional Guru PAUD dan
SD/MI. Jakarta : ESENSI Divisi Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
DanR&D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sutomo. 2017. Upaya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan di UPT SDN
Petahunan 1 kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Jumal Pendidikan
Agama Islam, Vol.3 No. 1
Supriadi, Oding. 2013. Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Laksbang Pressindo
Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-
Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2008. Jakarta :
Transmedia Pustaka.
Uzer Usman, Moh. 2017. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Unaradjan, Dominikus Dolet. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. J akarta: Atmaj
ay a.
Wahyudi. 2010. Standar Kompetensi Profesional Guru. Jumal Pendidikan dan
Humaniora, Vol.l (2)
Yasmin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung
Persada.
66
Zulkifli Matondang, Kompetensi Profesional Guru SMKBidang Keahlian Teknik