Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Aqidah Akhlak MTs

Maklah ini diajukan demi memenuhi persaratan matakuliah materi PAI Mts- MA

Dosen Pengampu : M. Irwan Mansyuriadi M.Pd,I

DisusunOleh:
AhamadAlMuhajirin (2001010008)
Ahmad jekki. (2001010009)
Ahmad juliardi. (2001010010)

PENDIDIKANAGAMAISLAM
FAKULTASTARBIYAH
INSTITUTAGAMAISLAMHAMZANWADINWLOTIM
TA.2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah, zat yang maha menebarkan banyak kebaikan, zat yang memberikan segala
macam nikmat terutama dalam nikamt iman dan islam dan yang telah memberikan limpahan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayahNYA, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang sederhana ini

Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman islamiah.

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian
kewajiban penulis sebagai mahasiswa

Pada kesempatan ini juga penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak ibuk
dosen serta semua pihak yang membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik secara
langsung mapun secara tidak langsung.

Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan dimana penulispun sadar bahwasanya penulis
hanya manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
allah swt, sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah inimasih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kritik dan saran yang konstruktif akan senan tiasa dinanti dalam upaya epaluasi diri.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar belakang....................................................................................................................

b. Rumusan masalah...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian telaah dan analisis pengembangan kurikulum..................................................

B. komponen kurikulum 2013..................................................................................................

C. Telaah dan analisis pengembangan kurikulum mata pelajarn akidah akhlak diMTS..........

BAB III PENUTUP..............................................................................................


A. Ksimpulan...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun
dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa
dilakukan sejak masih dalam kandungan.(1) Begitu pentingnya pendidikan bagi kita. Tak dapat
dibayangkan misalkan tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak akan berbeda engan manusia jaman
dahulu, bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.(2) Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.
Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Saylor
dan Alexander, kurikulum adalah the total effort of the school situations, yaitu keseluruhan usaha yang
dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.(3) Dengan
demikian, komponen yang ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran, melainkan termasuk
proses belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.(4)
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada MTs?
2.    Apa Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.?

1. Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta: MDC Jateng Pilar Media, 2007, h. 3
2. Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009,  h. 3
3.Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 176.
4. Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 176.
3.    Apa Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Kurikulum
mata pelajaran Aqidah Akhlak pada MTs
2.    Untuk mengetahui Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
3.    Untuk mengetahui Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Telaah dan Anilisis Pengembangan Kurikulum


Telaah adalah penyelidikan, kajian, pemeriksaan, penelitian.(5) Sedangkan Analisis adalah Analisis
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti:
 penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya), 
 penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan, 
   penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, 
  pemecahan persoalan yang dimulai dengan akan kebenarannya.(6)
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.(7)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki  kemampuan  hidup  sebagai  pribadi  dan  warga  negara  yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,
bernegara,  dan  peradaban dunia.
Menurut  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem
Pendidikan  Nasional,  bahwa  pendidikan  nasional  berfungsi
mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban bangsa yang bermartabat dalam
5.Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hal. 160.
6.http://nismakhoiri.blogspot.com/2013/12/analisis-kurikulum-2013-pai-smp.html
7. Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009,  h. 3
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi
manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,
berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi
warga  negara  yang  demokratis  serta  bertanggung  jawab  dalam  segala urusan yang menjadi tanggung
jawabnya. Untuk  mencapai  tujuan  tersebut,  madrasah  adalah  salah  satu  bagian penting dari sistem
pendidikan di Indonesia. Salah satu bidang studi yang harus dipelajari peserta didik di madrasah adalah
Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar
dapat  memahami  secara  benar  ajaran  Islam  sebagai  agama  yang
sempurna  (kamil),  kesempurnaan  ajaran  Islam  yang  dipelajari
secara  integral  (kaffah)  diharapkan  dapat  meningkatkan  kualitas
umat  Islam  dalam  keseluruhan  aspek  kehidupanya.  Agar  ajaran
Islam  dapat  dipelajari  secara  efektif  dan  efisien,  maka  perlu
dikembangkan  kurikulum  pendidikan  agama  Islam  sesuai  dengan
perkembangan  dan  tuntutan  zaman.(8)
B.     Komponen Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan,
yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian.
1.    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar  Kompetensi  Lulusan  adalah  kriteria  mengenai  kualifikasi kemampuan
lulusan  yang  mencakup  sikap,  pengetahuan,  dan keterampilan.(9) Tujuan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) digunakan  sebagai  acuan  utama
pengembangan  standar  isi,  standar  proses,  standar  penilaian  pendidikan,
standar  pendidik  dan  tenaga  kependidikan,  standar  sarana dan  prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri  atas  kriteria  kualifikasi  kemampuan
peserta  didik  yang  diharapkan  dapat  dicapai  setelah  menyelesaikan  masa

8. Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676  Tahun  2013, h. 1-2


9. M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014, h. 36
belajarnya  di  satuan  pendidikan  pada  jenjang  Madrasah  Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah.(10)

b.    Kompetensi Lulusan Madrasah Tsanawiyah


Madrasah Tsanawiyah
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki  perilaku  yang mencerminkan  sikap   orang
Sikap beriman,  berakhlak mulia,  berilmu,  percaya  diri,  dan
bertanggung  jawab  dalam  berinteraksi  secara efektif
dengan  lingkungan  sosial  dan  alam  dalam  jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Memiliki  pengetahuan  faktual, konseptual,  dan
Pengetahuan prosedural  dalam  ilmu  pengetahuan,  teknologi,  seni,
dan  budaya  dengan  wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,  kenegaraan,  dan peradaban  terkait fenomena
dan kejadian yang tampak mata.
Memiliki  kemampuan  pikir  dan tindak  yang  efektif
Keterampilan dan  kreatif  dalam  ranah  abstrak  dan  konkret   sesuai
dengan  yang   dipelajari  disekolah  dan  sumber  lain sejenis.

Tujuan pendidikan yang dimuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. 
Melihat rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan dan tidak
bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas, bahkan dalam kurikulum 2013
nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap (berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka
sosial).
b.   Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
1)    Tujuan

10.[10] Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 40


Akidah-Akhlak  di  Madrasah  Tsanawiyah  adalah  salah  satu  mata pelajaran PAI yang
merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang  telah  dipelajari  oleh  peserta  didik  di  Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah  Dasar.  Peningkatan  tersebut  dilakukan  dengan cara mempelajari tentang rukun
iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalildalil naqli dan aqli, serta pemahaman
dan penghayatan terhadap al-asma’  al-husna dengan  menunjukkan  ciri-ciri/tanda-tanda  perilaku
seseorang  dalam  realitas  kehidupan  individu  dan  sosial  serta
pengamalan  akhlak  terpuji  dan  menghindari  akhlak  tercela  dalam kehidupan sehari-hari.
Secara  substansial  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  memiliki
kontribusi  dalam  memberikan  motivasi  kepada  peserta  didik  untuk
mempelajari  dan  mempraktikkan  akidahnya  dalam  bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji
dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting
untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam
kehidupan  individu,  bermasyarakat  dan  berbangsa,  terutama  dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:
a)    Menumbuhkembangkan  akidah  melalui  pemberian, pemupukan, dan  pengembangan  pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam
sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.;
b)   Mewujudkan  manusia  Indonesia  yang  berakhlak  mulia  dan
menghindari  akhlak  tercela  dalam  kehidupan  sehari-hari,  baik dalam kehidupan individu maupun
sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
2)    Ruang Lingkup
Ruang  lingkup  mata  pelajaran  Akidah-Akhlak  di  Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a)    Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, al-Asma’ al-husna, iman
kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.
b)   Aspek  akhlak  terpuji  yang  terdiri  atas  ber-tauhid, ikhlas, taat, khauf, tobat, tawakal, ikhtiar, sabar,
syukur, qanaa’ah, tawaduk, husnuz-zan, tasamuh dan ta‘awun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan
remaja.
c)    Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus asa, gadab, tamak, takabur,
hasad, dendam, gibah, fitnah, dan namimah.
d)   Aspek adab meliputi: Adab beribadah: adab salat, membaca AlQur’an dan adab berdoa, adab kepada
kepada orang tua dan guru, adab kepada kepada, saudara, teman, dan tetangga, adab terhadap lingkungan,
yaitu: pada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan
e)    Aspek  kisah  teladan  meliputi:  Nabi  Sulaiman a.s. dan  umatnya, Ashabul  Kahfi,  Nabi  Yunus a.s.
dan  Nabi  Ayyub  a.s.,  Kisah Sahabat: Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a, Usman bin Affan r.a., dan
Ali bin Abi Talib r.a.
d.   Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
3)      Kelas VII semester ganjil di MTs
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati 1.1.   Menghayati nilai-nilai akidah Islam
ajaran agama yang dianutnya 1.2.   Meyakini  sifat-sifat  wajib  Allah  yang
nafsiyah,  salbiyah,  ma‘ani,  dan
ma‘nawiyah,  sifat-sifat  mustahil,  serta sifat jaiz
Allah SWT.
1.3.   Menghayati sifat ikhlas, taat, khauf, dan tobat
dalam kehidupan sehari-hari
1.4.   Menghayati adab salat dan zikir
1.5.   Menghayati  kisah  keteladanan Nabi Sulaiman
a.s. dan umatnya
2.    Menghargai dan menghayati 2.1     Menampilkan  perilaku  orang  yang
perilaku jujur, disiplin, tanggung mengimani  akidah  Islam  dalam kehidupan
jawab, peduli (toleransi, gotong sehari-hari
royong), santun, percaya diri, 2.2     Menampilkan perilaku mengimani
dalam berinteraksi secara efektif sifatsifat  wajib  Allah  yang  nafsiyah,
dengan lingkungan sosial dan salbiyah,  ma‘ani,  dan  ma‘nawiyah, sifat-
alam dalam jangkauan pergaulan sifat   mustahil,  serta  sifat  jaiz Allah SWT.
dan keberadaannya 2.3     Membiasakan  perilaku  ikhlas,  taat,
khauf,  dan  tobat  dalam  kehidupan sehari-hari
2.4     Terbiasa  menerapkan  adab  salat  dan zikir
2.5     Mencontoh  kisah  keteladanan NabiSulaiman
a.s. dan umatnya
3.    Memahami pengetahuan 3.1     Memahami  dalil,  dasar,  dan  tujuan akidah
(faktual, konseptual, Islam
danprosedural) berdasarkan rasa 3.2     Mengidentifikasi  sifat-sifat  wajib  Allah yang
ingintahunya tentang ilmu nafsiyah,  salbiyah,  ma‘ani,  dan
pengetahuan, teknologi, seni, ma‘nawiyah  beserta  bukti/dalil  naqlidan aqlinya,
budaya terkait fenomena dan sifat-sifat mustahil dan jaizbagi Allah SWT.
kejadian tampak mata 3.3     Memahami  pengertian,contoh,  dan
dampak  positifsifat  ikhlas,  taat,  khauf,dan tobat
3.4     Memahami adab salat dan zikir
3.5     Menganalisiskisah  keteladanan  Nabi Sulaiman
dan umatnya
4.    Mencoba, mengolah, 4.1     Menyajikan  fakta  dan  fenomena kebenaran
danmenyaji dalam ranah konkret akidah Islam
(menggunakan, mengurai, 4.2     Menyajikan contoh fenomena-fenomena
merangkai, memodifikasi, dan kehidupan  yang  muncul  sebagai  bukti dari sifat
membuat) dan ranah abstrak wajib, mustahil, dan jaiz Allah SWT.
(menulis, membaca, 4.3     Menceritakan  kisah-kisah  yang
menghitung, menggambar, dan berkaitan  dengan  dampak  positif  dari perilaku
mengarang) sesuai dengan yang ikhlas,  taat,  khauf,  dan  tobat dalam fenomena
dipelajari di skolah dan sumber kehidupan
lain yang sama dalam sudut 4.4     Mensimulasikan adab salat dan zikir
pandang/teori 4.5     Menceritakan  kisah  keteladanan  Nabi
Sulaiman dan umatnya
4)      Kelas VII semester genap di MTs
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1.      Menghargai dan menghayati 1.1     Meyakinisifat-sifat  Allah  SWT. melalui al-
ajaran agama yang dianutnya asmw'  al-pusnw (al-‘Azrz,  al-Gaffwr, al-Bwsih, an-
Nwfi’, ar-Ra’yf, al-Barr, alFattwp, al-‘Adl, al-
Qayyym)
1.2     Meyakiniadanya malaikat-malaikat Allah
dan  makhluk  gaib  lainnya,  seperti  jin,
iblis,  dan  setan  dalam  fenomena kehidupan
1.3     Menolak akhlak tercela riya’ dan nifaq
1.4     Menghayati  adab  membaca  Al-Qur’an dan adab
berdoa
1.5     Menghayati keteladanan Ashabul Kahfi
2.      Menghargai dan menghayati 2.1     Meneladani  sifat-sifat  Allah  yang terkandung dalam
perilaku jujur, disiplin, tanggung al-asmw' al-pusnw (al-‘Azrz,  al-Gaffwr,  al-
jawab, peduli (toleransi, gotong Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  al-Barr,  al-Fattwp,  al-‘A
royong), santun, percaya diri, dalam dl,  alQayyym)
berinteraksi secara efektif dengan 2.2     Memilikiperilaku  beriman  kepada
lingkungan sosial dan alam dalam malaikat  Allah  dan  makhluk  gaib lainnya seperti jin,
jangkauan pergaulan dan iblis, dan setan dalam fenomena kehidupan
keberadaannya 2.3     Membiasakan  diri  menghindari  akhlak tercela riya’
dan nifaq
2.4     Terbiasa menerapkan adab membaca AlQur’an dan
adab berdoa
2.5      Menghayati  kisah  keteladanan  Ashabul Kahfi
3.      Memahami pengetahuan (faktual, 3.1     Menguraikan al-asmw'  al-pusnw  (al-‘Azrz,  al-
konseptual, dan prosedural) Gaffwr,  al-Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  al-Barr,  al-
berdasarkan rasa ingin tahunya Fattwp,  al-‘Adl,  alQayyym)
tentang ilmu pengetahuan, 3.2     Mendeskripsikan  tugas  dan  sifat-sifat
teknologi, seni, budaya terkait malaikat  Allah  serta  makhluk  gaib lainnya, seperti
fenomena dan kejadian tampak jin, iblis, dan setan
mata 3.3     Memahami akhlak tercela riya’ dan nifaq
3.4     Memahami  adab  membaca  Al-Qur’an dan adab
berdoa
3.5     Menganalisiskisah  keteladanan Ashabul Kahfi
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji 4.1     Menyajikan  fakta  dan  fenomena kebenaran  sifat-
dalam ranah konkret sifat  Allah  yang terkandung dalam al-asmw' al-pusnw
(menggunakan, mengurai, (al-‘Azrz,  al-Gaffwr,  al-Bwsih,  an-Nwfi’,  arRa’yf,  a
merangkai, memodifikasi, dan l-Barr,  al-Fattwp,  al-‘Adl,  alQayyym)
membuat) dan ranah abstrak 4.2     Menyajikan kisah-kisah dalam fenomena
(menulis, membaca, menghitung, kehidupan  tentang  kebenaran  adanya malaikat dan
menggambar, dan mengarang) makhluk ghaib lainlainnya,seperti jin, iblis, dan setan
sesuai dengan yang dipelajari di 4.3     Mensimulasikan  contoh  perilaku
sekolah dan sumber lain yang sama riya’dan  nifaq  serta  dampaknya  dalam kehidupan
dalam sudut pandang/teori sehari-hari
4.4     Mempraktikkan  adab  membaca  AlQur’an dan adab
berdoa
4.5     Menceritakan kisah keteladanan Ashabul Kahfi
a.    Pandangan tentang Pembelajaran
Secara  prinsip,  kegiatan  pembelajaran  merupakan  proses  pendidikan  yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka  menjadi  kemampuan  yang  semakin  lama  semakin  meningkat  dalam
sikap,  pengetahuan,  dan  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya  untuk  hidup
dan  untuk  bermasyarakat,  berbangsa,  serta  berkontribusi  pada  kesejahteraan hidup umat manusia.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan  semua  potensi  peserta  didik  menjadi  kompetensi  yang diharapkan.
Lebih  lanjut,  strategi  pembelajaran  harus  diarahkan  untuk  memfasilitasi pencapaian
kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi
pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang
pada  gilirannya  mereka  menjadi  komponen  penting  untuk  mewujudkan
masyarakat  belajar.  Kualitas  lain  yang  dikembangkan  kurikulum  dan  harus terealisasikan dalam
proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati,
toleransi dan kecakapan hidup
peserta  didik  guna  membentuk  watak  serta  meningkatkan  peradaban  dan martabat bangsa.
Untuk  mencapai  kualitas  yang  telah  dirancang  dalam  dokumen  kurikulum,
kegiatan  pembelajaran  perlu  menggunakan  prinsip  yang: 
1. berpusat  pada peserta  didik,  
2. mengembangkan  kreativitas  peserta  didik,  3.  menciptakan
kondisi  menyenangkan  dan  menantang, 
3. bermuatan  nilai,  etika,  estetika, logika, dan kinestetika, dan
4. menyediakan pengalaman belajar yang beragam
melalui  penerapan  berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan
mentransformasikan  informasi  kompleks,  mengecek  informasi  baru  dengan
yang  sudah  ada  dalam  ingatannya,  dan  melakukan  pengembangan  menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat
dan  waktu  ia  hidup.  Kurikulum  2013  menganut  pandangan  dasar  bahwa
pengetahuan  tidak  dapat  dipindahkan  begitu  saja  dari  guru  ke  peserta  didik.
Peserta  didik  adalah  subjek  yang  memiliki  kemampuan  untuk  secara  aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk  itu  pembelajaran  harus  berkenaan  dengan  kesempatan yang  diberikan
kepada  peserta  didik  untuk  mengkonstruksi  pengetahuan  dalam  proses kognitifnya  agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-
idenya.Guru  memberikan  kemudahan  untuk  proses  ini,  dengan  mengembangkan
suasana  belajar  yang  memberi  kesempatan  peserta  didik  untuk  menemukan, menerapkan  ide-
ide  mereka  sendiri,  menjadi  sadar  dan  secara  sadar
menggunakan  strategi  mereka  sendiri  untuk  belajar.  Guru  mengembangkan
kesempatan  belajar  kepada  peserta  didik  untuk  meniti  anak  tangga  yang
membawa  peserta  didik  ke  pemahaman  yang  lebih  tinggi,  yang  semula
dilakukan  dengan  bantuan  guru  tetapi  semakin  lama  semakin  mandiri.  Bagi
peserta  didik,  pembelajaran  harus bergeser  dari  ”diberi  tahu”  menjadi  ”aktif mencari tahu”.
b.   Proses Pembelajaran Terjadi  secara Internal pada Diri Peserta Didik
Di  dalam  pembelajaran,  peserta  didik  difasilitasi  untuk  terlibat  secara aktif
mengembangkan  potensi  dirinya  menjadi  kompetensi.  Guru  menyediakan
pengalaman  belajar  bagi  peserta  didik  untuk  melakukan  berbagai  kegiatan yang memungkinkan
mereka  mengembangkan  potensi  yang  dimiliki  mereka
menjadi  kompetensi  yang  ditetapkan  dalam  dokumen  kurikulum  atau  lebih.
Pengalaman  belajar  tersebut  semakin  lama  semakin  meningkat  menjadi
kebiasaan  belajar  mandiri  dan  ajeg  sebagai  salah  satu  dasar  untuk  belajar sepanjang hayat.
c.    Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
Kurikulum  2013  mengembangkan  dua  modus  proses  pembelajaran  yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran  langsung  adalah  proses  pendidikan  di  mana  peserta  didik
mengembangkan  pengetahuan,  kemampuan  berpikir  dan  keterampilan
psikomotorik  melalui  interaksi  langsung  dengan  sumber  belajar  yang
dirancang  dalam  silabus  dan  RPP  berupa  kegiatan-kegiatan  pembelajaran.
Dalam  pembelajaran  langsung  tersebut  peserta  didik  melakukan  kegiatan
belajar  mengamati,  menanya,  mengumpulkan  informasi,  mengasosiasi  atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan  analisis.  Proses  pembelajaran  langsung  menghasilkan  pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran  tidak  langsung  adalah  proses  pendidikan  yang  terjadi  selama
proses  pembelajaran  langsung tetapi tidak dirancang  dalam  kegiatan  khusus.
Pembelajaran  tidak  langsung  berkenaan  dengan  pengembangan  nilai  dan
sikap.  Berbeda  dengan  pengetahuan  tentang  nilai  dan  sikap  yang  dilakukan
dalam  proses  pembelajaran  langsung  oleh  mata  pelajaran  tertentu,
pengembangan  sikap  sebagai  proses  pengembangan  moral  dan  perilaku dilakukan oleh seluruh mata
pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam  proses pembelajaran  Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama
belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran
untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun  pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak  terpisah.
Pembelajaran  langsung  berkenaan dengan  pembelajaran  yang  menyangkut KD yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara  bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan  KD pada KI-1 dan KI-
2.  Pembelajaran  tidak  langsung  berkenaan  dengan  pembelajaran  yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses  pembelajaran  terdiri  atas  lima  pengalaman  belajar  pokok  yaitu: 1. mengamati; 2.
menanya; 3. mengumpulkan informasi; 4. mengasosiasi; dan 5. mengkomunikasikan.(11)
d.   Perencanaan Pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan
pembelajaran  yang  diwujudkan  dengan  kegiatan  penyusunan  rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
e.    Alur Standar Proses pembelajaran

11. Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 310
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran  yang  meliputi  kegiatan  pendahuluan,  kegiatan  inti,  dan kegiatan penutup.12
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi
dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar
tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-
satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih aktif mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna
menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena, mereka
dilatih untuk berfikir logis dan sistematis.
4.    Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan  instrumen  penilaian  hasil  belajar  peserta  didik.  Penilaian  pendidikan
sebagai  proses  pengumpulan  dan  pengolahan  informasi  untuk  mengukur
pencapaian  hasil  belajar  peserta  didik,  penilaian  dalam  pengertian  ini
mencakup:  penilaian  otentik,  penilaian  diri,  penilaian  berbasis  portofolio,
ulangan,  ulangan  harian,  ulangan  tengah  semester,  ulangan  akhir  semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian madrasah.
C.  Telaah dan Analisis Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs,
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang terencana untuk menyiapkan peserta didik dalam
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatanbimbingan,
pengajaran dan atau latihan. Bidang studi PendidikanAgama Islam meliputi: Aqidah Akhlak, Qur’an
Hadis, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Materi Aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan atau
keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam nama-nama
Allah Swt. (al-Asma’ al-husna). Materi Akhlak menekan kan pada pembiasaan untuk menerapkan akhlak
terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah) dalam kehidupan
sehari-hari. Akhlak mempelajari relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia

12. Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013, h. 308-318
dengan alam semesta. Relasi atau hubungan ketiganya ini harus harmonis sebagaimana yang ditunjukkan
dalam al-Qur’an surah Al-Qashash: 77:13
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Sementara itu pada materi Aqidah, mempelajari sifat 20 Tuhan (Aqidah al Awwam) atau
mengenalkan sifat-sifat Tuhan yang 99 sebagaiman yang disebutkan dalam al-Qur’an yang dikenal
dengan al-asma’ al-husna perlu diarahkan pada dimensi empirik. Dengan misalnya kita menjelaskan
kepada mereka bahwa Tuhan itu memiliki sifat Rahman (Maha Pengasih), jadi manusia harus optimis
dalam menjalani hidup di dunia ini. Sifat rahman atau kasih sayang Tuhan itu diberikan kepada semua
hamba-Nya, tanpa pandang bulu, tanpa deskriminatif, baik hamba yang mukmin maupun yang tidak,
namun Allah Swt. Hanya memberikan kasih sayang (Rahim-Nya) di akhirat kelak khusus kepada yang
mukmin saja. Oleh sebab itu, jika di dunia orang non-mukmin belajar kedokteran, maka mereka akan
menjadi dokter. Namun jika orang mukmin sendiri tidak belajar kedokteran, tetapi belajar ilmu klenik,
maka mereka akan menjadi dukun. Demikian pula, jika orang non-mukmin bekerja keras mengikuti
hukum ekonomi, maka mereka akan menjadi kaya, ini hukum yang berlaku di dunia. Begitupun
sebaliknya, jika orang mukmin malas-malasan bekerja, maka mereka menjadi miskin.
Dalam pembelajaran kita harus memahami dua pendekatan: pertama, pendekatan content treatment
interactions (CTI) yang berasumsi bahwa suatu pembelajaran tidak akan selalu cocok untuk setiap jenis
isi materi pembelajaran yang diajarkan, kedua, pendekatan Attitude Treatment Interaction (ATI) yang
berasumsi bahwa suatu perlakuan pembelajaran tidak akan selalu cocok untuk setiap keunikan
karakteristik individu peserta didik (siswa). Dalam pembelajaran PAI idelanya kita dapat memberikan
secara terpadu dan menyeluruh. Lihat bagan berikut 14

13. Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG), (Malang: UIN-Maliki Press, 2013), h. 33.

14. Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan Latihan…, 35.
BAB III
KESIMPULAN

Kurikulum 2013 lahir dengan berbagai alasan,  antara lain: kondisi pendidikan yang belum sesuai
dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus globalisasi, berbagai isu lingkungan hidup,
perkembangan ilmu dan teknologi, pola pikir dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan
ditingkatkan.
Sebagai dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata pelajaran Aqidah
Akhlak pada MTs. memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara
lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif sehingga
pembelajaran tidak sendiri-sendiri. Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam kurikulum ini
diberikan porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan secara verbal.
Sosialisasi yang singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya, sehingga timbul
berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata kompetensi dasar yang dirumuskan masih sarat
pada dimensi kognitif. Pada komponen penilaian, untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih
sulit dilaksanakan karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan pengawasan dari banyak
pihak. 
Suatu keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu sesuai dengan
perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti pada aspek curriculum
plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek actual curriculum sering terlupakan. Apa
artinya kurikulum sebagai dokumen jika tidak ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun
dokumen yang dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik, dalam hal ini
guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting agar
terwujud tujuan yang
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005

E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006

Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta: MDC Jateng Pilar

Media, 2007.

M. Fadhillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan

SMA/MA, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014

Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013

Tim Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Materi Pendidikan dan

Anda mungkin juga menyukai