Disusun Oleh:
Halit. Kalbahan
NIM: 050118.00039
Maila Nur Azizah
NIM: 050118.00054
Puja Aqila
NIM: 050118.00060
Dosen:
Abdul Aziz, S.Ag, M.Pd.I
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul: “Pengertian Kompetensi dan Kualifikasi seorang Pendidik, Pendidik Formal dan
Nornformal’”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari
penghabisan.
Atas bimbingan rekan-rekan dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah
ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Profesi Keguruan dan semoga segala yang tertuang
dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun Khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Etika Profesi Keguruan Bapak Abdul Aziz, S.Ag,
M.Pd.I.
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------------------II
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------1
A. Latar Belakang-------------------------------------------------------------------------------------1
B. Problematika----------------------------------------------------------------------------------------3
C. Tujuan Makalah-----------------------------------------------------------------------------------3
BAB II KAJIAN TEORITIK-------------------------------------------------------------------------4
A. Pengertian Kompetensi---------------------------------------------------------------------------4
B. Pengertian Kualifikasi----------------------------------------------------------------------------4
C. Pengertian Pendidik-------------------------------------------------------------------------------6
D. Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik---------------------------------------------------------7
1. Kualifiksi Pendidik-------------------------------------------------------------------------------7
2. Kompetensi Pendidik---------------------------------------------------------------------------10
E. Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik Pada Lembaga Pendidik Formal dan
Nonformal-----------------------------------------------------------------------------------------------12
1. Standar Kualifikasi Pendidikan Formal------------------------------------------------------13
BAB III KESIMPULAN------------------------------------------------------------------------------15
A. Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------------15
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tentu setiap segi pengelolaan dan pendayagunaan personalia sekolah/madrasah
(SDM), ditentukan oleh cara memimpin seorang pemimpin yang disebut kepala
sekolah dalam ranah lembaga sekolah sebagai top leader, sehingga dalam
penerpaannya akan mengelola setiap personalia sekolah yang baik dan benar.4
Pengembangan Sumber daya manusia dalam ranah pendidikan berorientasi
terhadap guru. Karena guru menjadi titik sentral dalam usahanya bertanggung jawab
mengembangkan potensi peserta didik. Guru haruslah memiliki potensi, kualitas, dan
kemampuan yang luas dalam perannya mendidik peserta didik sebagai sumber daya
masyarakat, bangsa dan negara, tentunya akan mengarah kepada daya kompetensi dan
kualifikasi guru tersebut. Kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki seorang guru
(pendidik) diharapkan dapat mampu memahami secara holistik tentang karakteristik
peserta didiknya (siswa) sehingga dapat ditemukan suatu cara yang dianggap efektif
dan efisien, lagi aktif, kreatif, inovatif, interaktif dan menyenangkan dalam
membimbing, membina, dan mengarahkan peserta didik sehingga tujuan dan target
suatu lembaga pendidikan dapat terealisasikan secara optimal.
Berdasarkan pengertian di atas pendidik/guru dapat diartikan tenaga
profesional yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, tutor, fasilitator yang bertugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi secara profesional sesuai dengan
jenjang pendidikan, kualifikasi akademik, dan kompetensi akademik. Kemampuan
mengajar berkualitas dan sesuai dengan jenjang pendidikannya tidak serta merta
dimiliki begitu saja, diperlukan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan memahami
perkembangan peserta didik. Hal ini dapat dimiliki melalui pendidikan, pelatihan, dan
berlatih secara terus-menerus. Dengan kemampuan yang mumpuni, maka
pembelajaran akan berjalan dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran.5
Kenyataannya banyak dijumpai guru yang mengajar belum sesuai kualifikasi
akademiknya. Meskipun tidak dapat dijamin bahwa yang kualifikasi akademiknya
sesuai akan menghasilkan luaran yang lebih baik dari pada yang kualifikasi
akademiknya tidak sesuai. Akan tetapi pembelajaran akan berjalan tidak maksimal
jika gurunya tidak memahami bidang yang diajarkan. Guru yang tidak menguasai
bahan ajar, strategi pembelajaran, dan perkembangan peserta didiknya, tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal dan bahkan bisa terjadi miskonsepsi. Guru pada
4
Muhammad Faizul Husnanain, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Mutu
Sumber Daya Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam, Tessis, 2005.
5
Umi, Salamah. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi akademik.", hal.
63.
2
pendidikan pada setiap jenjang harus memiliki empat kompetensi, yaitu pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Kemampuan tersebut tidak akan berkembang
dengan baik jika hanya mengandalkan pengalaman, harus terus diupgrade,
dirangsang, didorong pengetahuan baru agar dapat menumbuhkan sikap profesi yang
matang dan berdaya saing. Dan tentu harus mendistingsikan pula kompetensi dan
kualifikasi yang seharusnya dimiliki pendidik pada setiap klasifikasinya, seperti
pendidik pada lembaga pendidikan formal, dan pendidik dalam lembaga pendidikan
nonformal.
Demikian adanya, maka pada penulisan akan menjelaskan bagaimana hakikat
kompetensi dan kualifikasi yang harus dimiliki guru pada setiap klasifikasi sebagai
power dan kapabilitas dalam rangka mengembangkan kan sumber daya manusia
(Peserta didik) demi terealisasinya tujuan dan target yang diharapkan.
B. Problematika
C. Tujuan Makalah
3
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pengertian Kompetensi
Kata kompetensi dalam bahasa Inggris berarti Competency yang artinya:
wewenang, kemampuan, kapabilitas, dan kesanggupan. Selanjutnya, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, bahwa kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) dalam
melakukan, menentukan atau memutuskan segala sesuatu.6 Terdapat beberapa Aspek
dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:7
Dari definisi diatas dapat diambil benang merah, bahwa kompetensi diartikan
sebagai kemampuan. Kemampuan pada hakikatnya adalah seluruh kesanggupan
yang dimiliki seseorang sebagai alat untuk melakukan sesuatu. Kompetensi atau
kemamouan berorientasi pada setiap hal, baik dalam ranah pendidikan atau diluar hal
itu. Pada prinsipnya, setiap pekerjaan tentunya seseorang perlu memerlukan
kemampuan. Bila suatu pekerjaan dilakukan tanpa dilandaskan dengan kemampuan
maka pekerjaan itu tidak akan berjalan secara maksimal.
B. Pengertian Kualifikasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi berarti keahlian, dan jika
diawali dengan awalan ber- menjadi berkualifikasi yaitu: memiliki keahlian
(kecakapan) dalam mengemban sesuatu, lalu mengualifikasikan yang berarti
menempatkan pada suatu tingkatan. Dari definisi ini ditemukan 3 pengertian:8
1. Kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian.
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
7
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 131.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
4
2. Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu
(menduduki jabatan dan sebagainya).
3. Kualifikasi juga berarti, pembatasan dan penyisihan (ranah olahraga).
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 9
menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang
pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Adapun menurut Masnur
Muslich, kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah
dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3 maupun nongelar
seperti D4 atau Post Graduate diploma. 10 Kualifikasi guru yang dimiliki menjadi
tolok ukur maksimalnya proses pembelajaran yang dikelola oleh guru. Kualifikasi
menjadi petunjuk atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya karena
dengan keahlian yang guru miliki maka tujuan-tujuan yang diharapkan untuk
perkembangan peserta didik, akan terealisasi secara efektif dan efisien.
9
Umi, Salamah. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi akademik.", hal.
68.
10
Syaikhul Alim, Muhamad. Pengaruh kualifikasi pendidikan, keikutsertaan diklat dan sikap pada
profesi terhadap kompetensi guru PAI SD di Kabupaten Pekalongan. Diss. IAIN Walisongo, 2010. Didalam,
Umi Salamah. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi akademik.", hal. 68.
5
C. Pengertian Pendidik
Secara umum pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah
tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai
kekhususannya yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator. Sedangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB XI Pendidik dan
tenaga kependidikan pasal 39 mengatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan mimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.11
Menurut Uno (2007) di dalam Febryana mengemukakan, “Guru adalah
orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar
dan membimbing peserta didik”. 12 Guru yang profesional adalah guru yang
memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, perilaku) yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (Saud, 2011). Selanjutnya guru profesional menurut
Kunandar (2007) adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.13
Pendidik juga disebut guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru
adalah figur manusia yang di harapkan kehadiran dan perannya dalam pendidikan. Ketika
dihadapkan kepada masalah pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan,
terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah. Hal itu tidak dapat
disangkal karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan para guru. 14 Menurut
Filsafat pendidikan Islam, bahwa guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab
dalam membimbing dan membantu anak didik dalam mengembangkan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai
11
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6
12
KOMALASARI, FEBYANA PUTRI. Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Pendidikan Dan Latihan
(Diklat) Serta Pengalaman Mengajar Di SMP Negeri Se-Kecamatan Delanggu Tahun 2014. Diss. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
13
Umi, Salamah. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi
akademik." Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3.1 (2019): hal. 73.
14
Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Intraksi Edukatif, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2005), Hal. 1.
6
makhluk Allah, khalifah dimuka bumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk
individu yang berdiri sendiri.15
1. Kualifiksi Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.16Pendidik dalam ranah pendidikan haruslah memiki
kualifikasi akademik. Kualifikasi akademisi berarti ijazah jenjang pendidikan
akademi yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang dan
satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Kualifikasi akademik yang sesuai
menjadi modal utama seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.17
Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan. Dimensi kualifikasi antara lain Kualifikasi, latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan, sertifikat profesi guru, rencana
pengajaran (teaching plans and materials), prosedur mengajar (classroom procedurs), dan
hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Kualifikasi guru menedukung tercapainya
kemampuan guru sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kompetensi yang harus
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial.18
Kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang di persyaratkan baik secara akademis dan
teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Kualifikasi mendorong seseorang untuk
memiliki suatu “keahlian atau kecakapan khusus”. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan, baik sebagai
pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya. Bahkan, kualifikasi
terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya. Kualifikasi guru dalam kegiatan
belajar mengajar menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketrampilan dalam
pekerjaan profesi sebagai guru didukung oleh teori yang telah dipelajari, seorang guru
yang kompeten diharuskan untuk belajar terus menerus dan mendalami fungsinya sebagai
guru yang memiliki kualifikasi. Karena guru yang profesional, mereka harus memiliki
15
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), Hal. 60.
16
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6
17
Umi, Salamah. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi akademik.",
hal. 68.
18
Jahidi, Jaja. "Kualifikasi dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
7
ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan menjaga kode etik guru.
Guru yang profesional, memiliki Skill dalam pekerjaan sebagai pendidik. Sebagai pendidik
tidak bosan dengan profesinya sebagai guru, menganggap pekerjaan itu sebagai hobi dan
tidak merasa puas dengan apa yang dimiliki tentang seluk beluk pendidikan secara khusus
dalam kegiatan belajar mengajar, dan menjaga sikap sebagai pendidik 19.
Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen, yang
merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas kompetensi guru
lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1 atau D4, dan memiliki
sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula guru berhak mendapatkan tunjangan
profesi sebesar 1 bulan gaji pokok guru. Di samping UUGD (Undang-Undang Guru dan
Dosen) juga menetapkan berbagai tunjangan yang berhak diterima guru sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan finansial guru. Kebijakan dalam UUGD ini pada intinya adalah
meningkatkan kualitas kualifikasi dan kompetensi guru seiring dengan meningkatkan
kesejahteraan mereka.20 Maka dari itu, pendidik secara inklusif harus memerhatikan hal
berikut.
a. Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
1) Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1);
2) Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan;
3) Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di Atas D-IV/S1).
19
Jahidi, Jaja. "Kualifikasi dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
20
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentsang Guru dan Dosen. Didalam, Jahidi, Jaja. "Kualifikasi
dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
21
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentsang Guru dan Dosen. Didalam, Jahidi, Jaja. "Kualifikasi
dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
8
2) Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau
program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru untuk
guru dan S-2 untuk dosen.
22
Jahidi, Jaja. "Kualifikasi dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
9
keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama
interaksi kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Guru menentukan apakah kegiatan
belajar-mengajar berpusat kepada guru dengan mengutamakan metode penemuan,
atau sebaliknya. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai
salah satu indikator efektivitas mengajar dipengaruhi oleh perilaku mengajar guru
dalam mewujudkan peranan Itu secara nyata.
3) Hubungan Antar Pribadi
Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar merupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam proses
komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina oleh guru akan
tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b) bersifat luwes dan
terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan kegairahan dan kesungguhan
dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d) mengelola interaksi pribadi dalam kelas.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau informasi dengan
menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan belajar-mengajar sehingga
diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.
Dalam menunjang hal ini, maka ada beberapa langkah-langkah yang dapat
dilakukan oleh lembaga satuan pendidikan untuk memenuhi standar kualifikasi seorang
pendidik, adalah (a) mengikuti program studi lanjut yaitu tugas belajar, ijin belajar,
akreditasi, belajar jarak jauh, pendidikan jarak jauh berbasis ICT, (b) peningkatan
kualifikasi akademik (PKA) guru berbasis KKG. (c) Mengoptimalkan fungsi dan peran
kegiatan dalam bentuk PKG (Pusat Kegiatan Guru), KKG (Kelompok Kerja Guru),
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang memungkinkan para guru untuk berbagi
pengalaman, (c) program studi lanjut bagi guru, (d) memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengikuti penataran-penataran pendidikan, (e) mengikuti seminar - seminr
pendidikan yang sesuai dengan minat dan bidang studi yang dipegang oleh guru, (f)
mengadakan diskusi-diskusi ilmiah secara berkala. 23
2. Kompetensi Pendidik
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan
23
Awe, Ermelinda Yosefa, Nyoman Dantes, and M. Pd Prof I. Wayan Lasmawan. Hubungan Antara
kualifikasi akademik, kompetensi, motivasi kerja dengan kinerja guru sekolah dasar (SD) di Kecamatan
Bajawa, Kabupaten Ngada. Diss. Ganesha University of Education, 2019.
10
tugas keprofesionalannya.24 Di dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat (3)
dinyatakan bahwa kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
kompetensi pedagogic, kepribadian, professional, dan social.
Dalam hal professional, seorang guru harus menguasai keterampilan
mengajar dalam hal: membuka dan menutup pelajaran, bertanya, memberi
penguatan, dan mengadakan variasi mengajar. Wijaya menyatakan bahwa
kemampuan professional yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar
adalah: 25
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar.
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media sumber
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan
guru keperluan pengajaran.
11
4) Kompetensi professional yang diperoleh dari pendidikan profesi adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
26
Awe, Ermelinda Yosefa, Nyoman Dantes, and M. Pd Prof I. Wayan Lasmawan. Hubungan Antara
kualifikasi akademik, kompetensi, motivasi kerja dengan kinerja guru sekolah dasar (SD) di Kecamatan
Bajawa, Kabupaten Ngada. Diss. Ganesha University of Education, 2019.
12
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.27
Pendidikan nonformal berfungsi sebagai penambah pada pendidikan formal
apabila pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik pada
satuan pendidikan formal dirasa belum memadai. Pendidikan nonformal berfungsi
sebagai pelengkap apabila peserta didik pada satuan pendidikan formal merasa perlu
untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui jalur pendidikan
nonformal.28
13
c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
14
terdiri dari, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan
kompetensi pribadi sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
15
kompetensi dan kualifikasi telah dibahas secara legislasi dalam Undang-undang negara,
yang menjelaskan bahwa:
1. Kualifikasi guru terdiri atas dua segi, yaitu: Segi akademisi dan segi kegiatan belajar.
Dalam perspektif segi belajar terdiri dari,
Rencana Pengajaran
Prosedur Pengajaran
Hubungan Antar Pribadi.
2. Kompetensi guru menurut UU No. 14 Tahun 2015 menjelaskan bahwa kompetensi
guru terdiri dari 4 hal:
Kompetensi Pedagogic
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosialm
Kompetensi Professional
Setidaknya, guru professional dalam menjalankan proses pembelajarannya
haruslah memerhatikan beberapa hal sebagai berikut.
Menguasai bahan
Mengelola program belajar mengajar
Mengelola kelas
Menggunakan media sumber
Menguasai landasan-landasan kependidikan
Mengelola interaksi belajar-mengajar
Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran
Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan
guru keperluan pengajaran.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelengaraan
Pendidikan
Salamah, Umi. "Peningkatan kualitas Pendidikan melalui kualifikasi dan kompetensi
akademik." Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3.1 (2019): hal. 61.
Saihu, Made, 2020. Managemen Berbasis Madrasah, Sekolah, dan Pesantren. Jakarta: An-
Namiyah.
Sanjaya,Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Syaikhul Alim, Muhamad. Pengaruh kualifikasi pendidikan, keikutsertaan diklat dan sikap
pada profesi terhadap kompetensi guru PAI SD di Kabupaten Pekalongan. Diss. IAIN
Walisongo, 2010.
Saragih, A. Hasan. "Kompetensi minimal seorang guru dalam mengajar." Jurnal
Tabularasa 5.1 (2008): 23-34.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 12 Tentang Lembaga Pendidikan
Nonformal
Undang-Undang No. 16 Tahun 2007 Tentang Standarisasi Kualifikasi dan Kompetensi
Pendidik.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentsang Guru dan Dosen. Didalam, Jahidi, Jaja.
"Kualifikasi dan Kompetensi Guru." Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pascasarjana 2.1 (2017): 23-30.
Vanni, Heldy Alam, 2016. Kompetensi Tenaga Pendidik dan Hubungannya Dengan
Kompetensi Pendidik Formal dan Nonformal. Jurnal Ilmu Pendidikam Nonformal.
Jakarta: Aksara. Vol. 02, No. 03
18