KURIKULUM PAI
Dosen pengampu : R. Andriani Lestari, M.Pd
Disusun oleh :
Dewi Rukaya
Nur Aulida Pratiwi
Muhamad Sopiyan muzahid
Salbiah Octaviani Gunawan
Yuliatul Maftuhah
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “pengembangan
kurikulum pai dan problematika kurikulum pai”.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada para
penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
A. Pengertian Kurikulum PAI...................................................................................................... 3
B. Pengembangan Kurikulum PAI................................................................................................ 4
C. Problematika Pengembangan Kurikulum PAI.........................................................................15
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19
Bab i
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Mata pelajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran (subject matter) yang
dikemas dalam sebuah kurikulum dan harus diikuti oleh peserta didik yang beragama
Islam. Mata pelajaran PAI berfungsi sebaga pengajaran gama Islam, proses sosialisasi
dan internalisasi nilai-nilai agama Islam, rekonstruksi sosial dan sumber nilai dalam
kehidupan masyarakat, dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, serta berkahlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan
kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama.
Pada sekolah menengah pertama (SMP), kurikulum PAI mempunyai kedudukan yang
strategis untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sejajar dengan mata pelajaran
lainnya. Keberadaan PAI di SMP tidak terpisahkan dari pendidikan nasional, yang
tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni, yang realisasinya membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
menjadikannya berakhlak mulia. Sejalan dengan tujuan ini, maka semua mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik harus mengandung muatan pendidikan akhlak yang
harus diperhatikan setiap guru. Di dalam rancangan kurikulum PAI pada SLTP (1999),
telah diuraikan secara terinci tentang kemampuan dasar lulusannya sebagai berikut :
“Dengan landasan iman yang benar, siswa: (1) mampu membaca Al-Qur’an, menulis dan
memahami terjemahan ayat-ayat pilihan; (2) mengetahui, memahami, dan meyakini
unsur-unsur keimanan; (3) memahami sejarah Nabi Muhammad Saw dan perkembangan
agama Islam; (4) memahami fikih ibadah, muamalah, munakahat, dan jinayat; (5)
melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; dan (6) berbudi pekerti
luhur/berakhlak mulia”. (Ditjen Binbaga Islam, 1999)
Dengan demikian tugas guru PAI dalam pembelajaran adalah meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik akan ajaran Agama Islam agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berskhlak mulia,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
kurikulum, metode atau strategi pencapai tujuan dan komponen evaluasi. Dalam
pembahasan mengenai pengembangan kurikulum terklasifikasi menjadi dua pembahasan
yang sering dibahas oleh para ahli pendidikan, yaitu definisi tentang “pengembangan”
dan “kurikulum”. Pengembangan ialah kegiatan untuk menghasilkan suatu perubahan.
Kegiatan pengembangan disini terdiri dari kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian
dan penyempurnaan, sehingga pengembangan kurikulum harus merujuk pada kegiatan
untuk menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum didefinisikan sebagai salah
satu perencanaan dalam proses pembelajaran yang dimaksudakan guna untuk melakukan
perubahan pada kepribadian anak didik.
Hakikat pendidikan agama islam adalah “usaha orang dewasa muslim yang
bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemapuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah
tiitk maksimal pertumbuhan dan perkembangannya”.
Adapun pengembangan kurikulum PAI yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah
ataupun dimadrasah dapat meliputi beberapa hal, sebagai berikut:
c. Pengembangan materi dan bahan ajar PAI yang disesuaikan dengan latar
konteks sosial budaya dan kebutuhan peserta didik, sehingga memberikan
pembelajaran juga dapat memberikan makna (meaningfull learning),
hal pokok dari pengembangan kurikulum PAI adalah identifikasi yang harus
diproses, dianalisa, sintesis (penggabungan), penilaian, kualifikasi dan kreatifitas
elemen-elemen kurikulum, sehingga dengan adanya psengembangan kurikulum
PAI, diharapkan pembelajaran PAI dapat mengimplementasikan secara optimal.
Motif pengembangan kurikulum PAI yakni pendidikan agama baik yang ada di
sekolah ataupun di madrasah masih yang belum dapat menformulasikan
pendidikan yang bermartabat dalam konteks kehidupan.
PAI yang diajarkan di setiap sekolah atau madrasah juga memiliki
beberapa titik kelemahan, diantaranya ialah;
Maka dari itu PAI bukanlah hanya sekedar komponen yang berfungsi sebagai
upaya pelestarian ajaran dan nilai-nilai agama Islam, akan tetapi kurikulum juga
berfungsi untuk mendorong pengembangan kecerdasan dan kreatifitas peserta
didik, serta pengembangan kecerdasan dan kreatifitas peserta didik, serta
pengembangan tenaga produktif, inovtif yang memiliki jiwa pesaing, rendah hati,
sabar, menjaga harga diri (self esteem), berempati, mampu mengendalikan diri
dan nafsu (self control), berakhlak mulia, bersikap amanah dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankannya.
1. Problematika pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal,
masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam
mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya,
bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa
pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya
kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya
pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan)
yang dimiliki oleh seorang individu.
Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagai asfek kehidupan, baik aspek ekonomi, politik, budaya,
sosial, bahkan pendidikan. Kecendrungan global mendorong umat Islam untuk
terus meningkatkan kompetensinya dalam dunia persaingan yang semakin
kompetitif. Keterbukaan akses dan kemudahan komunikasi dan transportasi
memudahkan para pelajar muslim untuk menimba ilmu di luar negeri. Di satu sisi
globalisasi juga memberikan efek yang negatif bagi pendidikan Islam.
d. Krisis akhlak
b. Kepala Sekolah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran unutk mencapai tujuan pendidikan, yang salah satunya
melalui mata pelajaran pendidikan agama.
Dari pembahasan yang telah di uraikan maka dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa Pengembangan Kurikulum PAI dijadikan sebagai bagian ikhtiar bagi
seorang guru dalam mengefektifkan pembelajaran di kelas, yang mana dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga dapat
menjadikan suatu pembelajaran yang maksimal, baik dari segi pengembangan
tujuan pembelajaran, indikator, bahan ajar, pendekatan, model pembelajaran,
media ajar, evaluasi pembelajaran, maupun pengembangan kreatifitas guru, baik
dalam aspek fisik maupun psikis.
LPK. 2003. Materi Pokok Sosialisasi KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas.
Muhaimin.2004. Paradigma Pendidikan Islam. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Raharjo, Rahmat. 2010. Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Magnum
Pustaka.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2004), hlm.105
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Magnum Pustaka,
2010), hlm. 68.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan pelaksanaan KBK(Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 156.