Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DAN PROBLEMATIKA

KURIKULUM PAI
Dosen pengampu : R. Andriani Lestari, M.Pd

Disusun oleh :
Dewi Rukaya
Nur Aulida Pratiwi
Muhamad Sopiyan muzahid
Salbiah Octaviani Gunawan
Yuliatul Maftuhah

PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “pengembangan
kurikulum pai dan problematika kurikulum pai”.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada para
penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan.

Sukabumi, 13 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 3
A. Pengertian Kurikulum PAI...................................................................................................... 3
B. Pengembangan Kurikulum PAI................................................................................................ 4
C. Problematika Pengembangan Kurikulum PAI.........................................................................15
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19
Bab i

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kurikulum pendidikan Islam memiliki nilai sentral dalam proses


pendidikan, sebagai arah visi pendidikan. Misi pendidikan Islam adalah
bagaimana menciptakan umat beragama dengan bersandar sempurna. Kurikulum
menjadi salah satu aplikasi keberhasilan dan kualitas di institusi pendidikan paling
banyak. Kurikulum akan dikembangkan berdasarkan dunia global dan eksistensi
gaya hidup manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus melihat peningkatan gaya
hidup masyarakat sebagai sumber pembelajaran yang menjadi nilai bagi
pembuatan langkah kurikulum. Selain itu, pengembangan kurikulum pendidikan
Islam juga menjadi pilihan guru untuk menerapkan cara belajar di kelas,
penerapannya diatur secara sistematis untuk membuat pembelajaran yang
maksimal baik dalam visi pengembangan, indikator, teori pelajaran, proses model
pembelajaran, evaluasi pembelajaran atau keterampilan pengembangan guru.
Proses pengembangan kurikulum pendidikan Islam harus dilakukan dengan baik
dan mengagumkan juga melihat beberapa faktor sebagai pendukung dan
penghambatnya.

Dunia pendidikan memang selalu dinamis, terus mengalami perubahan-


perubahan menuju kesempurnaannya, baik untuk beradaptasi dengan ruang dan
waktu yang mengelilinginya maupun untuk mempersiapkan diri dengan masa
selanjutnya. Perubahan-perubahan yang terjadi kesemuanya bertujuan untuk
memperbaiki pendidikan, dengan mempertahankan kebaikan konsep lama dan
menambah dengan konsep baru yang lebih baik, guna untuk mengoptimalisasi
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini tujuan dari sebuah pendidikan, isi,
bahan, metode, serta evaluasi hasil belajar dirancang menjadi suatu program
kegiatan pendidikan yang disebut dengan kurikulum. Pendidikan dan kurikulum
merupakan hal yang integral artinya, tidak bisa dipisahkan, hal ini karena
kurikulum dengan pendidikan memiliki keterkaitan satu sama lain. Kenyataan ini
sejalan dengan para pakar pendidikan yang mengungkapkan bahwa sekolah
merupakan fungsi utama dalam membangun sebuah pembinaan dan
pengembangan baik dalam potensi individu, terutama pengembangan potensi
fisik, intelektual serta pembentukan moral pada setiap peserta didik. Sealain itu,
kurikulum juga merupakan suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam pendidikan. Sehingga, kurikulum
dijadikan sebagai salah satu dimensi keberhasilan dan kualitas pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kurikulum PAI?

2. Apa yang dimaksud pengembangan Kurikulum PAI ?

3. Apa yang dimaksud dengan pengembangan Kurikulum PAI ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian kurikulum PAI.

2. Mengetahui Pengembangan Kurikulum PAI.

3. Mengetahui problematika pengembangan kurikulum PAI.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kurikulum pai

Mata pelajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran (subject matter) yang
dikemas dalam sebuah kurikulum dan harus diikuti oleh peserta didik yang beragama
Islam. Mata pelajaran PAI berfungsi sebaga pengajaran gama Islam, proses sosialisasi
dan internalisasi nilai-nilai agama Islam, rekonstruksi sosial dan sumber nilai dalam
kehidupan masyarakat, dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, serta berkahlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan
kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama.

Pada sekolah menengah pertama (SMP), kurikulum PAI mempunyai kedudukan yang
strategis untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sejajar dengan mata pelajaran
lainnya. Keberadaan PAI di SMP tidak terpisahkan dari pendidikan nasional, yang
tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni, yang realisasinya membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
menjadikannya berakhlak mulia. Sejalan dengan tujuan ini, maka semua mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik harus mengandung muatan pendidikan akhlak yang
harus diperhatikan setiap guru. Di dalam rancangan kurikulum PAI pada SLTP (1999),
telah diuraikan secara terinci tentang kemampuan dasar lulusannya sebagai berikut :

“Dengan landasan iman yang benar, siswa: (1) mampu membaca Al-Qur’an, menulis dan
memahami terjemahan ayat-ayat pilihan; (2) mengetahui, memahami, dan meyakini
unsur-unsur keimanan; (3) memahami sejarah Nabi Muhammad Saw dan perkembangan
agama Islam; (4) memahami fikih ibadah, muamalah, munakahat, dan jinayat; (5)
melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; dan (6) berbudi pekerti
luhur/berakhlak mulia”. (Ditjen Binbaga Islam, 1999)

Dengan demikian tugas guru PAI dalam pembelajaran adalah meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik akan ajaran Agama Islam agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berskhlak mulia,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Pengembangan kurikulum pai

Pengembangan Kurikulum PAI Secara harfiah kata kurikulum merupaka kata


yang berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya “pelari” dan curare yang berarti
“tempat berpacu”. 9 Selain itu, pendidikan juga menggunakan kata manhaj dalam
menyebutkan istilah kurikulum yang diartikan sebagai rencana pengajaran. 10 Sedangkan
kurikulum dalam konteks pendidikan, bermakna rute pegangan seorang pendidik dan
anak didik untuk melakukan perubahan serta mengembangkan IPTEK dari aspek kogitif,
afektif dan psikomotorik. 11 Kurikulum merupakan hal penting guna untuk menciptakan
seorang pendidik yang profesional. Selama dua dekade terakhir kajian tentang kurikulum
telah menjadi bagian dari program pendidikan guru. Oleh karenanya seorang pendidik
harus mempunyai pengetahuan tentang kurikulum dan memahami proses yang dapat
dikembangkan.

kurikulum, metode atau strategi pencapai tujuan dan komponen evaluasi. Dalam
pembahasan mengenai pengembangan kurikulum terklasifikasi menjadi dua pembahasan
yang sering dibahas oleh para ahli pendidikan, yaitu definisi tentang “pengembangan”
dan “kurikulum”. Pengembangan ialah kegiatan untuk menghasilkan suatu perubahan.
Kegiatan pengembangan disini terdiri dari kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian
dan penyempurnaan, sehingga pengembangan kurikulum harus merujuk pada kegiatan
untuk menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum didefinisikan sebagai salah
satu perencanaan dalam proses pembelajaran yang dimaksudakan guna untuk melakukan
perubahan pada kepribadian anak didik.

pengembangan kurikulum PAI merupakan kurikulum yang harus dikembangkan


dalam kategori kurikulum PAI dengan cara mengembangkan pembelajarannya dan
mengkolaborasikan antara satu komponen kurrikulum dengan komponen –komponen
kurikulum yang lainnya
1. Hakikat pendidikan agama islam

Hakikat pendidikan agama islam adalah “usaha orang dewasa muslim yang
bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemapuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah
tiitk maksimal pertumbuhan dan perkembangannya”.

Berdasarkan konsep tarbiyah dalam Al-Qur’an hakikat pendidikan islam dapat


dijabrkan

a. Pendidikan bersifat humanis teosintesis, bahwa pendidikan dan segala


sesuatu yang diajrkan kepada manusia adalah fitrah dan kodrat manusia
sebagai syariat dan ketentuan Allah SWT.

b. Pendidikan bernilai agama,

c. Pendidikan menanamkan tanggung jawab,

d. Pendidikan seumur hidup.

e. Pendidikan tidak terbatas ruang dan waktu.

f. Pendidikan kemaslahatan umat.

2. Pengertian pengembangan kurikulum pai

pengembangan kurikulum PAI merupakan kurikulum yang harus dikembangkan


dalam kategori kurikulum PAI dengan cara mengembangkan pembelajarannya
dan mengkolaborasikan antara satu komponen kurrikulum dengan komponen –
komponen kurikulum yang lainnya.

Adapun pengembangan kurikulum PAI yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah
ataupun dimadrasah dapat meliputi beberapa hal, sebagai berikut:

a. Pengembangan yang terletak pada Komptensi Inti / Kompetensi Dasar,


dengan cara mengembangkan terhadap tujuan dan indikator pada
pembelajaran PAI,
b. Pengembangan silabus PAI,

c. Pengembangan materi dan bahan ajar PAI yang disesuaikan dengan latar
konteks sosial budaya dan kebutuhan peserta didik, sehingga memberikan
pembelajaran juga dapat memberikan makna (meaningfull learning),

d. Pengembangan pendekatan, model dan metode pembelajaran PAI dalam


rangka menciptakan pembelajaran yang ber-pusat pada siswa (student
centered) dan menyenangkan (joyfull learning),

e. Pengembangan terhadap media pembelajaran PAI yang dapat


membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik,

f. Pengembangan terhadap sistem evalusai dalam pembelajaran PAI.

hal pokok dari pengembangan kurikulum PAI adalah identifikasi yang harus
diproses, dianalisa, sintesis (penggabungan), penilaian, kualifikasi dan kreatifitas
elemen-elemen kurikulum, sehingga dengan adanya psengembangan kurikulum
PAI, diharapkan pembelajaran PAI dapat mengimplementasikan secara optimal.

3. Motif pengembangan kurikulum pai

Motif Pengembangan Kurikulum Menurut Muhaimin, Pengembangan Kurikulum


PAI dapat didefinisikan dalam tiga perspektif, diantaranya ialah kegiatan yang
memanifestasi dunia kurikulum PAI, tahapan yang relevan antara satu dengan
komponen komponen yang lain guna untuk mewujudkan pendidikan yang terbaik
dengan beberapa proses yang harus dilakukan.

Motif PAI dalam pengembangan kurikulum yaitu dilaksanakan oleh guru di


sebabkan karena besarnya tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam
konteks pendidikan.

Motif pengembangan kurikulum PAI yakni pendidikan agama baik yang ada di
sekolah ataupun di madrasah masih yang belum dapat menformulasikan
pendidikan yang bermartabat dalam konteks kehidupan.
PAI yang diajarkan di setiap sekolah atau madrasah juga memiliki
beberapa titik kelemahan, diantaranya ialah;

a. Pendekatan yang terlalu normatif,

b. Kurikulum PAI disusun pada setiap madrasah atau di sekolah,

c. Dijadikan sebagai salah satu dampak yang menyertai situasi


tersebut di atas,

d. Keterbatasan di bidang sarana dan prasarana,

4. Arah dan tujuan pengembangan kurikulum pai

Arah dan Tujuan Pengembangan Kurikulum PAI Membahas tentang arah


dan tujuan pengembangan kurikulum, yang harus di ketahui terlebih dahulu ialah
tentang kerangka dasar kurikulum. Sebagaimana tertera dalam Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 6 ayat (1) yang menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejujuran dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas beberapa hal diantaranya; pertama, berupa kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak, kedua, berupa kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, keiga, berupa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, keempat, berupa kelompok mata pelajaran estetika, dan yang kelima
ialah berupa kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Di setiap sekolah atau madrasah, pengembangan kurikulum PAI dijadikan


sebagai bagian dari integral dalam sebuah program pendidikan dan pengajaran
yang di arahkan utuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan kemampuan peserta didik supaya menjadi manusia yang
beriman dan bertqwa kepada Allahh SWT, berakhlaq karimah, sehat, berilmu,
cakap dan kreatifserta dapat menjadi warga negara yang demokratis dan dinamis.

Maka dari itu PAI bukanlah hanya sekedar komponen yang berfungsi sebagai
upaya pelestarian ajaran dan nilai-nilai agama Islam, akan tetapi kurikulum juga
berfungsi untuk mendorong pengembangan kecerdasan dan kreatifitas peserta
didik, serta pengembangan kecerdasan dan kreatifitas peserta didik, serta
pengembangan tenaga produktif, inovtif yang memiliki jiwa pesaing, rendah hati,
sabar, menjaga harga diri (self esteem), berempati, mampu mengendalikan diri
dan nafsu (self control), berakhlak mulia, bersikap amanah dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankannya.

Dilihat dari nilai-nilai hidup yang dikembangkan, maka PAI di samping


mengembangkan nilai-nilai etik relegius, juga mengembangkan nilai-nilai hidup
yang berupa nila-nilai sosial atau persaudaraan (lokal, daerah,nasional, regional
dan global), rasional etik, efesien manusiawi, kekuasaan untuk mengabdi, estetik
kreatif, sehat sportif dan informatif bertnggung jawab.

5. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pai

Prinsip Pengembangan Kurikulum PAI Secara bahasa, prinsip artinya dasar,


keyakinan dan pendirian. Makna prinsip disini menunjukkan bahwa prisnsip
memiliki peran yang sangat urgen dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu.
Oleh karenanya, dalam mengembangkan kurikulum PAI seorang guru sebagai
pengembang harus melaksanakan prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulumnya.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, sebagaimana dikatakan oleh Abdullah


Idi, bahwasannya prinsip-prinsip kurikulum berorientasi pada tujuan, relevansi
(keterkaitan), efektifitas, efisiensi, kesinambungan, fleksibilitas dan prinsip dalam
model pengembangan.

Pada setiap satuan pendidikan yang diaplikasikan oleh guru dalam


pengembangan kurilukulum PAI, ialah harus memperhatikan beberapa prinsip
dalam mengembangkan kurikulum, sebagaimana tertera dalam peraturan Mentri
Pendidikan Nasional (MPN) Tahun 2006, pertama, yakni Berorientasi pada
kemampuan, perkembangan, kebutuhan dan kemaslahatan peserta didik dan
lingkungannya. Dalam pelaksanaan kurikulum fokus terhadap target secara
prinsipil yang menyatakan bahwa karakteristik setiap peserta didik menjadi objek
terpusat untuk melakukan pemberdayaan terhadap potensi yang di sandang,
hingga mencapai tujuanpendidikan yang selaras dengan SISDIKNAS.

Dalam pembahasan tentang prinsip pengembangan kurikulum PAI, terdapat


beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Adapun
macam-macam prinsip itu dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu adakalanya
prinsip umum dan prinsip khusus.

a. Prinsip Umum. Kebanyakan dalam setiap pengembangan kurikulum


mengggunakan prinsip umum. Disamping itu, prinsip umum ini merujuk
pada prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum
secara keseluruhan dari gabungangabungan komponen-komponen yang
membangunnya. Dalam prinsip umum terdapat lima prinsip dalam
pengembangannya, yaitu; relevansi (hubungan), fleksibilitas, kontinuitas
(kelangsungan), praktis atau efisiensi (ketepatan) dan efektivitas.

b. Prinsip khusus. Dikatakan prinsip khusus, karena dalam setiap prinsipnya


hanya berlaku di tempat dan situasi tertentu. Prinsip ini merujuk pada
beberapa prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen
kurikulum secara tersendiri. Adapun prinsip pengembangan kurikulum
yang terkait diantaranya ialah sebagai berikut :

 Prinsip pertama yakni behubungan dengan tujuan pendidik,

 Prinsip yang kedua berkaitan dengan isi pendidikan,

 Prinsip ke tiga ialah prinsip yang berkaitan dengan sistem proses


pembelajaran,

 Prinsip yang keempat ialah prinsip yang berkaitan dengan media


pembelajaran,

 Prinsip yang kelima ialah prinsip yang berkaitan dengan evaluasi


atau penilaian.
c. Sedangkan dalam pelaksanaannya kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan menggunakan beberapa prinsip diantaranya ialah sebagai
berikut

 Prinsip pertama yakni kurikulum dilaksanakan berdasarkan pada


kemampuan, perkembangan dan keadaan peserta didik agar dapat
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
peserta didik harus memperoleh layanan pendidikan yang baik,
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
serta bebas, dinamis dan menyenangkan.

 Prinsip kedua yakni dalam pelaksanaannya kurikulum harus


menegakkan dengan kelima pilar belajar yakni; pilar pertama ialah
belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, pilar kedua belajar untuk menghayati dan memahami, pilar
ketiga ialah belajar untuk mampu mengaplikasikan dan berbuat
secara efektif, pilar keempat ialah belajar untuk hidup bersama dan
berguna untuk orang lain, dan pilar kelima ialah belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

 Prinsip Ketiga yakni kurikulum dalam pelaksanaannya harus


mengoptimalkan peserta didik untuk mendapatkan pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan sesuai dengan
kemampuan, tingkat perkembangan dan keadaan peserta didik
dengan tetap memperhatikan terhadap keterpaduan pengembangan
karakter peserta didik26 yang berdimensi ke-Tuhanan,
individualisme, kesosialan dan moral.

 Prinsip ke empat yakni kurikulum dalam pelaksanannya harus


disesuaikan dengan keadaan antara peserta didik dan pendidik
yang saling bertoleransi, akrab, terbuka atas dasar tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada yaitu
di belakang dapat memberikan daya dan kekuatan, di tengah dapat
membangun semangat dan prakarsa, di depan dapat memberikan
contoh dan panutan.

 Prinsip yang kelima yakni Pelaksanaan kurikulum menggunakan


model pendekatan multimedia dan multistrategi,bahan ajar dan
teknologi yang mencukupi dan memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam tak ambang jadi guru
( semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan
sumber sebagai sumber belajar, contoh dan teladan).

 Prinsip yang ke enam ialah kurikulum dalam pelaksanaannya


mendayagunakan keadaan alam, sosial budaya serta kekayaan
daerah yang dijadikan sebagai suatu keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian yang optimal.

 Sedangkan prinsip yang ketujuh ialah seluruh komponenkomponen


kurikulum, seperti kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembngan diri yang terdapat pada kurikulum diselenggarakan
dengan cara keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan serta
tepat dan memadai antar kelas dan tingkat jenjang setiap
pendidikan.

Apabila dalam proses pengembangan kurikulum ingin efektif dan efisien,


maka pengembang kurikulum harus memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
khusus. Sehingga dengan memperhatikan hal tersebut tim pengembangan
kurikulum akan bisa bekerja secara mantab, terarah dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
C. Problematika pengembangan kurikulum pai

1. Problematika pendidikan

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal,
masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.

Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam
mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya,
bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa
pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya
kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya
pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan)
yang dimiliki oleh seorang individu.

Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-


persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan,
khususnya Negara Indonesia.

Problematika yang dihadapi pendidikan Islam menghadapi era globalisasi di


antaranya adalah: Kekurangan sumber daya tenaga pendidik yang profesional,
Kesejahteraan tenaga pendidik masih rendah, Orientasi pembelajaran lebih
bersifat kognitif, Manejemen madrasah kurang optimal, Krisis akhlak,

2. Problematika pendidikan islam Era Global

Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagai asfek kehidupan, baik aspek ekonomi, politik, budaya,
sosial, bahkan pendidikan. Kecendrungan global mendorong umat Islam untuk
terus meningkatkan kompetensinya dalam dunia persaingan yang semakin
kompetitif. Keterbukaan akses dan kemudahan komunikasi dan transportasi
memudahkan para pelajar muslim untuk menimba ilmu di luar negeri. Di satu sisi
globalisasi juga memberikan efek yang negatif bagi pendidikan Islam.

Beberapa problematika yang dihadapi pendidikan Islam adalah:


a. Kekurangan sumber daya tenaga pendidik yang profesional dan
Kesejahteraan tenaga pendidik masih rendah

b. Orientasi pembelajaran lebih bersifat kognitif

c. Manajemen madrasah kurang optimal

d. Krisis akhlak

e. Persepsi masyarakat terhadap madrasah masih banyak kurang baik.

3. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran


diperlukan pembelajaran yang efektif. Suatu pembelajaran dikatakan efektif
apabila pembelajaran tersebut dapat membelajarkan pesereta didik secara
kondusif. Untuk itu diperlukan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi,
yang meliputi sebagai berikut :

a. Student centered instruction, yaitu pembelajaran yang berpusat pada


peserta didik seperti diskusi dlam berbagai variasi, kemudian dapat
dikembangkan dengan adanya game yang dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih hidup. Peserta didik bersifat aktif sedang guru fasilitator.

b. Collaborative learning, yaitu cara beklajar siswa aktif melalui proses


pembelajaaran yang dilakukan secara bersama-sama antara guru dan
peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta diidk yang lain.

c. Self discovery learning, yaitu belajar melalui penemuan mereka sendiri,


melalui penelitian dengan menemukan sendiri masalah yang harus
dipelajari dan dipecahkan.

d. Quantum learning, yaitu strategi belajar dimana dalam belajar semua


indera harus bekerja aktif, di mana semua komponen kecerdasan akan
aktif bekerja menggunakan multimedia dan pendayagunaan kelompok
belajar.
e. Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu strategi yang digunakan
untuk membantu peserta didik untuk memahami makna dari materi
pelajaran dengan mengaitkan mata pelajaran tersebut dengan konteks
kehidupan mereka.

4. Kendala-kendala peleksanaan pembelajaran

Kendala pembelajaran adalah hambatan yang menjadikan pelaksanaan


pembelajaran tidak evektif. Kendala disini juga meliputi problem-problem yang
sering dikeluhkan oleh peserta didik maupun guru selaku pelaksana kurikulum.
Kendala-kendala dalam pembelelajaran, diantaranya :

a. Guru dan Peserta Didik

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran peran guru


sebagai pelaksana kurikulum dan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran sangat berpengaruh

b. Kepala Sekolah

Komponen pendidikan yang harus bertanggung jawab terhadap


keberhasilan maupun keberlangsungan proses pendidikan di sekolah
adalah kepala sekolah.

c. Sarana dan Prasarana

Pelaksanaan pembelajaran PAI tidak akan optimal tanpa adanya dukungan


sarana prasarana yang memadai untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran unutk mencapai tujuan pendidikan, yang salah satunya
melalui mata pelajaran pendidikan agama.

 Dari pembahasan yang telah di uraikan maka dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa Pengembangan Kurikulum PAI dijadikan sebagai bagian ikhtiar bagi
seorang guru dalam mengefektifkan pembelajaran di kelas, yang mana dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga dapat
menjadikan suatu pembelajaran yang maksimal, baik dari segi pengembangan
tujuan pembelajaran, indikator, bahan ajar, pendekatan, model pembelajaran,
media ajar, evaluasi pembelajaran, maupun pengembangan kreatifitas guru, baik
dalam aspek fisik maupun psikis.

 Selain itu, pengembangan kurikulum PAI merupakan suatu proses yang


berkesinambungan, oleh karena itu diperlukan sebuah evaluasi atau penilaianyang
berkelanjutan guna untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan dari
pengembangan yang telah dilakukan untuk dijadikan feed back dalam
pengembangan-pengembangan berikutnya. Proses pengembangan kurikulum PAI
harus dilakukan dengan baik dan teliti serta mempertimbangkan faktor-faktor
pendukung dan penghambatnya, agar supaya target yang dicapai bisa sesuai
dengan rencana awal yang telah di tetapkan.

 Problematika yang dihadapi pendidikan Islam menghadapi era globalisasi di


antaranya adalah: Kekurangan sumber daya tenaga pendidik yang profesional,
Kesejahteraan tenaga pendidik masih rendah, Orientasi pembelajaran lebih
bersifat kognitif, Manejemen madrasah kurang optimal, Krisis akhlak,
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Irsad, ‘Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Madrasah (Studi


Atas Pemikiran Muhaimin)’, Iqra’, 2.1 (2016), Hlm. 232.

LPK. 2003. Materi Pokok Sosialisasi KBK. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas.
Muhaimin.2004. Paradigma Pendidikan Islam. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Raharjo, Rahmat. 2010. Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Magnum
Pustaka.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2004), hlm.105
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Magnum Pustaka,
2010), hlm. 68.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan pelaksanaan KBK(Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 156.

Anda mungkin juga menyukai