Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROJECT PENELITIAN

MATA KULIAH PERBANDINGAN PENDIDIKAN

ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DI
SMP MUHAMMADIYAH KARAWANG

Oleh:
Kelompok: 2
Yustiara hafipah 211063119211
Camellia Permata Putri 211063119215
Dheby Melati Putri 211063119220

KELAS 6 F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS AGAMA ISLAM (FAI)
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan project penelitian ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Yadi Fahmi Arifudin, M.Pd.I.
sebagai dosen pengampu mata kuliah … (nama mata kuliah) yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Namun demikian kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah.
Harapannya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pegangan dan landasan bagi para peneliti
selanjutnya untuk dapat menyempurnakan dan mengembangkan dari apa yang sudah kami
kerjaksan. Semoga apa yang kami tulis bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan.

Karawang, 28 Februari 2024

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ....................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS .............................................................................................. 7
A. Deskripsi Teori................................................................................................................ 7
d. Sekolah Islam Terpadu ................................................................................................. 13
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................................ 14
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 20
A. Pendekatan .................................................................................................................... 20
B. Sumber Data.................................................................................................................. 20
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 20
D. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses mendidik, mengembangkan dan memberi
peningkatan wawasan serta pengetahuan guna menciptakan peserta didik yang memiliki
peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan adalah pembelajaran seumur
hidup, pendidikan dimaksud untuk meningkatkan martabat manusia agar mempunyai
keterampilan dan kemampuan sehingga produktivitasnya meningkat (Lisnawati, 2007).
Makna pendidikan sebagai usaha seseorang agar dapat mengembangkan bakat yang
dimiliki sejak lahir, dari segi jasmani maupun rohani dengan nilai yang berdampingan
oleh kebudayaan serta masyarakat. Kelak usaha tersebut, dapat diteruskan kepada
generasi penerus untuk diimplementasikan kepada lingkungannya.
Dalam Pendidikan, pengelolaan kurikulum dan Sumber Daya Manusia sangat
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan tersebut. Kurikulum merupakan roh atau
nyawa bagi sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai
kurikulum, sama dengan makhluk yang tidak bernyawa. Gedung Sekolah hanya sebagai
monumen, perserta didik dan pendidik sebagai pengunjung yang hanya menyaksikan
keindahan gedung saja sedangkan kurikulum merupakan perangkat lunak (software)
yang harus ada terlebih dulu sebelum perangkat lain disediakan. Kurikulum itu ibarat
pondasi dan bagunan harus kuat pondasinya (Adiyono, Dosen Stit Ibnu Rusyd, 2022).
Dengan adanya kurikulum, maka pengelolaan dan tujuan pendidikan akan tercapai,
pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, perserta didik dapat belajar
dengan tertib dan terarah, sehingga kualitas pendidikan lebih meningkat.kepala sekolah
dapat mengatur manajemen sekolah dengan baik pula (Marwan Salahuddin, 2012).
Keberhasilan pengembangan kurikulum terletak pada guru/pendidik . Oleh karena itu,
sangat penting bagi guru untuk melakukan pengembangan kurikulum dansekiranya dapat
memberikan warna baru untuk pendidikan. Guru juga seharusnya memiliki standar
pendidikan mengarah kepada penguasaan digital (Ahmadi & Syahrani, 2022), sebab
semua yang berbasis internet terasa lebih hebat (Syahrani, 2021), guru yang gaptek tentu
akan menyulitkan proses pembelajaran oleh karena itu perlu sekali dizaman ini guru
yang memiliki penguasaan digital melebihi siswa/peserta didik itu sendiri.
Pendidikan dan kurikulum adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, ini karena
kurikulum dengan pendidikan memiliki keterkaitan satu sama lain. Ini sejalan dengan

3
para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa fungsi utama sekolah adalah pembinaan
dan pengembangan semua potensi individu, terutama pengembangan potensi fisik,
intelektual, dan moral setiap peserta didik. Maka sekolah harus berfungsi sebagai tempat
pendidikan formal untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber
daya manusia. Tujuan dari pendidikan ialah isi, bahan, metode, serta evaluasi dari hasil
belajar yang dirancang menjadi suatu program kegiatan pendidikan yang disebut
kurikulum.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu dari tanggung jawab
lembaga atau institusi penyelenggara pendidikan. Pedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan mengelola proses pembelajaran meliputi pemahaman terhadap karakteristik
para peserta didik, pengertian teori belajar, penguasaan prinsip pembelajaran yang
mendidik dan pengembangan kurikulum. Apabila tidak menguasai kompetensi tersebut
akan menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran.
Maka dari itu berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini seringkali
berjalan apa adanya, alami, tradisional, serta dilakukan tanpa perencanaan dan konsep
yang matang. Akibat dari keadaan demikian, maka mutu pendidikan Islam seringkali
menunjukkan keadaan yang kurang menggembirakan. Kurikulum merupakan bagian
terpenting dalam sebuah pembelajaran didunia pendidikan. Keberhasilan proses
pendidikan ditentukan oleh kurikulum yang terencana dengan baik. Kurikulum yang
terencana dengan matang akan memudahkan guru dalam proses pembelajaran disebuah
lembaga pendidikan.
Relasi kekuasaan dan orientasi pendidikan islam yang tidak menentu karena tuntutan
pola hidup pragmatis masalah kurikulum yang sentralistik-birokratik yang sifatnya
otoriter, pendekatan atau metode pembelajaran masih konservatif konvensional.
Pentingnya pendidikan bermutu, karena pendidikan nasional termasuk pendidikan islam
yang saat ini sedang menghadapi tantangan yang sangat besar baik secara nasional
maupun global.
Kualiatas pendidikan islam Indonesia saat ini yang dinilai rendah. Padahal,
pendidikan adalah suatu hal yang disepakati menjadi hal yang pokok dalam suatu bangsa
manapun. Kualitas pendidikan dalam suatu bangsa menjadi salah satu penentu
kemajuan bangsa tersebut. Salah satu sebab rendahnya kualitas islam di indonesia adalah
pendidikan islam sering terlambat dalam merumuskan diri untuk merespon perubahan
dan kecenderungan masyarakat sekarang dan yang akan datang.
Para pendiri sekolah Muhammadiyah juga memiliki kesadaran yang sangat kuat
tentang pentingnya menciptakan pendidikan Islam yang berkualitas. Mereka mengakui
bahwa pendidikan Islam yang berkualitas adalah kunci untuk memajukan umat Islam dan
menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, mereka mendirikan sekolah-sekolah
Muhammadiyah dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang seimbang antara
ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, serta mengembangkan keterampilan dan
kepribadian yang kokoh bagi para siswa. Pendiri Muhammadiyah, seperti KH Ahmad
Dahlan, meyakini bahwa melalui pendidikan Islam yang berkualitas, umat Islam dapat
menjadi lebih berkembang dan berdaya saing dalam berbagai aspek kehidupan.
SMP Muhammadiyah Karawang merupakan sekolah menengah pertama (SMP)
dibawah naungan Muhammadiyah di Kabupaten Karawang. Adapun pelajaran yang
diberikan meliputi semua mata pelajaran wajib sesuai kurikulum yang berlaku dan
tambahan pelajaran-pelajaran agama Islam.
SMP Muhammadiyah Karawang memiliki staf pengajar guru (uztad dan uztazah)
yang kompeten pada bidang pelajarannya sehingga berkualitas dan menjadi salah satu
yang terbaik di Kabupaten Karawang. Tersedia juga berbagai fasilitas sekolah seperti
ruang kelas yang nyaman, perpustakaan, lapangan olahraga, mushollah/masjid, kantin
dan lainnya. Pembelajarannya menggunakan Kurikulum 2013, ditunjang dengan 15
ruang kelas, satu perpustakaan, dan 12 sanitasi. Proses belajar mengajar di
SMP Muhammadiyah Karawang dilakukan pada sehari penuh. Dalam seminggu, siswa
masuk selama lima hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tujuan Kurikulum PAI di Karawang?
2. Bagaimana Struktur Pembelajaran, Komponen Isi dan Materi pembelajaran PAI di
SMP Muhammadiyah Karawang?
3. Bagaimana metode pembelajaran PAI yang digunakan di SMP Muhammadiyah
Karawang?
4. Bagaiamana sistem evaluasi pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah
Karawang?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Tujuan Kurikulum PAI di SMP Muhammadiyah Karawang

5
2. Mengetahui Struktur Pembelajaran, Komponen Isi dan Materi pembelajaran PAI
di SMP Muhammadiyah Karawang
3. Mengetahuai metode pembelajaran PAI yang digunakan di SMP Muhammadiyah
Karawang
4. Mengetahui sistem evaluasi pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah Karawang

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Dari hasil penelitian ini akan diketahui bagaimana kurikulum PAI di SMP
Muhammadiyah Karawang. Harapannya hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan
bagi penelitian selanjutnya khususnya terkait kurikulum pendidikan agama Islam.
2. Kegunaan Praktis
Dengan diketahuinya hal-hal yang telah dirumuskan dalam penelitian tersebut,
maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam dapat menjadikan hasil
penelitiannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan lembanga pendidikan
lainnya agar dapat unggul seperti di SMP Muhammadiyah Karawang.
b. Bagi pemerintah daerah hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan Islam lainnya untuk diadakan peningkatan agar
berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Deskripsi Teori
1. Kurikulum
a. Definisi Kurikulum
Ur Beauchamp (1999) mendefinisikan dalam buku Manajemen Kurikulum
Terintegrasi karya Dr. Mohammad Zaini, M.M. kurikulum adalah semua
kegiatan yang disediakan dan direncanakan oleh sekolah, Konsep lain lagi
misalnya mengatakan bahwa kurikulum tidak terbatas kegiatan itu saja,
melainkan mencakup seluruh pengalaman yang diperoleh siswa, baik intelaktual,
emosional, sosial, maupun pengalaman lainnya.
Menurut Soedijarto (1999) kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan. Sementara itu Surahmad
(1998) mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
tertentu. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Definisi-definisi tersebut jika kita generalisasikan maka akan mengkerucut pada
satu kesimpulan bahwa kurikulum merupakan rancangan rencana kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa untuk mencapai
tujuan. (Zaini,2020)
Jadi kurikulum adalah dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum dalam arti
sempit ialah perangkat atau program pelajaran yang disajikan dalam proses
pendidikan. Sedangkan dalam arti luas, kurikulum meliputi semua proses
pendidikan dan pengalaman pendidikan baik di dalam maupun di luar kelas.
b. Urgensi Kurikulum
Kurikulum dan pendidikan merupakan suatu hubungan yang tidak dapat
dipisahkan. Seperti yang telah diketahui bahwa kurikulum berperan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Kalau tidak ada kurikulum maka

7
pendidikan tidak dapat terlaksana dan tujuan pendidikan pun tidak akan terwujud,
sebagai pedoman penyeleggaraan pendidikan, selain itu kurikulum selalu
disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang ada. Kurikulum disusun secara
sistematis, jelas, dan rinci dengan tujuan agar mudah dipahami dan digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar. (Musfid,2022)
Maka dari itu, Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
pendidikan, karena kurikulum lah yang mengatur dan mnegarahkan agar tujuan
pendidikan itu dapat tercapai dan tidak melenceng dari tujuan yang telah
direncanakan.

c. Unsur Kurikulum
1) Tujuan
Kurikulum berperan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran. memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat
panduan interaksi antara pendidik/guru dan peserta didik. Dengan demikian,
kurikulum berfungsi sebagai "jantung dari proses pendidikan di sekolah untuk
memberdayakan potensi peserta didik. Panduan interaksi antara guru dan
peserta didik biasanya disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran akan lebih
optimal jika didukung kurikulum sebagai pedoman atau panduannya.
Keberadaan kurikulum ini menjadi sangat vital di antara komponen
pendidikan lainnya karena kurikulum merupakan jantung pendidikan.
Kurikulum pada pendidikan, seperti fungi jantung pada manusia yang
memompa dan darah keseluruh tubuh. (Teguh,2022)

2) Materi Pembelajaran
Menurut Prastowo (2011:17) dalam buku PENGEMBANGAN
MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA karya Prof. Dr. Hj.
Sulastriningsih(dkk) bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan, baik
informasi, alat maupun teks yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompotensi yang akan dikuasai siswa dan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru atau isntrukstr dalam
melaksankan proses pembelajaran di kelas
Materi pelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan. Melalui materi, guru atau instruktur akan lebih mudah
melaksanakan pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan mudah
dalam belajar. Materi dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi yang akan disajikan. Materi disusun
dengan tujuan menyediakan bahan ajar sesuai kebutuhan pembelajar, yakni
materi yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial
peserta didik, membantu pembelajarn dalam memeroleh alternatif bahan, di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh, memudahkan
instruktur dalam melaksankan pembelajaran.

3) Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses mentransfer ilmu dari guru ke
murid yang membutuhkan metode-metode yang tepat agar ilmu yang
disampaikan bisa diterima secara baik. Secara sekilas, dari sini bisa
terlihat pentingnya metode pembelajaran dalam proses KBM di samping
peran guru yang sentral dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakter peserta didiknya dan dalam mengoptimalisasi keunggulan
metode pembelajaran yang digunakan dan meminimalisir kekurangannya.
Karena memang harus diakui setiap metode pembelajaran mesti
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Jadi sederhananya dari pengertian dua kata di atas, yang
dimaksud dengan metode pembelajaran adalah cara guru
menyampaikanmateri belajar kepada peserta didiknya dalam lingkungan
kegiatan belajar mengajar (KBM).Dan itu adalah inti dari definisi-definisi
para pakar pendidikan, mengenaimetode pembelajaran meski
diungkapkandengan redaksi yang berbeda-beda. Seperti yang
didefinisikan oleh Nana Sudjana (2005, 76) bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar dan
mengajar. Begitu pula M. Sobri Sutikno (2009, 88) yang memberikan
penjelasan, metode pembelajaran adalah cara-cara dalam menyajikan materi
pelajaran yang diberikan kepada murid agar terjadi proses pembelajaran pada
diri siswa. (Ridwan,2020).
9
4) Evaluasi
Evaluasi kururkulum adalah suatu proses mempertimbangkan untuk
memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang
menyeluruh dansaling keterkaitan, di mana hal inidiusahakn oleh satuan
pendidikan yang dirancang untuk peserta didik baik di dalam kelas,
sekolah maupun di luar sekolah.
Evaluasi kurikulum memiliki peranan penting dalam dunia
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi kita tidak akan tahu kelemahan
dan kekuatan di dalam perencanaan maupun proses implementasi
kurikulum yang telah digunakan. Dan menjadikan hal tersebut
sebagai umpan balik oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
seperti halnya; orang tua, guru, pengembang kurikulum
masyarakat, dll. Sehingga hal tersebut bisa dijadikan acuan untuk
perbaikan dan pengembangan kurikulum yang akan datang sehingga
peserta didik mampu mencapi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dengan seefektif mungkin. (Juanda,2022)

2. Pendidikan Agama Islam


a. Definisi
Pendidikan agama Islam adalah “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam”. Dari pengertian
tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam merupakan komponen
yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam.
Menurut Zakiyat Daradjat, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam menyiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami
dan menghayati sehingga dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan.
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan agama Islam adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).
Pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk membentuk kepribadian yang
utama yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan norma dan ukuran Islam.

b. Urgensi Pendidikan Agama Islam


Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, mulai dari
Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an
dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan tuntutan
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan KTSP 2006 harus memenuhi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut harus
dikembangkan secara terpadu dalam setiap bidang kajian Pendidikan Agama
Islam, seperti Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqh, dan Sejarah Peradaban
Islam.
Pendidikan memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia. Islam, sebagai
agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius terhadap
perkembangan pendidikan bagi keberlangsungan hidup manusia. Menurut
(Sinurat, 2022) bahwa Pendidikan sebagai sebuah proses niscaya akan melahirkan
banyak manfaat dan hikmah besar bagi perjalanan hidup umat manusia.
Pendidikan Islam harus dapat menumbuhkembangkan seluruh potensi dasar
(fitrah) manusia terutama potensi psikis dengan tidak mengabaikan potensi
fisiknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Al-Ghazali yang menyatakan bahwa
pendidikan Islam harus dapat mengaktifkan dan mengoptimalkan potensi
rohaniah peserta didik dengan tidak mengabaikan potensi jasmaniahnya. Dalam
konteks pengembangan potensi inilah, pendidikan Islam harus dapat memenuhi
beberapa keinginan, harapan dan kebutuhan anak didik, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
Pendapat M. Arifin dalam (Irwansyah, 2021) mengemukakan bahwa
pendidikan agama setelah diwajibkan di sekolah-sekolah, meskipun masih perlu
11
disempurnakan terus, menunjukkan bahwa pengaruhnya dalam perubahan tingkah
laku remaja adalah relatif lebih baik dibanding dengan kondisi sebelum
pendidikan agama tersebut diwajibkan. Sekurang-kurangnya pengaruh
pendidikan agama tersebut secara minimal dapat menanamkan benih keimanan
yang dapat menjadi daya preventif terhadap perbuatan negative remaja atau
bahkan mendorong mereka untuk bertingkah laku susila dan sesuai dengan norma
agamanya. Pendidikan agama mempunyai peranan penting dalam membentuk
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, ketakwaan kepada TuhanYang Maha Esa, dan
berperilaku/ akhlak mulia.
Pendidikan Islam harus dapat menumbuhkembangkan seluruh potensi dasar
(fitrah) manusia terutama potensi psikis dengan tidak mengabaikan potensi
fisiknya. Hal ini sejalan dengan pendapat alGhazâli yang menyatakan bahwa
pendidikan Islam harus dapat mengaktifkan dan mengoptimalkan potensi
rohaniah peserta didik dengan tidak mengabaikan potensi jasmaniahnya. Dalam
konteks pengembangan potensi inilah, pendidikan Islam harus dapat memenuhi
beberapa keinginan, harapan dan kebutuhan anak didik, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.(2015).

c. Materi Pendidikan Agama Islam


Materi atau kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah terdiri atas
beberapa aspek, yaitu aspek Al-Qur’an Hadits, Keimanan atau Aqidah, Akhlak,
Fiqh (Hukum Islam), dan aspek Tarikh (Sejarah). Meskipun masing-masing
aspek tersebut dalam praktiknya saling terkait, namun jika dilihat secara teoritis
masing-masing aspek mempunyai karakteristik sendiri. Aspek Al-Qur’an Hadits,
menekankan pada kemampuan baca tulis yang benar, memahami makna secara
tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari. Aspek Aqidah, menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan atau keimanan yang benar serta dapat menghayati
dan mengamalkan nilainilai asmaul husna. Aspek Akhlak, menekankan pada
pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Fiqh, menekankan pada kemampuan cara
melaksanakan ibadah dan muamalah yang baik dan benar. Sedangkan aspek
Tarikh dan kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), dan sebagainya.
Kurikulum pendidikan agama Islam pada dasarnya akan mengantarkan peserta
didik agar mempunyai kemantapan akidah dan kedalaman spiritual, keunggulan
akhlak, wawasan dan pengetahuan iptek yang luas, dan kematangan profesional.
Secara praktis pendidikan agama Islam bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian muslim yang memiliki kemampuan kognitif, afektif, normatif, dan
psikomotorik yang kemudian diwujudkan dalam cara berfikir, bersikap dan
bertindak dalam kehidupannya.

d. Sekolah Islam Terpadu


Pendidikan Muhammadiyah merupakan gabungan antara sistem sekolah
model Belanda dan pesantren. Dengan predikatnya sebagai pembaharu,
Muhammadiyah menyusun kurikulum pengajaran di sekolah sekolahnya mendekati
rencana pelajaran sekolah sekolah pemerintah. Pada pusat-pusat pendidikan
Muhammadiyah disiplin-disiplin sekuler (ilmu umum) diajarkan, walaupun Ia
mendasarkan sekolahnya pada masalah-masalah agama.

Dasar dari tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah adalah:


melatih manusia Muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, tanggap, percaya
pada diri sendiri, teratur, tanggung jawab, tumbuh rasa nasionalisme, memajukan dan
memperkembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, dan beramal untuk
tercapainya masyarakat unggul, makmur dan adil yang diridhoi Allah SWT.
Pendidikan Muhammadiyah ditujukan oleh Majelis Dikdasmen Muhammadiyah
dengan menuangkannya dalam beberapa Kualitas Output Dasar Pendidikan dan
Menengah Muhammadiyah, yakni: Pertama, Kualitas Keislaman. Keislaman adalah
ciri khas dari pendidikan Muhammadiyah. Keislaman adalah dasar serta tujuan dari
cita-cita dalam tahap dan pendewasaan manusia yang digagas oleh Muhammadiyah.

Sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan menjadi institusi yang mencetak


manusia yang unggul, sekolah/ pesantren Muhammadiyah haruslah menekankan
untuk melahirkan peserta didik yang memprioritaskan nilai-nilai agama Islam.

Kedua, kualitas kebangsanegaraan. Kualitas ini berkaitan dengan nasionalisme


peserta didik. Perasaan nasionalisme akan tumbuh berkembang bila setiap warga
13
negara mematuhi hukum, dengan lebih mengedepankan pelaksanaan kewajiban
sebelum menuntuk hak.

Ketiga, kualitas keilmuan. Kualitas keilmuan adalah tingkat kemampuannya


peserta didik dalam menyerna pengetahuan yang diajarkan. Keempat, kualitas bahasa.
Kualitas bahasa adalah memiliki kecakapan dasar dalam berbahasa asing, khususnya
bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kelima, kualitas keterampilan, adalah keterampilan
atau kemampuan menggunakan teknologi, khususnya teknologi komputer dan
informasi.

B. Penelitian yang Relevan


Dari hasil penelusuran peneliti, ditemukan sekurang kurangnya 10 penelitian
terdahulu selama 5 tahun terakhir dari tahun 2024-2020 yang memiliki keserupaan
dengan judul yang akan diteliti, diantaranya sebagia mana berikut:

Pertama, adalah penelitian yang dilakukan oleh Asri Fitriani Gina Ramadan
pada tahun 2019 yang membahas tentang IMPLEMENTASI KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG
Metode yang digunakan adalah deskriptif data yang diambil menggunakan teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Peneliti menemukan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi dalam kurikulum
PAI di SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG.

Kedua, adalah penelitian yang dilakukan oleh Devi Umi Solehah pada tahun
2022 yang membahas tentang ANALISIS EVALUASI KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MODEL CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS,
PRODUCT) DI SMP MUHAMMADIYAH 60 MEDAN. Metode yang digunakan
adalah deskriptif data yang diambil menggunakan pendekatan penelitian evaluatif
yang subjeknya yaitu guru PAI SMP Muhammadiyah 60 Medan. Data dan informasi
dikumpulkan melalui study document/ analisis dokumen, observasi dan wawancara
Peneliti menemukan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi dalam Evaluasi
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di SMP Muhammadiyah 60 Medan.
Ketiga, adalah penelitian yang dilakukan oleh Arham Junaidi Firman pada
tahun 2020 yang membahas tentang MODEL PENGEMBANGAN DAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 DEPOK
YOGYAKARTA Metode yang digunakan adalah deskriptif data yang diambil
menggunakan penelitian kualitatif dengan lokus SMP Muhammadiyah 1 depok
yogyakarta. Subyek pengumpulan data adalah waka kurikulum dan guru pendidikan
agama Islam yang dilakukan melalui observasi empiris, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Peneliti menemukan bahwa ada 2 aspek pertama, pengembangan
kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta
(MUSADE) menggunakan dasar sebagai acuan dan sesuai dengan langkah-langkah
pengembangannya serta telah melibatkan berbagaipihak dalam kurikulum. proses
pengembangan. Selain itu, pengembangan kurikulum juga menekankan pada
penguatan pendidikan karakter yang tercermin dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kedua, implementasi kurikulum di SMP
Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta (MUSADE) terlihat dari guru pendidikan
agama Islam yang telah mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan pemahaman guru
terhadap kurikulum. Penerapan kurikulum mencakup tiga aspek yaitu perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi proses
pembelajaran, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala.

Keempat, adalah penelitian yang dilakukan oleh Dyan Anita Febriana Dewi
dan A Sulaeman pada tahun 2020 yang membahas tentang Implementasi Kurikulum
2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah Wanadadi. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dan informasi dikumpulkan melalui
penyajian data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Peneliti menemukan
bahwa kurikulum 2013 terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Muhammadiyah Wanadadi dilakukan dengan tiga tahap yaitu: Tahap persiapan yang
meliputi sosialisasi, persiapan buku pembelajaran, adaptasi guru dengan seluruh
administrasi terkait kurikulum 2013, membuat perangkat pembelajaran dan
pengadaan proyektor. Tahap proses meliputi proses pembelajaran internal dan
eksternal. Tahap penilaian meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kendala yang dihadap adalah adaptasi teknis, kurangnya sumber belajar, kurangnya
alokasi waktu, penyusunan RPP yang rumit, pelaksanaan dan pengolahan hasil
15
penilaian, sarana dan pra sarana. Upaya yang dilakukan dengan musyawarah, kreatif
dalam pembelajaran, penyediaan sarana dan prasarana, sering dilakukan sosialisasi,
studi banding, evaluasi guru, dan pengecekan perangkat pembelajaran.

Kelima, adalah penelitian yang dilakukan oleh Putry Pamella Yunistiana pada
tahun 2021 yang membahas tentang IMPLEMENTASI MANAJEMEN
KURIKULUM DI SMP MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang
digunakan ialah analisis deskriptif. Peneliti menemukan bahwa implementasi
manajemen kurikulum di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga menggunakan tiga
kurikulum yang dijadikan pedoman dalam pembelajaran yaitu kurikulum 2013,
kurikulum dikdasmen dan kurikulum madrasah. Pada pengimplementasian kurikulum
di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dalam perencanaannya dilaksanakan pada awal
tahun ajaran baru dengan menggunakan pendekatan “Grass Roots Approach”, untuk
pengorganisasiannya sekolah membuat tim yang terdiri dari 4 orang yang membawahi
Standar Isi, Standar Proses, SKL, dan Standar Penilaian. Pelaksanaan kurikulum
dilaksanakan pada tingkat kelas yang dipegang oleh guru dan tingkat sekolah oleh
kepala sekolah. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara rutin diakhir tahun untuk
mengukur capaian tujuan pendidikan. Pengembangan kurikulum SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga unggul dan menonjol pada kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler, ada 25 kegiatan ekstrakurikuler dan 10 Program unggulan yaitu
Tahfidz 3 Juz, Sains Al-Qur’an,, bilingual, Sister school Field Trip Student Exchange,
Evaluasi Belajar Berbasis Android, Darut Taqwa Camp, Imtihan Lit Tahfidz, Robotik,
dan Multimedia. Model pengembangan yang sesuai dengan SMP Muhammadiyah
Plus Salatiga adalah model Tyler.

Keenam, adalah penelitian yang dilakukan oleh Syifaun Nadhiroh dan Isa
Anshor pada tahun 2023 yang membahas tentang IMPLEMENTASI KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Metode yang
digunakan adalah penelitian kualitatif, jenis data yang dihimpun berupa kualitatif dan
kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, interview dan
dokumentasi, bersumber primer dan sekunder. Peneliti menemukan bahwa bahwa: 1)
Penerapan kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran memusatkan pada
keaktifan peserta didik dengan harapan kemampuan berpikir kritisnya berkembang; 2)
Implentasi kurikulum merdeka belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
berkonstribusi bagi pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 3)
Peningkatkan kemampuan berpikir kritis dilakukan guru dengan menggunakan
berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, serta menerapkan media
pembelajaran inovatif. Guru melatih peserta didik untuk berpikir kritis dengan
menalar, menilai dan mengambil sebuah keputusan untuk menentukan kelebihan dan
kerugian yang harus dihadapi secara sistematis.

Ketujuh, adalah penelitian yang dilakukan oleh Rafik Tri Hardian dan Hendro
Widodo pada tahun 2023 yang membahas tentang Pengembangan Kurikulum Ismuba
Di SMP Muhammadiyah Muntilan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, reduksi, dan pengolahan
data sesuai dengan tujuan penelitian Peneliti menemukan bahwa penggunaan
kurikulum di SMP Muhammadiyah Muntilan menggunakan kurikulum ISMUBA dari
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pengembangan kurikulum ISMUBA dilaksanakan dalam dua sisi, yaitu di dalam
sekolah seperti, Lomba JEDA Penilaian Siswa dan diluar sekolah seperti
pengaplikasian Praktek Ibadah yang sudah di ajarkan (Shalat Fardhu, Shalat Sunaah,
Shalat Jenazah dan Thaharah). Tetapi faktor penghambat pada kurikulum diperlukan
evaluasi guru dan fasilitas buku ajar untuk selalu berinovasi dalam proses
pembelajaran dan menambah minat dalam literasi

Kedelapan, adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hambal


Shafwan dan Matsuni pada tahun 2021 yang membahas tentang IMPLEMENTASI
AUTHENTIC ASSESMENT PADA PEMBELAJARAN PAI BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 DI SMP MUHAMMADIYAH SUNGAILIAT KABUPATEN
BANGKA. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Peneliti menemukan bahwa penelitian
penulis sebagaimana tertuang dalam lembar observasi, telah dilakukan dengan baik
oleh guru PAI sesuai tuntutan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Penilaian KI-1 dan KI-2 melalui observasi, penilaian diri,
17
penilaian antar teman dan jurnal guru. Penilaian KI-3 melalui tes tulis dan tes lisan.
Sedangkan Penilaian KI-4 melalui kinerja, produk, proyek dan portofolio. Namun
dalam beberapa hal masih perlu perbaikan dan peningkatan.

Kesembilan , adalah penelitian yang dilakukan oleh Yudi Candra Hermawan,


Wikanti Iffah Juliani dan Hendro Widodo pada tahun 2020 yang membahas tentang
KONSEP KURIKULUM DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Peneliti menemukan bahwa
kurikulum mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa
bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-
pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan
yang bertujuan mencapai target/ tujuan yang diinginkan. Begitu pula memperhatikan
beberapa hal diantaranya sesuai dengan fitrah manusia, mencakup kepentingan umat
Islam pada umumnya, bersifat realistic, komprehensif dan kontinuitas.

Kesepuluh, adalah penelitian yang dilakukan oleh Yogi Wibisono pada tahun
2020 yang membahas tentang PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM ISMUBA DI SMP MUHMAMMADIYAH PAKEM SLEMAN
YOGYAKARATA. Metode yang digunakan adalah deskriptif data yang diambil
menggunakan teknik penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunakan wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Peneliti menemukan bahwa penggunaan kurikulum di SMP
Muhammadiyah Pakem, tidak menggunakan kurikulum pendidikan agama Islam,
melainkan menggunakan kurikulum ISMUBA, yaitu produk majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Muhammadiyah. Pengembangan kurikulum ISMUBA
dilaksanakan dalam dua sisi, yaitu intenal dan eksternal. Hasil analisis field research,
pengembangan dan implementasi kurikulum ISMUBA bisa dikatakan baik dan
kompleks. Tetapi diperlukan evaluasi guru untuk selalu berinovasi dalam proses
pembelajaran.
Penelitiaan ini memiliki kesamaan dari aspek kurikulum, aspek
kemuhmmadiyaha, bahwa kedua penelitian ini memiliki bahasan yang sama. Namun
demikian penelitian sebelumnya hanya berfokus pada kurikulum dan dilaksanakan di
sekolah tersebut sedangkan penulis berfokus pada kurikulum PAI dan dilaksanakan di
SMP Muhammadiyah Karawang.
C. Kerangka Berfikir
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan kerangka
berifkir, diantaranya adalah judul, masalah utama, teori dan metode. Berikut
adalah contohnya:
a. Judul Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah
Karawang
b. Masalah Utama Penerapan kurikulum PAI di SMP Muhammadiyah karawang.
c. Pertanyaan Bagaimana tujuan, materi, metode dan evaluasi PAI di SMP
Penelitian Muhammadiyah Karawang
d. Teori Kurikulum, Pendidikan Agama Islam
e. Metode Kualitatif (Wawancara dan Dokumentasi)

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Kualitatif Deskriptif dengan
menggunakan metode studi kasus atau field reseach.

B. Sumber Data
Terdapat dua sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti yang meliputi
sumberdata primer dan sekunder. Berikut adalah penjelasannya:
1. Data Primer
Data primer diambil dari hasil wawancara dengan pemangku
kepentingan baik kepala sekolah maupun, guru koordinator MGMP PAI,
maupun dengan guru PAI. Demikian pula dengan metode observasi dari
proses pembelajaran PAI yang belangsung di sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder diambil dengan menggunakan metode dokumentasi
dengan mengumpulkan beberapa bukti tertulis berupa catatan, laporan,
arsip, maupun selain cataan berupa foto maupun video terkait kurikulum
pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah Karawang.

C. Teknik Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dengan beberapa tekhnik yaitu :
1. Observasi, dengan melakukan pengamatan ditempat penelitian secara
umum maupun spesifik pada proses pembelajaran PAI.
2. Wawancara, dengan melukan wawancara pada pihak yang bersangkutan
seperti kepala sekolah, koordinator MGMP PAI, dan guru mapel PAI.
3. Dokumentasi, dengan mendokumentasikan data pendukung dari mulai data
terulis hingga bersifat audio visua.
D. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pada penelitian ini data dipastikan keabsahannya dengan menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Trianggulasi sumber dengan mencocokan antara satu sumber dengan
sumber lainnya.
2. Tianggulasi waktu dengan mencocokan hasil wawancara pada waktu yang
berbeda untuk dilihat konsistensi atas jawaban yang telah disampaikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, D. A. F., & Sulaeman, A. (2020). Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah
Wanadadi. Alhamra Jurnal Studi Islam, 1(1), 47-57.

Hamdi, M. M. (2020). Evalusi kurikulum pendidikan. Intizam: Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam, 4(1), 66-75.

Hardian, R. T., & Widodo, H. (2023). Pengembangan Kurikulum Ismuba Di SMP


Muhammadiyah Muntilan. Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan
Keislaman, 12(2), 338-351.
Hardian, R. T., & Widodo, H. (2023). Pengembangan Kurikulum Ismuba Di SMP
Muhammadiyah Muntilan. Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan
Keislaman, 12(2), 338-351.
Hermawan, Y. C., Juliani, W. I., & Widodo, H. (2020). Konsep Kurikulum Dan Kurikulum
Pendidikan Islam. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam, 10(1), 34-44.

Juanda, J., & Tamsir, N. (2022). PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA.

Junaidi, A, Firman. (2022). MODEL PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI


KURIKULUM PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 DEPOK YOGYAKARTA.
JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education Vol. 3, No. 1, April
2020 [1]
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1-13. Agustang, A., &

Mohammad Zaini, M. Z. (2020). Manajemen kurikulum terintegrasi: kajian di pesantren dan


madrasah (Vol. 1, No. 1). Penerbit Pustaka Ilmu.

Muaz., Alawi, D., Ruswandi, U., Samsul, B, Arif. (2023). Urgensi Pendidikan Agama Islam
dalam Sistem Pendidikan Nasional. JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN:
2614-8854), Volume 6, Nomor 1, Januari 2023 (574-582), 577-579.
Mutiara, I. A. (2021). Masalah Pendidikan di Indonesia.
Nadhiroh, S., & Anshori, I. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Fitrah: Journal of Islamic Education, 4(1), 56-68.
Nurul, A, Hidayah. (2022). URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
DALAM PANDANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SOKANEGARA
KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR BANYUMAS. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri, Purwokerto.
Pamella Yunistiana, P., & Abidin, Z. (2021). Implementasi Manajemen Kurikulum Di SMP
Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2020/2021 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Ramadan, A. F. G. (2019). IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP MUHAMMADIYAH 6 BANDUNG (Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia).
Ramadhana, A., & Meitasari, I. (2023). KAJIAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP
KUALITAS HIDUP MASYARAKAT. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi p-
ISSN: 2477-8192 dan e-ISSN: 2502-2776. Volume 8 No. 2 April 2023, 38.
Shafwan, M. H., & Matsuni. (2021). Implementasi Authentic pada Pembelajaran PAI
berdasarkan kurikulum 2013 di SMP Muhammadiyah Sungailiat kabupaten Bangka :
STUDIA RELIGIA JURNAL PEMIKIRAN DAN PENDIDIKAN ISLAM.
Solehah, D. U. (2022). Analisis Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Model CIPP
(Context, Input, Process, Product) di SMP Muhammadiyah 60 Medan (Doctoral
dissertation, State Islamic University of North Sumatera).
Suhiroh, I., & Zuhri, S. (2021). PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
Geneologi PAI Jurnal Pendidikan Agama Islam p-ISSN: 2407-4616 e-ISSN:2654-
3575, Vol. 8, No.02 (Juni -Desember) 2021, 392.

Sukirmiyadi, S. (2018). English For Students of Economics, Business, Communication, &


Social Sciences.

Triwiyanto, T. (2022). Manajemen kurikulum dan pembelajaran. Bumi Aksara.

23
Wibisono, Y. (2020). Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum Ismuba Di Smp
Muhmammadiyah Pakem Sleman Yogyakarata. At-Tajdid: Jurnal Pendidikan Dan
Pemikiran Islam, 3(2), 167-179.

Wirabumi, R. (2020, October). Metode Pembelajaran Ceramah. In Annual Conference on


Islamic Education and Thought (ACIET) (Vol. 1, No. 1, pp. 105-113).

Zarro, M., Yunani.,Dhita, A.N. (2020). Muhammadiyah sebagai gerakan islam dan
pendidikan. FACTUM: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 3 (1).

Anda mungkin juga menyukai