Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

“MENELAAH KERANGKA DASAR KURIKULUM 2006”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

IASRO MARDONGAN SILABAN (4223121050)

JOY CATHRINE OKTA KASIH (4221121004)

LIA KRISTIANI MANIHURUK (4223121005)

RIFA ARDHANA GUNAWAN (4223121009)

SARAH CHAIRANI (4221121030)

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Ida Wahyuni, M.Pd

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat serta karunia-Nya,
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Menelaah Kerangka Dasar
Kurikulum 2006” ini. Tugas ini dibuat semestinya untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Telaah Kurikulum yang diampu oleh Ibu Dra. Ida Wahyuni Lubis, M. Pd.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam
berfikir maupun memahami pembelajaran Telaah Kurikulum bagi para pembacanya dan mampu
memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jika di dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Karena
itu kami sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannnya kami ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Februari 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

I.1.Latar Belakang ............................................................................................................ 1

I.2.Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

I.3.Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

II.1. Hakikat Kurikulum 2006 ......................................................................................... 2

II.2. Landasan Kurikulum 2006 ...................................................................................... 2

II.3. Prinsip Kurikulum 2006........................................................................................... 4

II.4. Struktur Kurikulum 2006 ........................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

III.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 9

III.2. Saran......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Salah satu yang mempengaruhi sistem pendidikan ialah kurikulum. Kurikulum adalah
suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang
satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi
pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju
suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama di antara seluruh subsistemnya.
Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik, maka sistem kurikulum
akan berjalan kurang baik dan maksimal oleh sebab itu kurikulum berperan penting sekali.

Kurikulum harus bisa mengikuti alur yang ada pada masyarakat. Kurikulum harus dapat
menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam setiap persoalan yang dihadapi. Sehingga sudah
selayaknya kurikulum terus dan terus diperbaharui dan dikembangkan. Sejalan dengan zaman,
tantangan di dunia pendidikan dalam rangka membekali siswa siswi menjadi pribadi lurus dan
siap hidup dalam keadaan apapun. Kurikulum harus responsif dan komprehensif dalam
kehidupan sosial tidak overload, relevan, dan mampu menyeimbangkan keberagaman dan
keperluan dalam setiap masa. Dalam menghadapi kondisi Indonesia yang mengalami krisis
moral yang disebabkan merosotnya nilai-nilai karakter bangsa, dan lahirnya para generasi yang
tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kerangka dasar kurikulum 2006?

2. Bagaimana hakikat kurikulum 2006?

3. Bagaimana landasan kurikulum 2006?

4. Bagaimana prinsip kurikulum 2006?

5. Bagaimana struktur kurikulum 2006?

I.3. Tujuan

Untuk mengetahui tentang kerangka dasar, hakikat, landasan, prinsip, dan struktur kurikulum
2006.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Pada kurikulum 2006 kerangka dasar kurikulum meliputi filosofis, yuridis dan
konseptual, dengan struktur kurikulum yang meliputi :

a. Standar isi, yaitu SKL, mata pelajaran, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi
dasar mata pelajaran.

b. Standar proses

c. Standar kompetensi lulusan

d. Standar penilaian

II.1. Hakikat Kurikulum 2006

Pada hakikatnya KTSP adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang ada di
Indonesia. Itu dikarenakan kurikum sebelumnya bersifat centralisitk, sehingga tidak sesuai
dengan kebutuhan pendidikan daerah. Dengan adanya ktsp, daerah dapat menentukan apa yang
menjadi kebutuhan pendidikannya masing-masing. Hal ini sesuai dengan semangat otonomi
daerah, dimana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian
menjadi tanggung jawab daerah. Oleh sebab itu, dilihat dari pola atau model pengembangannya,
ktsp merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralisitk.

II.2. Landasan Kurikulum 2006

a. Landasan Filosofis.

2
Setiap proses pendidikan berangkat dari landasan filosofis yang melatar belakangi
tentang pandangan hakikat sifat dasar manusia. Dengan berbagai pandangan tentang
manusia akan berpengaruh terhadap konsep pendidikan. Konsep KTSP didasarkan pada
landasan filosofis tentang manusia telah memiliki potensi bawaan yang perlu diberikan
respon atau rangsangan yang tepat sesuai dengan fitrahnya. Pendidikan hendaknya
menyediakan pengalamanpengalaman baru yang dikaitkan dengan pengalaman yang
dimiliki peserta didik menjadi sebuah pengetahuan. Pendidikan diarahkan terhadap siswa
untuk mengembangkan dirinya melalui pengalamanpengalaman yang disediakan di
sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang kontekstual, artinya bahwa
pengalaman di luar kelas dibawa ke dalam kelas. Proses pembelajaran dapat dilakukan di
mana saja, kapan saja, asal masih dalam kerangka edukatif. Pendidikan memberikan
pengalaman kepada siswa melalui bentuk-bentuk perbuatan yang melibatkan semua
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi tugas guru adalah menentukan
pengalaman belajar siswa, memilih strategi mengajar, dan menilai tingkat pencapaian
kompetensi siswa. Sanjaya (2010) menyatakan bahwa: KTSP pada hakikatnya berfungsi
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempertahankan, mengembangkan, dan
dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu dalam proses
pengembangan KTSP harus mencerminkan sistem nilai yang ada di masyarakat. Sistem
nilai yang berlaku di masyarakat adalah Pancasila, oleh karena itu membentuk manusia
pancasilais merupakan tujuan dan arah pendidikan. Dengan demikian isi kurikulum yang
dikembangkan harus memuat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila (Sanjaya, 2010:45).
Atas dasar nilai-nilai Pancasila itulah KTSP diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai sikap, dan memuat, kemahiran, ketepatan,
dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KTSP mencakup sejumlah kompetensi
dan seperangkat tujuan pembelajaran, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam bentuk
perilaku atau keterampilan peserta didik sekurangkurangnya tingkat kompetensi minimal.
b. Landasan Psikologis.
Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang di dalamnya merupakan reaksi terhadap
proses yang ditentukan, dengan memperhatikan kebutuhan dan minat anak. Syamsuddin
(2008) mengatakan bahwa: Dalam mengembangkan kurikulum siswa selalu dijadikan
salah satu pokok pemikiran agar dapat menguasai kompetensi tertentu, mengubah
sikapnya, menerima norma-norma, dan menguasai keterampilan. Persoalan yang amat
penting adalah bagaimanakah siswa itu belajar, bagaimanakah proses belajar itu
berlangsung, dan dalam keadaan bagaimanakah belajar itu dapat memberi hasil efektif.
Dengan demikian kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan efektif
sehingga muncul beberapa teori tentang belajar. Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa
kurikulum disusun dengan memperhatikan perkembangan pribadi siswa dalam usaha
memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya. Kurikulum disusun dari suatu kesatuan
yang utuh, pokok-pokok yang diajarkan secara garis besar. Selain itu dalam pembelajaran
siswa mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan untuk

3
mengembangkan manusia seutuhnya. Sukirman (2012) berpendapat: Sesuai aliran
psikologi behaviorisme dan humanistik yang mengandung makna pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan dan penguasaan terhadap kompetensi serta
menekankan pada pengembangan manusia seutuhnya. Dengan demikian psikologi
behaviorisme dan humanistik inilah yang dijadikan sebagai salah satu landasan

c. Landasan Yuridis KTSP


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilandasi Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam UU 20/2003 dikemukakan bahwa: Standar
Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Selain itu juga
dikemukakan bahwa: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, Keterampilan/Kejuruan dan Muatan Lokal. Dalam PP 19/2005 dikemukakan
bahwa: KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI).SKL adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan standar isi
adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Undang-undang dan peraturan pemerintah di atas merupakan landasan yang harus
dipenuhi dalam menyusun kurikulum KTSP.

II.3. Prinsip Kurikulum 2006

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2006 yang merupakan dasar bagi penyusunan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan panduan dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 61 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

4
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan
yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional
dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

II.4. Struktur Kurikulum 2006

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang
dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


5
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran
sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1. Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

4. Pengaturan Beban Belajar

a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB /SMK/MAK
kategori standar.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.

6
d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap
muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem satuan kredit semester
(sks) mengikuti aturan sebagai berikut.

i atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan


kegiatan mandiri tidak terstruktur.

AK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan


terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri tidak terstruktur.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar
antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh
masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
dan

d. lulus Ujian Nasional.

7. Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait.

8. Pendidikan Kecakapan Hidup

a. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK dapat


memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

7
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.

b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.

8
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum nasional yang digunakan di Indonesia untuk
pendidikan dasar dan menengah. Makalah yang menelaah kerangka dasar kurikulum 2006
mengulas tentang tujuan dan prinsip utama kurikulum tersebut, serta memberikan gambaran
tentang struktur dan isi dari kurikulum tersebut.

Berdasarkan analisis makalah tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum 2006
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

 Mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan menekankan


pada pengembangan keterampilan dasar seperti berpikir kritis, berkomunikasi, dan
berkolaborasi.
 Menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa lebih aktif
dalam mengembangkan pengetahuannya.
 Menekankan pada pembelajaran holistik, yang mengintegrasikan beberapa bidang studi
sehingga siswa dapat memahami hubungan antara berbagai aspek dari pengetahuan.

Namun, di sisi lain, kurikulum 2006 juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:

 Mengandalkan evaluasi yang hanya berfokus pada tes akhir tahun, yang mungkin tidak
memberikan gambaran yang akurat tentang kemampuan siswa.
 Kurangnya pengembangan kemampuan pedagogis guru, sehingga implementasi
kurikulum mungkin tidak optimal.

III.2. Saran

 Mendorong pengembangan evaluasi formatif yang berkelanjutan, sehingga guru dapat


secara terus-menerus memantau kemajuan siswa.
 Meningkatkan pelatihan guru untuk pengembangan kemampuan pedagogis mereka,
sehingga mereka dapat lebih efektif dalam mengajar sesuai dengan kurikulum 2006.
 Terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum agar dapat lebih tepat dalam
mempersiapkan siswa untuk masa depan dan memenuhi kebutuhan pendidikan di
Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.

Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

10

Anda mungkin juga menyukai